Membersihkan Cinta dari Belukar. Salah satu lokasi di Saung Berkarya yang nantinya akan kita jadikan Areal Perkemahan. Di sekeliling Danau Tadah Hujan. "Wisata Edukasi Pertanian & Peternakan Terintegrasi"
Wisata Edukasi yang menekankan pada pentingnya 1. Kemandirian Pangan dan Energi Terbarukan (Bio Gas). 2. Peternakan Kolektif 3. Incoming Property 4. Menejemen Pertanian Moderen
Wisata dan Berdiskusi bersama para Ahli dan Praktisi.
Wisata Eduksi yang diperuntukan bagi Umum. Wisata Keluarga, Kelompok, Organisasi, Kelompok remaja ataupun Pelajar tingkat Sekolah Dasar. Tentunya Dengan Materi yang Berbeda pada setiap Kelompok Wisata
Kami juga menyiapkan paket FUN OFF-ROAD. Jelajah perkebunan dan Perbukitan. Jarak jelajah 6,5 Km
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Sosial media itu tentang interaksi. Jika loe mau profesional di Sosial media Menejemen, kuatkan narasi. Investasi digital itu bukan pada perangkat, mu, akan tetapi akun mu. Defrensiasi, penting. Pembeda akun loe dengan lainnya. Jangan merasa seleb. Wong bikin akun itu gratis.
Yang mau jualan di sosial media, pelajari komunikasi publik. Tidak harus posting dagangan terus, namun akun mu ( ava dan bio ) harus mencerminkan apa yg hendak loe jual. Untuk platform Twitter, lebih tepat menggunakan pola "Sosial Enterpreuner." Berbeda dengan IG.
Gwe contohkan akun @TongSate. Ia tak selalu posting dagangannya. Namun, akunnya muncul di mana mana. Strategi yg keren. Berkelompok untuk mengejar tayangan dengan cara saling retwet - komen - like, sesama pedagang di sosial media, tidak selamanya tepat.
Hari Ini. Tahap Pemasangan Plastik Mulsa, di Lahan Bagian Tengah dari Saung Berkarya. Kami sedang melakukan riset u/ konsep "Incoming Property With Integreted Farming." Fasum Perumahan yg Kita Optimalkan dgn Melakukan budidaya tanaman produktif. Tampak Rumah Contoh Type 36 LT 72.
Mengoptimalkan Lahan Pekarangan Warga agar dapat menghasilkan income yang kemudian dikelola oleh Koperasi Warga. Budidaya 14 Komuditi ; Jangka Pendek Menengah dan Panjang, kemudian membuat kandang Kolektif u/ ternak milik warga yang juga dikelola Koperasi Warga
Limbah ternak dari Kandang Kolektif Warga, dan Limbah Organik diubah menjadi energi; Biogas, sehingga warga lingkungan tidak perlu lagi menggunakan elpiji. Masih pada lingkungan perumahan tsb, dipasangkan Biodigester.
Bayangkan jika lingkungan Perumahan tempat kamu tinggal di-optimalkan tuk tanaman produktif. Kemudian, scurity nya ganti menjadi tukang Kebun, dan warga ber-koperasi. Semua hasil dari penjualan untuk membayar cicilan KPR. Itulah yg sedang kami lakukan dengan @PetaniRasional.
Incoming Property With Integreted Farming. Lalu, siapa pembeli sayuran / tanaman produktif yang ada di lingkungan perumahan kalian tadi? Ya Warga. Lalu siapa yang mengelola? Ya Koperasi. Lalu siapa yang diuntungkan? Ya kalean. Mau?
Kami buka dalam tataran teori namun sudah mempraktikkan dan membuat hitungan secara rinci. Tanaman jangka pendek, menengah, panjang, yang akan menjadi income warga perumahan itu, dan mengakumulasi biaya cicilan KPR yg telah dikeluarkan. Itu semua dikelola oleh Koperasi Warga
2 unit rumah pd Pic itu, kak, Rumah Contoh Type 35 LT 72. Kami sdh membuat Konsep "Incoming Property With Incoming Property." Yg sdg kami lakukan di Hambalang, Risetnya. Lokasi perumahan nantinya di Tajur, Bogor. Kerja sama dgn TWP (Tabungan Wajib Prajurit).
Riset juga sedang dilakukan di Balaraja, Banten. Ada 4 unit Rumah dengan Type yg Sama telah dikerjakan Oleh mas Adam @Bala_Raja1. Bagaimana membeli rumah hunian dengan mengoptimalisasi lahannya sehingga bisa menghasilkan 50 persen cicilannya.
Kami telah lama melakukan pembahasan ini, dan alhandulilah telah mencapai kata sepakat, diwakili bang @aRdy_NET bersama Kep. Bagian Umum TWP sekaligus Ketua Koperasi Mabes AD. Kami tinggal menunggu hasil riset, brp nilai yg dihasilkan dari optimalisasi Lahan utk tanama produktif
Siang tadi. Upaya membangunkan lahan tidur. Kami, akan terus update perkembangannya sebagai upaya untuk terus mendorong pemuda negeri ini agar mampu menjadi tuan di bisnis pangan negeri sendiri. #SaungBerkarya
Bukan hal mudah bercocok tanam di Hambalang, Bogor. Cuaca yang berubah-ubah secara cepat, sulit diprediksi. Angin panas, kadang tidak lama setelah itu, hujan tipis disertai angin. Ketinggian 300mdpl, termasuk dataran rendah, air pun di sebagian tempat, sulit.
Masyarakat setempat lebih memilih bertanam singkong, pisang. Padahal, jarak tempuh dengan pasar besar Indonesia, JKT, hy 45 menit. Disitulah letak tantangannya bagi tim @PetaniRasional, karena Hambalang tak seperti Batu, Malang, Temanggung Jateng/ Garut, daerah2 penghasil sayur.
Tanaman yg sehat tentunya berasal dari bibit yg sehat.
Untuk menghasilkan bibit yg baik dan sehat harus memenui persyaratan sebagai berikut :
1. Gunakan media tanam (tanah, kompos, pupuk kandang, coco peat) yang steril. Pupuk secukupnya, benih diberi perlakuan benih yang cocok (berdadarkan ketinggian lokasi).
2. Pesemaian ditutup rapat dengan dengan plastik UV agar tidak dapat dimasuki hama dan vektor/penular penyakit (trips, kutu kebul, aphids, tungau, dll). UV dibuka hanya kalau untuk mengairi saja.