OM RASTH Profile picture
Jan 29, 2021 β€’ 156 tweets β€’ 20 min read β€’ Read on X
1000 HARI TINGGAL DI PERKAMPUNGAN JIN

#bacahorror
#threadhorror

Nama2 tokoh dan tempat yang ada dalam cerita semuanya sudah di samarkan.
Mohon maaf jika ada kesamaan nama ataupun tempat.πŸ™πŸ™

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
Nasib sial kembali Menimpa Muji, seorang laki2 berusia 34 tahun yang baru saja di berhentikan dari sebuah perusahaan batu bara yang ada di kalimantan.

Padahal baru 6 bulan dia bekerja disana, itu pun dia memohon2 kepada kades agar mau menjamin nya supaya ia bisa
Di terima diperusahaan tersebut.
Tapi baru setengah tahun bekerja, nasib sial malah menimpanya.

Malam itu ia tak sengaja menabrak sebuah bus karyawan yang di kemudikan oleh teman nya yang sedang parkir di pinggir jalan.
Di sebabkan karena matanya yang sangat mengantuk hingga tanpa sengaja volvo truck tambang yang ia kemudikan menabrak bus karyawan itu hingga rusak.
Memang perusahaan tempat ia bekerja itu akan memberhentikan siapapun sopir atau karyawan yang teledor sampai menabrak hewan milik warga, apalagi mobil/bus dll akan dikenakan sangsi yang cukup berat, hingga berakhir pada pemecatan.
---
Sesampainya dirumah, muji di ceramahi istrinya habis2an.

"Makanya, kau itu kan sudah ku peringatkan, sudah ku nasehati. Kalau kau berteman dengan teman2 mu itu jangan sampai ikut minum tuak.!
Tapi kau itu tak pernah mau mendengarkan aku.! Akhirnya apa.?!
Begini kan jadinya.?
Ujar istrinya Muji yang bernama Deli itu sambil menyusui anak mereka yang masih bayi

"Aku tidak dalam keadaan mabuk malam itu del.!" Jawab muji

"Ah bohong.!
Aku tau siapa kamu.!
Sekarang coba kau pikirkan, mau dikasih makan apa aku dan anakmu ini hah.?!" Ujar Deli
Yang nada suaranya semakin meninggi saat mendengar pembelaan suaminya tersebut

"Kalau kau masih suka berteman dengan kawan2 mu yang sering ngajak2 kau untuk minum tuak mabuk2an itu, lebih baik kita pisah saja.!!
Selama ini aku sudah cukup sabar dengan semua kelakuan
Dan perlakuan mu terhadapku.! Aku juga sudah memberikan mu begitu banyak kesempatan.! Tapi apa?! Kau tidak pernah berubah.! Sampai2 anakmu yang masih bayi dan dalam keadaan sakit pun kau tinggalkan demi teman2 mu itu.! Dimana otakmu hah.?!"bentak Deli diiringi air mata
Yang cukup deras mengalir

Muji tertunduk diam. Ia mengingat kembali semua hal yang pernah ia lakukan.

"Aku minta maaf, aku janji akan berubah." Ucap Muji seraya bersujud di pangkuan istrinya
"Aku tidak butuh janjimu, karena seperti yang lalu lalu, janji mu tidak pernah sekalipun kau tepati.!" Ujar deli

-------
Sampai larut malam, kedua pasangan suami istri itupun masih tak bertegur sapa. Deli lebih memilih untuk mengurusi anak bayinya ketimbang menyediakan
Suaminya makan.

Dan karena perut yang sudah terasa lapar, muji akhirnya kedapur untuk memasak.

Namun 'padaringan' (tempat beras) kosong, hanya ada sekitar 1 genggam beras saja didalam nya.
Begitu juga gula, kopi dan teh. Dapur nya benar2 kosong.

Tiba2 terdengar suara deli di ambang pintu dapur.

"Cari apa.? Beras.? Gula.? Kopi.?
Beras terakhir yang rumah ini punya, sudah kau habiskan untuk meminjami Darmi kawan akrabmu si raja tuak itu.!
Gula dan kopi kau habiskan
Untuk menyuguhi kawan2mu yang datang beberpa hari yang lalu. Dan kau tak pernah memikirkan kami, apakah aku sudah makan atau belum. Kau tidak pernah memikirkan itu.!!"ujar Deli dengan mata yang berkaca2
"Dan perlu kau ketahui, sudah beberapa hari ini aku dan momo makan di tempat kakakku.! Karena apa.? Karena tak ada beras dirumah ini. Semua nya habis kau berikan pada kawan2 setan mu itu. Yang hanya bisa bergantung padamu dan mengajak kau minum2 tuak.!!" Lanjut Deli
Muji tetap diam, ia menyadari kesalahan nya yang sudah tidak memikirkan anak dan istrinya yang seharusnya menjadi hal yang utama ia perhatikan.
Saat tengah hening, suara geluruk perut Deli yang lapar terdengar.
Muji semakin merasa bersalah pada wanita yang selama ini sudah menemaninya itu.
Lalu tanpa pamit, muji berjalan keluar rumah. Ia bermaksud ingin meminjam uang atau setidaknya beras pada darmi dan teman2 nya yang lain, yang juga pernah ia bantu sebelumnya.
Namun saat tiba dirumah darmi, ia dimarahi oleh istrinya darmi dan pulang dengan tangan kosong, begitupun juga dengan teman2 nya yang lain, tak ada yang bisa dan mau meminjamkan nya uang atau pun beras untuk makan malam itu saja.
Dengan langkah gontai, dan putus asa, ia berjalan pulang. Di tengah jalan ia teringat pada kakak iparnya. Dan dengan rasa malu yang teramat sangat karena pernah menolak saat si kakak iparnya meminjam uang, ia pun pergi kerumah si kakak ipar untuk hutang beras.
Dan sesampai nya dirumah kakak iparnya, muji di sambut dengan baik dan ramah. Ia juga diberikan dua litar beras serta 2 biji telur ayam kampung yang baru saja diambil dari kurungan ayamnya, juga sedikit kopi dan gula.
Muji sangat2 berterima kasih, Dan segera pulang untuk memasak.

