OM RASTH Profile picture
May 21, 2021 393 tweets >60 min read Read on X
DENDAM ORANG KETIGA
ዕቿክዕልጠ ዐዪልክኗ ጕቿፕጎኗል

#bacahorror
#bacahoror
#omrasththread

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
Cerita ini sudah mendapatkan izin dari pemilik sebenarnya (narasumber) untuk di tuliskan menjadi sebuah thread. Hanya saja, seperti hal nya yang sudah2 nama dan tempat dalam cerita harus di sensor demi keamanan dan kenyamanan si narasumber.
"Indung.." Panggil seseorang dari arah belakang

Seorang wanita berusia 23 tahun itu menengok ke arah suara orang yang memanggilnya tadi, ternyata ada seorang laki2 yang kira2 berusia 24/25 tahunan tengah menatapnya sambil tersenyum.
"Ya?"

Mendapat respon dari Wanita tersebut, si lelaki melebarkan senyumnya sambil berjalan mendekat kearah Indung.
"Lupakah lawan ulun.? ( lupa ya sama aku.?)" Ujar si lelaki

Indung memicingkan matanya, ia mencoba mengingat2 apakah pernah mengenal laki2 di hadapan nya itu atau tidak.
"Siapa ya.?"

Si lelaki mengulurkan tangan nya sambil tertawa kecil,

"Aku Indra. Teman mu waktu sekolah SD dulu. Masa lupa?" Ucapnya
Indung tak serta merta mengingat tentang laki2 di hadapan nya itu, ia sudah lupa dengan teman2 satu sekolah nya dulu. Maklum sudah belasan tahun yang lalu.
"Aku benar2 lupa. Maaf ya, sebentar lagi hujan, aku pulang dulu." Kata Indung dengan senyum terpaksa

Lelaki tersebut nampak kecewa setelah menerima perlakuan indung yang kurang ramah terhadapnya.
-----
Sedari pulang sore tadi hingga malam, Indung masih berkutat di dapur untuk menyiapkan masakan2 untuk keluarga suaminya. Maklumlah, Indung dan suaminya masih tinggal serumah dengan keluarga suaminya.
Apalagi sudah hampir 6 tahun pernikahan itu ia belum juga hamil, meski sering mendapati perkataan atau ujaran2 dari ipar atau pun ibu mertuanya, tapi Indung tetap mencoba bertahan.
Sebisa mungkin ia berbuat baik untuk semua keluarga suaminya, walau ia harus membagi waktu antara suami dan menyelesaikan semua pekerjaan rumah dan menjaga anak2 ipar nya.
Bahkan selama tinggal di rumah mertuanya itu, penampilan Indung menjadi kurang terawat dan acak2an.
Setiap malam tidur larut malam dan harus bangun pagi2 sekali menyiapkan sarapan untuk orang2 rumah.
Rutinitas yang sangat melelahkan itu sudah ia jalani selama 6 tahun ini.
"Ndung, kamu jaga rumah ya. Mama dan yang lain nya mau ke rumah Mirna, mungkin besok atau lusa baru pulang." Ujar mertuanya sambil memilih2 sendal di dalam lemari
"Iya ma." Jawab Indung pelan

Dalam hatinya ia senang jika di tinggal sendirian, karena ia bisa bermalas2an seharian di rumah hingga sore hari.
Sekitar 20 menitan kemudian, Taksi air datang menjemput mertua indung dan ipar2nya.

Indung tersenyum seraya melambaikan tangan pada mereka.

Setelah semuanya pergi, Indung masuk kedalam kamarnya, membaringkan tubuhnya sambil memainkan Hp. Melihat isi beranda facebook nya.
Saat ia membuka messengernya, ternyata di situ ada permintaan pesan oleh seseorang yang tidak di kenalnya.

Perlahan2 tapi pasti, jari2 nya mulai mengetik satu persatu huruf hingga merangkai sebuah kata.

👩‍🦰"Siapa.?"
👨‍🦰"Indra, yang kemarin." Balas akun tersebut setelah beberapa saat kemudian

Indung menghela nafas panjang, ia tak mau membalas pesan laki2 itu lagi.
Ting.. Sebuah pesan WA masuk, Indung membukanya, ternyata itu Chat dari Widya sepupunya.

Widya mengabarkan sesuatu hal yang sangat mengagetkan Indung.
'Tadi aku ketemu suamimu. Dia sama perempuan lain. Mesra2an.'

'Ah, jangan becanda wid.'

'Serius In, aku gak bohong.'
'Kalau kamu gak percaya, besok kita sama2 nguntit suamimu.'
Indung mulai percaya, tanpa terasa air matanya mulai menetes pelan. Tetes pertetes air mata yang keluar membuat tangisan nya semakin menjadi.
Hingga akhirnya ia menangis sekeras2nya sambil membenamkan wajahnya pada bantal.

Berjam2 ia menangis, perutnya yang lapar pun tak ia hiraukan. Bahkan sampai suaminya pulang.
Ia tetap diam dan berpura2 tidur.

"Kamu gak masak.?" Tanya suaminya berusaha membangunkan Indung

Indung tetap diam dan masih berpura2 tidur.
-----
Keesokan harinya, pagi2 sekali sebelum suaminya berangkat bekerja, Indung sudah meminta izin untuk pulang kerumah orang tuanya.
Meski awalnya tak di izinkan, tapi karna indung beralasan kalau ibunya sakit, akhirnya mau tak mau suaminya mengijinkan.
----
Ternyata Indung tidak pulang kerumah orang tuanya melainkan pergi ke rumah Widya.

Sekitar pukul 12 tengah hari, Indung bersama Widya pergi ke tempat di mana kemarin ia sempat melihat suami sahabatnya itu bersama dengan perempuan lain.
Setelah beberapa saat menunggu di kejauhan, akhirnya Suami Indung mampir di sebuah warung, dan belum lagi masuk ke warung, ia sudah di sambut hangat oleh seorang perempuan berpakaian seksi.

"Nah itu perempuan nya In." Ujar Widya
Amarah Indung meluap2 saat melihat suaminya bersama perempuan itu.
Tanpa sadar ia berjalan hendak melabrak suaminya, namun di cegah oleh Widya.
"Jangan sekarang In, waktunya tidak tepat. Disana banyak orang. Aku takutnya kamu yang akan di permalukan pe*a*ur itu." Ujar Widya menahan tangan Indung

"Sakit sekali rasanya Wid. Aku tidak tahan, rasanya aku ingin minta cerai saja." Isak Indung

"Kamu harus bertahan In,
Untuk sementara ini. Sambil kmu usahakan bagaimana pun caranya agar semua harta suamimu jatuh ketanganmu. Setelah itu baru kau bongkar semua kelakuan busuknya itu. Kalau bisa sekalian saja kau laporkan ke perusahaan nya. Biar dia di pecat." Ujar Widya
"Entahlah Wid, rasanya aku sudah tidak punya semangat hidup." Ucap Indung

"In, indung. Lihat aku! Kamu harus mengikuti saranku tadi. Laki2 seperti itu tidak pantas di tangisi. Kau harus ambil alih semua harta dan tabungan suamimu. Biar kamu bisa buka usaha dn membahagiakan
Dirimu sendiri." Kata Widya seraya mengelus kepala Indung

"In, jujur. Dulu aku juga pernah berada di posisimu sekarang. Dan aku juga melakukan hal yang sama seperti apa yang aku sarankan padamu tadi. Dengan suamiku yang sekarang pun aku tidak mau sepenuhnya
Menyayangi dia. Aku menikah hanya karena aku terlalu malas bekerja. Aku juga tidak lagi mengharapkan kesetiaan dari pasanganku. Yang penting sekarang uang. Hanya uang In. Kau juga bisa menjadi seperti ku bila kau mau."
Indung menatap wajah sahabatnya itu, ia tak menyangka di balik wajah cantik dan imut nya perempuan itu akan keluar kata2 yang membuat Indung terkejut.

"Sudah ya, jangan sedih lagi. Kau pantas bahagia In. Aku juga kadang tidak tega melihatmu di perlakukan layaknya pembantu
Di rumah mertuamu itu."

Indung tersenyum, ia menyeka sisa2 air matanya. Lalu setelah puas jalan2, kedua sahabat itu pun pulang.
Indung sengaja menginap di rumah orang tuanya, untuk menghilangkan sedikit rasa sedihnya.
Ia ingin berusaha menata kembali hati dan perasaan nya agar nanti ia tak terbawa emosi jika pulang kerumah mertuanya.
👨‍🦰hay.
👨‍🦰hay.
👨‍🦰hay.

Isi messenger Indung di penuhi oleh pesan2 dari Lelaki bernama Indra yang mengaku teman sekolahnya dulu.
Indung yang awalnya tidak mau membalas pesan2 dari Indra yang entah dari mana mendapatkan Alamat Fb nya itu, akhirnya mulai membalas pesan2 singkat dari Indra.
Keduanya mulai akrab meski Indung tak juga mengingat Indra yang merupakan teman sekolahnya itu.
2 hari telah berlalu, Indung pun kini sudah mulai semangat lagi. Dan hari itu Ia berjalan pulang ke rumah mertuanya.
Tidak lupa ia mampir dulu ke pasar dan membeli beberapa macam make up dll nya yang dulu pernah ia pakai.
Sesampainya di rumah, keponakan2 suaminya Indung menyambut kedatangan nya dengan sangat antusias. Namun Indung sedikit agak berubah. Ia tak mau lagi menggendong ponakan2nya itu.

Seisi rumah juga nampak kotor, meski tangan nya gatal ingin membersihkan rumah, namun
Ia tahan, dan langsung masuk ke dalam kamar. Lalu mengunci pintu hingga malam tiba.

Ia bersolek dan memakai wewangian. Kecantikan nya kembali terpancar. Tak lupa ia juga mengupload foto nya ke fb dan mengganti foto pp nya.
Dan langsung di komentari dan di like oleh Indra.

'MasyaAllah Cantiknya Istri Orang' begitulah kira2 isi Komentarnya

Foto pp nya yang cantik membuat banyak sekali laki2 yang mengirimi permintaan pertemanan padanya. Dan isi kolom komentar fotonya pun berisi banyak sekali
Pujian2 dari orang2.

Tok tok tok.... Saat sedang asyik2 membalas komentar teman2 online nya, tiba2 pintu kamar di ketuk oleh mertuanya.

