1. Kasus harian Covid-19 secara global meningkat kembali tetapi kasus harian kita mengalami penurunan. Sebanyak 6,05 juta orang sudah mendapat 2 dosis vaksin, 4,9 juta orang sudah mendapat vaksin dosis pertama. Kita harus terus waspada. #APBNkiTa#ekonomibangkit#GameChanger
2. Kinerja berbagai indikator perekonomian global terpantau positif, optimisme pemulihan ekonomi global menguat tetapi masih ada risiko ketidakpastian. Harus terus mengendalikan pandemi, mempercepat recovery, dan memperkuat reform #ekonomiglobal#APBNKiTa
3. Perekonomian Indonesia di bulan Maret 2021 masih terus melanjutkan perbaikan, perluasan vaksinasi dan kebijakan PPKM Mikro yang terkendali berjalan seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan konsumsi masyarakat #uangkitauntukvaksinkita#gamechanger
4. Indikator utama perekonomian domestik terus positif di tengah peningkatan kepercayaan konsumen, insentif mendorong tingkat konsumsi. Penjualan kendaraan bermotor & konsumsi listrik meningkat, menunjukkan indikator perekonomian yang baik dari sisi produksi maupun konsumsi.
5. Ekspor/impor serta konsumsi listrik tumbuh positif seiring peningkatan mobilitas, Indeks Ekspektasi Konsumen, konsumsi semen, dan PMI manufaktur yang juga meningkat telah mengindikasikan pemulihan ekonomi telah sesuai jalur. #ekonomibangkit
6. Leading indicator menunjukkan perbaikan di Maret sesuai dg ekspektasi, base effect penerapan PSBB di awal pandemi mulai terlihat pada indikator Maret 2021. Gambar ini menunjukkan bahwa di Bulan Maret seluruh indikator telah berwarna hijau atau mengalami pertumbuhan. 👍😇
7. APBN menjadi satu-satunya instrumen untuk mendorong perekonomian Indonesia kembali pulih . APBN bekerja luar biasa keras untuk menarik kembali ke zona positif atau countercilycal. Semua masyarakat tersentuh dengan APBN, apa yang telah dilakukan di 2020 terus dilanjut di 2021.
8. Belanja Negara tumbuh cukup tinggi, didorong pertumbuhan belanja barang, modal dan bansos. Belanja Negara juga makin diakselerasi dan pembiayaan investasi dipercepat untuk mendorong pemulihan yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. #APBNKiTa
9. Ini dia belanja #APBNKiTa yg dahsyat, keberpihak yg nyata. Kerja keras utk perekonomian dan masyarakat: vaksinasi, biaya perawatan, bantuan pelaku usaha mikro, dana BOS, pemeliharaan infrastruktur, sedangkan perjalanan dinas turun tajam.
10. Realisasi belanja bansos K/L tumbuh 16,5%. #APBNKiTa sungguh memberi manfaat bagi ratusan juta warga masyarakat. Baik PKH, sembako, PBI BPJS dll. Ini bukti APBN sungguh diarahkan dan diabdikan utk kepentingan rakyat.
11. Kerja keras APBN didukung kinerja KL. Ini merupakan 15 KL dengan pagu terbesar dengan total Rp899,7T. Realisasinya hingga Maret sebesar Rp180,4T, meningkat signifikan sebesar 41,3%. Poin penting: anggarannya tidak ditambah! #APBNKiTa
12. Sekali lagi belanja APBN yang manfaatnya langsung dirasakan masyarakat. Belanja subsidi di Q1 meningkat menjadi Rp21,4T di tahun 2021. Manfaatnya kepada masyarakat di antaranya berupa subsidi listrik dan subsidi bunga KUR. Belanja lain-lain juga meningkat (1,9%). #uangkita
13. Penyaluran TKDD s.d. 31 Maret 2021 sebesar 21,7% terhadap total Alokasi TKDD 2021. DAU turun 20% dari tahun lalu krn bbrp daerah belum menyampaikan syarat penyaluran, bukan karena terjadi potongan. TKDD terus dimanfaatkan untuk mendukung penanganan Covid-19 dan PEN.
