Thread by @keretaapikita

Balai Yasa Madiun PJKA, “Benteng Terakhir” Lokomotif Uap di Jawa

Pada 29 Agustus 1981 diadakan serah terima Balai Yasa Madiun dari PJKA ke PT. Industri Kereta Api (Persero).

#SepurUAP
#KeretaApiKita

Upacara kecil itu menandai akhir dari era lokomotif uap di Indonesia karena waktu itu Balai Yasa Madiun merupakan bengkel terakhir yang melayani perbaikan besar (overhaul) mesin-mesin lokomotif uap di Jawa.

Sebelum menjadi workshop INKA, ada banyak kisah di balai yasa bersejarah ini. Kompleks bengkel yang dibangun pada 1884 itu merupakan yang tertua kedua setelah bengkel kereta api Staatsspoorwegen di Surabaya Kota.

Dalam penyelesaian lintas Malang–Blitar (1896-1897), Probolinggo–Jember–Panarukan (1895-1897) & Surabaya–Tarik (1897), balai yasa “Hoofdwerkplaats te Madioen” menyediakan beragam suku cadang kereta api dan infrastruktur lain termasuk menjadi tempat perakitan jembatan baja impor.

Dari tiga bengkel besar (Madiun, Surabaya Kota, dan Jember) yang dimiliki SS Oosterlijnen (Lintas Timur) pada awal abad ke-20, Balai Yasa Madiun menjadi yang paling besar dan terlengkap.

Ketika Balai Yasa Gubeng mulai beroperasi sejak 1916, beberapa peralatan mesin bengkel di Balai Yasa Madiun dipindah ke Gubeng.

Pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia, Balai Yasa Madiun juga memproduksi berbagai jenis senjata tajam dan senjata api. Bengkel besar itu juga memproduksi laras mortir dari poros roda kereta eks-NIS atas permintaan TNI pada 1947.

Sejak era lokomotif diesel dimulai pada 1953, perbaikan besar segala jenis lokomotif uap dipusatkan di Balai Yasa Madiun. Bengkel ini juga sukses memodifikasi lokomotif-lokomotif berbahan bakar kayu jati menjadi minyak bakar (fuel oil).

Kompleks Balai Yasa Madiun memiliki luas total 56.926 meter persegi. Saat itu koleksi mesin bengkel yang ada sejumlah 676 unit, 75 unit mesin angkat, dan 4 unit jembatan timbang. Pegawai Balai Yasa Madiun berjumlah sekitar 2500 orang.

Pada 1970 Balai Yasa Madiun berhasil memperbaiki 116 lokomotif uap. Antara 1971-1980 tercatat memperbaiki 467 lokomotif uap berbagai tipe. Selama 1978-1979 bengkel ini merehabilitasi 101 kereta penumpang, dan pada 1981 ada 15 kereta diperbaiki.

Sebelum ditutup, Balai Yasa Madiun sempat menyelesaikan 20 gerbong barang antara Februari sampai Juni 1981.