"Ndung, kamu gak apa2,? Kok di dalam kamar saja.?"
"Maaf, ma. Aku sedang tidak enak badan. Kalau kalian mau makan, makan saja. Aku tidak nafsu makan." Jawab Indung enggan membuka pintu kamarnya
Kedekataan nya dengan Indra sudah sampai ke WA, mereka saling memuji satu sama lain.
Dan sampailah di suatu hari ketika Indra jujur padanya tentang apa yang ia rasakan.
Bahwa ia telah lama jatuh hati pada Indung, namun pada saat itu ia dn indung hanyalah anak2 kecil yang belum tau arti perasaan cinta sesungguhnya bagaimana.
Dan akhrinya Indra dan keluarganya pindah ke jakarta meninggalkan kampung tersebut. Dan pada saat ia kembali ternyata Indung sudah bersuami. Namun rasa sayang dan sukanya pada Indung tidak lah hilang begitu saja. Sampai saat ini ia masih menyimpan rasa itu,
Berharap suatu saat nanti ia bisa meluahkan rasa itu pada sang pujaam hatinya.

"Kau pindah kejakarta katamu.? Mmm.. Aku ingat sekarang. Rasa nya satu2nya temanku yang pindah pada saat itu adalah Ahmad Zaki. Apa itu kamu.? Kamu kan.?" Ujar Indung antusias
"☺" Balas nya

"Ya tuhan, pantas saja aku seperti orang linglung mengingat2 nama Indra yang ternyata adalah Ahmad Zaki. Ih. Dasar."

"Kau lupa nama panjangku sayang. Ahmad Zaqindra.

Indung tersenyum2 sendiri di buatnya. Namun akhirnya chat mereka berdua harus terputus ketika
Suaminya Indung pulang.

Raut wajahnya nampak kesal pada istrinya.

"Apa ini?!!" Tanya nya seraya menyodorkan Hp nya yang tengah membuka foto Indung di fb
"Kenapa.? Ada yang salah.? Selama ini aku sudah melupakan kewajibanku sebagai istri yang harus selalu tampil cantik di hadapan suaminya, hanya karena mengerjakan semua pekerjaan rumah ini yang tiada habisnya. Jadi sekarang jika aku berkeinginan mempercantik dan merawat
Diriku apa itu salah.?" Ujar Indung balik bertanya

"Ya setidak nya jangan kau upload ke fb. Banyak lelaki hidung belang di situ. Lihat saja isi komentar nya. Bikin emosi semua.!" Kata suaminya seraya menghempaskan tubuhnya di kasur
"Mereka berkomentar bagus2 dan sopan."

"Bagus kau bilang karena isinya semua pujian untukmu. Apa kau tidak berpikir bagaimana perasaanku.?!"

"Mereka hanya memuji, dan aku sangat berterima kasih atas semua pujian teman2 online ku, karna di rumah ini aku sangat jarang mendapat
Pujian. Meski aku sudah melakukan apapun dengan baik."

"Sebegitu hausnya kah kau dengan pujian hah.?!" Ujar suaminya Indung dengan bada bicara yang mulai meninggi
"Ya. Karena kau sebagai suami ku pun tidak pernah sekalipun memujiku malah kauu...." Indung menghentikan ucapan nya, hampir saja ia membongkar tentang perselingkuhan suaminya itu
Raut wajah suaminya nampak tegang, lalu entah kenapa ia langsung beranjak keluar dari kamar, meninggalkan Indung sendirian.

Air matanya Indung mengalir deras dan semakin deras, bahunya pun sampai bergetar karena menahan isak tangisan nya agar tak bersuara.
Sebuah notifikasi dari WA nya membuat indung menyeka air matanya.

Ternyata Chat dari Widya yang baru saja masuk, Widya mengirimkan sebuah foto perempuan yang merupakan selingkuhan suaminya.
'Kamu simpan saja dulu foto perempuan gila itu In, buat jaga2. Takutnya dia mengirimkan sesuatu padamu.'

'Sesuatu apa?'

'Semacam santet atau guna guna.'

Indung menghela nafas panjang, matanya mulai terasa berat.
Keesokan harinya, Indung kembali pergi dari rumah mertuanya. Ia beralasan ingin membeli sesuatu di pasar yang jaraknya lumayan jauh dari rumah.
Meskipun awalnya ia sempat menerima perkataan yang tidak mengenakkan, namun Indung tetap pergi.
Ia bertemu dengan Widya di sebuah taman kota yang jaraknya sangat jauh dari desanya.

"Haha. Pasti dia mulai panas hati melihat banyaknya komentar2 laki2 lain berseliweran di setiap postingan fotomu In. Biarkan saja, biar dia sadar kalau kamu jauh lebih cantik dari
Selingkuhan nya itu." Kata Widya sambil tertawa kecil

"Rambutmu panjang dan kusam tak beraturan In, kita ke salon yuk. Mumpung hari ini aku punya banyak waktu." Ujar Widya

Indung menghela nafas panjang,

"Aku cuma membawa uang 200 ribu Wid, itupun sudah ku belanjakan
Sebagian, mana cukup untuk ke salon."

"Ah, kamu ini In. Aku kan mengajakmu, bukan menanyakan berapa uangmu." Kata Widya seraya beranjak dan menarik tangan Indung untuk keluar dari area taman.
(Maaf, om kalian mau ngiklan bentar.
Yang berminat sama akar bajakah untuk obat. Dan minyak2 asli kalimantan,

Om punya beberapa minyak, buat pagar diri, membersihkan tempat usaha dll. Pelaris usaha, dan untuk memikat lawan jenis.
Juga minyak untuk menundukan lawan bicara. Cocok buat yang sering kena marah bos atau yang selalu di remehkan teman2 kerja. Kalau minat bisa DM atau WA om Rasth - 0856 5403 7262 ) Image
Terik matahari di siang hari itu terasa sangat menyengat.
Motor matic berwarna hitam yang membawa dua orang sahabat tersebut melesat kearah jalan raya.
Sesampainya di parkiran depan salon, keduanya turun dari sepeda motor.
Indung nampak ragu, namun tangan nya langsung di tarik oleh Widya.

"Gak usah ragu2 In, aku punya uang kok." Katanya tersenyum
"Tapi aku.."

"Ssttt.. Udah ya. Aku yang ngajak berarti aku yang bayar. Nanti kapan2 gantian, kamu lagi yang bayarin aku." Potong Widya cepat
Rambut Indung di Smothing dan di potong pendek sebahu, juga di kasih pewarna rambut coklat kemerah2an. Yang membuat nya semakin bertambah cantik.
"Kamu sangat cantik In." Puji Widya sambil tersenyum ketika mereka berdua keluar dari salon

"Terim.."

"Jangan ucapakan itu In. Aku gak mau." Potong Widya seraya mengeluarkan kunci kontak motornya dari dalam tas
"Aku lapar, kita makan di sana yuk." Ajak Widya sembari menunjuk ke arah rumah makan yang berada di seberang jalan

Keduanya pun menyeberang ke arah rumah makan itu.
dan entah bagaimana saat mereka tiba di rumah makan tersebut Tatapan Indung tertuju pada seorang laki2
Yang tengah duduk di sebuah meja kosong.

Itu adalah Indra. Laki2 yang beberapa hari ini sudah mulai akrab dengan nya.

"Kamu kenapa In.?" Tanya Widya menyentuh pundak Indung
Karena nada suara Widya sangat nyaring saat bertanya, membuat si pria yang sedari tadi Indung tatap menjadi menoleh kearah mereka berdua.

Indung menarik tangan Widya untuk segera duduk,

"Kenapa? Ada yang salah?" Tanya widya lagi semakin bertambah bingung
Belum sempat menjawab, Tiba2 Indra sudah berada di dekat meja mereka berdua.
Ia menyapa ramah pada kedua wanita cantik tersebut.

"Hay. Hampir saja aku tak mengenalimu." Ujar nya pada Indung yang menunduk malu
Widya yang mulai mengerti dengan apa yang terjadi, tersenyum2 sendiri.

"Kamu mau makan apa In.? Atau biar aku saja yang pilihkan menunya untukmu. Biar aku yang pesan ya. Kalian lanjut saja ngobrolnya." Kata Widya
Dari kejauhan Widya tersenyum menatap keduanya.
Ia sengaja tak kembali kemejanya karena ingin memberikan lebih banyak waktu untuk Indung dan Laki2 itu berbicara.
Dan saat pesanan nya sudah akan di antar oleh pelayan, barulah Widya kembali ke mejanya dan ikut mengobrol bersama Indung dan Indra.

"Salam kenal ya. Aku sahabatnya Iin. Kami sudah seperti saudara. Bahkan nasib pun kami berdua sama. Sama2 di tinggal selingkuh oleh pasangan."
Ujar Widya seraya tertawa kecil, membuat Indung menunduk

"Ini Serius.? Padahal kalian berdua ini sangat cantik. Hanya laki2 bodoh yang rela meninggalkan berlian demi batu kerikil." Kata Indra seraya melirik Indung yang duduk berseberangan dengan nya
"Haha. Ya begitulah yang namanya nasib, terkadang batu kerikil memang di cari untuk di mainkan lalu di buang. Jelas berbeda dengan berlian."
Melihat sahabatnya itu diam saja, Widya mulai menggodanya hingga Indung pun ikut tersenyum.

"In, aku titip tas ku sebentar ya. Aku mau ke toilet." Kata Widya yang lagi2 meninggalkan Indung bersama Indra
Sepeninggalnya Widya, Indra meraih tangan Indung dan menggenggamnya dengan hangat.
Ada perasaan aneh yang tercipta dari hangatnya genggaman tangan tersebut.
"In, bukan nya aku menghasutmu. Tapi apakah kamu yakin bertahan dengan laki2 yang jelas2 menyakitimu? Jujur In, aku tidak ingin kamu di sakiti oleh laki2 itu terus menerus. Kamu berhak bahagia In. Tinggalkan laki2 itu dan menikahlah denganku." Ucap Indra menatap mata indung yang
Mulai berkaca2

"Aku serius In. Aku masih sangat mencintaimu." Lanjut nya seraya mencium lembut punggung tangan Indung
Namun sayang percakapan keduanya harus terhenti karena Widya sudah kembali dari toilet.
Indung pun cepat2 melepaskan tangan nya dari genggaman Indra.