14. Pembiayaan Investasi tumbuh 85,4%, realisasi investasi kepada BLU utk mendukung pencapaian target, termasuk pelaksanaan PSN. Total alokasi pengelolaan investasi Pemerintah Rp187,1 T. Alokasi pada BLU PPDPP dan LMAN signifikan dlm menunjang pembiayaan perumahan dan PSN.
15. Penyerapan PEN 2021 terus bergulir utk berbagai sektor: kesehatan, perlinsos, program prioritas, dukungan UMKM & korporasi, serta insentif usaha. Hingga 16 April penyerapan mencapai Rp134,07 T (19,2% dr pagu Rp699,43T). Penyerapannya terus diakselerasi untuk #PEN#APBNKiTa
16. Kebutuhan belanja/investasi dipenuhi melalui pendapatan dan pembiayaan. Penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi didanai oleh pembiayaan, serta optimalisasi penerimaan perpajakan dan PNBP. Momentum penerimaan terus dijaga sejalan dengan mulai meningkatnya aktivitas ekonomi.
17. Penerimaan neto mayoritas jenis pajak tumbuh positif di Q1-2021, perlambatan beberapa jenis pajak Maret akibat pemanfaatan insentif fiskal dan transaksi tak berulang 2020. Bbrp jenis pajak utama tumbuh positif (PPh 26, PPh Final, PPN DN, dan PPN Impor).Pertumbuhan msh lambat
18. Secara sektoral, penerimaan pajak terdampak akibat pemanfaatan insentif fiskal serta peningkatan restitusi. Untuk sektor pertambangan dan Informasi & Komunikasi masih mampu tumbuh positif. #PajakKitauntukKita
19. Pajak tidak melulu soal penerimaan, tapi dalam kondisi ini pajak digunakan sebagai insentif bagi dunia usaha. Insentif dunia usaha yang telah dimanfaatkan oleh WP pada Q1-2021 mencapai Rp14,95T yang terdiri dari berbagai jenis pajak termasuk UMKM.
20. Penerimaan BC triwulan 1 2021 cukup menggembirakan, mencapai Rp62,29 T (28,98% dari target APBN 2021), tumbuh 67,72% yoy. Penerimaan cukai Rp49,56 T atau tumbuh 70,10% yoy, penerimaan BK mencapai 4,61 T atau tumbuh 534,85% yoy. PenerimAn BM sedikit terkontraksi -3,57% yoy.
21. Kebijakan di sektor kepabeanan juga mendukung pemulihan kesehatan nasional melalui pemberian berbagai fasilitas pembebasan Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor, seperti untuk impor alkes dan vaksin.
22. Sejalan dengan itu, PNBP juga tumbuh semakin baik, realisasi PNBP Q1-2021 mencapai Rp88,1 T. Secara parsial, pertumbuhan PNBP di dorong oleh pendapatan PNBP lainnya dan pendapatan BLU, sedangkan pendapatan SDA dan KND masih mengalami sedikit kontraksi.
23. Pembiayaan APBN berjalan on track, volatilitas pasar keuangan masih perlu diwaspadai & diantisipasi dengan strategi pembiayaan yang pruden dan fleksibel. Pembiayaan utang dikelola dg sangat produktif untuk penanganan covid-19 & memberikan bantuan & insentif bagi masyarakat.
24. Sinyal pemulihan ekonomi membaik, APBN terus bekerja keras. Pengelolaan APBN jg dilakukan secara optimal-akuntabel dg didorong Indeks Optimisme Konsumen dan program vaksinasi yg meningkat. Pemerintah jg terus memperkuat sektor kesehatan & mengakselerasi produktivitas ekonomi.
