OM RASTH Profile picture
Jan 1, 2021 104 tweets 14 min read Read on X
KELUARGA TERAKHIR

#bacahorror
#threadhorror

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
"AKU SUDAH BILANGKAN, KALAU AKU TIDAK MAU IKUT2AN..!" ujar pak sidik berbisik, wajahnya nampak sangat marah, namun ia sepertinya ia tahan agar tidak terjadi keributan lagi
Wanita itu melotot tajam kearah pak sidik, lalu berjalan dengan langkah yang sangat kasar, meninggalkan pak sidik.

-----------------
Keesokan harinya, setelah adzan subuh, terdengar pemberitahuan tentang kematian seseorang yang bernama H.Manang.

Pak sidik yang baru saja
Akan duduk di pelataran rumahnya pun sangat terkejut. Lama sekali ia menatap kosong kearah pohon di halaman rumahnya, lalu sesaat kemudian ia segera tersadar dan berlari masuk kedalam rumah.
Ia membisikkan sesuatu pada istrinya, dan istrinya yang tengah mencuci beras itupun nampak melongo dan raut wajahnya juga berubah.

"Cepat bangunkan anak2.! Kalian harus pergi dari sini secepatnya.!" Ujar pak sidik dengan bibir gemetar
Beras yang tadi di cuci istrinya itu jatuh berserakan, dan sebagian jatuh ke 'pucirin'(genangan air kotor yang ada dibawah dapur)

Lalu dengan tergesa2 istrinya segera berjalan kearah kamar anak2nya.

Dan membangunkan satu persatu anak2nya.

Saat mereka sudah siap.
Pak sidik langsung menyuruh anak dan istrinya untuk segera pergi.

"Lalu kamu bagaimana bah.?!" Tanya istrinya

"Kamu jangan khawatirkan aku, aku akan segera menyusul kalian. Cepatlah bawa anak2 pergi kekota. Ini uang tabunganku, bawa saja, insyaallah cukup untuk
Kalian bertahan di kota selama sebulan."ujar pak sidik seraya menatap wajah anak dan istrinya bergantian

Saat akan pergi, anak2 nya kembali menatap ayah mereka, namun langsung ditarik oleh ibunya agar cepat2 melangkah.
----------------
2 bulan sudah berlalu, namun pak sidik tidak pernah datang menyusul anak dan istrinya ke kota.

Uang tabungan mereka sudah lama habis, dan sekarang istrinya terpaksa harus menjadi kuli di sebuah pasar, untungnya bu sidik tidak kalah kuat bila dibandingkan
Dengan kuli laki2 di pasar itu.

Sementara 3 anaknya tak pernah ia ijinkan untuk membantunya, dikarenakan anak2 tersebut pada waktu itu masih kecil2, yang paling tua masih berusia 14 tahun, yang kedua berusia 11 tahun, dan adik mereka masih berusia 6 tahun lebih.
--------------
Bertahun telah berlalu, berkat kegigihan ibunya, kini mereka sudah mempunyai toko sendiri.
Dan juga tempat tinggal yang cukup layak meski tidak terlalu besar.
Usia si sulung sudah menginjak 23 tahun, ia kini juga telah bekerja disebuah pabrik bersama dengan adiknya.

Kita sebut saja namanya Rifat dan Rivan, sementara adik mereka yang perempuan membantu ibu mereka di toko.
Di suatu hari, Saat mereka sedang berkumpul.

Rifat mulai mengalihkan pembicaraan mereka dengan menanyakan tentang penyebab mengapa mereka pindah ke kota.

Awalnya ibu mereka tak ingin menceritakan nya, namun karena ia terus di desak oleh kedua pemuda itu.
Lalu ia pun menceritakan apa yang ia tahu di waktu dulu.

