Dengan senang Beliau SAW menggendong keduanya, dan menciumi mereka dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Lalu Rasulullah bertanya kepada Sayyidah Fathimah :
"Apakah engkau melihat sang tukang jahit tersebut...?"
Sayyidah Fathimah menjawab :
"Iya, aku melihatnya."
Lalu Rasulullah SAW menjelaskan.
"Duhai putriku....
Dia bukanlah tukang jahit, melainkan Malaikat Ridwan sang penjaga Surga."
Para penghuni langit dan bumi bersedih jika kedua cucu Rasululullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersedih, malaikat pun bersedih.
Di riwayat lain, Hasan dan Hussein menolak baju lebaran yang berwarna putih.
Hasan meminta warna hijau dan Hussein meminta warna merah.
Malaikat mendengar penolakan kedua cucu Rasulullah tsb, tidak lama kemudian malaikat menyiram air kedalam peti yg berisi baju.
Rasulullah menanyakan kepada Jibril: mengapa cucuku meminta baju warna hijau dan merah?
Jibril menjawab ; ya Rasul Allah kedua cucu mu, Hasan akan syahid akibat di racun sehingga sekujur tubuhnya berwarna hijau. Sedangkan Hussein syahid karena di bunuh dengan berlumuran darah.
Dalam kisah yang ditulis Syeikh Ali bin Hasan dan Syeikh Salim bin ‘Ied al-Hilali dalam Meneladani Rasulullah ﷺ dalam Berpuasa dan Berhari Raya, disebutkan bahwa suatu saat Nabi Muhammad ﷺ menolak membeli jubah yang ditawarkan kepadanya.
Diriwayatkan Bukhari Muslim, Ibnu Umar mengisahkan:
Umar ra pernah mendapatkan jubah sutera tebal yang dijual di pasar. Kemudian, ia membawanya ke hadapan Rasulullah ﷺ seraya berucap:
‘Wahai Rasulullah belilah jubah ini dan pergunakanlah untuk berhias diri pada hari raya dan ketika menyambut kedatangan delegasi’.”
Rasulullah ﷺ menolak tawaran itu.
“Sesungguhnya ini adalah pakaian orang yang tidak mendapat bagian (di akhirat)”
Menurut Al-Hafizh Ibnu Hajar diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dun-ya dan al-Baihaqi dengan shahih kepada Ibnu Umar biasanya Nabi Muhammad ﷺ mengenakan pakaian terbaik ketika Idul Fitri dan Idul Adha.
Di dalam kitab Zaadul Ma’aad (I/144), Ibnul Qayyim mengatakan bahwa Nabi Muhammad ﷺ biasa berangkat (ke tanah lapang) pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha dengan pakaiannya yang paling bagus.
“Beliau ﷺ memiliki satu hullah yang biasa dikenakan pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, serta hari Jumat. Sesekali beliau memakai dua burdah (kain bermotif) hijau, terkadang memakai burdah yang bukan berwarna merah.”
Catatan :
HULLAH :
Selimutnya terbuat dari tenunan negeri Oman, panjangnya empat hasta dan sejengkal, lebarnya dua hasta sejengkal.
ﻭﻟﺒﺲ ﺣُﻠﺔ ﺣﻤﺮﺍﺀ
Beliau mengenakan Hullah yg berwarna merah. Hullah adalah kain penutup badan dan selimut atau pakaian sejenis jubah
Wallahu a'lam
Semoga bermanfaat 🙏🏿🌹
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ
Al-Hafizh Ibnu Hajar
Zaadul Ma’aad Ibnul Qayym
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Suatu ketika....
Hari raya tinggal menghitung hari, Hasan dan Husein bersedih karena mereka belum memiliki pakaian baru menjelang hari raya.
Rumah tangga sayyidah Fatimah dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib tidak seperti sahabat-sahabat yang lain.
Mereka termasuk barisan keluarga yang miskin kala itu,
Sekalipun mereka keluarga Rasulullah ﷺ
Kesedihan Hasan dan Husen bertambah ketika melihat teman-teman seusia mereka di seluruh penjuru Madinah sudah memiliki pakaian baru untuk menyambut hari raya.