Sesampainya dirumah, muji melihat deli yang sudah tidur sambil menyusui anaknya.
"Kau benar del, selama ini teman2ku hanya memanfaatkan aku. Disaat aku susah mereka semua menolak kedatanganku. Aku bersumpah del, aku akan menepati semua janjiku padamu yang dulu belum ku tepati. Aku akan membahagiakan kalian berdua del. Aku janji." Batin Muji
Setelah nasi masak dan telur sudah di goreng, muji mengambil sepiring penuh nasi dan membawanya kedekat Deli.

Pelan2 ia membangunkan deli.

"Makan dulu ya. Kamu pasti lapar." Ucap Muji
Awalnya Deli tidak mau, namun saat mendengar penjelasan suaminya akhirnya deli makan dengan disuapi oleh muji.
Keduanya pun kembali akur dan saling menyemangati, juga berjanji kan menjadi lebih baik lagi demi anak mereka.
---------
Sudah hampir 2 bulan muji menganggur, dan hanya mengandalkan kemahiran nya dalam 'mamantat' (menyadap karet), untuk mencukupi kebutuhan ia dan anak istrinya.
Suatu hari, ketika sedang membaca2 berita, ia melihat sebuah lowongan pekerjaan disebuah perusahaan sawit yang juga ada dikalimantan.
Lokasinya cukup jauh dari desa tempat tinggal nya itu.
Lalu muji meminta izin pada istrinya berharap istrinya mau mengizinkan ia melamar kerja di perusahaan sawit tersebut.

Dan karena keadaan ekonomi mereka yang pas2 an, akhirnya deli mengizinkan dengan syarat jika sudah diterima nanti, dan suaminya sudah bekerja genap
1 bulan disana, ia dan anaknya juga harus ikut tinggal di sana. Walaupun harus menyewa sebuah rumah.

Dan Muji pun langsung mengiyakan persyaratan dari istrinya tersebut.
Dan singkat cerita, keesokan harinya, Muji langsung mempersiapkan berkas2 untuk melamar kerja. Surat permohonan yang ia tulis sendiri ia baca berulang ulang kali dengan teliti agar tidak ada kesalahan kata ataupun coretan.
Ia sangat berharap bisa masuk ke perusahaan itu, meskipun hanya di perusahaan sawit yang tentu gajinya lebih sedikit ketimbang saat ia bekerja di perusahaan tambang batu bara sebelumnya.
-----------
Hari itu, muji sudah bersiap2 berangkat dengan menaiki sebuah ojek untuk mengantarkan nya ke terminal bus yang cukup jauh dari rumahnya.
Sesampainya di terminal, muji langsung berjalan ke arah loket bus untuk membeli sebuah nomor yang akan ia cocokkan dengan bangku bus nanti.
Singkatnya sekitar pukul 8 malam, bus yang ditumpangi muji meluncur perlahan keluar dari terminal.
Orang2 seperjalanan dengan nya mulai asik dengan masing2 aktivitas. Ada yang tiduran, dan ada juga yang mulai muntah2 akibat mabuk perjalanan. Bus itu melaju membelah gelapnya jalanan yang pada saat itu tak ada kendaraan lain yang melintas disana.
Seiring waktu yang semakin larut, perlahan2 muji mulai diserang rasa kantuknya.

Entah sudah berapa jam ia tertidur, dan ketika ia terbangun, dirinya dan juga penumpang2 lain sudah berada dihalaman rumah makan yang buka 24 jam tersebut.
Muji melangkah keluar, meskipun ia tidak bermaksud untuk makan di rumah makan itu.

Sejenak Muji duduk berselonjor tak jauh dari bus, ia menatap orang2 yang memenuhi rumah makan tersebut.
Sementara itu, muji hanya bisa memakan sebuah roti isi chocolate yang ia beli di warung yang ada diterminal bus sebelum ia berangkat tadi.

Ada seorang bapak2 tua mendekatinya dan ikut duduk disebelahnya. Si lelaki tua itu nampak sangat ramah. Garis2 ketampanan nya masih
Nampak dibalik wajah keriputnya.

"Kenalkan, namaku Juliadi. Aku tidak biasa makan di tengah jalan, takut muntah. Aku kalau bepergian itu paling hanya minum teh hangat, tidak pernah makan." Ujar si bapak tua seraya memperkenalkan dirinya
"Oh, kalau saya memang karena cuma membawa uang pas2 an pak." Seloroh Muji

"Kamu mau makan.? Ayo biar aku yang bayar. Aku juga mau beli teh hangat." Ujar si bapak tua
"Tidak usah pak, saya tadi hanya bergurau. Saya tidak lapar pak. Tidak terbiasa makan tengah malam." Tolak muji halus, ia jadi tak enak dengan kebaikan si bapak tua, yang baru kenal langsung ingin mentraktirnya
"Kalau begitu, kita minum teh hangat atau segelas kopi saja. Ayok." Ajak si bapak tua

Keduanya pun berjalan masuk ke rumah makan itu, si bapak tua langsung memesan 2 gelas teh hangat pada si pelayan.
Dan tidak lama kemudian, si pelayan datang dengan membawa 2 gelas teh hangat, juga sepiring nasi penuh dengan lauk pauk serta sayur dan sambal nya.
Muji menatap si lelaki tua,
Si lelaki tua mengangguk sambil tersenyum.

