Thread link2 berita buat kaum denial & malas baca- semoga terbuka mata hati dgn situasi riil pandemi, gak minta dininabobokan ama narasi “yang indah dong jangan bikin resah, biar imun naik”
Hari kemarin Indonesia berhasil menembus ambang 100,000 kasus positif COVID-19 yang terkonfirmasi. Berdasarkan tabulasi angka resmi ini, Indonesia kini ada di peringkat 24 kasus terbanyak dan peringkat 23 kematian terbanyak di dunia.
Tentu ini bukan catatan yang patut dibanggakan. Menembus ambang seratus ribu itu sekadar berganti bilangan dari digit lima ke digit enam yang tentu tidak perlu dirayakan.
Persoalan yang lebih penting di sini seharusnya adalah: Apakah angka ini dapat kita percaya?
Ronald H. Coase, seorang tetua ekonomika Inggris, pernah berkata: Kau siksa Sang Data secukupnya, lama-lama dia akan mengaku juga.
(Penafian: @KawalCOVID19 sama sekali tidak mendukung segala bentuk penyiksaan dan perlakuan lain yang kejam, tidak manusiawi & merendahkan martabat)
Sejak pertama diluncurkan, kami di @KawalCovid19 selalu menekankan pentingnya data bagi pembuatan kebijakan, dan bahwa data dan informasi harus disampaikan secara transparan sebagai bagian dari komunikasi krisis yang benar untuk membangun kewaspadaan publik dalam masa pandemi.
Kembali ke fitrah, kembali mencuit: mengapa kami ada, dan buat apa ini semua?
(sebuah utas)
Selamat pagi, naracuit yang budiman.
Kami hadir kembali. Seminggu hening, kami bercermin dan merenung sejenak, menata diri dan pikiran, sembari meninjau kembali rekam jejak yang sudah kami retas sejauh ini.
Kami lihat banyak yang bertanya-tanya, mengapa kami menghilang? Banyak yang gusar, mungkin tak sabar menanti tiap pukul 4 atau 5 petang untuk mendapatkan sajian data harian olahan kami. Banyak pula yang kuatir, menyangka kami dibungkam, atau menyerah, bahkan terjangkit wabah.