RAHASIA DIBALIK BACAAN TAHIYAT :
DIALOG RASULULLAH ﷺ DENGAN ALLAH ﷻ
Andai kita mengetahui bahwa sebagian dari bacaan shalat itu adalah dialog antara RASULULLAH ﷺ dengan ALLAH ﷻ tentu kita tidak akan terburu-buru melakukannya.
Ternyata bacaan shalat itu dapat membuat kita seperti berada di syurga.
Pada malam itu Jibril as mengantarkan Rasulullah ﷺ naik ke Sidratul Muntaha.
Namun karena Jibril tidak diperkenankan untuk mencapai Sidratul Muntaha.
Maka Jibril pun mengatakan kepada Rasulullah ﷺ untuk melanjutkan perjalanan sendiri tanpa dirinya.
Rasulullah ﷺ melanjutkan perjalanan perlahan sambil terkagum-kagum melihat
indahnya istana ALLAH hingga tiba di Arsy.
Setelah sekian lama menjadi seorang Rasul, inilah pertama kalinya Nabi Muhammad ﷺ
berhadapan dan berbincang secara langsung dengan ALLAH
PERCAKAPAN Antara Muhammad Rasulullah ﷺ dengan ALLAH:
1. Rasulullah ﷺ pun mendekat dan memberi salam penghormatan kepada ALLAH ﷻ :
“ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.”
(Semua ucapan penghormatan, pengagungan dan pujian hanyalah milik Allah).
2. Kemudian Allah ﷻ menjawab sapaannya :
“ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.”
(Segala pemeliharaan dan pertolongan Allah untukmu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan segala karunia-Nya).
3. Mendapatkan jawaban seperti ini, Rasulullah ﷺ tidak merasa jumawa atau berbesar diri, justru Beliau tidak lupa dengan umatnya (ini yang membuat kita sangat terharu)
Beliau ﷺ menjawab dengan ucapan :
“ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.”
(Semoga perlindungan dan pemeliharaan diberikan kepada kami dan semua hamba Allah yang shalih).
Bacalah percakapan mulia itu sekali lagi. Itu adalah percakapan Sang Tuhan dan hamba-NYA,
Sang Pencipta dan ciptaan-NYA dan mereka saling menghormati satu sama lain, menghargai satu sama lain.
Dan lihat betapa Rasulullah ﷺ mencintai kita umatnya, bahkan Beliau tidak lupa dengan kita ketika beliau dihadapan ALLAH ﷻ
4. Melihat peristiwa ini, para malaikat yang menyaksikan dari luar Sidratul Muntaha tergetar
dan ter-kagum-kagun betapa Rahman dan Rahimnya Allah ﷻ, betapa mulianya Nabi ﷺ
Kemudian para malaikat pun mengucap dengan penuh keyakinan :
“ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.”
(Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain ALLAH dan kami bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul Allah).
Jadilah rangkaian percakapan dalam peristiwa ini menjadi suatu bacaan dalam SHALAT yaitu pada posisi TAHIYAT Awal dan Akhir, yang kita ikuti dengan shalawat
kepada Nabi ﷺ sebagai sanjungan seorang individu yang menyayangi umatnya.
Mungkin sebelumnya kita tidak terpikirkan arti dan makna kalimat dalam bacaan ini.
Kita dapat lebih meresapi makna shalat kita, sehingga kita tidak lagi terburu-buru saat Tahiyat.
Agar kita dapat merasakan getaran yang dirasakan
oleh para malaikat disaat peristiwa itu.
Semoga bermanfaat 🙏🏿🌹
(Kitab Qissotul Mi'roj)
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
NABI IBRAHIM DALAM API BERKOBAR DAN NAFSU MUTHMAINNAH
Nabi Ibrahim AS ketika dimasukkan ke api yang berkobar (di masa raja Namrudz bin Kan'aan) nasfsu beliau berada di tingkatan nafsu muthmainnah.
Apabila nafsu duduknya disini tentunya orang tersebut tidak bergantung lagi kepada makhluq, hanya bergantung kepada Allah dan perasaan hati sangatlah tenang.
Sebgaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman pada surah Al Fajr ayat 27-28:
Amalan Jum'at terakhir bulan Rajab dari
Habib Salim Bin 'Abdullah As-Syathiri
Dalam kitab Kanzun Najah Was Surur disebutkan bahwa :
"Barangsiapa membaca “Ahmadur Rosululloh, Muhammadur Rosululloh” sebanyak 35 kali di jumat terakhir bulan Rojab pada saat khotib di atas mimbar, maka dirham tidak akan terputus di tangannya pada tahun itu."
Bagaimana kita membacanya? Sedangkan khotib di atas mimbar, dan di waktu itu kita di perintahkan untuk diam mendengar khutbah?
ISRA’ DAN MI’RAJ MERUPAKAN UJIAN BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN
Di bulan Rajab tepatnya di malam 27 Rajab ada satu peristiwa yang sangat istimewa bagi Nabi Muhammad ﷺ
yaitu peristiwa bertemunya seorang hamba dengan Allah
peristiwa ini diabadikan oleh Allah ﷻ didalam firmannya:
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat
Al-Isra'
KATA "al-KHAIR" BISA DISEMATKAN KAH KE MAYYIT FASIQ?
Sehabis do'a sholat jenazah biasanya disebut kata "al khoir" sebagai kesaksian atas mayyit tsb, dalam hal ini jenazah yg semasa hidupnya sering berbuat baik memang layak disematkan kata ini.
Terus bagaimana dengan jenazah yang semasa hidupnya sering berbuat fasiq seperti penzina,pencuri,perampok,peminum khomar dll?
Hal tsb bisa saja disematkan bukan berarti dia baik dalam hal kehidupannya, namun baik dalam hal dia berhenti melalukan dosa akibat kematiannya.
Berdasarkan hadist periwayatan Imam Bukhori dari Abu Qotadah bin Rib'i bercerita:
Rasulullah yang di ketika itu ada jenazah lewat di depan beliau, lantas beliau bersabda:
Mayyit tsb merupakan mustariiih dan mustarah minhu
Kemudian sahabat bertanya:
Kisah Mu’jizat Rasulullah ﷺ dan Peristiwa Penting Lainnya
Pada suatu malam Nabi Muhammad ﷺ berada di Hijir Ismail dekat Ka’bah al Musyarrofah, saat itu Beliau ﷺ berbaring diantara paman Beliau, Sayyidina Hamzah dan sepupu Beliau, Sayyidina Jakfar bin Abi Thalib.
Tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri Beliau ﷺ lalu membawa Beliau
ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan
tubuh Rasulullah untuk dibelah dada Beliau oleh Jibril AS.
Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Beliau ﷺ
kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada Beliau yang mulya sampai di bawah perut Beliau ﷺ lalu Jibril berkata kepada Mikail:
Sebelum tiba pada hari Isra Mi’raj, hayyuk ikuti kisah-kisah Mu’jizat Rasulullah ﷺ dan Peristiwa penting lainnya.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
NABI MUHAMMAD ﷺ MEMBELAH BULAN
Di zaman Jahilliyah hiduplah raja bernama Habib bin Malik di Syam. Dia penyembah berhala yang fanatik dan menentang serta membenci agama yang didakwahkan Rasulullah ﷺ.
Suatu hari Abu Jahal menyurati Raja Habib bin Malik perihal Rasulullah ﷺ.
Surat itu membuatnya penasaran dan ingin bertemu dengan Rasulullah ﷺ
dan membalas surat itu Ia akan berkunjung ke Mekah.