"Silahkan di makan nak. Tidak baik menolak rejeki." Ujar si bapak sambil mengangkat gelas teh nya
Muji pun makan dengan lahap, lalu perbincangan terjadi. Ternyata si bapak tua itu baru saja pensiun dan akan pulang ke kampung halaman nya.

( maaf, om mau ngiklan bentar. Om mau nawarin, minyak2 asli dari kalimantan, kali aja ada yang berminat, dan bisa langsung DM
Atau WA -0856 5403 7262

Om punya beberapa minyak asli kalimantan, ada perkasih, saluang mudik, minyak rejeki, raja pemikat, raja penunduk, pengasihan 3khasiat. Dan minyak bidadari.
Terima kasihπŸ™πŸ™πŸ™,.) Image
Beliau juga menanyakan maksud dan tujuan dari muji apa.
Dan muji menjawab dengan sejujur2nya bahwa ia ingin melamar kerja di salah satu perusahaan sawit yang ada di kalimantan bagian sana.
Setelah mengucapkan terima kasih dan bertukar nomor hp, muji dan si lelaki tua itupun berpisah dan duduk dibangku masing2.

Hingga bus berhenti diterminal tujuan.

Muji menarik nafas lega saat turun di terminal tujuan nya. Sekarang ia tinggal bersiap2 membersihkan dirinya
Dan akan bersiap2 ke perusahaan yang membuka lowongan itu.

Tapi sebelumnya ia berkeliling terminal mencari si bapak tua guna untuk berpamitan dan berterima kasih.
Namun si bapak tua itu sudah tidak ada lagi di sekitaran terminal. Mungkin ia sudah naik taksi atau ojek yang akan mengantarnya pulang kerumah. Pikir muji lalu berjalan kearah kamar mandi yang ada di terminal.
Setelah mandi dan berpakaian muji pun langsung mencari ojek untuk mengantarkan nya ke perusahaan yang ingin ia tuju. Namun kata tukang ojek itu, butuh waktu 3 jam perjalanan baru sampai kesana. Waktu yang cukup panjang bagi muji, apalagi jalanan yang ia lewati
Hanya separuh2 ber aspal, itupun sudah berlubang dan rusak. Juga jalanan bertanah kuning yang berdebu membuat mata muji menjadi sakit.

Singkat cerita, ia pun sampai di kawasan perusahaan sawit yang sedari awal ia tuju.
---------------
Setelah menyerahkan berkasnya, muji langsung dipersilahkan keluar, berkas2 itu nantinya akan di seleksi terlebih dahulu, dan semoga saja aku akan diterima. Batin muji penuh harap.
Dengan uang yang hanya bersisa 200 ribu itupun ia langsung pergi dengan berjalan kaki, menyusuri jalanan berdebu tersebut.

Muji berniat akan mencari pekerjaan sampingan sambil menunggu hasil berkas nya keluar. Apakah ia diterima atau tidak.
Muji dihadapkan dengan jalanan bercabang didepan nya, ia lupa belokan mana yang harus ia pilih.

Lalu setelah beberapa saat berpikir, muji mengambil jalan sebelah kiri.

Namun saat ia memasuki jalan itu, perlahan2 debu2 yang pekat beterbangan menghilang. Jalanan itu indah
Dengan berbagai bunga menghias disisi2 jalan nya.

Ia juga mulai berpapasan dengan orang2 didesa tersebut yang sedang beraktivitas. Ada yang 'menungkih kayu' (membelah kayu kecil2, biasanya untuk kayu memasak). Ada juga yang sedang memberi makan ayam, dan ada juga yang menggiring
Bebek2 nya keluar kandang.

Desa itu benar2 asri dan indah, apalagi warganya yang sangat ramah.

Mereka tak ragu2 menyapa muji. Bahkan ada beberapa yang mengajak dan memanggil muji untuk mampir dirumah nya.
Muji yang memang pada dasarnya tidak enakan itupun akhirnya mau diajak masuk kedalam rumah oleh salah satu warga disana yang bernama pak tuki.
Didalam rumah itu, muji juga dihampiri oleh warga lain nya yang merupakan tetangga pak tuki. Dan mereka pun mengajak muji untuk mengobrol dan berbincang2.
Ia juga di suguhi minuman dan bermacam2 kue dan makanan2 lain nya.

Dan ia juga di jamu makan besar oleh guan rumah itu. Berbagai macam makanan enak terhidang, mulai dari bebek goreng, panggang. Ada juga ayam yang dimasak dengan berbagai macam bumbu. Dan lain2 sebagainya.
Muji dan orang2 itu makan bersama dan saling bercanda. Hingga pada akhirnya muji di larang untuk pulang dan di persilahkan menginap disana. Sampai hasil berkas muji keluar, dan menentukan apakah muji diterima atau tidak.
-------
3 hari telah berlalu, muji yang tak enak hanya berdiam diri saja dirumah itupun juga ikut membantu si tuan rumah untuk memberi makan ayam, ataupun mengangkut kayu untuk memasak.
Warga disana nampak sangat erat satu sama lain, mereka akan melakukan pekerjaan berat bersama2 dan saling membantu jika ada masalah.

Hingga pada hari itu sekitar pukul 8 pagi, sebuah surat panggilan kerja dari perusahaan sawit itu sampai ketangan muji.
Muji langsung melompat2 kegirangan2 karena akhirnya ia akan kembali bekerja pada perusahaan lagi.