"Gak papa, lanjutin aja ngobrolnya." Kata Widya seraya duduk di sebelah Indung
Setelah selesai makan, Indung yang sedari tak mengeluarkan sepatah kata pun mengajak Widya untuk segera pulang.
Namun Indra menatap Widya dengan tatapan yang dapat Widya artikan untuk mengatakan jangan pulang terlebih dahulu itu pun lantas berkata pada Indung.
"Maaf ya In, tadi aku dapat tlp dari suamiku. Aku di suruh jemput dia. Makanya maaf banget aku gak bisa anterin kamu pulang." Kata Widya

"Indra, boleh aku merepotkan mu sekali ini saja.? Kalau bisa tolong ya, antarkan Indung pulang." Ujar Widya memohon
"Tapi wid. Aku, aku bisa pulang sendiri." Sahut Indung

"Ssstt.. aku akan mengantarmu pulang." Potong Indra

"Tapi."

"Udah ya In. Aku duluan. Kamu pulang nya sama Indra aja." Ujar Widya sebelum pergi
Wajah Indra nampak cerah, berbeda dengan raut wajah Indung yang terlihat resah.

Di luar rumah makan, Indra langsung mengajak Wanita itu ke sebuah mobil. Ia juga membukakan pintu mobil itu untuk Indung.
Bukan nya mengantar Indung pulang, Indra malah mengajak Indung ke taman dan mengajaknya berbincang di sana.

"In, kamu tunggu di sini sebentar ya." Kata Indra

"Kamu mau kemana.?"

"Sebentar saja."
Sepeninggal Indra, Wanita itu duduk di kursi taman. Sambil menunduk ia memainkan jari2 lentiknya. Hatinya kacau, benar2 kacau.
Tidak berapa lama, Indra datang membawa dua es krim dan seorang pengamen jalanan. Setelah Indra membukakan bungkus es krim untuk Indung Ia meminta pengamen itu menyanyikan sebuah lagu yang berjudul menjaga hati dari Yovie & Nuno.
(Ini lagu aslinya, karena pada saat pengamen nya nyanyi tidak di rekam)
Petikan gitar dari pengamen untuk memulai lagu yang di pinta oleh Indra pun mulai terdengar.

Saat bait demi bait lagu sudah di nyanyikan, Indung menundukan wajahnya. Apalagi ketika ia tau kalau orang2 yang berada di taman itu terus menatap kearah mereka.
"In, izinkan aku untuk terus berusaha mengukir kebahagiaan di hatimu." Ucap Indra lembut

Indung terdiam, ia menundukkan kepalanya dalam2 seraya menggigit bibirnya.
Ia biarkan es krim di tangan nya meleleh begitu saja.

"In." Panggil Indra, namun saat indung menoleh. Indra menempelkan es krim miliknya ke bibir Indung
"Enak kan.?"

Indung terpaksa mengecap bekas es krim yang menempel di bibirnya tanpa berkata2.

Seiring dengan tenggelam nya sang mentari, rintik2 hujan mulai turun dari langit.
Membuat Indra bergegas melepaskan jaket yang ia gunakan untuk menutupi kepala Indung.
Indra membiarkan tubuh atletisnya di guyur oleh rintik hujan yang sudah mulai deras.
Setelah Indung sudah masuk ke dalam mobil, Indra memasang kembali bajunya yang basah. Lalu tanpa berkata2 ia melajukan mobilnya menembus deras hujan yang mengguyur kota.
"Kamu pulang kemana in.?" Tanya Indra sedikit menggigil

"Mm, kerumah mertuaku." Jawab Indung pelan

"Kamu tunjukan jalan ya." Ujar Indra yang langsung di tanggapi anggukan okeh Indung
Namun baru sampai di jalan utama desa, ternyata di sana sudah ada Widya yang menunggu, bajunya basah kuyup sambil menenteng bungkusan plastik.
Hujan sudah mulai reda ketika itu, indung keluar dari dalam mobil bersama Indra.

"Sudah sampai disini, biar Indung pulang bersama ku ya." Ujar Widya
Indra tersenyum dan mengangguk.

Indung naik ke boncengan motor, lalu kedua sahabat itu pergi menuju rumah mertuanya indung.

Sementara Indra masih berdiri di samping mobilnya sambil terus melihat ke arah Indung dan Widya hingga hilang dari pandangan.
Widya mengerem motornya tiba2 dan memberikan sebotol air untuk Indung.

"Kamu basahi dulu baju mu In, nanti ketahuan sama orang rumah." Kata Widya

"Terima kasih ya wid, kamu sudah sangat baik padaku." Ucap Indung seraya mengguyur tubuhnya dengan air
"Kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga In. Aku senang kalau kau bisa membuka lembaran baru lagi." Jawab Widya tersenyum

"Nih, tutup rambutmu pakai plastik."

Saat sampai di depan rumah mertuanya Indung langsung memarahinya yang pulang tak ingat waktu.
"Maaf bu, ini bukan sepenuhnya salah iin kok. Saya yang ajak dia ke salon terus masak di rumah sampai lupa waktu. Ini hasil masakan kami tadi. Tolong jangan marahi Indung ya bu, ini salah saya." Kata Widya seraya menyerahkan bungkusan berisi rantang itu pada mertuanya
Indung

"Ya sudah, masuk kamu. Suamimu sudah pulang kerja dari tadi." Ujar ibu mertuanya

"Saya permisi ya." Ucap Widya berpamitan
Di dalam kamar setelah mandi, Indung langsung di marahi oleh suaminya habis2an karena sudah pergi kesalon dll.

"Kamu tau kan kalau aku tidak pernah suka melihat kamu berdandan seperti pel*c*r begini! Aku tidak suka jika laki2 lain menatapmu dengan tatapan penuh nafsu
Yang menjijikan! Kenapa laranganku kamu langgar hah?!! Apa si widya itu yang mengajarimu menjadi istri pembangkang?!!"bentak suaminya
Indung tetap memilih diam meski sudah di bentak sedemikian rupa.

Namun saat lelaki yang menjadi suaminya itu mulai menyinggung masalah orang tuanya, Indung mulai naik pitam. Dengan berderai air mata ia tunjukan foto perempuan yang merupakan selingkuhan suaminya itu
"Ini siapa.?!! Aku melihat dengan kedua mata ku sendiri kalau ku berpeluk2an dengan wanita ini.!! Kenapa kau tega melakukan itu di belakangku hah.?? Apakah semua yang aku lakukan di rumah ini selama ini kurang?!! Kenapa jika kau marah masih menyinggung2 keluargaku.?? KENAPA?!"
Teriak Indung lantang

Suaminya terdiam, ia duduk di ujung tempat tidur dengan masih memegangi hp nya.

"Mulai malam ini detik ini aku minta cerai.!!!" Ujar Indung bergetar
Ia sudah mantap dengan keputusan nya. Perkataan Indra saat di rumah makan itu seolah menjadi pembuka pikiran nya akan pentingnya kebahagiaan dirinya sendiri.

Indung mengambil hp nya dan langsung bergegas keluar kamar. Tanpa menoleh sedikitpun ia berjalan kearah pintu rumah.
Braaakkk....

Indung berjalan di tengah gelapnya malam sambil menangis. Ia membuka WA nya dan mengabarkan tentang apa yang ia alami saat itu.

Respon Widya sangat cepat, dan hanya beberapa saat saja. Widya sudah berada beberapa meter di depan nya. Lampu motornya menyoroti
Tubuh Indung.

"Astaga, tega sekali mereka padamu In." Ucap Widya

"Aku tidak di usir Wid, tapi aku pergi sendiri."

"Lalu sekarang kamu mau kemana.?" Tanya widya
"Kalau aku menginap di rumahmu dulu boleh tidak wid.?"

"Silahkan kalau kau mau in." Jawab Widya
Sesampainya di rumah Widya, mereka di sambut oleh suaminya Widya yang berada di ruang tamu.

Suami istri itu begitu baik pada Indung.
Mereka juga memberikan sebuah kamar pada Indung untuk di tempati selama apapun yang ia mau.
"Kamu istirahat dulu ya In, jangan pikirkan hal2 yang bisa membuatmu sedih." Kata Widya saat mengantar Indung kedalam kamar dengan cat berwarna pink tersebut.
Indung merebahkan tubuhnya yang letih di atas kasur. Matanya menerawang jauh ke langit2 kamar.

Dan tiba2 notifikasi chat berbunyi.

'Kamu baik2 saja kan In.? Jujur sejak tadi perasaanku tidak enak. Semoga kamu di sana baik2 saja In.'
Isi chat dari Indra itu membuat Indung tersenyum simpul.

Ia tak membalas chat tersebut, Indung masih memikirkan pertengkaran nya tadi.
Keesokan harinya, Indung bangun dengan wajah sedikit lebih ceria di banding tadi malam.

Ternyata Widya sudah bangun dan duduk di dapur sambil menikmati sejuknya ngin dari arah taman belakang rumahnya.
"Syukurlah kamu sudah bisa tersenyum lagi In. Keputusan mu sudah tepat, ya walaupun harta suamimu tidak akan sepenuhnya jatuh ketanganmu." Ucap Widya

"Aku sudah tidak memikirkan harta gono gini wid. Bisa lepas dari rumah itu saja rasanya sudah bersyukur sekali."
"Kamu memang polos In."

"Kita sarapan Yu In, ini tadi suamiku sebelum kerja sudah membelikan kita nasi bungkus." Ujar Widya seraya menunjuk kearah 4 bungkus nasi di atas meja
"Benar kata orang2 ya Wid, kalau wanita berada di tangan laki2 yang tepat dia akan menjadi ratu. Tidak seperti aku.." Ucap Indung tertawa kecil, dari sudut matanya mengalir setetes air mata
Widya langsung memeluk Indung,

"Sudah ah, jangan bilang begitu lagi. Aku yakin kamu pasti akan menemukan laki2 yang tepat dan bisa membuat mu menjadi ratu." Ucap Widya seraya menyeka air mata Indung
----
3 hari telah berlalu. Indung masih berada di rumah Widya.

"In, tadi kata suamiku. Suamimu memarahi suamiku. Dia menuduh kami yang telah menyembunyikan dan menyuruhmu pergi ninggalin dia." Kata Widya bergetar
Dari nada bicara nya, sepertinya Widya masih menyembunyikan sesuatu dari Indung.

Indung tak kalah kagetnya, dan tiba2 saja dari luar muncul suaminya yang langsung menarik paksa tangan Indung.
"Lepas!!!" Teriak Indung berusaha menggapai apapun untuk menahan tubuhnya

Namun lelaki itu terus menarik paksa tangan indung hingga ia terjatuh dan di seret keluar secara kasar.
Widya tak mampu berkata apa2, ia menutup mulut nya dengan tangan. Air matanya jatuh tak terbendung melihat Sahabat karibnya itu di perlakukan kasar oleh suaminya.
Widya berlari kearah kamar yang di tempati Indung, dengan tangan gemetar ia berusaha membuka kunci hp milik Indung.

