MENGAPA KAMI MENOLAK LABEL “TERORIS” TERHADAP KKB DI PAPUA? -- a THREAD
1/ "Di antara KKB dan aparat negara yang bertugas untuk menumpas KKB, ada masyarakat sipil yang harus diselamatkan. Di antara kadrun dan buzzer masih banyak orang waras bersuara untuk kemanusiaan."
2/ Orang bijak akan memahami apa yang tersirat dari sebuah teks bukan sekadar mengetahui apa yang tersurat kemudian memberi label: "Bodoh", "Bangsat", "Tidak NKRI", "Pembela teroris!"
3/ Secara umum isu yang dipakai untuk menyerang KKGL ada 3 poin: (1). KKGL menolak label Teroris pada KKB yang barbar dan kejam itu. (2). Karena menolak labelling teroris berarti pro KKB. (3). Dengan demikian KGL tidak NKRI. Melalui thread ini, kami ingin menjelaskan sikap kami.
4/ Emas Papua dikeruk? Iya. Mencari emas memang dikeruk pakai alat berat. Puluhan tahun Freeport mengeruk emas di Papua.
5/ Namun hasilnya tidak untuk kesejahteraan masyarakat Papua, justru meninggalkan luka kemanusiaan yang sangat dalam untuk masyarakat Papua (lihat bit.ly/freeport-papua).
6/ Baru belakangan, di era @jokowi masyarakat menikmati pembangunan terutama infrastruktur di Papua (lihat bit.ly/jokowi-papua).
7/ Lantas apakah niat baik ini begitu saja diterima oleh masyarakat Papua? Faktanya: tak mudah memulihkan kepercayaan rakyat Papua dari niat baik pemerintah pusat. Mereka sudah sangat lama terluka (lihat bit.ly/gubernur-papua).
8/ Persoalan kekerasan bersenjata di Papua telah berlangsung lama, dari generasi ke generasi. Kekerasan itu menguat lagi pada 2018 di Nduga, berlanjut hingga April 2021 di Kabupaten Puncak.
9/ Hingga hari ini, tiga daerah: Nduga, Intan Jaya, Puncak ada dalam situasi tak menentu. Konflik bersenjata mengakibatkan jatuhnya korban, dari aparat keamanan, KKB (TPN-OPM), maupun masyarakat sipil.
10/ Banyak umat dan masyarakat, baik Orang Asli Papua (OAP) maupun non-Papua jadi korban konflik. Mereka mengalami ketakutan dan mengungsi. Konflik bersenjata terus melahirkan tragedi kemanusiaan, dan situasi makin buruk (lihat bbc.com/indonesia/indo…)
11/ Lalu, kenapa Orang Katolik Harus Bersuara tentang Papua? Kita dipanggil untuk menyelesaikan konflik dengan jalan perdamaian, dialog, dan non-kekerasan.
12/ Kita menolak segala jenis dan bentuk stigmatisasi politik negatif yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan merendahkan martabat manusia.
13/ Kita dipanggil untuk peduli terhadap keselamatan lingkungan hidup dan hutan adat masyarakat Papua karena merupakan ruang ekologis hidup masyarakat Papua.
14/ Hal ini diperkuat dengan rilis yang dikeluarkan oleh Administrator Keuskupan Timika (lihat bit.ly/rilis-timika) serta rilis Yayasan Kasimo Papua (lihat bit.ly/kasimo-papua).
15/ Kedua rilis ini mengungkap bahwa pernyataan Menko Polhukam RI @mohmahfudmd yang menetapkan (KKB) di Tanah Papua dan segala nama organisasi dan orang yang berafiliasi di dalamnya merupakan tindakan “teroris” adalah tindakan yang “terburu-buru” alias “prematur”.
16/ PAPUA TANAH DAMAI?
Kapan Papua akan damai, bila kekerasan dilawan kekerasan, senjata dilawan senjata?
17/ Jalan keamanan dan senjata ditempuh, namun masalah juga belum selesai. Banyak korban berjatuhan dari berbagai pihak dan meninggalkan jejak duka dan derita.
18/ Karena konflik Papua tak terselesaikan, bertahun-tahun Orang Papua hidup dalam ‘memoria passionis’, memori penderitaan. “Papua Tanah Damai” yang diperjuangkan semakin sulit diwujudkan.
19/ Untuk itulah kami terpanggil menyuarakan masalah di Papua dengan jalan perdamaian, dialog, dan non-kekerasan.
20/ Menolak segala jenis dan bentuk stigmatisasi politik negatif atas nama hormat terhadap manusia konkret dan martabat kemanusiaanya sebagai pribadi.
21/ Menyerukan untuk peduli terhadap keselamatan lingkungan hidup dan hutan adat masyarakat Papua karena merupakan ruang ekologis hidup masyarakat Papua
22/ Bagi kami, siapapun yang melanggar hukum dan merongrong NKRI harus ditindak tanpa perlu label-label baru yang justru bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu yang berkepentingan memperpanjang konflik di Papua (lihat republika.co.id/share/qsgtaz327).
23/ Pun demikian terhadap pelanggaran HAM yang dilakukan negara, harus diselesaikan secara adil dan transparan (lihat bit.ly/amnesti-papua).
24/ Masyarakat yang memperjuangkan keadilan bisa mudah distigma “Teroris” atau “Pendukung Teroris” oleh pihak lain meskipun tidak terkait dengan separatis (lihat cnn.id/526782).
25/ Coba lihat stigma KKGL, hanya karena gagal paham begitu mudah mereka melabeli kami. Ini contoh langsung jika stigma teroris dilabelkan pada KKB.
26/ KKGL sebagai komunitas kecil tak akan berhenti untuk menyuarakan suara ketidakadilan dan kemanusiaan, sebab di atas kelucuan ada kemanusiaan.
27/ Dalam demokrasi, khususnya di Twitterland, jika kita menyukai pendapat tinggal pencet Like, atau RT. Jika tidak suka, ada pilihan unfollow, kan! Setuju? Berkah Dalem.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Arti Perkawinan dalam katolik sampai detik ini tidak berubah, menurut KHK1983:
perjanjian antara seorang LAKI-LAKI dan seorang PEREMPUAN u membentuk kebersamaan hidup.
Perkawinan dalam gereja Katolik mempunyai tiga tujuan yaitu: 1. kesejahteraan suami-isteri, 2. kelahiran anak, dan 3. pendidikan anak.
Lha kalau begitu apa apa maksud dari pernyataan Paus Fransiskus tentang legalitas LGBT yang menggoncang dunia ini?
Setelah seharian PAMIT untuk berdiscernment dalam tapa dan doa, akhirnya dengan teguh hati dan penuh semangat Injili, KGL ingin hadir dan menyapa kembali.
Halo Gaes...
Katomin membaca bermacam tanggapan dari Netizen semua. Ada kritik, saran dan dukungan luar biasa. Semua itu membuat kami, yang hanyalah kawanan kecil yang tak mampu menyumbang apa-apa bagi GK, malah kadang merepotkan GK, bersemangat lagi untuk mewartakan cinta kasih Tuhan.