Mereka pun tak tahan lagi untuk menahan kesedihannya hingga mereka pun akhirnya memberanikan diri untuk bertanya ;
“Wahai, Ibu....! Anak-anak di Madinah telah dihiasi dengan pakaian hari raya kecuali kami, mengapa ibu tidak menghiasi kami...?,” kata Hasan dan Husein.
Di suatu pagi Hari Raya Idul Fitri. Rasulullah Saw seperti biasa tiap hari lebaran, mengunjungi rumah demi rumah untuk mendo’akan kaum Muslim agar merasa gembira dan bahagia pada hari raya itu.
Semua terlihat merasa gembira dan bahagia, terutama anak-anak. Mereka bermain sambil berlari-lari ke sana ke mari dengan mengenakan pakaian yang bagus serta mainan-mainan ditangannya.
Namun tiba-tiba Rasulullah Saw melihat di sebuah sudut jalan ada seorang gadis kecil sedang duduk bersedih sambil menangis. Ia memakai pakaian yang sangat lusuh serta rambut yang acak-acakan dan sepatu yang telah usang. Rasulullah pun bergegas menghampirinya.
Pada saat malam Takbiran, Sayyidina Ali ibn Abi Thalib terlihat sibuk membagi-bagikan gandum dan Kurma. Beliau bersama istrinya, Sayyidah Fathimah az-Zahra, Sayyidina Ali menyiapkan tiga karung gandum dan dua karung Kurma.
Terihat, Sayyidina Ali memanggul gandum, sementara istrinya Sayyidah Fatimah menuntun Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein. Mereka sekeluarga mendatangi kaum fakir miskin untuk disantuni.
Esok harinya tiba Shalat ‘Idul Fitri. Mereka sekeluarga khusyuk mengikuti Shalat jama’ah dan mendengarkan khutbah. Selepas khutbah ‘Id selesai, keluarga Rasulullah Saw itu pulang ke rumah dengan wajah berseri-seri.
Ayo, bersama membeli bangunan MASJID INDONESIA PERTAMA di pusat Eropa, di Belgia!
Tanah dan bangunan di St Pieters Leeuw, Brussels, Ibukota Uni Eropa.
🔳 Luas tanah 532m2 dan luas bangunan 530m2
🔳 Harga bangunan Rp. 9 miliar
🔳 Dana yang ada Rp. 6 miliar
🔳 Kurang Rp. 3 milyar!
🔳 Deadline pelunasan: 30 Juni 2021
Cukup berwakaf Rp.50.000,- per orang!
Kirimkan ke nomor rekening Bank BNI
Nomor rekening 863842139
Atas nama PP LAZIS NU
Mohon tulis di keterangan transfer: “infak/sedekah/wakaf utk pembangunan masjid di Belgia”
Narahubung untuk konfirmasi melalui WhatsApp:
NU CARE – LAZISNU
▪️ a.n. Nur Fadlan
▪️ +62 822-2143-7487
“Assalamualaikum, Bu,” ucapnya pelan. Nada merendah karenanya. “Maaf ... Adam baru sempat jenguk, Ibu,” lirihnya. Napasnya tersengal, tangis pun akhirnya pecah! “Ibu apa kabar? Adam ada kabar gembira buat, Ibu.” Setengah tawa bercampur tangis.
Anak kecil bernama Adam, tersendu pilu memeluk kedua lututnya. “Maaf ...,” lirihnya tertahan. Air matanya kian berlinang. “Aaa ... Adam ... Adam.” Sesak! Dadanya kian bergemuruh. “Adam puasanya lancar, Bu. Hiks ... hiks.” Adam, anak yang malang.
“Semua teman Adam di kasih hadiah, Bu,” lirihnya, seiring dengan tangan mengusap wajahnya. “Adam istimewa ya, Bu? Kata Nenek, Adam spesial di mata Allah.” Ia curahkan semua kepada ibunya. Entah dengan sang ibu. Apakah ia mendengarnya?