------
Pada hari yang telah ditentukan, muji bersiap untuk memenuhi panggilan kerja dari perusahaan sawit tersebut.
Sebelum berangkat, muji di beri dorongan semangat oleh para warga yang sudah menerimanya didesa itu.

"Biar haliq yang mengantarmu nak muji." Ujar pak tuki sambil menunjuk seorang pemuda berusia 20 tahunan yang berdiri di pojokan.
Lalu setelah mengucapkan terima kasih, muji pun berpamitan untuk berangkat. Ia diantar oleh haliq sampai ke persimpangan. Dan setelah itu haliq pulang sambil melambaikan tangan nya kearah muji.
----------
Sebulan telah berlalu....
Hari itu muji sengaja izin untuk mencari rumah kontrakan di desa yang dulu pernah ia singgahi tersebut, agar nanti saat anak dan istrinya datang muji tidak kerepotan lagi mencari tempat tinggal, karena memang pada saat itu ia masih
Tinggal di mes perusahaan, yang tidak mendukung jika ia juga mengajak anak dan istrinya tinggal disana.

Singkatnya, muji telah sampai di desa tersebut, orang2 disana menyapa muji dengan ramah, mereka rupanya masih ingat padaku. Batin muji.
Rumah pertama yang muji hampiri adalah rumahnya pak tuki, disana rupanya pak tuki sedang tidak ada dirumah karena mencari kayu bakar.

Saat muji masuk kedalam rumah, para tetangga pak tuki juga langsung berkumpul dan mulai memasak, perlakuan mereka masih sama seperti
Sebulan yang lalu. Mereka masih hangat dan ramah. Muji di tanyakan bagaimana perasaan nya bekerja di perusahaan itu dll sebagainya. Percakapan mereka diselingi gurauan dan candaan yang selalu membuat cair suasana.
Hingga aroma2 masakan yang nikmat tercium, dan berbagai menu pun di hidangkan guna menyambut muji. Sama persis sebulan yang lalu.

Mereka memperlakukan tamu layaknya seorang raja, benar2 raja. Membuat muji begitu terharu.
Sampai sore harinya. Pak tuki datang membawa sebuntalan kayu2 kering dan meletakkan nya di depan rumah.

Pak tuki langsung menjabat tangan muji dan menanyakan kabarnya.
"Saya sebetulnya ingin mencari rumah kontrakan pak, anak istri saya akan ikut kemari. Kira2 apakah ada rumah kontrakan di desa ini pak,?" Tanya Muji pelan
"Oh. Rumah kontrakan. Begini saja nak muji. Kalau memang kamu mau tinggal disini. Bapak dan para warga bisa bangunkan sebuah rumah untuk kalian." Ujar pak tuki yang langsung di setujui oleh orang2 yang berkumpul dirumah pak tuki
"Wah, kalau itu, sepertinya terlalu merepotkan pak. Saya cuma mau rumah kosong atau kontrakan saja, yang tidak terlalu mahal." Ucap muji tak enak hati

"Kamu itu tenang saja, anggap saja kami semua ini keluargamu. Kamu tidak perlu sungkan apalagi sampai tersinggung.
Kamu mau tinggal disini saja itu sudah menjadi kebanggaan bagi kami."ujar pak tuki

"Jadi, kapan mau pindahan nya.?" Lanjutnya lagi

"Rencana nya pertengahan bulan pak." Jawab muji
"Baik, baik. Sebelum pertengahan bulan rumah nya sudah siap ditempati. Bapak janji." Ujar pak tuki sambil tersenyum cerah
-------------
"Pindah kemana ji.?" Tanya salah satu teman nya saat muji berpamitan

"Ke desa, ke kontrakan." Jawab muji singkat sembari membereskan pakaian nya

"Oh, desa. Berarti kamu berangkat kerja lebih jauh ji."

"Tidak apa2 yang penting bisa kumpul sama anak istri."
"Hahaha.."

Setelah mengemas pakaian nya, muji langsung keluar dari mes malam itu juga menuju ke desa tempat ia akan tinggal.
Sengaja muji pindah nya malam, karena kalau pagi sampai sore, ia harus bekerja.

Sesampainya di desa, seolah2 warganya tau bahwa muji akan datang malam itu, mereka semua berkumpul di sebuah rumah baru yang berada disamping rumah pak tuki.
Mereka semua tersenyum ramah dan menyapa muji.

"Ini rumah untuk kau dan anak istrimu. Tinggalah selama yang kalian mau. Tidak usah bayar atau apapun. Kita kan keluarga." Ujar pak tuki mewakili seluruh warga yang ikut dalam pembangunan rumah untuk muji
"Aduh pak, saya jadi tidak enak. Bapak dan para warga didesa ini sangat baik terhadap saya. Saya bingung bagaimana saya bisa membalas kebaikan kalian semua." Ucap muji terharu
"Siapapun yang datang ke desa kami dengan bersikap sopan dan tidak berniat macam2 kami akan selalu membuka pintu rumah untuk menyambutnya. Kami akan memperlakukan mereka selayaknya raja. Jadi nak muji tidak usah sungkan. Karena orang baik harus diperlakukan dengan baik pula."
Ujar pak Tuki sembari tersenyum

Saat muji dipersilahkan masuk kedalam rumah barunya itu, ia begitu takjub dengan dekorasi rumah yang begitu bagus dan unik.
Rumah kecil sederhana berukuran 5x6 meter tersebut sudah dilengkapi dengan sebuah kamar tidur lengkap dengan lemari
Kayu, dan tempat tidur bahkan sebuah ayunan bertali rotan pun sudah tergantung dengan rapi.

