Wajah Ceria dari Niki nampak sekali terlihat,
Anak kecil yang berusia 5 tahun itu terus saja memaksa ibunya untuk segera berangkat.
"Tunggu sebentar nik, ayahmu sedang membereskan keperluan kita." Ujar wanita yang baru berusia 25 tahun itu
Dengan wajah yang lugu ia berlari2 kecil mendekati ayahnya, seorang laki2 yang dulu menjadi selingkuhan ibunya, sewaktu ibunya tengah mengandung niki.
Niki tidak tau jika laki2 yang selama ini ia panggil ayah itu merupakan ayah tirinya.
Beberapa saat kemudian, barang2 yang akan mereka bawa pun sudah siap.
Ada beberapa lembar baju, alat memasak(kenceng) dan 2 gelas plastik, juga 3 buah piring seng.
Lalu ketiganya pun turun kesungai, dan naik kedalam perahu mesin milik ayah tiri niki.
Suara gemuruh mesin perahu itupun terdengar mulai menjauhi kampung.
Niki nampak sangat menikmati pemandangan di tepi2 sungai.
Di tengah sungai nampak ada sesuatu yang bulat tengah mengambang di air, berwarna oren.
Ayahnya niki memelankan laju perahu mesin nya
Lalu dengan sigap ibunya niki segera menangkap buah yang mengambang itu. Ternyata itu adalah buah Dango.
Ibunya lalu membuka buah itu dan memberikan nya pada niki.
3 jam perjalanan telah berlalu..
Matahari sudah semakin meninggi.
Perlahan2 perahu mesin itu mulai memasuki anak sungai yang berair sangat jernih, hingga akar dan bekas pepohonan tumbang terlihat jelas dibawahnya
Ayah nya niki mematikan mesin perahunya, karena dari kejauhan terlihat seekor buaya yang sedang tiduran di tepi sungai.
Ayahnya niki mencabut mandaunya hanya untuk sekedar berjaga2 kalau2 buaya itu menyerang perahu mesin mereka.
Tapi ternyata tidak, karena sepertinya buaya itu sudah kenyang.
Ayahnya Niki tak berani menghidupkan mesin perahunya, ia mendayung pun sangat pelan dan berhati2.
Treeettt.... duri uwey hutan bergesekan dengan dayung ayah niki.
Semakin mereka masuk kedalam sungai, pepohonan pun semakin tinggi dan hampir menutupi cahaya matahari masuk.
Dingin mulai terasa, niki yang semula masih terlihat ceria, malah berubah menjadi ketakutan
"Kamu yakin ini jalan nya.?" Tanya ibunya Niki
Ayah tirinya Niki terdiam, ia tidak yakin jika itu adalah jalan yang dulu pernah ia lewati untuk mencari buah.
Namun karena tidak ingin membuat anak dan istrinya takut, ayahnya niki pun mengangguk.
"Mungkin karena sudah lama tidak dilewati, makanya seperti ini." Jawab ayahnya niki
Sekitar 10 meter terdapat sebuah belokan, dan setelah belokan itu, ternyata di depan sana ada pohon besar yang tumbang dan menghalangi jalan mereka.
Sementara hari sudah beranjak malam, tak ada pilihan bagi mereka, terpaksa mereka harus beristirahat dan mendirikan lalampauan di pinggir sungai itu.
Saat sedang menebang kayu, ayahnya niki melihat sekelebat bayangan putih dibalik pepohonan.
Namun ia tak berani untuk menceritakan nya pada istrinya.
Singkatnya, lampau darurat pun akhirnya berhasil di dirikan. Lampau nya cukup tinggi, untuk menghindari serangan bitik
Bahe ataupun ular.
Lalu ibunya niki mulai memasang kelambu anti nyamuk yang ia peroleh dari pembagian di desanya.
Lalu menyuruh Niki untuk tinggal didalam kelambu sementara ia dan ayahnya niki turun kesungai guna mengambil air dan memasak.
Anak itu hanya mengangguk dan berpesan pada ibunya untuk tidak lama2.
Sepeninggal ibu dan ayah tirinya kesungai, Niki pun mulai mengeluarkan mainan nya dari dalam sebuah lanjung kecil yang ia bawa.
Sebuah mobil2an yang terbuat dari kayu, ia keluarkan.
Lalu meletakkan nya di hadapan nya.
Dari kejauhan terdengar suara2 aneh,
Kuuuuuuuung.... Kuuuuuuuuuuung.......
Suara itu semakin lama semakin mendekat kearahnya.