"Dulu, ayahmu itu sebelum menikah denganku. Ia merupakan salah anggota penganut aliran sesat, tak satu pun orang orang di desa tau akan hal itu, karena mereka sangat pintar dalam menyembunyikan rahasia mereka.
Mereka membujuk satu persatu dari warga di desa itu agar mau ikut dan percaya dengan apa yang mereka anut.
Jika iman orang itu kuat, mereka tidak segan2 untuk membunuhnya agar rahasia mereka tidak terbongkar dari mulut orang tersebut.
Dan pada saat ayahmu mulai mendekati kami
Nenek dan kakekmu serta aku dan kakakku yang juga merupakan paman dan bibi mu.
Tapi keadaan berbalik saat ayah kalian mulai jatuh hati padaku, ia mulai belajar tentang islam. Dan memutuskan untuk keluar dari anggota pengikut aliran sesat tersebut.
Dan berjanji
Atas nama kita semua untuk tidak akan pernah membuka mulut tentang siapa mereka.
Dan jika janji itu dilanggar, maka kita semua akan di lenyapkan.
Namun sudah berpuluh tahun sejak saat itu, mereka terus saja mengusik kehidupan kami, dan terus saja menemui ayahmu.
Lalu kakekmu yang curiga pun langsung mengikuti mereka saat mereka mengajak ayahmu bertemu di luar desa.
Namun nahas, 2 hari setelah menceritakan kejadian itu, kakek kalian meninggal dengan cara yang sungguh tidak wajar."cerita itu di akhiri dengan isak tangis oleh bu sidik
Yang kembali dipaksa untuk mengingat kejadian2 tersebut.

"Aku tidak menyangka kalau itu benar2 ada." Ujar Rivan tak percaya

"Lalu mengapa saat itu harus pindah subuh2 dari rumah.?" Tanya Rifat

Bu sidik menghela nafas panjang, lalu menghapus pelan air matanya.
"Sebelum kita mendadak pindah. ayahmu sudah di datangi oleh bibi mu yang ternyata sudah ikut bergabung dengan kelompok tersebut, ia mengajak ayahmu untuk kembali bergabung, dan rela menyerahkan kalian untuk di didik oleh mereka.
Dan juga mengatakan kalau tinggal 7 keluarga
Lagi yang belum bergabung dengan mereka termasuk keluarga kita.
Namun ayahmu dengan keras menolak, dan tetap tidak mau jika kita semua harus ikut kelompok itu. Dan keesokan harinya, salah satu kepala keluarga yang kemungkinan menolak untuk bergabung itupun di kabarkan meninggal.
Dan itu tentu saja membuat takut ayahmu, ia takut akan nasib kita. Makanya dia menyuruh kita pergi dari desa itu, sementara ia berpura2 untuk tetap tinggal disana.
Setelah kita pindah, aku tak tau lagi apakah ayahmu selamat, atau kembali bergabung dengan orang2 itu." Isak bu
Sidik

Rifat menghela nafas, pikiran nya melayang2.

Sementara Rivan masih terlihat tidak percaya.

"Apa cerita yang ibu ceritakan benar.?" Tanya Rivan

"Meski tidak ada yang tau selain kelompok mereka, namun aku yakin yang diceritakan ayahmu juga kakekmu itu benar adanya.
Bahkan saudara2 ku pun sudah ikut didalam nya."jawab bu sidik

"Kalian mau makan apa.?
Aku mau memasak makanan dulu." Ujar bu sidik mengalihkan pembicaraan
-------------------------
"Aku ingin pulang, menjemput abah." Ujar Rifat di suatu hari saat ibunya sedang memasak

Bu sidik terdiam, ia sama sekali tidak menanggapi perkataan anaknya itu.
Tapi rupanya meski tak di gubris ibunya, Rifat sudah siap dengan barang bawaan serta tekadnya.
Dan diluar Rivan juga sudah bersiap menunggu Rifat.

Melihat keseriusan anak2nya, Bu sidik langsung menggeleng.

"Tidak, kalian jangan kesana lagi.!
Ayah kalian menyuruhku untuk
Membawa kalian semua untuk bersembunyi, tapi sekarang kau akan kembali kesana.??!!"bentak ibunya

(Maaf om mau nawarin, kali aja ada tertarik sama minyak2 asli kalimantan, om punya beberapa. Ada perkasih, saluang mudik, minyak rejeki, pengasihan+pemikat+penunduk khusus pasangan,
Raja penunduk, raja pemikat dan minyak bidadari.
Kalau berminat bisa langsung DM atau WA om - 0856 5403 7262
Terima kasih)

"Lalu apakah ibu tak pernah sekalipun memikirkan bagaimana nasib abah.?" Tanya Rifat

Bu sidik terdiam, air matanya mulai menetes.