"Kalau ada yang kurang, nak muji bisa langsung bilang saja biar bapak dan yang lain nya bisa mencarikan peralatan yang nak muji butuhkan." Ucap pak tuki
"Tidak ada yang kurang pak, ini semua lebih dari cukup pak." Jawab muji cepat

"Syukurlah." Ucap pak tuki tersenyum

----------
Malam itu, muji mengendarai sebuah sepeda motor yang sebelumnya ia pinjam dari teman kerjanya untuk menjemput Deli dan anak mereka di terminal bus.
Muji sudah tak sabar ingin bertemu anak dn istrinya yang sudah cukup lama tidak berjumpa.

Singkat cerita, sesampainya di terminal bus, ia lihat istrinya sedang duduk bersama anaknya dibangku panjang.
Muji segera menghampiri istrinya, saat melihat Muji yang, deli langsung tersenyum manis.
Begitu juga dengan muji yang begitu sangat senang saat melihat deli. Ia langsung meraih tubuh anaknya dan menciumi si kecil yang sudah nampak kelelahan karena perjalanan yang cukup
Jauh.

Setelah puas memeluk dan mencium anaknya, muji lalu mencium kening istrinya. Setelah itu ketiganya pun menaiki sepeda motor menuju ke desa dimana mereka akan tinggal selama muji belum bisa membeli rumah sendiri.
Jalanan ke desa itu berkabut tebal, lampu kendaraan nya pun seakan tak mampu menembus kabut itu dan anehnya baru beberapa meter saja anaknya muji yang masih kecil itu menangis keras.
Istrinya kewalahan menenangkan anaknya, apalagi saat itu mereka masih berada diatas motor yang berjalan.

"Mungkin dia takut gelap del." Ujar Muji
Deli pun menutupi wajah anaknya dengan kain, dan tidak berapa lama, anak itu sudah kembali tenang lagi.

Dari kejuahan mereka melihat banyak sekali orang2 berjejer berdiri di depan rumah sambil melemparkan senyuman kepada muji dan istrinya.
Motor itupun di parkirkan di depan rumah, lalu muji mengajak deli untuk turun.

Mereka semua sangat ramah dan hangat menyambut kedatangan deli dan anaknya.

Satu persatu warga disana memperkenalkan diri kepada deli,
"Istri dan anakmu pasti capek nak, kami sudah menyiapkan makanan didalam rumah, ajak istrimu makan dulu." Ujar pak tuki

Saat didalam rumah dan deli ingin memasukkan anaknya kedalam ayunan, tiba2 anak itu kembali menangis, bahkan saat beberapa orang disana
Ingin membantu menenangkan anak deli dan muji, tangis anak itu malah semakin menjadi2 bahkan sampai tak bersuara lagi. Yang tentu membuat deli dan juga muji menjadi sangat panik.
"Biarkan ibunya yang menenangkan nya, mungkin anak itu kecapean. Ayo ayo keluar dari sana." Ujar pak tuki memanggil orang2 yang berada didalam rumah
"Biarkan mereka beristirahat, kan masih ada hari esok dan hari2 lain nya untuk bertamu kemari." Lanjut pak tuki sambil tersenyum
Muji ikut keluar rumah sambil mengobrol sebentar dengan pak tuki, ia juga mengucapkan terima kasih yang sebesar2nya kepada pak tuki dan warga lain nya yang telah begitu ramah dan baik terhadapnya.
Didalam rumah, anak mereka sudah berhasil di tenangkan.

Setelah anaknya benar2 telah tertidur2, muji mengajak deli untuk makan.
---------
Keesokan harinya....
Anak Muji dan Deli tiba2 saja demam, tubuh kecilnya sangat panas, dan akan menangis bila bertemu dengan tetangga2 baru mereka.
Deli benar2 kerepotan dibuatnya, apalagi saat itu suaminya bekerja dan akan pulang pada sore hari.
Namun untung nya tetangga2 deli termasuk keluarga pak tuki membantu deli mencuci pakaian kotor, memasak dan mengambil air.
Tetangga2nya gotong royong membantu deli tanpa di pinta.

Benar2 tetangga yang sangat baik, batin deli pada saat itu

Pada siang hari sampai malam anak deli menangis terus menerus tanpa henti, dan beberapa kali mengalami kejang2.
Muji yang baru pulang kerja pun di buat tak karuan saat melihat anaknya.

Di luar rumah terdengar pak tuki sedang membentak seseorang, entah apa yang sedang terjadi diluar sana, muji juga tak mendengar apa yang di katakan pak tuki.
Beberapa saat kemudian, pak tuki masuk kedalam rumah, ia langsung berjalan ke arah istrinya muji yang masih menggendong anaknya.

Dengan tangan yang sedikit gemetar pak tuki mengoleskan arang hitam ke bagian tengah antara kedua alis.
Lalu mencium anak itu. Dan anehnya.
Anak deli dan muji langsung tenang.

Mereka berdua sangat senang melihat anaknya sudah tenang dan bisa tersenyum.
Begitu juga pak tuki dan warga lain nya.
"Dulu ada kepercayaan bahwa menaruh arang hitam di bagian mata hagi anak kecil akan membuat mereka tenang dan nyaman. Jadi kalau bisa jangan di hapus." Ujar pak tuki tersenyum
---------------
Hari hari yang mereka lewati terasa begitu singkat, dan setiap harinya deli dan juga anak nya akan menghabiskan waktu mereka berkumpul dengan lara warga atau pun tetangga nya yang sangat ramah juga baik.
Mereka akan memasak bersama, mencuci pakaian kotor bersama bahkan kalau deli dan muji pergi, tetangga2 mereka akan menjaga anak muji dan deli selama mereka pergi.
Namun hanya satu, disana anak muji dan deli selalu di pakaikan arang hitam di bagian mata hagi nya.
Tapi itu tak mengapa bagi deli dan muji, karena mereka sangat betah tinggal diperkampungan tersebut, bahkan mereka juga berencana untuk membeli sebidang tanah untuk
Dibangun sebuah rumah nantinya.

