sejak akhir tahun lalu, aku mulai baca buku fiksi lagi (setelah 2019 setahun full cuma baca nonfiksi). here are some of my favorites!
disclaimer: semua buku yang ada di sini dibeli di toko offline (Gramedia), kecuali yang disebutkan lain.
1. Keajaiban Toko Kelontong Namiya
baca ini langsung selesai sehari. cerita-ceritanya beneran heart-warming dan bikin pengen melakukan kebaikan habis baca!
bahasanya nggak terlalu berat, ceritanya nggak terlalu panjang, bikin nangis terharu :")
[beli di owlbookstore shopee]
2. Angels and Demons
ini beneran asik banget! buku pertama yang bisa bikin aku lepas dari hape/laptop wkwk
alur ceritanya bener-bener ga ketebak, tiap halaman pasti ada kejutan, endingnya super plot twist.
yang aku suka adalah Dan Brown selalu masukkin karya seni/arsitektur yang asli (ada di dunia nyata), jadi bisa sambil nyari tau info tentang itu hehe.
3. Animal Farm
another short but meaningful read.
suka banget gimana George Orwell bisa mengkritik sistem pemerintahan pada waktu itu dengan cerita fiksi yang enjoyable dan mudah dipahami. highly recommended!
4. Laut Bercerita
bikin sedih banget dan gabisa move on selama beberapa hari :")
di sisi lain, buku ini bikin aku lebih menghargai kehidupan dan menginspirasi banget buat tetep berjuang meskipun banyak tantangan.
5. Kami (bukan) Sarjana Kertas
another book yang ngenaaaa banget sih, relate sama perjuangannya sebagai mahasiswa yang nggak berani bermimpi.
6. Appointment with Death
kisah pembunuhan yang ditulis Agatha Christie selalu 'bersih' dan rapi banget, jarang bisa nebak pelakunya sebelum halaman terakhir. asik banget buat kalo lagi jenuh ngerjain tugas!
7. Pieces of Her
i kinda like the character development of some people in this book.
suka banget sama salah satu scene di mana tokoh utamanya akhirnya bisa bilang 'i am not damaged anymore.'
that's all for my recommendation thread pt. 1!
gonna read more fiction and nonfiction books this year - let's see how that goes!
friendly reminder: fiction books could be as insightful as nonfiction books.
bahkan, ngebaca fiksi kadang bisa bikin aku lebih inget sama value-nya, soalnya disampaikan dalam bentuk cerita.
bahkan setelah baca Enid Blyton beberapa hari lalu (yang aslinya ditujukan buat bacaan anak SD), masih banyaaak value yang bisa diambil.
kesimpulannya adalah: start reading now.
just read fictions, self-help, mystery, romance, productivity, business, whatever. pick up a book now.
there's a depth in books that can't be found in other medias (videos, podcasts, articles, etc).
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
my TikTok fyp page is a very good example of spaced repetition.
aku awalnya gabisa bedain semua member BTS dari mukanya (kecuali RM) dan gatau semua lagunya mereka.
setelah kurang dari 1 jam scrolling TikTok, aku udah hafal semua muka + nama lengkapnya, terus terngiang-ngiang lagu Dynamite sampe beberapa hari :"))
the way TikTok does it is very enjoyable and not boring at all, though.
mereka nggak masang 5 video Dynamite berturut-turut, tapi diselingin sama video keseharian mereka, video latihan dance, video ngelompatin invisible box, dll
✨ NURTURING EXTENSIVE PRODUCTIVITY: OPEN REGISTRATION ✨
Nurturing Extensive Productivity merupakan proyek berdurasi 4 minggu yang bertujuan untuk membangun sebuah sistem produktivitas dari apapun yang kita lakukan, mulai dari metode belajar, waktu luang, dan kebiasaan.
Di proyek ini, akan terpilih 20 orang untuk bisa ikutan workshop, diskusi, dan peer mentorship tiap minggunya!
buat tahun 2021, aku bakal tetep pake sistem yang sama, yaitu bullet journal. ini bakal jadi tahun keempat soalnya emang sistemnya sebagus dan sefleksibel itu! 🤩
so, here is what inside my bujo!
beberapa prinsip planning yang aku terapkan:
1. jangan terlalu banyak referensi
ngeliat terlalu banyak video bujo yang estetik dan ribet malah bikin aku ngerasa overwhelmed, akhirnya nggak jadi-jadi planningnya.
pernah nggak sih, ngerasa udah bikin to do list panjang2 tapi nggak ada satu pun yang terlaksana? well, mungkin itu adalah karena to-do list bukan metode yang paling tepat buat kita.
jadi, apa dong yang sesuai?
berdasarkan pengalamanku, to-do list hanya berlaku di situasi tertentu, misalnya kalo aku lagi bener-bener selo tapi pengen produktif.
atau bisa juga kalau aku perlu proyek besar yang harus dipecah jadi beberapa langkah.
selebihnya, untuk keseharianku, aku lebih sering pake alternatif dari to-do list. apa itu?