Terima kasih telah menyimak konferensi pers Ibu Menteri Keuangan ttg kinerja APBN 2021 sd Maret 2021. Mari terus rawat optimisme, bersinergi, jaga kesehatan. Jangan segan sampaikan aspirasi, masukan, dan kritik utk perbaikan. Salam hangat! #APBNKiTa#ekonomibangkit#gamechanger
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Mas @ardisatriawan terima kasih kritiknya. Menyala 🔥🙏🏻
Nah, mumpung 14 Juli ini Hari Pajak, boleh sedikit saya elaborasi "Uang Pajak Kita untuk Apa?" Mungkin tak memuaskan, tapi toh perlu disampaikan sbg bentuk tanggung jawab publik.
Bener banget, di Republik ini cukup banyak jenis pungutan, tapi rasanya bukan pajak berganda. Ini justru utk memastikan tiap aktivitas dan lini berkontribusi sehingga adil buat semua. Kita bahas teori dan sejarahnya lain waktu ya. Tentu kita bersyukur sebagian besar warganegara sadar dan patuh pajak. Goyong royong yang kuat dan makin baik.
Idealnya, pemerintah adalah pelayan yg memungut lalu mengembalikan dlm bentuk belanja publik. Memang belum ideal Mas, mari terus awasi dan perbaiki. Namun kita patut bersyukur, jelang 79 tahun usia Republik, cita2 dr Radjiman mulai tampak hasilnya. Semakin banyak program dan layanan publik yang esensial bagi kehidupan kita bersama, dibiayai dengan pajak.
Kita kulik lebih dalam ya, ke mana uang pajak kita (berdasarkan realisasi per 31 Mei 2024) pada utas berikut👇🏻@DitjenPajakRI @KemenkeuRI
#HariPajak
#pajak #APBNKiTa #APBN
1) Kinerja penerimaan pajak mampu mendorong secara optimal belanja pemerintah untuk melindungi aktivitas perekonomian sekaligus menjaga keberlangsungan fiskal di tengah ketidakpastian ekonomi yang meningkat. Selain belanja modal, masyarakat memperoleh manfaat langsung dari Belanja Bansos dan Subsidi, yaitu:
* Bansos PKH dan Kartu Sembako membantu 10 juta KPM dan 18,7 juta KPM.
* Tanggap darurat bencana oleh BNPB sebesar Rp0,1 T.
* Subsidi BBM 5,57 juta KL, LPG 3 Kg 2,7 juta MT, Listrik 40,4 juta pelanggan, dan KUR untuk membantu masyarakat prasejahtera sebanyak 2 juta orang.
* Termasuk belanja pendidikan dan kesehatan.
Selanjutnya, kita bahas per anggaran tematik apa saja yang masyarakat terima dari penerimaan yang telah dihimpun.
2) Sektor Pendidikan
Pemerintah terus berkomitmen memajukan pendidikan Indonesia, ini dapat dilihat dari realisasi anggaran Pendidikan mencapai Rp503 Triliun di tahun 2023.Pada tahun 2024, anggaran pendidikan kembali meningkat menjadi Rp664 Triliun, dengan realisasi hingga 31 Mei 2024 mencapai Rp217,6 Triliun (32,7%). Dana pendidikan ini telah dimanfaatkan untuk berbagai program strategis, seperti:
- Kemendikbud: Rp31,4 Triliun, di antaranya untuk Program Indonesia Pintar (PIP) bagi 8 juta siswa, KIP Kuliah bagi 766,7 ribu mahasiswa, dan Tunjangan Profesi Guru (TPG) non PNS bagi 207,2 ribu guru.
- Kemenag: Rp25,4 Triliun, meliputi Gaji Pengajar, PIP bagi 1,5 juta siswa, KIP Kuliah bagi 47 ribu mahasiswa, dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi 4,6 juta siswa.
- Prakerja: Rp4,3 Triliun untuk 1.148 ribu peserta.
- DAU earmark Pendidikan: Digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan dasar pendidikan di daerah.
- Bantuan Operasional Sekolah: Diberikan kepada 43,7 juta siswa.
- Bantuan Operasional PAUD: Diterima oleh 6,2 juta peserta didik.
- Dana Abadi Pendidikan (LPDP) mencapai Rp 15 T dengan jumlah alumni LPDP sebanyak 20.265 Orang. Akumulasi Dana Abadi LPDP (2012 s.d. 2023) mencapai Rp139 T.