"Percayalah
Bu, aku dan Rivan akan baik2 saja.
Kami hanya ingin menjemput abah, agar kita bisa berkumpul lagi seperti dulu."ucap Rifat

"Dan kami tetap akan berangkat, dengan ada atau tanpa izin dari ibu." Lanjut Rifat membuat ibunya semakin sedih
Sekian lama terdiam, akhirnya bu sidik mengizinkan dengan syarat mereka harus berpura2 sebagai orang lain jika sudah sampai di desa.

"Itu tidak masalah bu, karena kami sudah mempersiapkan semuanya dengan baik.
Ibu hanya perlu berdoa dari sini, itu sudah cukup." Ucap Rifat
Namun saat mengantarkan kedua anaknya pergi, bu sidik mau melepaskan pegangan tangan nya dari Rifat dan Rivan.

"Kami pasti akan kembali bu." Ujar Rifat seraya melepaskan tangan ibunya

"Kalian harus saling menjaga. Dan jangan pernah meninggalkan senjata disembarang tempat.!"
Pesan bu sidik lalu bergantian menciumi anak2 nya

-------------------------
Seminggu telah berlalu..
Rifat dan Rivan baru sampai di desa itu, mereka mengalami keterlambatan dari waktu yang sudah di haruskan, karena sebelumnya mereka mengalami suatu gangguan diperjalanan.
Saat sedang berjalan, keduanya berpapasan dengan salah satu warga.

Setelah mengucapkan salam dan memperkenalkan diri, keduanya pun diantar kerumah kepala desa.

Di rumah kepala desa, mereka berdua disambut dengan sangat baik dan hangat.
Mereka berdua juga disuguhi berbagai
Macam makanan khas dari desa tersebut.

"Jadi kami akan mensurvey dulu lokasi nya pak, mungkin kami butuh waktu sekitar 1 mingguan untuk itu. Barulah nanti kami akan melaporkan nya pada atasan." Ujar Rifat
"Ya, ya, boleh, boleh. Kalau begitu kalian tidur di rumah saya saja, kebetulan saya mempunyai rumah satu lagi di belakang sana. Kalian bisa menempatinya selama kalian di desa ini." Ujar kepala desa itu dengam sangat ramah
Ia juga mengantarkan langsung kedua pemuda itu ke rumah yang ia maksudkan, dan disana ternyata sudah disiapkan 2 buah kasur dan beberapa macam peralatan yang bisa keduanya gunakan.
"Apa ini tidak terlalu berlebihan pak.?" Tanya Rifat mulai sungkan dengan kebaikan dan ke ramah tamahan pak kades tersebut

"Ah tidak. Kalian kan akan membantu memajukan desa kami, jadi kalian harus diperlakukan dengan baik, mempunyai ruangan istirahat yang nyaman
Dan juga ruangan untuk bekerja yang tenang."ucap pak kades

"Ya sudah, kalian beristirahatlah, besok saya akan mengajak kalian ke lokasi nya." Ujar pak kades
Seraya melangkah keluar

, sepeninggalnya pak kades, Rivan mulai membanding2 kan dengan cerita ibunya.

"Wajarkan kalau aku tidak percaya, karena ya memang orang2 disini sama sekali tidak satupun yang sama dengan apa yang ibu ceritakan." Ujar Rivan

"Van, fokus dengan
Niat awal kita. Jangan berpikiran seolah2 kau yang paling benar dalam hal menilai orang.
Karena kau itu hanya menilai orang dari luarnya saja.!" Ujar Rifat mulai kesal
Rivan menghela nafas lalu menjatuhkan diri di kasur, beberapa saat saja ia sudah terhanyut ke alam mimpi.

Keesokan harinya, pagi2 sekali Rifat sudah bangun dan mandi, beberapa saat setelah berpakaian
Anak gadis pak kades memanggil keduanya untuk sarapan bersama dirumahnya.

Singkatnya setelah sarapan mereka duduk2 di serambi rumah pak kades dan bercerita kesana kemari.
Lalu beberapa saat kemudian, akhirnya kedua pemuda itu dibawa berkeliling desa, rumah kerumah mereka datangi, dan tibalah saat mereka lewat dirumah masa kecil rifat dan rivan dulu. Rumah itu nampak sudah sangat tidak terurus.
"Itu rumah siapa pak.?
Kenapa di kosongkan.?" Tanya Rifat menunjuk rumah nya dulu

"Oh, itu rumah milik sidik.
Semenjak istrinya kabur meninggalkan nya dulu, dia jadi setengah gila, dan sakit2an. Lalu beberapa bulan setelahnya dia meninggal dunia." Ujar pak kades
Rifat terpaku, ia tak menyangka jika ayahnya sudah meninggal.

