Prabu Jayabaya mengisyaratkan angka "8291" (anagram dari tgl 9/8/21) sebagai momentum tampilnya Satria Piningit yang menjadi "TANDA DATANGNYA PERUBAHAN ZAMAN".
Jadi, 9/8/21 itu merupakan momentum dimulainya perubahan zaman. dgn kata lain, tdk seketika itu jg perubahan terjadi. perubahan itu tdk semudah membalikkan telapak tangan.
Muhammad ketika hadir di Arab tidak dalam sekejab menghilangkan zaman jahiliah. Ia butuh 23 thn berjuang.
Adalah cukup singkat waktu yg dibutuhkan Satria Piningit / Ratu Adil / Al Mahdi, jika perhitungan saya benar bahwa, sejak kemunculannya di 9/8/2021, ia akan dapat menampakkan perubahan zaman yg signifikan di tahun berikutnya (mei/juni 2022). Artinya ia hanya butuh waktu setahun.
Hal ini yg kemungkinan dimaksud Prabu Jayabaya dalam ungkapan: Jumenenga Ratu Pinandita, adil paramarta, lumuh mring arta, kasbut ‘Sultan Herucakra’ (Menjadi Raja Kependetaan, adil ramah tamah, tidak mementingkan harta benda, dijuluki ‘Sultan Herucakra’)
julukan "Heru Cakra" secara harfiah artinya: heru= termahsyur; cakra = senjata panah yang ujungnya berbentuk roda bergerigi.
Jadi, kemungkinan Prabu Jayabaya ingin mengisyaratkan bhw Satria Piningit memperoleh kemasyhurannya secepat anak panah. artinya sangat cepat.
Ia jg disebut Ratu Amisan karena berlatarbelakang miskin & terhina.
Dlm bait 173 Prabu Jayabaya menyebutnya: "yg sudah menanggung malu tetapi akhirnya termasyhur"
Jadi, dia tdk berlatarbelakang tokoh terkenal. Dia muncul dr bawah. Tiba2 sj muncul dgn asal usul yg tdk diketahui.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Prabu Siliwangi berpesan "suatu saat nanti akan dtg "Bocah Angon" (bocah=anak; angon=gembala).
Yang ia gembalakan ranting & daun kering (analogi pena & kertas).
Ia terus lakukan kegemarannya, menjelajah & mengumpul apa yg ia temui, yakni sejarah umat manusia zaman ke zaman.
Menariknya, wangsit Prabu Siliwangi ini nampaknya sejalan dgn agenda Allah di akhir zaman, yaitu membuka secara terang benderang perjalanan sejarah umat manusia, dari yg awal hingga paling akhir, layaknya sebuah film menjelang akhir yg membuka plot cerita sejelas-jelasnya.
Jadi ada kemungkinan, Bocah Angon yg disebut Prabu Siliwangi adalah hamba Allah yg berperan sebagai pengungkap secara terang benderang riwayat sejarah umat manusia.