Tema ini menjadi perbincangan publik, dipantik kutipan pernyataan Menteri Keuangan di sebuah seminar minggu lalu. Saat itu Bu Sri Mulyani menyatakan kalau pendidikan gratis sampai kuliah di negara Nordik tak lepas dari tingginya pajak penghasilan yang dibayarkan. Ini fakta tak terelakkan dan perlu dielaborasi.
Hal ini penting dan menarik didiskusikan. Negara2 Nordik menjadi rujukan dalam banyak hal, tak terkecuali sistem perpajakan dan kualitas pelayanan publik. Apa saja hal yang perlu kita bandingkan, pelajari, dan jadikan rujukan? Selengkapnya, kita bahas bersama pada #utas ini. #pajak #Nordik
1) Negara Nordik sendiri selama ini menjadi benchmark sebagai “negara ideal.” Kesejahteraan warganya benar-benar dijamin oleh negara. Beberapa politisi di AS, seperti Alexandria Ocasio-Cortez, merujuk negara Nordik dalam kampanyenya. Sebagai catatan, negara Nordik di sini menggunakan definisi Ensiklopedia Britannica, yakni Swedia, Islandia, Finlandia, dan Norwegia.
2) Diskusi yang terjadi kita syukuri sebagai hal baik karena ada keingina kuat menuju pada sistem yang lebih baik. Maka perlu kita perkuat diskusi dengan data dan pengertian yang tepat.
Untuk itu kami sampaikan dua hal: 1) Data dan perbandingan antara Indonesia dan negara-negara Nordik dari sudut pandang fiskal. 2) Arti maupun makna perbandingan tersebut dalam teori dan konsep kebijakan fiskal.
Saya akan membuat utas panjang sebagai kontribusi kami thd silang sengkarut hari2 ini tentang hubungan antara hukum dan etika/moralitas. Benarkah hukum dan etika tak berkaitan? Atau jika berkaitan, sungguhkah hanya manasuka dan lemah?
Kenapa baru sekarang? Benarlah kata Hegel, filsafat itu bak burung Minerva, datang di rembang petang! Butuh daya tahan untuk mendalami isu ini. Ini adalah bentuk tanggung jawab intelektual dan terbuka diperdebatkan lebih lanjut. Perbedaan dan perdebatan itu fitrah dalam Filsafat.
Belakang ini perdebatan tentang relasi hukum dan etika/moralitas kembali mencuat. Sejatinya ini perdebatan yang lumrah dan sudah berumur panjang dan belum usai hingga kini.
Ada yang menganggap etika seyogianya di atas hukum, karena merupakan serangkaian prinsip dan nilai, yang kerap diklaim bernilai universal. Sebaliknya ada yang memandang tak ada kaitan niscaya antara hukum dan moralitas. Bahkan etika dikebawahkan sekadar sebagai sesuatu yang subyektif dan relatif.
Kami tak berpretensi dapat memengaruhi pendapat atau posisi seseorang, terutama yang menempatkan secara apriori pilihan politik praktis sebagai harga mati. Namun kami yakin, kesetiaan pada ide, kejujuran pada suara hati, dan ketekunan membangun diskursus adalah investasi yang baik bagi kehidupan publik.
#etika #hukum #moralitas #Pemilu2024 #pilpres
1. Menjelang pilpres belakangan ini banyak muncul pendapat seperti ini:
“Sistem hukum bukan sistem etik. Kalau kita nilai hukum dengan etik ya nggak ketemu, kacau, tidak ada kepastian. … Mengapa? Karena moral, etik itu tertanam pada rasa. … Saya dengar orang bicara di atas hukum ada etika. Saya mau tanya, dari mana orang itu memperoleh pandangan … mengenai sesuatu itu baik atau buruk. … Sesuatu yang dari sudut pandang abang atau sudut pandang saudari ini bermoral atau ini etis, tapi dari sudut orang lain itu boleh aja tidak etis. Itu biasa saja itu, bukan sesuatu yang imperatif. … Kalau kita nilai hukum dan moral, game over bangsa ini. … Dalam hukum ukurannya adalah sah dan tidak sah, tidak ada pantas dan tidak pantas.”