"Sandinya apa, sandinya apa?!!" Gumam nya gemetar

Dan tiba2 ia ingat sesuatu, dan benar saja sandi hp milik indung adalah tanggal dan tahun awal pertemanan
Widya dan Indung dulu.

Dengan tangan gemetar, Widya mencari2 nama kontak Indra di daftar kontak, namun ia tak menemukan satu pun kontak bernama indra di sana.
Dan setelah ia membuka chat wa milik indung, ternyata Indung menamai Indra dengan nama teman.

"Haalo. Halo. Ini ku Widya, teman nya Iin. Iin dalam masalah besar...." Ujar Widya seraya menceritakan semua kejadian nya dari awal hingga pada saat indung di tarik paksa
Oleh suaminya

Setelah menanyakan alamat dan plat kendaraan milik suaminya Indung, Indra langsung menutup tlp, lalu entah apa yang terjadi selanjutnya Widya tidak tau.

---------
Malam harinya Rumah mertuanya Indung di datangi oleh beberapa orang polisi dan juga ada Indra
Di antara nya.

Suaminya Indung di bawa ke kantor polisi dan indung di minta menceritakan awal kronologi kejadian, hingga ia mendapatkan KDRT dari suaminya.
Indra menemani dan sedikit memaksa indung menceritakan semuanya di hadapan polisi.

"Kami tidak bisa menindak lanjuti kasus ini jika Ibu sendiri tidak mau menceritakan semuanya pada kami." Ujar polisi itu
"Baik pak, saya minta waktu sebentar. Saya akan memanggil salah satu saksi lain kemari."

Indra berjalan keluar dari kantor, dan mencoba menelpon Widya melalui hp milik indung.
"Halo wid, urusan nya sudah ke kepolisian. Indung masih diam tak mau bercerita. Apakah kamu bisa datang kemari untuk membujuknya."

"Ya, iya. Aku segera kesana." Jawab Widya
"In, bagaimana polisi bisa membantu semua ini kalau kamu sendiri diam. Tolong in, pikirkan masa depan mu, pikirkan kebahagiaan mu. Katakan yang sejujurnya in. Aku mohon." Bisik Indra
Singkatnya saat Widya datang kesana, Indra langsung keluar.

Widya memeluk Indung dan menceritakan semuanya pada polisi.

"Laki2 itu juga mengancam saya dan suami saya jika kami tidak mengatakan keberadaan Iin pak." Ujar Widya
"Apa ada bukti pengancaman itu bu.?" Tanya polisi

"Ya tuhan, apa semuanya harus ada bukti tertulis dulu pak.?!" Bentak Widya

Karena Widya bicara sambil marah2 akhirnya Ia disuruh keluar oleh polisi. Dan karena indung masih diam saat di tanya
Akhirnya, kasus indung tidak di perpanjang lagi. Dan semuanya murni dianggap ke salah pahaman serta diusulkan untuk menyelesaikan nya secara kekeluargaan.

Indra mengumpat kesal.

"Kenapa kau tak jujur In??!!! Kenapa hah.??" Tanya Indra
"Aku yakin, Indung pasti diancam oleh laki2 setan itu. Betulkan In.?!"

Tangis Indung pecah, ia mengangguk. Indra bermaksud untuk menarik tangan Indung untuk kembali masuk ke kantor polisi namun di tahan oleh Widya.
"Tidak ada gunanya Ndra. Laki2 sialan itu memang bajingan. Setan dia." Umpat Widya

Dan beberapa saat kemudian, suaminya Indung keluar dan tersenyum licik pada Indra dan juga Widya.
Ia menarik Indung dan membawanya pulang menaiki ojek.

"Sial.!!" Bentak Indra
Hampir saja ia memukul laki2 itu andai Widya tidak menahan tangan nya
Sudah beberapa hari berlalu, Indung kembali menjalani hari2nya seperti biasa di rumah itu.
Semua alat make up nya habis di buang oleh suaminya dan rambutnya pun di cat warna hitam lagi dan di kuncir satu seperti biasa.
Hp nya yang lama tidak di bolehkan untuk diambil karena berada di rumah Widya.

Entah kenapa sejak tadi malam suaminya Indung mengeluhkan sakit di bagian perut.
Bahkan jika sudah datang sakitnya, ia sampai berguling2 sambil memegangi perutnya.

Sudah di panggilkan bu mantri, namun katanya hanya mulas biasa. Dan hanya di kasih obat sakit perut.
"Aduh, perut ku sakit sekali. Rasanya seperti ditusuk jarum." Rengek suaminya Indung

Dalam hatinya Indung merasa bersyukur karena suaminya itu sakit, tapi di sisi lain, dia juga yang lelah mengurusnya, ditambah lagi mengurus seisi rumah.
"Nduuuung..!!" Panggil ibu mertuanya

"Iya ma."

"Coba kamu kerumah nya haji Mahrawi. Panggil dia kemari ya." Ujar ibu mertuanya

"Tapi bubur di dapur belum..."

"Matikan dulu apinya! Cepat kamu pergi kerumah haji mahrawi dulu!"
Indung terpaksa menuruti semua perintah mertuanya, ia berjalan tergesa2 keluar dari rumah. Keringatnya menetes di sekitar pelipisnya. Matahari menyengat membuatnya merasa sangat kehausan karena berjalan cukup jauh.
Dan sesampainya di rumah haji mahrawi, ternyata orang yang dia cari sedang tidak ada di rumah. Karena di jemput oleh ke desa lain untuk mengisi acara ceramah.

Di tengah jalan pulang, Indung bertemu dengan Widya.
Widya nampak canggung saat menyapa indung.

"Kamu dari mana panas2 begini In.?" Tanya nya

"Habis dari rumah haji mahrawi. Suamiku sakit." Jawab Indung
"Syukurlah. Aku malah berharap laki2 setan itu mati in." Ujar Widya

Setelah berbincang sebentar, akhirnya indung pamit untuk pulang.
Malam harinya, Haji Mahrawi datang kerumah mertuanya Indung. Dan katanya Suami indung terkena kiriman santet seseorang. Yang entah siapa beliau tak mau memberi tahu.
Meski sudah sedikit di paksa, namun tetap tak ada jawaban.

Beliau hanya memberikan segelas air putih dan meminumkan nya pada suami Indung.

"Aku tidak bisa mengobati penyakitmu itu, tapi ku sarankan sebaiknya kau cari orang yang pernah kau sakiti lalu minta maaf lah kepadanya."
Ucap Haji Mahrawi

"Tapi siapa pak.? Kepada siapa kami harus meminta maaf.? Karena setau saya, anak saya ini orang nya baik dan tidak mungkin menyakiti orang lain." mertuanya Indung menyanggah perkataan haji mahrawi
Haji mahrawi tersenyum,

"Di ingat2 saja. Karena bisa saja kesalahan yang kita anggap sepele bisa sangat menyakitkan pada orang lain." Ucap Haji Mahrawi sebelum pulang
Setelah haji mahrawi pulang, Indung di maki2 dengan kasar oleh mertuanya.

"Tidak ada lagi yang dendam pada suamimu, selain teman2 mu itu. Pasti ini ulah si widya itu kan?!!"

"Gak ma, mana mungkin Widya berbuat seperti itu. Mama jangan asal tuduh, karena tuduhan
Yang tanpa di dasari bukti itu bisa jadi fitnah." Jawab Indung

"Alah, bicara fitnah2. Trus dia yang lapor kepolisi itu apa hah.?! Bukankah itu juga fitnah!"
"Sudah ma, Indung benar. Mungkin ini kerjaan salah satu teman kerjaku. Karena beberapa hari yang lalu sempat berdebat singgung menyinggung masalah pekerjaan." Ujar Suaminya Indung menyela pembicaraan ibu dan istrinya itu
"Kalau begitu, besok kamu minta maaf saja nak, biarlah kita yang mengalah. Meskipun mama yakin kamu tidak salah. Tapi ya begitulah, namanya juga manusia yang mempunyai sifat iri dan dengki." Kata ibunya
Indung menghela nafas berat.
Malam semakin larut, ketika jam sudah menunjukan pukul 12 malam, barulah Indung bisa merebahkan tubuhnya yang sudah terasa sangat letih karena seharian disibukkan dengan tugas2 rumah yang tiada habisnya.
Saat matanya sudah mulai terpejam, tiba2 Wajah tampan Indra melintas di benaknya. Membuatnya gelisah setiap kali memejamkan mata.

Berada di samping Indra membuatnya merasa tenang dan aman. Apalagi perlakuan2 manis Indra kepadanya yang sampai sekarang tak bisa ia lupakan.
Diam, ia mengambil hp nya yang baru di belikan suaminya.

Ia kembali mendaftar akun fb baru, untuk mencari Indra.
Ketika sudah ketemu dengan akun nya Indra dan siap untuk mengirim permintaan pertemanan, Indung mulai ragu.

Ia sejenak berpikir, jika tak selamanya kejahatan harus di balas dengan kejahatan.
Ia pun mengurungkan niatnya.
Jauh dari tempat tinggal Indung, Malam itu Indra tengah duduk seorang diri di teras rumahnya. Ia menatap jauh pada sang rembulan yang sepertinya enggan untuk menampakan diri.
Wajah wanita itu masih sangat kuat melekat dalam pikiran nya. Entah sampai kapan ia menyimpan semua perasaan cinta nya itu untuk Indung.
Helaan nafas nya berpadu dengan hembusan angin dingin malam itu.
Keesokan harinya, keadaan suami Indung sudah lumayan membaik. Ia berangkat kerja pagi2 sekali seperti biasa. Namun kali ini ia terlebih dulu mengecup kening Istrinya dan memberikan sejumlah uang untuk Indung.
"Maaf ya, selama ini ku terlaku egois. Mulai sekarang belilah apapun yang kamu mau. Berdandan lah sesuai keinginan mu. Dn jangan lupa, perbaiki rambutmu ke salon ya. Aku berangkat dulu." Ucapnya
Indung tersenyum, tangan nya erat menggenggam uang pemberian sang suami

---------
Dari kejauhan seorang lelaki yang mengenakan jaket hitam dan celana jeans panjang, yang sedang duduk di atas sepeda motor itu nampak mengepalkan tangan setelah memperhatikan rumah mertua
Indung cukup lama.