-------------
2 tahun 5 bulan telah berlalu, dan semuanya masih berjalan seperti biasa, sama sekali tak ada yang berubah.
"Setiap hari kau selalu terlihat ceria. Kenapa ji.?" Tanya Teman nya

"Mungkin karena keluargaku bahagia. Dan tetangga2 ku juga sangat baik dan perhatian pada kami." Jawab muji setengah bercanda

"Ya aku percaya kalau keluarga mu bahagia. Tapi sebaiknya kau jangan terlalu
Akrab dengan tetangga2mu, karena kita kan tidak tau hati seseorang itu seperti apa dan ada niatan apa pada keluargamu."ujar teman nya muji
"Ah, itu sih tidak mungkin ton. Aku sudah bertahun2 bertetangga dengan mereka. Dan sikap mereka tetao hangat dan baik pada kami. Kalau kau curiga tetangga2ku mendekatiku karena aku bekerja disini itu sudah pasti salah. Karena selama ini aku tinggal di sana tidak bayar
Sepeserpun dan malah tetangga2 ku yang sering memberikan macam2 kepada kami. Sebaiknya nanti sepulang kerja, kalian ikut aku kerumah. Biar ku kenalkan pada tetangga2 ku yang baik2 itu."ujar muji seraya membuka nasi kotak nya
--
Sepulang nya bekerja, muji mengajak beberapa teman untuk kerumah nya.

Mereka turun di persimpangan jalan, dan berjalan kaki memasuki desa.

"Baru tau kalau di sini ada desa ya mat." Ujar salah satu teman muji berkata pada yang lain nya
Singkat cerita, akhirnya mereka sampai di perkampungan tempat muji dan anak istrinya tinggal. Beberapa warga terlihat menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.
Mereka menyapa teman2 muji dengan ramah, sama seperti muji dulu, mereka disambut dengan sangat baik, dan disediakan makanan yang lezat2.

Semua teman muji di buat senang dan gembira apalagi dengan kehadiran beberapa orang gadis cantik di sekitar mereka.
Namun Khair yang terkenal polos itu malah menjauh dan lebih memilih untuk mengobrol dengan pak tuki yang sedari tadi mengawasi mereka dari pelataran rumahnya.
Saat akan pulang, Iton yang memang rakus membungkus habis sisa makanan yang tadi dihidangkan untuk nanti ia makan di rumah.

------
Pagi itu, pak tuki menghampiri Muji yang sedang bersiap2 untuk berangkat kerja.
"Beberapa teman mu yang tadi malam datang bersama mu itu punya niatan yang baik. Semoga saja kau tidak termakan hasutan mereka." Ucap pak Tuki yang terasa aneh di telinga muji
Muji terdiam, ia masih bingung dengan ucapan pak tuki. Raut wajah pak tuki juga terlihat berbeda dari biasanya.

----
Sesampainya di tempat kerja, khair dan iton memberitahu muji bahwa teman2 nya yang lain jatuh sakit.
Dan iton juga menunjukan sesuatu yang berbau amat sangat busuk di dalam tasnya.

Kata iton, itu adalah makanan yang sempat ia bawa dari rumah muji dan pak tuki.
Tapi yang iton tunjukan itu tidak seperti makanan, malah sebaliknya, dalam bungkusan tersebut seperti kumpulan sampah makanan yang sudah berlendir dan beraroma busuk, malah sebagian ada bekas gigi hewan dan belatung.
Muji menggelengkan kepalanya, ia tak percaya pada apa yang di katakan iton. Tidak ada alasan untuknya meragukan kebaikan pak tukin dan warga desa lain nya.
"Kalian pasti mengada2.! Tega sekali kau ton, menuduh orang sebaik pak tuki .!" Bentak Muji

"Sumpah demi tuhan, aku tidak ada menuduh apalagi menyalahkan. Aku hanya bilang bahwa ada yang tidak beres dengan mereka.!" Jawab iton tak kalah sengit
Muji pergi tanpa bicara. Hari itu benar2 membuatnya ingin segera pulang kerumah.

-----
Setelah hampir 3 bulan lebih, iton dan khair pergi diam2 menuju perkampungan dimana muji dan keluarga kecilnya tinggal. Mereka berdua ingin memastikan sesuatu tentang tempat itu
Yang sebelumnya sudah di tanyakan ke orang pintar.

Mereka berjalan sudah hampir 1 jam menyusuri jalan tersebut, namun aneh, tak juga mereka menemukan perkampungan itu.

Tak mau putus asa, mereka berdua lalu mengeluarkan hp nya dan mencoba melihat disekitar jalanan melalui kamera
Sepanjang jalan mereka melihat jalan dan sekitar nya dengan kamera hp. Namun setelah sekian lama sama sekali tak ada keanehan, hingga beberapa saat kemudian terlihat sebuah perkampungan yang persis dengan kampung yang dulu pernah mereka datangi.
Namun anehnya saat mereka melihat tanpa kamera, perkampungan itu lenyap dan hanya ada tanah kosong yang dipenuhi semak belukar.