Misalnya pandangan ahli hukum Margarito Kamis di suatu acara. Dan tentu ada pandangan2 sejenis yang berseliweran.
2.Kaitan antara hukum dan moralitas merupakan salah satu topik sentral yang pelik dalam diskursus filsafat hukum. Mereka yang mendalami ilmu hukum pun akan bersinggungan dengan topik ini dalam tahap studi yang advance. Oleh karena itu, sepertinya permasalahan ini perlu diurai dengan terlebih dahulu mengambil sedikit jalan memutar. Saya akan memulainya dari pertanyaan apakah ada moralitas universal.
Dalam perdebatan di Indonesia, mereka yang menyangkal klaim moralitas ada di atas hukum umumnya mengadopsi relativisme, yakni klaim tentang tidak adanya moralitas yang bersifat universal. Pertanyaan retoris tentang bagaimana menentukan apa yang etis dan tidak etis serta penekanan pada selalu adanya perbedaan pendapat tentang apa yang etis dan tidak etis merupakan manifestasi sikap relativistik semacam itu.
Beredar poster ini. Kami pastikan HOAX. Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak pernah mengatakan ini.
Silakan bersaing secara sehat. STOP membuat konten dan narasi yang menyesatkan. Ini rawan mengadu domba dan menyulut kegaduhan, alih2 memikat hati rakyat.
Biarkan kami bekerja profesional sesuai mandat. Saya klarifikasi satu persatu ya….🙏
1) Kekecawaan Sri Mulyani karena anggaran belanja Alutsista 63,8T disetujui Jokowi.
Klarifikasi:
Menkeu SMI mengatakan peningkatan anggaran alutsista wajar dan penting untuk penguatan di tengah potensi ancaman dan dinamika politik LN. Tidak menyebutkan adanya kekecewaan.
2) Belanja Alutsista dilakukan oleh PT TMI yang dipegang oleh kroni-kroni Prabowo.
Klarifikasi:
Hal ini diutarakan oleh Hasto Kristiyanto (Sekjen PDIP), bukan Menkeu SMI. Chairman dan CEO dari PT TMI memang sahabat karib Prabowo dan telah ada surat penunjukkan PT TMI oleh Menhan dalam program pengadaan Alutsista.
Kata @cnbcindonesia, RI cs mendapat peringatan Bank Dunia soal utang. Tenang saja…CNBC hanya ingin mengajak kita membaca isi berita secara utuh. Bank Dunia tak memasukkan Indonesia kok….tapi ada beberapa negara berkembang yang terpapar risiko krisis utang.
Apakah utang menumpuk dan berbahaya, atau masih aman? Kadang penilaian tergantung posisi kita, terutama dalam ritual politik lima tahunan, isu ini menarik didaur ulang.
Utang pemerintah masih di level aman! Selain pajak dan PNBP, pembiayaan melalui utang adalah bagian APBN. Tentu utang tetap dikelola dengan hati-hati, transparan, dan akuntabel. Selain itu, salah satu cara menilai yang fair adalah melihat kondisi perekonomian kita.
Supaya para kontestan dapat menyiapkan diri dan amunisi lebih baik, saya akan bahas isu utang ini secara benderang. Siapkan sabuk pengaman! Hanya mereka yang berani ambil risiko yang boleh lari kencang…. #utang #pilpres #uangkita #apbn
1) Melanjutkan utas saya tentang utang. Utang merupakan bagian dari APBN, sedangkan APBN bagian dari pengelolaan keuangan negara. Di APBN, ada pos pendapatan, belanja dan pembiayaan. Utang ada di pos pembiayaan.
Saya berharap pada debat nanti, para Cawapres membahas pengelolaan keuangan negara secara holistik. Barangkali ada kekhawatiran soal utang ini. Saya yakin ini dikarenakan publik kurang mendapatkan informasi.