Saat suami Indung sudah lewat didekat lelaki tersebut, Lelaki itu langsung menutup kaca helm dan perlahan2 mengikuti suami Indung.
Dan setelah lumayan cukup lama mengikuti dari belakang, tiba2 suaminya Indung berbelok ke jalan sebuah perumahan sederhana.

Di salah satu halaman rumah itu, suami Indung memarkirkan sepeda motornya dan langsung bergegas masuk kedalam rumah.
Lelaki misterius yang sedari tadi mengikuti. juga memarkirkan motornya tak jauh dari jalanan. Saat helm nya terbuka, ternyata itu adalah Indra.

Perlahan2 Indra berjalan kearah rumah yang di masuki oleh suami Indung.
Perumahan itu sepi dan hanya di huni oleh beberapa keluarga saja.

Saat Indra sedang mengendap2 di samping rumah tersebut, terdengar pertengkaran dua orang dari dalam rumah.
Indra mendengarkan dengan seksama, tak lupa ia juga merekam suara itu.

"Aku tidak bisa menceraikan istriku.!"

"Tapi aku sedang hamil! Sementara istrimu itu sama sekali tidak bisa memberikan anak untukmu. Bukankah dulu kau pernah mengatakan kalau kau ingin anak dariku?!
Lalu kenapa sekarang kau ingin pergi meninggalkan aku dan anakmu hah.?!!" Teriak seorang wanita yang menjadi lawan bicara dari suaminya Indung
"Yang pasti aku tidak bisa menikahimu. Apa kata orang tuaku kalau tau aku menghamili gadis warung sepertimu."

Isakan tangis dari perempuan itu terdengar semakin keras. Ia berteriak dan memaki pada suami Indung hingga suaranya parau.
Indra yang awalnya hanya ingin mencari bukti2 untuk digunakan menghancurkan rumah tangga Indung dan suaminya itu akhirnya tak tega mendengar tangisan dari wanita simpanan tersebut.
Indra bergegas berlari ke arah pintu, dan langsung masuk dengan paksa.

"Dasar bajingan kau.!! Kau harus bertanggung jawab dengan perbuatan mu bangsat.!" Ujar Indra marah

"Kau siapa.? Ikut campur urusanku. Kalau aku tidak mau, kau bisa apa?!!"
Karena saking emosinya, tanpa basa basi Indra langsung menghajar lelaki tersebut.

Berkali2 pukulan nya telak mengenai bagian wajah dan dada suaminya Indung.

Namun ternyata lelaki itu tak habis akal, ia berlari kearah dapur dan mengambil pisau yang tergantung di dinding.
Indra sempat ragu untuk menyerang, tetapi karena ia melihat pergerakan suaminya Indung yang nampak membabi buta. Dengan mudahnya membuat Indra menumbangkan si lelaki itu.
Indra menampar muka lelaki tersebut hingga berdarah2.

Dan.. Craaakkkk. Pisau yang masih di pegang suami Indung menusuk kearah perut Indra.
Namun tak ada sedikitpun darah yang keluar.

Dan saat pisau itu di tarik, tak ada bekas darah disana. Hanya baju dan jaket Indra yang Sobek.
"Bangsaattt kau..!!" Teriak Indra

Dan di saat yang bersamaan Beberapa orang bapak2 penghuni perumahan tersebut datang untuk melerai perkelahian.
Tubuh Indra di pasung agar tak menghajar suami Indung Lagi. Setelah dibawa ke pak Rt dan kades. Indra di biarkan pulang. Dengan jaminan KTP nya sendiri. Jika suatu waktu kembali terjadi hal2 seperti ini pada suami Indung. Dan indra adalah orang yang akan menjadi tersangka utama.
Indra, tidak langsung pulang. Melainkan terlebih dahulu pergi kerumah Widya.

Ia memberikan bukti hasil rekaman yang ia dapatkan di rumah Wanita simpanan suaminya Indung tadi pada Widya.
"Kenapa bajumu sobek2 begitu Ndra.?" Tanya Widya

Indra membuka baju dan memperlihatkan perutnya pada Widya,

"Hampir di tusuk laki2 itu." Jawab Indra singkat

"Hampir? Bajumu sobek begitu, mana mungkin hampir. Pasti kau punya ilmu kebal ya?"
"Hanya untuk jaga2. Aku juga tak mungkin menghajar orang yang tidak bersalah. Untuk Rt rw nya baik dan tak memperpanjang masalah. Sebaiknya nanti kita beritahu Indung, agar tak selalu di bodohi suaminya."

"Aku juga tak menyangka wanita itu sampai hamil di buatnya.
Padahal, Indung jauh lebih baik dan cantik di banding perempuan itu."

"Hubungan haram biasanya di bumbui oleh setan, jelas jaub lebih nikmat." Potong Indra

Widya menghela nafas panjang,

"Kau berpikiran seperti itu, apa jangan2 nanti setelah kau bisa memiliki Iin
Kau juga akan melakukan hal yang sama padanya.? Seperti yang di lakukan oleh suaminya sekarang."

"Widya, Widya kau terlalu jauh berpikir. Tapi Kita lihat saja nanti seperti apa aku memperlakukan wanita yang kucintai." Ujar Indra
Sore itu, Suami Indung pulang kerumah dengan wajah lebam2. Membuat seisi rumah menjadi geger, tidak terkecuali Indung yang baru saja selesai menyajikan makanan.
"Rekan kerjaku tak mau memaafkan aku ma, dia malah menghajarku seperti ini."

"Berani2 nya dia berbuat seperti ini padamu, tidak, ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus menemui nya besok!!"

"Jangan ma, aku tidak mau kalau urusan nya malah semakin melebar kemana2.
Aku akan berusaha sendiri untuk menyelesaikan masalahku."

"Kenapa kamu diam saja hah.? Bukan nya mengurus suami malah bengong disitu." Bentak ibu mertuanya pada Indung
Indung bergegas pergi kedapur untuk mengambil air hangat guna mengompres lebam2 di wajah suaminya.

--
Selesai makan, Indung merasa sakit di bagian punggungnya.
Bahkan karena sering muntah2 ia harus tidur di dekat dapur dengan beralaskan kasur tipis.
Semakin malam, tubuhnya semakin demam. Sakit di punggungnya pun sudah menjalar sampai ke ubun2. Namun tak satupun orang2 di rumah itu yang peduli padanya.
Bahkan bertanya pin tidak, saat mertuanya tau kalau ia tidur di dekat dapur.

"Ya tuhan, sakit sekali." Gumam Indung

Sakit yang di rasakan Indung berlanjut sampai keesokan harinya.

"Aduh, ndung. Kenapa masih rebahan disitu hah.? Kalau tidak mau membantu mengerjakan
Pekerjaan rumah. Setidaknya jangan berpura2 seperti itu." Cerocos ibu mertua

"Aku tidak berpura2 ma, punggung, perut sampai ubun2ku memang sakit." Jawab Indung Lirih

Dan saat ia memaksakan diri untuk bangun, tiba2 Indung muntah darah segar yang cukup banyak.
Lantai dapur banjir oleh darah yang keluar dari mulut Indung.
Membuat mertuanya mundur dan menunjukan raut wajah yang jijik.
Setelah itu, pandangan nya menjadi berkunang2 lalu tubuhnya Limbung dan ambruk kelantai.

Saat ia terbangun, ternyata dirinya sudah berada di dalam kamar, didekat ranjang beralaskan kasur tipis yang sudah lusuh.
Indung benar2 lemas, bahkan untuk menggerakkan satu jari pun ia tak mampu.

Keadaan Indung yang sudah sangat mengkhawatirkan seperti itu sama sekali tak menarik rasa simpatik apalagi kasihan dari orang2 rumah.
Mereka hanya membelikan obat demam biasa dan di kompres seadanya.

Tak terasa, berhari2 sudah indung terbaring lemah, wajahnya pucat dan kaku.
Makanan yang masuk selalu ia muntahkan.

Nasib Indung memang tidak beruntung, mempunyai suami dan mertua yang hanya mementingkan diri sendiri. Sementara Indung selama ini selalu saja mengalah dan menuruti semua apapun yang di suruh dan diperintahkan. Meski kadang2
Juga ada perlawanan kecil darinya.

"Istrimu ini sepertinya sudah tak ada harapan sembuh. Percuma bila di obati pun tak akan berpengaruh karena penyakit yang di manja itu akan kuat. Mama sudah tidak kuat lagi kalau harus mengurus istrimu itu. Coba antar dia kerumah orang tuanya
Saja. Biar mengurangi beban mama. Bayangkan saja, setiap hari saat kamu berangkat kerja. Mama membereskan rumah, mengganti kan pakaian istrimu, membersihkan tai dan dan bekas kencingnya. Ya tuhan, capek sekali rasanya."ujar mertuanya mengeluh
Tepat berdiri di depan pintu kamar

Indung yang mendengar semua perkataan mertuanya hanya bisa meneteskan air mata.
Menangis dalam diam rasanya sangat sakit, apalagi itu di sebabkan oleh orang2 di sekitarnya. Itulah yang Indung rasakan pada saat itu.
Ia ingin berusaha bangun, tetapi tulang2 punggungnya terasa seperti sudah memisah satu sama lain.
Hanya suara lirih rintihan nya yang keluar.
-----
Malam itu, tepat 2 minggu setelah Indung sakit dan tak pernah terlihat keluar rumah lagi.

Widya bersama suaminya pergi kerumah orang gua Indung.

"Ada apa ya nak Widya datang kemari malam2 begini.?" Tanya ibunya Indung
"Maaf sebelumnya kami datang kemari malam2 begini bu. Tapi saya kemari ingin menanyakan keberadaan Iin. Soalnya sudah 2 minggu terakhir ini dia tidak terlihat di rumah mertuanya apakah dia sudah pulang.?" Tanya Widya pelan
Orang tua Indung saling bertatapan lalu bersama2 menatap kearah Widya.

"Tidak. Indung tidak pulang kesini." Jawab ibunya
"Berati benar dugaanku, mereka menyembunyikan sesuatu tentang Iin." Gumam Widya

Mendengar ucapan Widya, ibunya Indung memegang tangan Widya. Wanita paruh baya tersebut ingin memastikan lebih jauh apa makna dari ucapan Widya barusan.
"Ada apa sebenarnya Widya.?" Tanya ibunya Indung dengan tangan yang masih menyentuh punggung tangan wanita cantik itu

"Saya tidak berhak mengatakan apapun, tapi saya ingin ibu mendengarkan nya secara langsung, biar ibu tau dan semuanya akan menjadi jelas." Kata Widya seraya
Mengeluarkan sesuatu

Ia memutar rekaman yang berhasil di dapatkan oleh Indra.