--------------
"Sudah tidak ada harapan lagi, lebih baik kita pulang." Ujar Rifat terlihat putus asa

Namun ia berubah pikiran saat mengetahui sebuah kenyataan, yang berhasil ia curi dengar dari pak kades.
"Kita akan tetap disini." Ujar Rifat berbisik setelah beberapa saat baru saja masuk kedalam rumah

"Hah.? Tapi tadi.."

"Abah masih hidup, mereka menyembunyikan nya di sebuah tempat. Kita harus menemukan abah secepatnya." Ucap Rifat
Rivan menatap bingung kearah Rifat, ia masih tak mengerti dengan penjelasan saudaranya itu.

"Lalu apa kau tau dimana abah.?" Tanya Rivan akhirnya

Rifat terduduk, perlahan ia menggelengkan kepalanya.

"Maka dari itu, kita harus menemukan nya dalam waktu 7 sampai 8 hari ini."
Jawab Rifat

Tiba2 terdengar suara pintu yang seperti terdorong tak sengaja, dan seketika Rifat dan Rivan menghentikan pembicaraan mereka.
Namun saat diperiksa diluar tidak ada siapapun, melainkan hanya seekor kucing hitam yang menatap tajam kearah nya.

Mereka berdua mulai merencanakan sesuatu dan juga membagi tugas agar tidak ketahuan oleh pak kades dan warga.
Malam itu, adalah malam ke 4 bagi keduanya setelah memulai pencarian.
Rifat memakai celana dan baju hitam agar tak terlihat dikegelapan.

Ia mulai berjalan mengendap2 menyusuri beberapa jalan, hingga tibalah ia di sebuah rumah tanpa jendela dan pintu yang terletak
Lumayan jauh dari desa.
Rifat berusaha mengintip kedalam, namun tak ada celah sama sekali. Rifat tak menyerah begitu saja, ia mencoba masuk kebawah rumah tersebut dan benar saja ternyata pintu masuknya ada di lantai rumah tersebut.
Dengan sangat bersusah payah, akhirnya Rifat berhasil masuk kedalam, ruangan itu berbau apek dan bercak2 hitam dimana2.

Dan tiba2 Bruuuuuuuuukkkkkk.......

Seketika gelap mulai menyelimuti penglihatan nya.
Byuuuuuurrr..... Rasa dingin dari air yang membasahi kepala hingga tubuhnya langsung menyadarkan Rifat.

Dan saat itu ia sudah terikat pada sebuah kursi kayu.

"Aku sudah menduga, bahwa kau itu adalah anak sidik yang dulu berhasil dibawa kabur oleh ibumu.
Dan pada saat kau menanyakan rumah kalian waktu dulu, apalagi saat aku melihat raut wajahmu ketika mendengar jawabanku tentang ayahmu, aku semakin yakin bahwa kalian adalah anak2 sidik. Haha.."ujar pak kades itu tertawa
Rifat berusaha untuk meronta, untuk melonggarkan ikatan nya, namun semuanya sia2 karena ikatan itu sepertinya sudah diikat mati pada tubuhnya.

Pikiran nya langsung melayang, ia takut jika Rivan di sakiti oleh orang tersebut.

"Ini sudah menjadi kehendaknya, kau kembali
Kesini untuk ikut bersama kami kembali pada apa yang seharusnya di sembah.!"lanjut lelaki itu

"Tidaaakk..!!!!
Kalian itu adalah orang2 kafir..!!
Kalian tidak punya agama..!!
Kalian penyembah iblis...!!!" Teriak Rifat

Plaaaaaaaakkkkkkk.....

Sebuah tamparan mendarat di wajah
Rifat, lelaki yang mengaku sebagai kepala desa itu begitu gusar dengan jawaban Rifat.

"Jangan pernah membanding2kan aku dan kamu.!!
Kau bicara seperti itu hanya karena kau belum pernah merasakan nikmat darinya.
Jika kau sudah merasakan kenikmatan hidup yang dia berikan,
Aku yakin pasti kau akan mengajak semua orang untuk bergabung bersamamu.
Maka dari itu, ikutlah bersama kami, ini adalah kesempatan terakhir untukmu."ujar lelaki itu lagi
Rifat memutar otaknya, ia lalu beristigfar dan membaca dua kalimat syahadat didalam hatinya, lalu berkata.

