—Swearing: Fenomena Sosial yang Dianggap Tabu—

Sebuah Kajian Sosiolinguistik Singkat

by Braun
Haloo, sasingers! Jumpa lagi dengan min Braun di sini. Semoga kalian dalam keadaan sehat dan bahagia ya, aamiin.

Pada hari Senin yang cerah ini, min Braun ingin membahas sedikit tentang swearing (mengumpat) dari kacamata sosiolinguistik. Lesgoo!
Kalau twitteran, mungkin swearing sudah umum ditemui, baik di acc pribadi/base umum. Tetapi, di lingkungan min Braun, mimin harus nahan karena perbuatan ini dianggap tidak pantas dilakukan seseorang, terutama jika ia memiliki titel/sedang mengenyam pendidikan.
Bagaimana suatu ucapan bisa dikategorikan sebagai swearing? Kita bisa lihat dari kriteria yang dipaparkan oleh Anderson dan Trudgill (2007). Swearing memiliki tiga ciri berikut:
1. Refers to something taboo or stigmatized
2. Is not to be interpreted literally
3. Express strong emotions or attitudes
Kriteria tersebut sejalan dg Stenstorm (2002) yang mendefinisikan swearing sebagai 'sesuatu yang dianggap menyinggung bagi masyarakat luas'.

Jadi pada intinya, sesuatu yang menyinggung, tabu, dan mengekspresikan emosi/sikap yang kuat bisa dianggap sebagai tindakan mengumpat.
Beberapa ilmuwan mengklasifikasikan swearing menjadi beberapa jenis, seperti Pinker yang punya 5 jenis swearing. Tapi min Braun lebih suka menggunakan klasifikasi swearing versi Archakis & Karachaliou (2015) yang hanya punya dua tipe saja:
1. Abusives

Adalah kata umpatan yang ditujukan kepada orang tertentu, bisa juga semacam nama panggilan.

Contohnya: "That tracherous little bleeder!" (ditujukan ke orang tertentu)

Fakta menariknya, swearing jenis ini juga bisa menjadi "cara ofensif untuk bersikap ramah".
2. Expletives

Digunakan untuk memberi penekanan / menunjukkan tone. Stenstorm dkk. (2002: 64) mendefinisikan expletives sebagai swearing yang digunakan untuk mengekspresikan emosi atau perasaan yang kuat, atau berfungsi sebagai kutukan & sumpah serapah.

Contoh: Bloody hell!
Pertanyaannya: kenapa sih hal yang tabu dan nggak pantas seperti 'swear words' ini sampai ada definisi dan jenis-jenisnya segala?
Memelajari fenomena swearing tidak berarti mendukung atau mengkampanyekan penggunaan swear words, namun lebih ke mengungkapkan pola-pola masyarakat yang ada. Ini juga membuka lebar mata kita kalau penduduk bumi itu karakternya diverse banget.
Dengan meneliti penggunaan swear words, kita dapat menerka latar belakang seseorang, dari mana asalnya, berada di kelas sosial manakah, dan juga 'identitasnya'.

Jika kita lebih jeli, bahkan orang yang terbiasa mengumpat pun sebenarnya memiliki faktor pendorong.
Menurut Karyn Stapleton (2003), terdapat setidaknya 4 fungsi interpersonal dari mengumpat:
1. Mengekspresikan emosi

Adalah tujuan utama dari mengumpat & dikaitkan dengan emosi negatif. Hal ini dapat dilihat dari temuan Stapleton yg menunjukkan bahwa mengungkapkan kemarahan adalah alasan ke-3 paling umum untuk menggunakan umpatan di antara sekelompok mahasiswa sarjana.
2. Sebagai humor atau penekanan verbal

Sumpah serapah berpotensi menimbulkan humor, dan umpatan yang lucu menimbulkan efek menggoda atau bercanda.
3. Menumbuhkan ikatan sosial dan solidaritas

Penggunaan sumpah serapah dapat menciptakan & memperkuat solidaritas di tempat kerja. Ini telah menjadi fokus yg berkembang bagi beberapa peneliti. Swearing juga sangat terkait dg status, kekuasaan, & penerimaan dalam suatu kelompok.
4. Membangun dan menunjukkan identitas

Swearing dapat berfungsi sebagai penanda identitas gender di dalam kelompok. Ide ini didukung oleh Stenstorm (2006) di penelitian yg menunjukkan, anak lelaki pd umumnya mengumpat dg lebih kuat terutama saat mengungkapkan rasa frustrasinya.
Itulah sedikit tentang fenomena mengumpat jika dilihat dari sudut pandang sosiolinguistik. Setelah ini, mungkin teman-teman jadi kepo kalau ketemu orang yang hobi mengumpat; kira2 faktor apa ya yang membuat dia begitu? Hehe.
Terima kasih sudah membaca! Sangat boleh menambahkan di kolom komentar jika ada yang kurang. Support us by following @txtdrsasing, like and retweet our thread. See you next time!

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with TXT dari Sasingers

TXT dari Sasingers Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @txtdrsasing

19 Mar
Anima/Animus dan Efeknya pada Hubungan Kita saat Nyari Doi 'Impian'

—A Thread—

Ada yang pernah baca teori Carl Jung satu ini? Kemarin paper mimin sempat bahas ini nih, dan cukup menarik juga bahasannya.

Oke, jadi gampangnya anima/us itu seperti sifat tersembunyi orang. ImageImage
Kalo anima itu sisi feminim cowok, animus itu sisi tomboi cewek. Nah sisi itu merupakan sisi yang tersembunyi. Loh kok tersembunyi? Karena masyarakat kebanyakan nuntut kita buat condong ke salah satu sisi. Yang cowok lebih maskulin, cewek lebih feminim. Tapi, tau gak dampaknya?
Sisi yang tersembunyi ini, hidden side (HS), karena gak cocok diperlihatkan di alam luar akan berusaha nyari pengakuan diri. Nah bahayanya, HS itu ada di pikiran alam bawah sadar yang notabene lebih kuat dari pikiran sadar kita. Apa yang terjadi kalo kita gak segera menangani?
Read 14 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!