"Aku melihat seorang menangis dalam sholatnya, kemudian aku menuduhnya melakukan itu karena riya',setelah itu,aku terhalangi untuk menangis selama setahun"
[Al-'Uqubaat, hal 63]
Ada sebuah pelajaran penting dari Syeikh Al-Buthi Allahyarhamhu mengenai hal ini, beliau suatu kali pernah bercerita,
"Aku mengenal seorang pemuda yg sering hadir di kajianku,beliau memiliki janggut yg tebal,insya Allah, dia orang yg sholih.
Suatu kali aku melihat pemuda itu dengan keadaan jenggot yg sangat tipis,sepertinya dia menipiskan jenggotnya.
Lalu,dalam hatiku terbesit, "Engkau dahulu memiliki janggut yg tebal, mengapa engkau mencukurnya hingga tipis seperti ini?jika dr awal penampilanmu sprti itu,mereka tidak mengapa,tapi mengapa sekarang engkau tipiskan?"
Kemudian,selang beberapa lama dr kejadian itu,Allah ingin mengajarkanku adab,aku diuji dgn sesuatu yg aku kritik tadi, Allah mengujiku dgn kesalahan tukang cukurku,hingga ia menipiskan janggutku jauh melebihi yg biasanya, dn aku tdk berdaya melakukan apa-apa ke tukang cukur itu,
setelah aku rasa kesal dengan tukang cukur itu, aku kemudian teringat apa yg pernah terbesit di hatiku saat mengkritik pemuda itu..".
Kemudian beliau menasehati, "janganlah kalian sibuk dengan keburukan yg nampak dari orang lain, jangan suka mengkritik orang dengan hanya melihat secara zahir, walaupun dari hati, lebih baik kalian menasehatinya secara langsung dan bertanya,
sungguh tidaklah aku diuji demikian, kecuali aku pernah mengkritik seorang karena hal itu, semoga Allah memberikan kita adab bagaimana bermuamalah dengan hamba-hambaNya. "
Teman-teman,sebenarnya kita tdk perlu menyibukkan diri dgn kesalahan yg tampak dr orang lain, lebih-lebih kesalahan yg tak tampak dan tersembunyi.
Perlu diketahui bahwa semakin kita menutup hati dr menilai dn menghukumi aib-aib org lain,maka semakin Allah jaga kita dari aib kita.
dan sebaliknya, semakin kita giat melirik dan menilai keburukan-keburukan orang lain, maka Allah akan mudahkan kita melakukan aib dan dosa-dosa itu. Cepat maupun lambat..
Imam Ibnu Sirin pernah bercerita,
"عيرت رجلا، وقلت : يا مفلس!، فأفلست بعد أربعين سنة"
"Dahulu aku pernah mencela seseorang, aku mengatakan, "wahai orang yg bangkrut!", setelah 40 tahun, kemudian aku lah yg bangkrut"
Imam Hasan Al Bashri jg memberikan pesan yg hampir mirip;
من رمى أخاه بذنب قد تاب إلى اللّه عزّ وجلّ منه، لم يمت حتّى يبتلى به"
"Barangsiapa yg menuduh saudaranya dengan suatu dosa, padahal ia telah taubat darinya, maka ia tidak akan mati sebelum ditimpa dengan dosa tersebut"
Stop suuz zonn, menuduh, menghina, mencela, dan menggibah keburukan saudara-saudara kita..
Duhai sekalian manusia, seandainya kita kenal dengan diri kita, sungguh kita akan sibuk meratapi kekurangan-kekurangan yg ada padanya..
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Dewasa ini marak sekali orang-orang yg kemudian berkata, mana dalilnya ? Apakah hadisnya sahih ? Wah ini dari ulama ya ? Dan perkataan lainnya yg kalian bisa tambahkan sendiri.
Baca sampai akhir ya, baru komentar !
Mari kita sama-sama perhatikan hadits shohih ini
عن أبي هريرة -رضي الله تعالى عنه- قال : سمعت رسول الله -صلى الله عليه و سلم- قال: "توضؤوا مما مست النار". رواه مسلم
Berwudhulah kalian setelah (memakan) makanan yg terkena api". (Hr. Muslim)
Hadits ini shohih, ia tercantum di kitab hadits tershohih kedua yg dimiliki kaum muslimin setelah shohih Bukhori, yaitu shohih Muslim.
Tapi, pertanyaannya adalah apakah setelah mengetahui hadits ini shohih lantas langsung bisa kita gunakan dan simpulkan sendiri ?
Ada satu perkataan yg membuat para thalib semangat membeli kitab
شراء الكتب يورث الغنى
"Membeli kitab membuat kaya."
Saya awalnya percaya-percaya aja. Maklum masih baru. Mudah terbuai. Tapi setelah beberapa waktu, saya merasa ragu dengan perkataan itu.
Jika yg dimaksudkan kaya di situ adalah 'kaya maknawi': bertambahnya pengetahuan tentang sesuatu,perkataan itu bisa terima.Itu dengan syarat,kitabnya memang dibaca dan dipahami.Tak sekedar diletakkan di rak.Tapi jika yg dimaksud kaya di situ adalah kaya materi,mka Anda tertipu.😂
Di situ ada mutaallaq yg dibuang
يورث الغنى للتاجر لا للمشتري
Yang jadi kaya yang punya maktabah, bukan yang beli kitab.Haha.
Namun saya selalu yakin, ada saja rejeki tak terduga kalau memang ada niat tulus beli kitab. Akhir bulan adlh waktu sakaratul maut ekonomi bagi thalib
Dari Ribuan Hadist Nabi Muhammad SAW beliau @alimamaltayeb memilih hadist tersebut untuk menghiasi ruang kerjanya
اللهم من ولي من أمر أمتي شيئاً فشق عليهم فشقق عليه، ومن ولي من أمر أمتي شيئاً فرفق بهم فأرفق به.
"Ya Allah, Barangsiapa yg mengurusi suatu perkara dr umatku,tp justru memberatkan bagi mereka, maka beratkanlah dia, sebaliknya barangsiapa yg mengurusi suatu perkara dari umatku, lalu ia berbuat baik kpd mereka, maka baikilah kepadanya."
Tidak sebatas disitu, pandangankupun tertuju ke sebuah handpone yg amat begitu sederhana, handpone yg mungkin sebagian besar dr kita enggan memakainya, tp lihatlah beliau, yg mana itu menunjukan betapa sederhananya beliau, wlaupun menjabat sebagai Grand syaikh Azhar.
Namanya: Sajā Khillah, bocah perempuan tunanetra asal Palestina yang sudah hafal Alquran di usia tujuh tahun. Setelah itu, ibundanya membantunya untuk menghafal Alfiyah Ibnu Malik (Seribu Bayt Nazam ilmu Nahwu), Muallaqat Asyarah (Kumpulan syair-syair Jahiliyah, sekitar 756 bayt)
serta diwan-diwan syair lainnya, kitab-kitab ilmu lughah dan nazaman ilmu Mawaris.Maha suci Allah.
Salah satu cita-cita Sajā Khillah, adalah bertemu dengan grand syaikh Azhar, Syaikh Islam, Ahmad Thayyib @alimamaltayeb Radhiyallahu Anhu, dan Alhamdulillah hal itu telah tercapai.
Qultu:Orang-orang tunanetra kadang beruntung dibanding orang-orang yang diberi pengelihatan,karena mata mereka terjaga dari dosa dan melihat keburukan orang lain. Gak heran,kadang mereka lebih cepat menghafal dan memahami dibandingkan orang-orang yg mampu melihat. Rabbuna Yastur.