"Ya, kau benar. Aku akan ikut bersama kalian dan akan percaya dengan apa yang kalian percaya." Ujar Rifat bergetar, ia terpaksa menjawab seperti itu, karena
Lelaki tersebut sudah memegang parang panjang bersiap untuk memotong leher Rifat.

"Apa kau bersungguh2 dengan ucapanmu itu.?" Tanya nya lagi

Rifat langsung mengangguk, air matanya mulai merembes keluar, ia merasa malu pada almarhum ayahnya.
"Baiklah, kau harus mengikuti sumpah padanya agar kau diterima menjadi bagian dari kami."

Lalu ikatan tangan Rifat di lepaskan, meski begitu, parang panjang tersebut masih di arahkan si lelaki itu pada lehernya.
"Cabut rambutmu 7 helai, dan lukai tanganmu 7 sayatan, lalu tuangkan pada wadah ini. CEPAT..!!"

"Ya Allah, tolong maafkan aku ya allah. Aku terpaksa untuk melakukan ini, demi adikku, agar dia bisa selamat." Batin nya
Lalu mulai berdiri, dan mencabut rambutnya.
Ia juga meneteskan darahnya ke dalam wadah.

Rasa panas seketika menjalari tubuhnya,

"Apa yang kau rasakan.?" Tanya si lelaki

Rifat diam, ia tak mengaku merasakan panas tersebut ditubuhnya, karena takut salah jawab yang akan
Membawa nya kedalam masalah lagi, dan ternyata si lelaki nampak puas mendengar jawaban Rifat.

"Baiklah, ternyata kau bersungguh2 dalam ucapanmu." Ujar si lelaki tersebut seraya membuang parangnya
Rifat membaca sebuah surah didalam hatinya berharap bisa mendinginkan rasa panas yang semakin menjadi pada tubuhnya.

Ia juga membaca dua kalimat syahadat berulang2, hingga tiba2 rasa panas itu mulai berkurang.
"Rifaaatt..!!" Ujar si lelaki itu merasa kalau rifat tidak mendengarkan apa yang sudah ia bicarakan panjang lebar

"Ada apa.?"

"Tidak pak, tidak ada apa2." Jawab Rifat
Lali si lelaki tersebut melanjutkan penjelasan nya tentang apa yang harus dilakukan rifat dll.

Saat orang itu lengah, Rifat mengambil parang panjang tersebut dan langsung menyerang si lelaki.

Sekali tebas, kepalanya langsung putus dan darah menyembur kemana2.
Rifat sempat kaget dan terduduk, karena ia belum pernah membunuh orang.

Namun ia teringat tentang perkataan ibunya, lalu ia pun menjilat sedikit darah yang ada di parang tersebut.
Hingga ia pun kembali sedikit lebih tenang.

Lalu tanpa pikir panjang, Rifat berusaha keluar dari sana.

Dan setelah berhasil, ia langsung berlari ke arah rumah.

Beberapa saat kemudian, ia akhirnya sampai didekat rumah kades, disana banyak sekali orang.
Lalu dengan mengendap2
Ia menuju kerumah yang diperuntukkan untuk menginap oleh kades sebelumnya.

Singkatnya, saat ia sudah masuk kedalam rumah itu, disana sudah kosong, tidak ada Rivan. Dan barang mereka pun sudah berhamburan.
"Rivan..." Gumam Rifat lesu, air matanya keluar tak tertahankan lagi

Dan saat ia sudah putus asa, sebuah tangan menyentuh pundaknya..

"Sssttttt.... Tadi Mereka mencari ku.!" Bisik Rivan
"Bagaimana abah.?" Tanya Rivan seraya menarik Rifat untuk bersembunyi

"Mereka sudah tau siapa kita, mereka sengaja menjebak kita agar kita tetap berada disini."jawab rifat pelan
Kreeeekkk....
Suara langkah kaki memasuki rumah itu.

Rivan menyilangkan jari telunjuk nya dibibir.

Lalu menutup mulutnya dengan rapat, begitu juga dengan Rifat.
Dan beberapa saat kemudian suara langkah kaki itupun kembali keluar...