2) Berikut beberapa fakta bahwa utang Indonesia masih aman.
a. Rasio utang pemerintah saat ini dalam batas aman, bahkan tren rasio tersebut menurun sejak pasca pandemi dan diharapkan akan terus menurun.
b. Utang pemerintah saat ini didominasi oleh mata uang rupiah dan lebih banyak investor domestik sehingga risiko kurs tidak terlalu besar dan dapat dikelola.
c. Neraca perdagangan juga masih surplus selama 43 bulan berturut-turut sementara mata uang rupiah secara Year To Date masih terapresiasi.
d. Realisasi pembiayaan utang juga menurun dibanding target APBN. Bukti kualitas belanja semakin baik dan penerimaan negara menguat.
Di Tahun Politik ini sudah lazim banyak tawaran program baru. Tak ada yang keliru. Para kontestan ingin memikat hati rakyat. Pun ada misi memperbaiki, memperkuat, bahkan mengubah. Toh program itu kalau bisa dijalankan juga menguntungkan.
Persoalannya, uangnya dari mana? Nah di titik ini rasanya kita perlu lebih serius memikirkan. Jelang debat Cawapres, saya ingin turut menghangatkan diskursus dengan membahas pajak.
Akhir-akhir ini perpajakan kerap menjadi bahan diskursus publik. Alhamdulilah puji Tuhan. Hal ini tentu jadi kabar baik, karena artinya publik semakin sadar pentingnya pajak dalam sistem bernegara. Terlebih beberapa tahun belakang, penerimaan negara ditopang oleh pajak.
Saya ingin sharing beberapa hal seputar kondisi perpajakan di Indonesia, mengingat apapun program pemerintah baik saat ini dan nanti, pasti membutuhkan penerimaan pajak yang semakin tinggi.
Para kontestan dan siapapun yang berminat dipersilahkan urun rembuk, ikut diskusi, atau menggunakan bahan ini untuk keperluan edukasi publik. Saya bahas agak panjang ya. #utas #thread #pajak #uangkita
1) Pajak merupakan bagian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN sendiri adalah alat untuk mencapai tujuan pembangunan yang menjadi tanggung jawab kita bersama. Di tengah ketidakpastian global, ketegangan geopolitik, dan tekanan domestik - APBN dituntut untuk dapat menyangga kehidupan sosial ekonomi.
Keuangan negara tentu memiliki keterbatasan, maka kita bergotong royong melalui pajak. Pajak identik dengan kemandirian dan welas asih: yang tidak mampu dibantu, yang mampu membayar, semakin mampu bayar lebih besar.
Dengan demikian, pajak adalah bagian dari alat kebijakan untuk mencapai tujuan bernegara. Oleh karena itu, dari berbagai diskusi di ruang publik, kinerja perpajakan tidak semata-mata dilihat dari tax ratio saja. Ada fasilitas/insentif yang mesti diperhitungkan.
2) Gotong royong ini perlu saya tegaskan di depan, sesuai penjelasan UU No 6/1983 yang merupakan pondasi reformasi perpajakan Indonesia. Ilustrasi dialektisnya kira2 begini:
APBN adalah instrumen mewujudkan tujuan NKRI. Tiga pilar: sektor swasta, masyarakat sipil, dan pemerintah berelasi secara dialektis. Pertama-tama bahkan pemerintah memberi insentif/fasilitas kepada pelaku usaha agar bisnisnya tumbuh dan maju.
Ibarat menanam pohon, pemerintah menggarap lahan, menyiangi rumput, menanam benih, menyiram, dan memupuk. Kelak ketika berbuah, sebagian saja diminta oleh pemerintah untuk dikembalikan ke publik dlm bentuk belanja APBN.
Hebatnya negara demokrasi, bahkan ketika uang pajak dikembalikan ke publik, rakyat sebagai warga negara dan pembayar pajak tetap punya hak politik untuk mengkritik, mengawasi, dan terlibat dalam penyelenggaraan negara.
Meski sederhana, ilustrasi ini tetap penting untuk memahami semesta perpajakan yang tak sesederhana hanya memungut pajak. Memungut dengan kaku-pucat dan seolah berjarak dengan realitas masyarakat.