Dua hari sebelum diterungku di rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi, Menteri Sosial Juliari Peter Batubara menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jumat pagi, 4 Desember lalu. #MajalahTempobit.ly/3nPZa8Z
Bantuan Covid-19 dari Kementerian Sosial diduga digunakan untuk membantu pemenangan pemilihan kepala daerah. Partai banteng disebut paling diuntungkan. #MajalahTempobit.ly/3pf9xDx
Sejumlah penerima bantuan sosial bahan kebutuhan pokok menilai kualitas barang yang diterima tak bagus. Harganya diperkirakan hanya Rp 200 ribu. #MajalahTempobit.ly/3atPHQB
KPK menduga Menteri Sosial nonaktif Juliari Batubara menggunakan dana hasil korupsi Bansos Covid-19 untuk berbagai keperluan. bit.ly/37C11Zf
Putra Sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan tidak pernah terlibat dalam urusan bansos Covid-19. #TempoNasional bit.ly/34z7MJc
Gibran Rakabuming Raka mengatakan tidak pernah ikut campur atau merekomendasikan pengadaan goodie bag dari PT Sritex. #TempoNasional bit.ly/3mAzwDG
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Video tumpukan sembako di Pulogadung viral di media sosial. Tempo menelusuri lokasi gudang yang ada di kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur itu. #BansosCovid19
Audit dengan tujuan tertentu oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menemukan anggaran bantuan sosial untuk korban pandemi bocor di banyak tempat. #BansosCovid19bit.ly/3mHA9Ls
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan akan menindaklanjuti informasi tentang dugaan peran anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dalam proyek bantuan sosial untuk masyarakat yang terkena dampak pandemi Covid-19. #BansosCovid19bit.ly/37F9rPz
Masih ingat dengan buku merah?
Sebuah buku yang berisi catatan transaksi keuangan yang memuat nama Tito Karnavian dan sejumlah pejabat instansi pemerintah.
Empat hari sebelum Novel Baswedan diserang, terjadi perusakan barang bukti buku merah di ruang kolaborasi lantai 9 gedung KPK. Perusakan tersebut dilakukan oleh dua penyidik KPK dari kepolisian yakni Harun dan Roland Ronaldy.
Keduanya dilaporkan menghilangkan 15 lembar catatan pengeluaran pada 7 Apil 2017 malam. mereka diduga menghapus catatan itu dengan cara memberikan Tipp-Ex pada nama-nama penerima uang, lalu merobeknya hingga terpisah dari buku merah itu.