Pundak Rifat terasa dingin, dan ketika ia menyentuh pundaknya ada sebuah cairan berlendir yang menempel dipundaknya, seketika hal itu membuat Rifat Hampir berteriak.
"Tenang.. Tenang.. Disini aman, sepertinya orang2 itu tidak tau tentang tempat ini." Ujar Rivan seraya terus berjalan memasuki ruangan yang berada di bawah lantai tersebut.
Semakin mereka masuk kedalam, bau2an menyengat mulai menusuk hidung mereka, dan semakin lama semakin menjadi.

Hingga mereka tiba disebuah ruangan, penampakan diruangan itu sangat menakutkan, ada 4 mayat yang sudah menjadi tulang belulang, satu diantaranya adalah anak kecil.
Rifat dan Rivan seketika menutup mulut mereka.

Keduanya saling bertatap mata, seolah2 memikirkan hal yang sama.

"Apa kau memikirkan hal yang sama.?" Tanya Rifat
"Ya, kurasa."

Lalu mereka berdua terus berjalan, mencari jalan keluar yang kemungkinan berada disuatu tempat, karena jalan masuk mereka tadi mungkin sudah tidak bisa di akses lagi,
Ruangan itu lama kelamaan berubah menjadi seperti lorong panjang yang membawa mereka terus masuk kedalam tanpa adanya cahaya sedikitpun.

Mereka berjalan dan merangkak di lorong itu, hingga nampak lah sebuah cahaya yang menerobos ke celah dinding tempat tersebut.
Mereka mencoba untuk menggali tanah yang menjadi dinding lorong itu,

Aakhhh.... Erang Rifat, karena kukunya terlepas akibat terkena batu.

Darah mulai mengucur,

"Kenapa bau darahmu busuk fat.?" Tanya Rivan menghentikan galian nya dan mencoba memeriksa jari Rifat yang
Kukunya terlepas. Rifat menggeleng, wajahnya mulai terlihat panik.

"Sudah, kamu tenang saja. Mereka tidak mungkin tau dimana kita, sebaiknya kita istirahat dulu." Ujar Rivan
Saat sedang beristirahat, Rivan mulai meminta Rifat menceritakan apa yang terjadi padanya selama ia pergi mencari ayah mereka itu.

Rifat dengan wajah nya yang mulai memucat, menceritakan semuanya, juga tidak lupa tentang ia yang membunuh si kades palsu.
Rivan mengerutkan keningnya, ia mulai merasa ada yang janggal daru cerita Rifat.

Namun saat akan bertanya, ia langsung mengurungkan niatnya, lalu mulai mencoba menggali lagi.
Sebelah tangan nya sudah berhasil keluar, dan Rivan pun semakin semangat untuk segera keluar dari tempat itu.

Bruuuuukkkk... tanah2 itu berjatuhan mengenai tubuh Rivan.

Lalu saat ia akan naik, ia langsung menyuruh Rifat untuk naik terlebih dahulu.
"Kamu keluar duluan fat, kamu kan sudah lemas dan sakit." Ujar Rivan seraya berjongkok agar Rifat lebih mudah untuk naik

Singkatnya, mereka berdua pun berhasil keluar, dan ternyata dibelakang mereka tepat berada di depan rumah yang tidak memiliki pintu itu, tempat
Rifat membunuh Si kades palsu.

"Disana.! Aku membunuh nya disana van." Ujar Rifat menunjuk kearah rumah tersebut

"Disana.?" Ulang rivan lalu tanpa pikir panjang, sepertinya Rivan ingin membuktikan sesuatu.
Ia pun mulai mencari jalan masuk kedalam.

"Pintunya di bawah." Ujar Rifat

Beberapa saat kemudian, Rivan pun akhirnya berhasil masuk kedalam dan betapa terkejutnya ia saat melihat Sosok Rifat yang terikat dengan sekujur tubuh yang melepuh.
Rivan menutup mulutnya dan berjalan mundur.

Ia menggeleng2 kan kepalanya, seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia juga terus membuka tutup matanya berharap sosok itu menghilang, namun untuk kesekian kalinya matanya terbuka dan tertutup, sosok itu tetap ada
"Tidak, ini pasti tidak nyata." Ujar rivan meyakinkan dirinya sendiri lalu menarik nafas panjang dan berusaha untuk keluar dari tempat itu.