Meski suaranya lamat2 namun sangat cukup jelas untuk di dengar.
"Siapa ini widya?" Tanya ayahnya Indung

"Itu suara menantu bapak. Suaminya Iin." Jawab Widya pelan

"Oh tuhan. Apa yang sudah terjadi pada anakku." Ucap ayahnya Iin tak bisa membendung air matanya
"Kemarin kata Iin suaminya itu sakit pak, bu. Dan itu adalah hari terakhir saya melihat Iin. Tapi kata suami saya, suaminya Iin sudah kembali sehat dan bekerja seperti biasa."

"Betul pak, bu. Sekarang Menantu bapak tidak terlihat sakit lagi. Apa tidak sebaiknya kalau kita
Bersama2 kerumah mereka, hanya sekedar bersilaturrahmi dan untuk meluruskan agar tidak terjadi sangkaan2 yang mungkin akan menjadi kesalah pahaman di kedua belah pihak." Ujar suaminya Widya
Ayah nya Indung mengangguk, ia setuju untuk segera pergi ke rumah Besan nya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Anak kesayangan nya itu.
"Kalau mau berangkat sekarang, ayo mari pak. Kebetulan hari ini saya kebagian tugas bawa mobil. Jadi kita bisa sekalian bersama2 kesana." Kata suami widya sambil tersenyum
Orang tuanya Indung bergegas bersiap2. Ayahnya Indung memakai sarung dan mengenakan peci hitam. Sementara ibunya indung melapisi daster nya dengan sarung wanita. Mereka berjalan kearah mobil yang di bawa oleh Sumi Widya.
Sebelum masuk mobil, Widya lebih dulu menelpon Indra untuk mengabarkan bahwa mereka semua malam itu juga akan pergi memeriksa keadaan Indung yang sudah 2 minggu ini menghilang.
"Baik, aku tunggu." Ucap Widya sebelum menutup tlp nya

Mesin mobil telah di nyalakan, dan perlahan berjalan menyusuri jalanan desa di malam itu.
Saat mobil sudah sampai di pekarangan rumah milik mertua Indung, salah seorang iparnya Indung yang mengecek keluar nampak kaget saat melihat siapa yang datang. Karena ayahnya Iin lah yang pertama2 keluar dari dalam mobil.
"Indung anakku ada.??" Tanya ayahnya Indung tanpa basa basi sedikitpun

"A. A a ada." Jawab ipar Iin terbata2, wajahnya nampak sangat gugup dan tegang
"Boleh aku masuk.?"

"Se, sebentar y ya pak. Sa saya pang panggilkan mama dulu." Ujarnya seraya menutup pintu dengan tergesa
Cukup lama kedua orang tua Indung dan juga widya berdiri di depan pintu menunggu seseorang keluar lagi untuk membukakan pintu rumah.

"Ish, lama sekali. Pasti ada apa2 di dalam ini." Cetus Widya sembari mengintip celah lubang di pintu
Tok tok tok....

"Ada apa sih didalam hah.??? Orang tua Iin cuma mau melihat anaknya. Kenapa malah dikunci seperti ini hah.??!!!!" Teriak Widya yang sudah terlampau jengkel dengan sikap orang2 di rumah itu
Sekitar setengah jam telah berlalu, barulah pintu di buka oleh keponakan suaminya Iin.
Tanpa berkata apa2 ayahnya Iin langsung masuk kedalam rumah memanggil2 nama Iin.
"Di mana Indung anakku.??!!" Tanya ayahnya Indung dengan nada yang cukup tinggi pada besan nya tersebut

"Tenang dulu. Kau ini mau bersilaturahmi atau ngajak ribut hah.?"

"Tenang2, bagaimana. Pintu rumah saja dikunci saat aku minta masuk.!"

"Tadi itu kami lagi makan,
Bukan nya apa2. Kalau tidak percaya, lihat saja sendiri ke dapur."

"Ahh.. Indung dimana.?!!"

Widya yang memang sedari dulu sudah geram dengan mertuanya Iin itupun langsung mendorong tubuh wanita itu hingga tersandar ke dinding dan membuka celah untuk masuk kedalam pintu kamar
Yang di tempati Indung dan suaminya.

Kreett... Buuukkk

"Astaga, Iin." Gumam Widya saat pintu kamar terbuka

Indung dan suaminya berada di dalam kamar, dan suaminya terlihat sedang menyuapi Indung makan di atas Ranjang.
"Iin kenapa.?" Ya tuhan, panas sekali badanmu in. Jari2 mu membiru."ucap Widya

Plaaaakkkkk....
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi suaminya Indung.
"Apa yang telah kau lakukan pada sahabatku hah????!!!!" Teriak Widya

Ayahnya Indung berjalan kearah menantunya, dengan geram ia menghajar laki2 itu dengan penuh emosi.
Sementara ibunya Indung hanya bisa menngis tersedu2 sambil memegang tangan Indung.

Widya juga tak kalah sadisnya, ia mengambil hp yang berada di atas bantal dan melemparkan nya ke kepala suami Iin.
Ibu mertua Iin yang tak terima anaknya di pukuli seperti itu mencoba mendorong Widya. Dan alhasil aksi jambak2an pun terjadi. Widya yang memang masih muda itu jelas mampu mengamuk lebih kuat di banding mertuanya iin.
Gumpalan rambut beruban milik mertuanya Indung yang berhasil di tarik paksa oleh Widya melekat di genggaman nya.

Hingga beberapa saat kemudian, orng2 disekitaran rumah Mertuanya Indung mulai berdatangan bersama dengan pak RT.
Bertepatan dengan itu, Suaminya Iin yang gusar melihat ibunya diperlakukan sesadis itu oleh Widya langsung mendorong tubuh ayah mertuanya sampai membentur lemari, dan darah seketika mengalir dari pelipisnya.
Plaaakkkk.... Wajah Widya memar terkena tamparan keras oleh suaminya Indung.
Nafas nya terasa sesak. Namun saat itu juga mereka bertiga langsung di pegangi oleh orang2.
Dan saat akan di bawa keluar, Widya mencakar wajah Mertua Indung dengan kuku2nya hingga terluka.

Sesampainya di luar rumah, Widya langsung di lepaskan dan di serahkan pada suaminya.
"Ya tuhan, kenapa sampai berdarah2 sayang.?"

"Kamu itu kemana aja hah.?! Aku dikeroyok dua bajingan itu tau.!" Bentak Widya
Saat semuanya sudah sedikit tenang, ayahnya Widya pun di papah dan di bawa keluar. Bersamaan dengan itu Indra datang dengan menaiki sepeda motornya.
"Ada apa wid.? Kenapa seramai ini.?" Tanya Indra

"Iin hampir mati di dalam sana dan kau masih tanya kenapa.?!!! Dasar bodoh!!" Bentak Widya yang masih tak bisa mengendalikan emosinya
Mendengar perkataan Widya, Indra langsung bergegas masuk kedalam rumah. Namun di halangi oleh ipar2 nya Indung.

"Ada orang yang sedang sakit dan butuh pertolongan di dalam. Kenapa di halangi seperti ini jalan masuknya?!!" Bentak Indra

Teriakan ibunya iin meminta tolong
Dari dalam rumah, dan membuat Indra tetap memaksa masuk, diiringi oleh pak RT dan Suaminya Widya.

Ternyata Iin kejang2 dengan mata yang melotot, dari mulutnya keluar banyak sekali cairan berbau busuk.
Tanpa berpikir dua kali, Indra langsung melepaskan bajunya untuk mengelap mulut Indung. Lalu ia menggendong tubuh iin dan membawanya keluar rumah.
Air matanya tak berhenti menetes, melihat wanita yang dicintainya selama ini mendapatkan perlakuan sejahat itu dari orang2 yang sangat dekat dengan nya.
Ia melangkah menuju kearah mobil, dengan diiringi puluhan pasang mata dari warga yang menatapnya. Suaminya Widya dengan sigap membukakan pintu mobil.

"Bawa dia kerumah pamanku." Ujar Indra

"Pamanmu.? Dimana.??" Tanya Widya

"Haji Mahrawi." Jawab Indra yang terus memeluk
Tubuh Indung

"Motormu bagaimana ndra, takutnya nanti kalau ditinggal disitu. Bakal dirusak sama mereka." Kata suami Widya

"Cih. Motor masih bisa di beli. Lebih baik cepat jalan kan mobilnya kerumah haji, haji wawi itu." Sanggah Widya mulai emosi lagi
Tanpa mereka sadari kedua orang tua Indung masih berada di pekarangan rumah besan nya itu bersama pak RT dan beberapa warga lain. Beliau di bawa ke rumah pak RT untuk di mintai penjelasan tentang kejadian heboh yang terjadi di malam itu.
Sementara di dalam mobil, Tubuh Indung sudah mulai berhenti kejang2 akan tetapi kini tubuhnya terasa sangat dingin.

"Tolong lebih cepat lagi!!" Ujar Indra terus menggosok2 lengan indung, berharap akan membuat tubuh wanita itu sedikit lebih hangat
Semakin jauh mereka memasuki jalanan berbatu itu, ternyata semakin menyempit.
Dan setelah tinggal beberapa meter lagi, mobil terpaksa berhenti karena tak bisa melewati jalanan di depan yang terdapat jembatan kayu di tengah jalan.
Terpaksa Indra keluar dan berjalan sambil menggendong Iin untuk sampai ke rumah Haji Mahrawi.

Diikuti oleh Widya. Sementara suaminya Widya kembali lagi ke rumah mertuanya Iin untuk menjemput orang tua Indung.
Di tengah jalan menuju rumah haji Mahrawi tubuh Indung yang berada di gendongan Indra terasa semakin bertambah berat.

Dan kaki Indra hampir saja tak bisa melangkah karena yang bertambah berat bukan hanya Tubuh Indung, melainkan juga kaki nya indra seperti di tahan oleh sesuatu.
Namun walau demikian, Indra tetap bertahan dan terus melangkah meskipun setiap langkah sudah terasa seperti berjalan di kubangan lumpur hidup.
"Ya tuhan, sembuhkan lah Iin. Angkatlah semua penyakitnya tuhan. Jangan biarkan dia menderita seperti ini." Gumam Widya terus memegangi tangan Indung yang juga sudah sangat dingin
Akhirnya, setelah apa yang di rasakan oleh Indra di perjalanan tadi, mereka bertiga pun sampai di depan rumah milik haji Mahrawi.