Dan rupanya suara itu tidak hanya di dengar oleh niki, kedua orang tuanya pun juga mendengar suara yang sama.
Lalu cepat2 ibunya menyuruh ayahnya untuk segera ke lampau, memeriksa keadaan niki.
Deg...
Jantung ayahnya seakan berhenti berdetak saat melihat lampau.
Nampak Niki bersama seseorang yang berwujud ibunya, sedang berusaha mengajak niki untuk keluar dari dalam kelambu.
Saat ayahnya niki bertatap muka dengan sosok itu, ia terus berdoa dan langsung masuk kedalam kelambu.
Pikiran nya kacau, ia yakin jika yang sedang berdiri itu adalah macan. Karena suara yang tadi ia dengar adalah suara macan. (Bukan macan tutul ya,
Macan jadi2an, tapi biasanya sangat jahat,
Biasanya macan2 seperti ini bisa berubah menjadi siapapun dan suara apapun yang mereka inginkan. Untuk menarik perhatian dari mangsanya.)
(Maaf, om mau ngiklan bentar, siapa tau ponakan ponakan om, ada yang berminat sama
Minyak-minyak Asli kalimantan, Om punya beberapa jenis.
Ada perkasih, saluang mudik, raja pemikat, raja penunduk, minyak rejeki, minyak pengasihan+penunduk+pemikat(khusus pasangan, dan minyak bidadari.
Kalau ponakan berminat, bisa langsung DM atau WA: 0856 5403 7262
Untuk info lebih lengkapnya silahkan hubungi om langsung, Terima Kasih.)
Ia juga sangat khawatir dengan istrinya, apalagi setelah sosok yang menyerupai istrinya itu pergi.
Beberapa saat kemudian saat masih dalam suasana mencekam, terdengar beberapa kali suara teriakan
Melengking.
Dengan bersenjatakan mandau, ayah tirinya niki itupun langsung meraih tubuh kecil niki dan menggendongnya, (gendongan di depan, karena kalau di belakang, di hutan apalagi malam2 itu dilarang, katanya bisa diambil mahluk lain.)
Ia berjalan dengan sangat cepat
Kearah sungai.
Namun nampak nya setelah dekat, ia melihat istrinya sedang asyik duduk di tepi sungai.
Ia duduk membelakangi air, kepalanya juga menunduk.
"Ayo kita kembali ke lampau." Ajak suaminya
Si istri langsung beranjak dari duduknya, namun ia tak mau jika
Suaminya berjalan dibelakangnya, ia beralasan kalau niki takut di belakang.
Sesampainya di lampau, si istri tidak langsung masuk, ia terlebih dulu duduk.
"Kenapa masih membawa senjata itu suamiku.?
Coba lepaskan." Ujar si istri dengan nada yang seperti menahan marah
Ayahnya Niki mulai curiga, jika yang sedang berada diantara mereka itu bukanlah Ibunya niki lagi. Melainkan jelmaan macan yang ingin memangsa mereka.
Lalu jika benar begitu, kemana ibunya niki yang asli.
Deg...
Jangan jangan...
Tiba2 angin mulai bertiup kencang, kilat mulai menyambar.
Tandanya hujan ribut akan segera turun.
"Sudah mau hujan, lebih baik kamu masuk."ujar ayahnya niki
Namun sosok yang menyerupai istrinya itu tak mau menuruti, malah pergi berlari masuk kedalam hutan.
Sementara hujan mulai turun disertai angin ribut.
Tak ada pilihan lain, ia dan niki harus tetap berada di lampau itu demi keamanan.
Meski dalam hatinya masih sangat memikirkan istrinya.
Tanpa sadar, akhirnya kedua nya ketiduran.
Saat mereka bangun di pagi hari, nampak dedaunan masih basah, beberapa pohon tumbang karena dahsyatnya angin ribut tadi malam.
Ia segera mengajak niki untuk ke sungai. Dan disana nampak, alat2 yang digunakan istrinya untuk 'mangisai behas (membersihkan beras)' ada tak jauh dari tempat ia meninggalkan istrinya tadi malam.
Sobekan baju yang digunakan istrinya pun tersangkut di kayu yang menghalangi jalan.
Sudah terjadu apa2 pada istriku, pikirnya mulai terlihat takut,
Dan hari itu juga ia memutuskan untuk pergi menyusuri sungai mencari kemana gerangan macan itu membawa istrinya. Ia juga berharap, kalau istrinya bisa selamat. Meski itu adalah hal yang mustahil.