Sesampainya diluar, ia sudah tidak menemukan Rifat.
Dada nya naik turun, kepalanya seketika pusing. Namun Rivan terus mencoba untuk berlari dari tempat tersebut hingga akhirnya ia berhasil menemukan jalan utama yang menghubungkan jalan itu dengan jalan yang lebih besar lagi.
Cukup lama Rivan duduk, menunggu kendaraan yang bisa ia tumpangi dan membawanya kembali ke perkotaan.

Setelah beberapa jam menunggu akhirnya sebuah truk membawa berbagai macam sayuran melaju kearahnya, Rivan langsung berlari ketengah jalan hingga akhirnya truk itupun berhenti.
Dan sopirnya pun membolehkan Rivan untuk menumpang sampai ke terminal..

"Kamu dari mana nak.?" Tanya bapak2 yang juga sepertinya mau ke kota menjual hasil panen sayur mayurnya
"Saya dan kakak saya, dari desa 'D' kakak saya dibunuh oleh orang2 disana pak." Isak rivan

Bapak2 itu saling bertatapan dengam teman nya, lalu setelah beberapa saat terdiam ia pun berkata.

"Desa itu sudah tidak ada nak, katanya dulu desa itu terkena sebuah wabah penyakit
Yang membuat orang disana meninggal satu persatu dalam satu malam. Lalu banjir besar menyapu seluruh desa tersebut dan mayat2 nya tidak pernah ditemukan bahkan sampai sekarang. Sejak saat itu, jalan ke desa tersebut ditutup dan tidak pernah ada yang memasuki kawasan itu.
Dan menurut beberapa orang pintar, mengatakan kalau desa itu penyembah iblis. Dan kemungkinan penyebab utama mereka semua mati adalah murka nya Allah nak."cerita si bapak seraya bergidik dan memperlihatkan bulu2 tangan nya yang merinding
Seketika dada Rivan terasa sesak, lalu, bruuuuukkk..

Saat ia terbangun dari pingsan nya, terlihat sudah banyak sekali orang2 yang mengelilinginya. Dan seorang ibu2 memberikan nya segelas air putih.
Lalu terlihat pula seorang laki2 paruh baya yang mengenakan jubah putih dan sorban putih berdiri disampingnya, orang itu mulai membacakan ayat2 al-quran. Sambil mengelus kepala rivan.
Semua kejadian yang ia alami di desa bersama kakaknya pun seperti berjalan mundur, memperlihatkan detik2 kematian kakaknya yang tiba2 saja seperti terbakar dari dalam, setelah ia melakukan sumpah perjanjian dengan sosok yang sangat menyeramkan itu.
Rivan kembali tersadar, sekitaran matanya terasa panas dan terbakar.

Dan beberapa saat kemudian, Hawa dingin seperti Es turun dari tangan lelaki paruh baya itu dan mulai menjalari bagian kepala Rivan dan seterusnya turun kebagian tubuhnya hingga keujung kaki.
Sesaat kemudian, semuanya kembali normal, hanya saja kini tubuhnya sudah sangat lemas, oleh sebab itu ia di bawa kerumah si lelaki paruh baya dan di obati sampai ia kembali normal, dan bisa pulang menemui ibunya.
Seminggu telah berlalu, Kini Rivan sudah pulih dan sudah di bolehkan untuk pulang.
Tubuhnya juga sudah di rajah dan dimandikan oleh si lelaki paruh baya.
Dan semenjak kejadian itu hingga kini, Rivan selalu mengulangi kejadian2 itu didalam mimpinya, awalnya memang sangat sulit dan menyakitkan bahkan ia sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya, namun percobaan bunuh dirinya tak pernah berhasil.
Hingga akhirnya Rivan mulai mencoba untuk berdamai dengan ketakutan nya dan membiarkan mimpi itu terus hadir disetiap tidurnya, sebagai pengingat nya pada Pengorbanan Rifat.

----SELESAI----

Kalau ponakan2 mau nyawer bisa berupa pulsa dan ini nomor nya: 0856 5403 7262
Atau bisa juga klik link saweria ini-> saweria.co/donate/Omrasth…
Seikhlasnya saja....
Terima kasih..

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with OM RASTH

OM RASTH Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

Apr 20
PENGANTIN

Nama orang dan tempat sudah diubah, untuk menjaga privasi dari narsum.