Widya mengetuk pintu kayu itu dengan sangat keras.

Saat pintu terbuka, nampak haji Mahrawi menatap Indung dengan tatapan aneh.
Lalu dengan tergesa beliau menyuruh mereka masuk.

Dan saat berada di dalam rumah, Haji Mahrawi menurunkan semua kain penutup jendela dan pintu yang berwarna kuning. Dan hanya menyisakan pintu utama yang dibiarkan terbuka.
Beliau lalu mengambil segelas air dan mendoakan nya, ia kemudian menyuruh Widya dan Indra meminum air tersebut lebih dulu. Lalu terakhir digunakan untuk membasuh wajah Iin dari ubun2 sampai wajah.
Dan anehnya, tidak lama setelah itu. Indung bangkit dan berjalan layaknya orang yang tak sakit sama sekali.

Ia tertawa2 dan kemudian menangis tersedu2.

Saat Indra akan mendekatinya, Haji Mahrawi langsung melarang.
"Biarkan dia berlakon sesuai apa yang dia rasakan. Tubuhnya sudah di kuasai oleh jin kafir." Kata haji Mahrawi
Nafas Widya turun naik mendengar perkataan itu, ia sangat takut kehilangan Iin yang sudah dia anggap sebagai saudarinya tersebut.

"Tolong bantu Iin pak, tolong sembuhkan dia." Isak Widya
"Aku hanya perantara, Sembuh atau tidak itu sudah menjadi kehendak-Nya. kita hanya bisa berdoa dan berusaha. Selebihnya serahkan saja pada yang di atas."
Indung menangis, tertawa, meracau dan menari2 di ruangan itu.
Dan setelah beberapa lamanya menunggu, akhirnya mahluk kiriman yang berada di dalam tubuh Iin mulai merespon
Dengan keberadaan orang2 di sekitar nya.

Barulah haji Mahrawi berbicara dengan lemah lembut pada sosok itu agar mau meninggalkan tubuh Indung tanpa harus saling menyakiti.
"Aku tak akan pergi, karena jika aku ke pergi, majikanku takkan memberiku makan." Suara yang keluar dari mulut Indung itu terdengar Berat
Haji Mahrawi menghela nafas panjang,

"Jujur, aku sama sekali tak bisa mengatasi hal yang seperti ini. Santet yang dikirimkan ini sangat jarang adanya dan bertujuan untuk menyiksa sebelum membunuh, jika target belum mati atau bisa mengatasinya maka satu persatu keluarganya
Lah yang akan menjadi korban selanjutnya dari santet tersebut. Walau aku sering berurusan dengan jin2 penunggu pohon/rumah, tapi jelas sangat jauh berbeda dari yang ada di hadapan kita sekarang ini."

"Lalu bagaimana.? Saya tidak mau jika Indung yang menjadi korban nya."
"Aku akan mencoba. tapi jangan terlalu berharap banyak. Bantu lah dengan doa."

"3 hari lagi." Ucap Indung tiba2

"Apa maksudnya pak.?" Tanya Widya

"Kita hanya punya waktu 3 hari sebelum wanita itu meninggal."

"Kuat dugaanku kalau pelakunya adalah suami dari wanita ini."
"Bukan. Justru dia lah yang menjadi sasaran utamanya. Karena yang aku lihat, si pengantar santet ini memiliki masalah yang cukup besar dengan laki2 itu. Makanya saat pertama kali aku berurusan dengan mahluk tersebut, aku hanya memberikan air tawar.
Dan hanya bisa untuk sementara membelenggu jin kafir itu dari tugasnya."

"Kira2 siapa pengirimnya itu paman.?" Tanya indra

"Perempuan. Tapi wajahnya sulit untuk ku lihat."

"Perempuan." Gumam Widya lalu menatap Indra, dan mata mereka saling bertatapan
"Jangan - jangan!!" Ujar keduanya bersamaan

"Yang kamu rekam itu ndra. Yang hamil itu." Kata widya

"Iya. Pasti yang itu." Sahut Indra

Suara gaduh orang bercakap2 terdengar dari luar rumah yang ternyata adalah orang tua indung dan suaminya Widya.
Indra beranjak dan masuk kesebuah kamar, lalu untuk beberapa saat kemudian ia keluar lagi dengan menggunakan baju kaos oblong berwarna putih yang sudah lusuh.
"Aku pinjam mobil mu sebentar." Katanya pad suami Widya

"Mau kemana ndra.?" Tanya suami Widya seraya mengeluarkan kunci mobil dari kantong celananya

"Kerumah perempuan simpanan itu." Jawab Indra singkat sebelum pergi
"Temani sana, nanti dia berbuat macam2." Ujar widya mendorong pelan lengan suaminya

"Macam2 gimana.? Orang nya baik dan perhatian begitu pada Iin. Mana mungkin dia berbuat macam2." Bantah suami Widya

"Bukan yang itu, tapi aku takut kalau dia akan menyakiti orang lain!"
Mendengar perkataan Widya, barulah suaminya paham dan bergegas menyusul Indra. Namun ia kalah cepat, karena sempat beberapa kali jatuh tersandung batu. Mobil yang di kendarai Indra pun perlahan sudah pergi dan hanya meninggalkan debu yang beterbangan.
Saat keluar dari gerbang desa, Indra terus menambah kecepatan mobilnya. Dan karena sangat cepat, hampir saja Indra mengalami kecelakaan saat berada di sebuah tikungan yang cukup tajam.
Singkatnya Indra pun sampai di perumahan yang ia tuju.

Setelah keluar dari mobil, Indra melangkah dengan cepat kearah salah satu rumah.
Rumah tersebut nampak gelap dan sunyi seperti tak berpenghuni. Tetapi walaupun begitu, ia tetap saja mengetuk pintunya dengan sangat keras.

Dari ketukan biasa, sampai menggedor2. Tapi tetap tak ada tanda2 orang akan membukakan pintu. Padahal jelas2 Indra mendengar suara
Seseorang yang bersenandung ninabobo di dalam rumah itu.

Brak brak.... Gedoran keras

"Buka pintunya cepat!!!" Teriak Indra tanpa sadar, tangan nya sudah mulai terasa ngilu karena sejak tadi digunakan untuk mengetuk pintu
Kressekk.. Suara dedaunan kering yang terinjak seseorang

"Anak ini mau cari siapa.?" Tanya seorang bapak2 yang datang entah dari mana

Saat Indra menoleh pada orang yang berada di belakangnya itu, cahaya senter tepat di arahkan kewajahnya dan si bapak langsung mengerutkan
Kening.

"Ohh.. Kamu ini yang ribut disini tempo hari itukan?!"

"Maaf pak, iya memang benar saya yang berkelahi waktu itu. tapi kedatangan saya kemari sekarang sama sekali tidak ingin mengganggu atau apapun. Saya hanya ingin mencari perempuan yang tinggal di rumah ini."
"Tapi nak, wanita muda yang kau cari itu sudah meninggal seminggu yang lalu. Mati bunuh diri." Ujar si bapak sedikit menekan nada suaranya saat mengatakan kalimat terakhir sembari mengusap2 lengan
"Ah, yang benar pak,? Soalnya tadi saya dengar suara orang nyanyi di dalam. Saya cuma mau ketemu sebentar saja. Sekali lagi saya katakan, saya tidak ingin berbuat apa2. Jadi saya mohon sudi kiranya bapak percaya pada saya."
"Astaga.. Bukan nya bapak tidak percaya. Iya bapak percaya sama kamu. Tapi yang bapak katakan juga serius. Wanita itu sudah meninggal. Di temukan gantung diri di kamarnya, seminggu yang lalu." Ujar si bapak

Gretaakk... Suara benda jatuh dari dalam rumah mengagetkan keduanya.
Si bapak nampak tegang, lalu ia berlari sekencang2 nya menjauhi rumah tersebut. Meninggalkan Indra yang melongo kebingungan.
Merasa tak ada respon dari si wanita penghuni rumah, Indra memutuskan untuk pergi. Namun sebelum pergi ia mengetuk pintu itu lagi sebanyak 3 kali.
Setelah itu ia berjalan kearah rumah yang lampunya masih menyala.

Tok tok..

"Permisi.."

Kriiieettt.. (Pintu berderit)

Dari dalam keluar seorang bapak bertubuh agak tambun, dengan wajah yang cukup sangar.

"Mau cari siapa?"
"Itu pak, maaf sebelum nya sudah mengganggu malam2 begini. Saya mencari wanita yang tinggal di rumah sebelah sana itu. Tapi sejak tadi saya ketok2 pintunya tidak ada yang keluar.
Tadi juga ada bapak2 yang bilang kalau wanita itu sudah meninggal seminggu lalu karena bunuh diri.
Tapi saya yakin kalau bapak2 itu berbohong."

Laki2 itu mengerutkan keningnya, ia menatap Indra dari rambut sampai ke ujung kaki.

"Maa. Sini sebentar."

Sesaat kemudian, seorang ibu2 keluar.

"Ada apa?" Tanya nya pada sang suami
"Pemuda ini mencari perempuan yang bunuh diri itu, tapi dia gak percaya kalau si itu sudah meninggal seminggu yang lalu."

"Oh. Memang benar, perempuan itu sudah meninggal seminggu yang lalu. Kalau anak tidak percaya mari ibu antarkan ke makamnya."
Deg..

"Ta tapi, ta tadi saya mendengar suara orang nyanyi di dalam rumah itu bu, pak."

Si ibu dan si bapak saling bertatapan seolah memberikan kode agar salah satu diantara mereka terlebih dulu bebicara.
"Rumah itu memang mulai angker setelah kematian penghuninya. Kalau lewat sana malam2 sendirian pasti terdengar ada suara orang nyanyi, bahkan kadang2 ada yang melempar batu dari arah rumah itu. Nah ada juga yang melihat perempuan tersebut berdiri di depan pintu
Menghadap ke jalan."

"Iya bahkan yang sempat melihatnya itu setelahnya jatuh sakit sampai sekarang belum sembuh2." Sahut si ibu

Jantung Indra berpacu lebih cepat dari biasanya. Ia tak menyangka jika wanita yang ingin ia temui sudah meninggal.
Lalu setelah berpamitan pada bapak dn ibu penghuni rumah, Indra pun langsung berlari kearah jalan yang dimana mobil nya tadi ia parkirkan.
Mobil tersebut melesat dengan cepat meninggalkan area jalan di perumahan.