Berkali2 mereka berdua mengarahkan kamera dan kemudian mengalihkan nya, namun tetap sama, perkampungan tersebut tak terlihat tanpa kamera.
Tiba2 saat ia mengarahkan kameranya lagi, nampak sesosok mahluk kurus berbulu lebat berwarna kemerahan tepat berada di depan kamera yang seketika membuat keduanya melompat kebelakang dan tanpa sengaja hp yang di pegangnya pun ikut terlempar keatas.
Saat ingin mengambil hpnya ada angin dingin yang berhembus, meresap kedalam tulang. Membuatnya menggigil.

Dan saat hp itu berhasil diambil, iton langsung menghidupkan nya dan mengarahkan kamera kedepan, namun tak ada apapun yang nampak dikamera, hanya tanah kosong
Dan beberapa saat kemudian kamera hp nya tiba2 menjadi hitam.

Lalu tanpa pikir panjang, mereka berdua langsung berlari tanpa berani menoleh lagi.
Keesokan harinya, saat muji baru sampai ke tempat kerjanya, ia langsung di keroyok oleh teman2 nya. Kedua tangan dan kaki2nya di ikat dengan kuat. Lalu teman2nya membawa muji dengan mengendarai sebuah mobil menuju kesebuah jalan besar.
Mulutnya juga disumpal, hanya tatapan muji yang terlihat seperti sangat marah kepada teman2 nya.

Beberapa saat kemudian, mobil itu memasuki sebuah halaman rumah dengan cat warna hijau muda yang dibagian depan rumahnya terdapat banyak tumbuhan seperti terong, kacang
Panjang, dan juga cabe.

Muji diangkat dan di gotong masuk kedalam rumah, didalam sana sudah ada seorang laki2 berkopyah haji.
Muji benar2 dibuat kesal dan emosi, apalagi setelah mengetahui maksud dan tujuan dari teman2nya membawa ia kesana.

Mereka bermaksud menyadarkan muji, dari tipuan mata dari warga perkampungan itu.
Disana muji diberi minum sesuatu yang diambil dari sebuah bambu, dan masih dalam keadaan terikat muji di 'tampung tawari', bagian mata hagi nya dioleskan sesuatu.

Lalu orang itu menyuruh teman2 muji untuk melepaskan nya.
Setelah ikatan nya di lepaskan, muji langsung membentak semua teman2 nya yang terlibat.

Lalu ia pulang tanpa permisi.

Hari itu muji langsung pulng, karena amarahnya sudah tak bisa ia tahan.
Namun anehnya, setelah sekian lama berjalan pulang, ia tak juga melihat batas desa, namun tanpa curiga sedikitpun, muji terus melangkah.
Tak berapa lama kemudian, ia melihat anak dan istrinya yang sedang duduk di antara semak2 sambil berbicara sendiri.

Jantung muji seketika berdetak dengan cepat.
Apalagi setelah melihat sesuatu yang istrinya suapi ke anaknya.
Yang berupa bubur habang dan bubur putih yang sudah berlendir dan berulat.

Perut muji langsung mual, ia melemparkan makanan itu ketanah. Tentu saja itu membuat istrinya marah dan bertanya2.
"Kau kasih makan apa anakku.??!!" Bentak muji langsung mengambil paksa anaknya

"Kau ini kenapa sih hah.??!" Tanya deli tak kalah emosi

"Itu kotor, berulat.! Kenapa dikasih ke anak.!" Ujar muji
"Kotor, ulat apa.? Nyata2 itu makanan bersih dan baru dikasih oleh pak tuki." Jawab istrinya

"Sekarang ayo kita pulang, kenapa kau ajak anak kesini.!" Ujar muji

"Pulang.? Pulang kemana.?!" Tanya istrinya bingung
"Pulang kerumah yang disamping pak tuki itu. Ayo cepat.!" Ujar muji lagi

"Kau sudah gila ya.? Atau jangan2 mabuk.?"

"Aku sedang tidak ingin bergurau.!"

"Iya tapi ini kan rumahnya, dan disamping itu rumah pak tuki.!!" Bentak istrinya menunjuk kesebalah
Namun muji hanya melihat tanah kosong disana, tak ada tanda2 kehidupan disana.

Tiba2 tepat di belakang muji terdengar suara berat,
"Rupanya kau sudah tau ya.?" Ujar suara itu

Dan saat muji menengok kebelakang, ia sangat terkejut dan ketakutan, karena mahluk yang berdiri di situ bukanlah manusia.
Mahluk kurus berbulu lebat berwarna kemerahan itu menyeringai menatapnya.

"Maaf, pak mungkin dia diajak mabuk sama teman2 nya." Ucap deli ramah pada mahluk itu
"P p pak pak tuk tuki.?" Gumam muji menatap kearah istrinya

Istrinya tak menjawab, dan hanya menatapnya dengan tatapan aneh.

Hanya sesaat saja muji mengalihkan pandangan nya dari mahluk itu, dan tiba2 saat ia meboleh lagi, banyak sekali sosok2 yang rupanya aneh dan menyeramkan
Berdiri disana. Membuat muji seketika lemas dan jatuh pingsan.

Untung nya teman2 muji dan lelaki berkopyah tadi datang tepat waktu.
Khair langsung menggendong anak muji dan yang lain nya mengamankan muji juga istrinya.

Sementara lelaki berkopyah tadi seperti sedang berbicara dengan sesuatu yang tak kasat mata
"Semuanya sudah selesai, mereka tidak jahat dan tidak bermaksud untuk mencelakai, mereka sudah melepaskan teman kalian." Ujar si lelaki berkopyah
Mereka yang ada disana pun menghela nafas lega mendengar perkataan dari si lelaki berkopyah tersebut.