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
"Cepat bah kamu ini lama sekali !!" teriak seorang ibu2 pada seorang pemuda berusia 16 tahunan

"Sebentar.. Ini baru selesai..." Jawab pemuda itu sambil berlari keluar kamar membawa tas yang tampak sangat penuh
"Kau bawa apa sebanyak ini ndi?" Tanya ibunya dengan alis mata mengerut menatap tas yang dibawa anaknya tersebut

"Kita kesana 1 minggu kan?? Aku bawa baju, celana, sabun, handuk topi, kacamata...."

"Ya sudah, cepat angkat, bawa keluar. Sebentar lagi travelnya datang.." Potong
Read 153 tweets
Mar 24
SANTET SIND'AH
(Santet Kiriman Kakak Ipar Perempuan)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Kepalaku benar2 sakit. Di bawa duduk saja rasanya seperti berputar2." Ucap Vivi pada suaminya, Rigen.

"Kalau begitu kamu istirahat saja. Jangan mengerjakan pekerjaan rumah dulu.
Nanti aku saja yang bereskan setelah pulang kerja."ujar rigen seraya mengelus kepala istrinya itu

"Terima kasih ya..."

"Sama2 sayangku.." Balas rigen seraya mencium kening istrinya lalu berpamitan untuk berangkat kerja
Read 190 tweets
Mar 16
HANTU SANDAH
Berasal Dari Perempuan Yang Memakai Ilmu Pirunduk

Sandah ini pernah menggemparkan kalsel tepatnya disalah satu/beberapa desa, pada tahun 2007an.

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Nama desa maupun orang dalam cerita akan sebisa mungkin om ubah, agar tidak menyinggung beberapa pihak yang mungkin masih terkait dalam cerita.
_____

Beberapa orang lelaki berusia awal 30an, terlihat sedang mencari2 sesuatu di area pahumaan/sawah.

Mereka memakai senter dikepala dan membawa peralatan seperti wadah berukuran sedang yang memiliki tutup diatasnya. Wadah itu diikatkan pada pinggang mereka.
Read 97 tweets
Mar 8
PANGULUH SANG PEMANGSA DARI PEDALAMAN KALIMANTAN TENGAH

"Mereka memburu apapun yang bisa dimangsa. Bahkan mayat yang sudah dikubur pun tidak lepas dari ancamannya"

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhoror
#omrasth

(Gambar hanya pemanis) Image
Panguluh, adalah manusia jadi2an yang bisa merubah dirinya menjadi binatang.
Mereka dikenal sangat brutal ketika memangsa mayat maupun saat mengganggu wanita2 hamil dan melahirkan.
Mereka ada di desa2 pedalaman, kehulu dari muara teweh hingga atas purukcahu/murungraya.
Di desa om rasth sendiri (dihilir purukcahu, tapi masih masuk wilayah kabupaten murung raya) masih terdapat sangat banyak mahluk ini.
Di beberapa thread, om rasth sudah pernah menceritakan berbagai pengalaman tentang panguluh.
Read 181 tweets
Feb 24
BULIK

(Nama tempat dan tokoh sudah disamarkan.)

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
2008.

Raut wajah pak budi terlihat murung, helaan nafasnya terdengar berat.

"Kita tidak ada pilihan selain pulang kekampung. Disini, dikota besar ini kita tidak akan bisa bertahan. Dan lagi uang tabungan kita sudah mulai menipis karena memaksa bertahan disini." Ujar pak budi
Ia menatap istrinya yang duduk disampingnya.

"Ya, aku setuju kalau kita pulang ke kampung saja. Mungkin dikampung kita bisa memulai usaha baru lagi."
Read 237 tweets
Jan 22
PELET CELANA DALAM

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhorror
#kisahnyata

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Eh sum, bujurankah rumah kosong dihiga wadah ikam tu ada yang mandiami sudah?
(Eh sum, betulkah rumah kosong didekat rumahmu itu sudah ada yang menempati?)" tanya yayah pada isum yang pada saat itu mereka sedang berada
Disebuah rumah yang akan mengadakan acara pernikahan

"Iih pinanya, pang rami kamarian urang bahangkut parabut kasitu. (Sepertinya iya, karena kemarin ramai orang mengangkut barang kerumah itu." jawab isum
Read 149 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(