Seharian tanpa makan, dan hanya sesekali minum air dari sungai itu, mereka terus mencari keberadaan ibunya niki.
Saat hari sudah menjelang malam, ayahnya Niki lalu mencoba mencari jalan ke lampau mereka. Namun sampai tengah malam, keduanya hanya berputar2 ditempat yang sama.
Tak ada jalan pulang, tak ada pencahayaan dan tak ada sesuatu yang bisa untuk dimakan. Sementara Niki seperti mulai demam.
Ayahnya sadar, kehilangan ibunya niki bukan lah kesalahan niki. Dan tidak seharusnya ia membiarkan niki kelaparan seharian.
Lalu ayahnya niki mulai mencoba untuk menyalakan api menggunakan batu dan ranting2 pohon yang kering.
Saat api mulai menyala, ia berpesan pada niki untuk tidak kemana2, karena dia harus berburu untuk sekedar mengganjal perut mereka.
Niki mengangguk dengan tubuh yang gemetar,
Ayahnya pun tak tega melihat niki yang seperti itu.
"Semoga ayah mendapatkan hewan buruan." Ucap niki dengan bibir gemetar
Namun karena hanya membawa mandau dan dalam keadaan gelap2an, ia tak bisa menangkap satupun hewan.
Ciiit..ciitt....
Suara tikus hutan terdengar tak jauh darinya.
Lalu craaaaakkkk...
Tikus itu seketika terpotong 2 bagian.
Lelaki nampak senang, namun juga terlihat jijik.
Tapi rasa laparnya dan juga niki, mengharuskan ia membawa tikus itu dan menjadikan nya makanan pengganjal perut dimalam itu.
Ia mendapatkan 3 ekor tikus di lubang yang sama, dan membawa tikus itu ke sungai. Ia membersihkan nya dan menusukkan tikus itu pada kayu.
Diperjalanan ia juga menemukan tumbuhan kalamenyu dan memetiknya untuk ditaruh didalam perut tikus yang ia bawa.
Sesampainya di tempat niki, lelaki itu mulai membakar tikus2 tersebut, sengaja ia potong kecil2 agar tidak ketahuan oleh niki.
Harum daging terbakar mulai tercium, niki langsung bangun, dan duduk menunggu daging yang di bakar ayahnya matang.
Beberapa saat kemudian, ayahnya niki menyerahkan beberapa tusuk daging tikus yang sudah di bakar itu pada niki,
Dan niki nampak sangat lahap memakan nya,
Sejujurnya, ayah nya tidak tega melihat niki, namun ia juga harus makan agar sakitnya tidak bertambah parah.
"Maafkan ayah nik." Gumam ayahnya
Setelah makan, malam itu sangat mencekam, suara2 aneh mulai terdengar.
Namun karena kelelahan mereka berdua pun akhirnya tertidur dengan sangat nyenyak, hingga pagi menjelang.
Lelaki itu terbangun, namun tak ia dapati niki disampingnya. Ia langsung bangkit dan berjalan berkeliling mencari niki.
Jejak kaki kecilnya masih membekas ditanah.
Namun jejak itu terhapus oleh sungai kecil yang membentang.
Ia mulai ragu jika niki berani menyeberangi sungai tersebut.
Namun karena khawatir dan cemas, akhirnya ia juga menyeberangi sungai setinggi pinggang itu.
Tak terasa, sudah berjam2 ia lamanya ia berjalan mencari niki, namun tetap ia tak menemukan niki.
Wajahnya sudah mulai memucat, keadaan nya pun sudah sangat lemah saat ia mendengar suara tawa niki dari kejauhan.
Ia mencoba menguatkan langkahnya, namun perlahan2 suara itu menghilang. Dan berganti dengan suara hujan yang sangat deras.
Tak jauh dari tempatnya berdiri terdapat sebuah banir kayu yang sangat besar, lalu ia pun masuk dan duduk meringkuk didalam sana.
Ia mulai menangis tersedu2 menyesali apa yang sudah terjadi, andai ia tak bertingkah sok tau, mungkin saja anak dan istrinya masih ada bersamanya sekarang.
Ia terus menangis, hingga rasa kantuk mulai menyerangnya.
Saat ia terbangun, hari sudah gelap, dan ada beberapa bitik bahe yang menggigitnya.
Rasa nyeri dan sakit gigitan bitik bahe itu mampu untuk membuat nya terus tersadar, meski rasa laparnya sudah tak tertahan.
Singkatnya..