Lalu mereka kembali membawa muji beserta anak istrinya ke rumah si lelaki berkopyah.
Disana muji dan anak istrinya di berikan air putih yang sudh di doakan untuk membasuh isi perut mereka yang sudah selama bertahun2 ikut makanan2 dari mahluk yang disebut jin.

Muji sangat berterima kasih pada teman2 nya yang mau menyelidiki perkampungan itu demi muji.
Tak terbayang kan selama itu muji dan anak istrinya ikut makan apapun yang dimakan mahluk2 itu.
Bahkan teman2 nya yang pernah sekali saja makan disana sudah dibuat muntah2 setelah tau apa bentuk sebenarnya dari makanan yang pernah mereka makan.
Sampai saat ini, perkampungan itu katanya masih ada, tapi penduduknya tidak pernah lagi menjebak manusia untuk singgah kesana.
Semoga saja kejadian muji dan kelurga nya tak pernah terulang lagi.

----LEPAH----
Kalau ponakan2 mau nyawer pulsa bisa di nomor ini- 0856 5403 7262

Atau kalau berkenan bisa nyawer melalui link ini: saweria.co/donate/Omrasth…

Atas dukungan nya om rasth mengucapkan terima kasih banyak dan sebesar2nya..πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™

β€’ β€’ β€’

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
γ€€

Keep Current with OM RASTH

OM RASTH Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

Apr 20
PENGANTIN

Nama orang dan tempat sudah diubah, untuk menjaga privasi dari narsum.

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
"Cepat bah kamu ini lama sekali !!" teriak seorang ibu2 pada seorang pemuda berusia 16 tahunan

"Sebentar.. Ini baru selesai..." Jawab pemuda itu sambil berlari keluar kamar membawa tas yang tampak sangat penuh
"Kau bawa apa sebanyak ini ndi?" Tanya ibunya dengan alis mata mengerut menatap tas yang dibawa anaknya tersebut

"Kita kesana 1 minggu kan?? Aku bawa baju, celana, sabun, handuk topi, kacamata...."

"Ya sudah, cepat angkat, bawa keluar. Sebentar lagi travelnya datang.." Potong
Read 153 tweets
Mar 24
SANTET SIND'AH
(Santet Kiriman Kakak Ipar Perempuan)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Kepalaku benar2 sakit. Di bawa duduk saja rasanya seperti berputar2." Ucap Vivi pada suaminya, Rigen.

"Kalau begitu kamu istirahat saja. Jangan mengerjakan pekerjaan rumah dulu.
Nanti aku saja yang bereskan setelah pulang kerja."ujar rigen seraya mengelus kepala istrinya itu

"Terima kasih ya..."

"Sama2 sayangku.." Balas rigen seraya mencium kening istrinya lalu berpamitan untuk berangkat kerja
Read 190 tweets
Mar 16
HANTU SANDAH
Berasal Dari Perempuan Yang Memakai Ilmu Pirunduk

Sandah ini pernah menggemparkan kalsel tepatnya disalah satu/beberapa desa, pada tahun 2007an.

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Nama desa maupun orang dalam cerita akan sebisa mungkin om ubah, agar tidak menyinggung beberapa pihak yang mungkin masih terkait dalam cerita.
_____

Beberapa orang lelaki berusia awal 30an, terlihat sedang mencari2 sesuatu di area pahumaan/sawah.

Mereka memakai senter dikepala dan membawa peralatan seperti wadah berukuran sedang yang memiliki tutup diatasnya. Wadah itu diikatkan pada pinggang mereka.
Read 97 tweets
Mar 8
PANGULUH SANG PEMANGSA DARI PEDALAMAN KALIMANTAN TENGAH

"Mereka memburu apapun yang bisa dimangsa. Bahkan mayat yang sudah dikubur pun tidak lepas dari ancamannya"

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhoror
#omrasth

(Gambar hanya pemanis) Image
Panguluh, adalah manusia jadi2an yang bisa merubah dirinya menjadi binatang.
Mereka dikenal sangat brutal ketika memangsa mayat maupun saat mengganggu wanita2 hamil dan melahirkan.
Mereka ada di desa2 pedalaman, kehulu dari muara teweh hingga atas purukcahu/murungraya.
Di desa om rasth sendiri (dihilir purukcahu, tapi masih masuk wilayah kabupaten murung raya) masih terdapat sangat banyak mahluk ini.
Di beberapa thread, om rasth sudah pernah menceritakan berbagai pengalaman tentang panguluh.
Read 181 tweets
Feb 24
BULIK

(Nama tempat dan tokoh sudah disamarkan.)

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
2008.

Raut wajah pak budi terlihat murung, helaan nafasnya terdengar berat.

"Kita tidak ada pilihan selain pulang kekampung. Disini, dikota besar ini kita tidak akan bisa bertahan. Dan lagi uang tabungan kita sudah mulai menipis karena memaksa bertahan disini." Ujar pak budi
Ia menatap istrinya yang duduk disampingnya.

"Ya, aku setuju kalau kita pulang ke kampung saja. Mungkin dikampung kita bisa memulai usaha baru lagi."
Read 237 tweets
Jan 22
PELET CELANA DALAM

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhorror
#kisahnyata

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Eh sum, bujurankah rumah kosong dihiga wadah ikam tu ada yang mandiami sudah?
(Eh sum, betulkah rumah kosong didekat rumahmu itu sudah ada yang menempati?)" tanya yayah pada isum yang pada saat itu mereka sedang berada
Disebuah rumah yang akan mengadakan acara pernikahan

"Iih pinanya, pang rami kamarian urang bahangkut parabut kasitu. (Sepertinya iya, karena kemarin ramai orang mengangkut barang kerumah itu." jawab isum
Read 149 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(