Sudah 6 hari ia sendirian mengelilingi hutan untuk mencari anak dan istrinya namun nihil. Ia hanya bisa menemukan secarik kain yang kemungkinan adalah baju dari niki.
Ia juga terus menggenggam kain tersebut agar ia selalu ingat dengan anak istrinya yang sekarang
Entah dimana keberadaan nya.
Selama 6 hari itu pula ia memakan tumbuhan ataupun hewan2 dan ikan2 yang ia dapat disungai, tanpa dimasak.
Tepat dihari ke 7 ia mendengar suara mesin pemotong kayu dari kejauhan, dan perlahan2 suara perahu mesin mendekat kesungai yang
Berjarak tidak jauh darinya.
Dan ditengah keputus asaan nya, ia mencoba menerobos semak belukar yang dipenuhi duri untuk segera sampai ditepi sungai.
Dan benar saja, ternyata ada 4 orang dengan dua buah perahu mesin yang memang sedang mencari pemilik dari perahu cis yang hanyut dan rusak terbawa sampai ke tempat mereka biasa mencari kayu hutan untuk digunakan membuat bahan bangunan rumah.
Ayahnya niki mengucap syukur berkali2.
Ia juga menceritakan kalau anak dan istrinya menghilang dihutan setelah sebelumnya mereka mendengar suara2 macan.
Orang2 itu berusaha untuk mencari istri dan anaknya namun tetap tak dapat ditemukan, sementara hari sudah mulai sore
Lalu mereka pun memutuskan untuk terlebih dahulu.
Singkat cerita, setelah berada di desa. Mereka pun mulai menceritakan mengenai tempat tersebut. Yang konon ceritanya, hutan disekitar sungai itu adalah sarangnya para macan(mahluk halus) yang suka memangsa siapapun
Yang berani masuk kewilayah mereka, sudah banyak orang yang menghilang di sana.
Dan sementara sungai yang menjadi tujuan utamanya berada di hulu sungai tersebut.
Jadi ayah niki dari awal memang sudah salah jalan.
Setelah itu juga mereka terus mencari keberadaan niki
Dan ibunya, namun tetap tidak pernah ditemukan, hingga sekarang.
Menurut cerita, mereka sudah menjadi santapan para macan, dan kemungkinan arwahnya menjadi salah satu mahluk penunggu tempat tersebut.
----LEPAH----
----TUNTUNG----
----SELESAI----
Bagi ponakan yang mau nyawer pulsa ini nomornya- 0856 5403 7262
Namanya Silvia, usianya saat ini sekitar 40 tahunan, usia yang sangat matang untuk berumah tangga. Namun sampai cerita om tulis, silvia belum juga mendapatkan jodoh.
Padahal sejak jaman kuliah dulu, silvia ini bisa dibilang merupakan cewek populer.
Dan bahkan ia pernah menjalin hubungan diam2 dengan dosennya. Tapi hubungan itu tidak berlangsung lama karena silvia yang merupakan cewek2 populer itu merasa bosan dengan si dosen.
Nama desa maupun orang dalam cerita akan sebisa mungkin om ubah, agar tidak menyinggung beberapa pihak yang mungkin masih terkait dalam cerita.
_____
Beberapa orang lelaki berusia awal 30an, terlihat sedang mencari2 sesuatu di area pahumaan/sawah.
Mereka memakai senter dikepala dan membawa peralatan seperti wadah berukuran sedang yang memiliki tutup diatasnya. Wadah itu diikatkan pada pinggang mereka.
Panguluh, adalah manusia jadi2an yang bisa merubah dirinya menjadi binatang.
Mereka dikenal sangat brutal ketika memangsa mayat maupun saat mengganggu wanita2 hamil dan melahirkan.
Mereka ada di desa2 pedalaman, kehulu dari muara teweh hingga atas purukcahu/murungraya.
Di desa om rasth sendiri (dihilir purukcahu, tapi masih masuk wilayah kabupaten murung raya) masih terdapat sangat banyak mahluk ini.
Di beberapa thread, om rasth sudah pernah menceritakan berbagai pengalaman tentang panguluh.
Raut wajah pak budi terlihat murung, helaan nafasnya terdengar berat.
"Kita tidak ada pilihan selain pulang kekampung. Disini, dikota besar ini kita tidak akan bisa bertahan. Dan lagi uang tabungan kita sudah mulai menipis karena memaksa bertahan disini." Ujar pak budi
Ia menatap istrinya yang duduk disampingnya.
"Ya, aku setuju kalau kita pulang ke kampung saja. Mungkin dikampung kita bisa memulai usaha baru lagi."