Singkatnya Indra sampai di dekat rumah haji mahrawi. Ia berlari dengan cepat kearah rumah.
Pikiran nya sudah kemana2 kala itu, antara takut, bingung dan khawatir pada Indung.

Melihat Indra berdiri di ambang pintu, suaminya Widya beranjak dan mendekatinya.

"Ketemu ndra?"

"Indung kenapa.?" Ujar Indra balik bertanya

"Tidak tau, sejak kau tinggalkan tadi
Dia muntah2 terus lalu akhirnya pingsan."jawab suami Widya

"Ketemu sama orangnya? Tadi istriku bilang.."

"Orangnya sudah mati. Dia bunuh diri." Potong Indra cepat seraya melangkah masuk
Ia berjalan kearah kamar, mencari haji mahrawi.

Ternyata paman nya tersebut tengah melaksanakan sholat.

Indra menghela nafas panjang, lalu duduk bersandar di depan kamar.
(Gambar hanya Ilustrasi) Image
Beberapa saat kemudian, haji mahrawi selesai sholat dan tengah berdoa.
Saat itulah Indra masuk kedalam kamar dan duduk tak jauh dari beliau.
"Paman, apakah benar perempuan yang mengirimkan santet itu sudah mati.?" Tanya Indra tanpa basa basi

Haji mahrawi menoleh kearah Indra,

"Dia masih hidup ndra. Hanya saja aku tidak bisa melihat wajahnya."

"Lalu yang meninggal bunuh diri itu cuma pura2.?"
"Ku rasa kau sudah salah tuduh, salah orang."

"Jadi?? Ouhh.. Apa jangan2 selingkuhan laki2 setan itu tidak hanya satu orang." Ujar Indra

"Ahh.. Pantas saja." Gumam Indra kesal
"Tapi ndra, aku baru saja menemukan sesuatu di tubuh Indung. Mungkin benda itu bisa kau jadikan petunjuk untuk menemukan pelaku sebenarnya." Kata Haji Mahrawi seraya mengambil sesuatu yang terbungkus secarik kain
"Apa ini paman.?"

"Buka saja. Semoga kau paham."
Perlahan2 Indra membukanya, matanya melotot saat melihat benda tersebut.

"Rasanya aku pernah melihat benda ini paman." Kata Indra

"Dimana.?"

"Aku lupa." Gumam Indra seraya menepuk2 jidatnya
"Sebentar, aku ingat2 terlebih dahulu."

Cukup lama Indra duduk sembari menatap benda yang diberikan paman nya tadi, ia mencoba mengingat2 dimana dulu pernah melihat benda tersebut.

Tak terasa suara kokok Ayam sudah mulai terdengar saling bersahutan. Membuat buyar lamunan Indra.
Dan di saat yang bersamaan, bahunya di sentuh oleh seseorang.

"Ndra, Aku pamit pulang dulu ya. Soalnya mau kerja." Kata Suami Widya

"Ah, iya, aku lupa." Ujar Indra sembari mengeluarkan Kunci mobil dari dalam kantong celananya
"Ini kuncinya. Maaf aku lupa mengembalikan. Terima Kasih ya." Ucap Indra

"Iya. Kalau mobilku sendiri gak apa2 ndra, mau kamu pakai selama apapun tidak masalah. Tapi masalahnya ini bukan punyaku." Kata suami Widya pelan
Indra tertawa singkat.

"Boleh aku menumpang sampai ke tempat motorku?"

"Iya, silahkan."

"Istrimu gak ikut pulang?" Tanya indra saat melihat Widya tertidur di samping Iin
"Gak, sepertinya istriku masih khawatir meninggalkan Iin."

Keduanya berjalan keluar rumah menuju tempat mobil yang terparkir.
Saat berada di dalam mobil, Indra mulai merasakan matanya yang sudah sangat mengantuk.
Akhirnya ia pun tertidur.

"Ndra. Indra. Bangun ndra. Sudah sampai." Ujar suami Widya
Indra membuka matanya, dan mengucek2 nya beberapa kali. Lalu keluar dari dalam mobil.

"Terima kasih." Ucapnya sebelum suami widya pergi
Indra berjalan ke arah sepeda motornya dan berpapasan dengan salah satu perempuan yang menatapnya dengan tajam.

Indra membalas tatapan itu dengan perasaan jengkel.
Namun tiba2 ia teringat sesuatu, yang membuat tangan nya secara refleks menarik lengan perempuan itu.

"Itu perbuatanmu kan. Aku baru ingat sekarang. Aku pernah melihat benda itu bersamamu saat aku kemari bersama polisi tempo hari.!" Ujar Indra
"Apa yang maksud itu hah?!! Aku saja tidak mengenalmu! Dasar gila."

"Sekarang katakan padaku, kenapa kau melakukan itu pada Iin Hah?!!!!" Bentak Indra

"Lepas!! Aku tidak kenal denganmu! Dan aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan.!!" Teriak perempuan tersebut
Dan karena teriakan nya itulah, orang2 disekitar sana ramai berdatangan. Dan suami dari si wanita yang merupakan ipar dari Iin langsung keluar rumah.

"Ada apa lagi ini hah?!!" Bentak suami si wanita

"Kau tanyakan pada perempuan jalang itu apa yang sudah ia lakukan dengan
Saudaramu!!! Hingga mengakibatkan Iin yang harus jadi korban!!"

"Apa maksudmu?!! Kurang puaskah kau setelah tadi malam komplotanmu itu mengamuk disini!! Dan mengakibatkan ibuku langsung jatuh sakit?!! Sekarang apalagi!!!"

"Cuiihh.." Indra Meludah dan tanpa basa basi
Ia yang sudah panas sejak tadi langsung menghajar lelaki bertubuh gemuk itu hingga terjungkal ke tanah

Namun perkelahian langsung di lerai oleh orang2 yang sedari tadi menonton percekcokan tersebut.
Saat tubuh Indra di pegangi oleh beberapa orang, ipar Iin itu berkata :

"Kau ingat ya. Masalah ini akan berlanjut sampai ke pihak yang berwajib!!" Ancamnya

"Lanjutkan! Aku tidak takut sama sekali.!" Bentak Indra
"Dan kau. Awas kau! Secepatnya aku akan membuktikan pada mereka semua tentang perkataanku tadi.! Kau akan menerima hal yang sama dengan apa yang Indung rasakan!!" Ujar Indra saat perempuan yang merupakan istri dari iparnya Iin tersebut masuk kedalam rumah
Setelah itu Indra langsung pergi menaiki motornya. Ia melaju dengan kecepatan tinggi menyibak kabut disepanjang jalan pagi itu.

Tiba2.. Ciiiittttt... Braaakk.. Hampir saja Indra menabrak orang andai tidak cepat membelok dan menabrakkan motornya ke tempat sampah
Di pinggir jalan.

Indra celingukan, dan mencari2 anak kecil yang berlari di jalan tadi. Namun tidak ada siapa2 disana, selain dirinya dan tempat sampah yang sudah terbalik karena di tabrak.
"Kemana anak itu." Gumam Indra

Setelah mencari2 di sekeliling tempat tersebut, akhirnya Indra pulang karena tak jua menemukan anak kecil yang hampir tertabrak tadi.
Tak lupa terlebih dahulu ia membeli beberapa lembar baju tidur untuk Iin dan kedua orang tuanya, juga makanan untuk mereka.

Saat sampai di rumah haji mahrawi, terlihat Widya sedang duduk di depan pintu dengan mata yang masih sembab.
"Iin sudah siuman.?" Tanya Indra seraya memberikan Bungkusan baju pada Widya

"Belum ndra. Aku takut sekali terjadi apa2 pada Iin." Jawab Widya

"Makan dulu wid, nanti sakit." Ujar Indra
Sebelum masuk

Saat berada di dalam, ia memberikan bungkusan makanan dan baju2 tersebut di dekat orang tua Iin.

Lalu ia masuk ke arah dapur.
Indra membersihkan tubuhnya dengan air yang berasal dari sumur. Indra menutup matanya saat segayung air dingin membasahi kepalanya.
Pikiran nya masih tertuju pada istri dari iparnya Iin tadi, bagaimana caranya membuat perempuan itu mengaku dan menyudahi semuanya.

Tiba2 dari dalam rumah terdengar suara teriakan histeris ibunya Iin, yang membuat Indra bergegas menyudahi mandinya.
"Astaga, Iin." Gumam Indra saat melihat darah yang terus2an keluar dari mulut Indung

"Widya! Kau bisa naik motorkan? Cepat panggilkan dokter wid." Suruh Indra seraya melemparkan kunci sepeda motornya kearah Widya yang terus saja menangis
Widya berlari keluar rumah, dan beberapa saat kemudian, suara sepeda motor yang di bawa Widya menjauh dari halaman rumah.

Sementara di dalam rumah, Indra memeluk erat tubuh Iin. Ia membersihkan setiap darah yang keluar dengan tangan nya sendiri.
Tanpa ada rasa jijik sedikitpun.

Orang tua Iin yang melihat perlakuan Indra pada anaknya, sangat tersentuh dan terharu. Diam2 mereka mulai mengagumi kebaikan pemuda itu pada putri mereka.
Haji mahrawi masuk kedalam rumah dengan membawa dua buah jeruk nipis dan daun sirih badampuk.

Daun sirih di remuk2 dan langsung di masukkan kedalam mulut Iin.

"Tutup mulutnya Indra. Jangan sampai sirih itu keluar."

Jeruk nipis di usapkan ke kepala Iin Hingga kaki,
Lalu di belah menggunakan pisau.
Dan anehnya, ketika terbelah isi jeruk nipis tersebut sudah membusuk. Padahal kulitnya masih berwarna hijau segar.
"Sirih itu hanya dapat menahan darah yang keluar dari mulut. Bagaimana dengan benda itu? Apa kau sudah tau siapa pemiliknya?"

Indra menghela nafas, lalu ia mengangguk.

"Istri dari iparnya Iin. Tapi saya, saya masih mencari buktinya."

"Apa kamu yakin?"

"Ya, saya yakin
Karena saat melihatnya tadi saya langsung bisa merasakan nya."

Tidak berapa lama kemudian, dokter yang di jemput oleh Widya datang.

"Bagaimana keadaan Iin?" Tanya Widya

"Masih seperti sebelumnya." Jawab Indra pelan
"Wid, kau mau ikut aku menunjukan arah tempat kerja suaminya Iin.?" Tanya Indra

Widya mengangguk,

"Paman, saya pergi dulu. Secepatnya pelakunya pasti akan saya temukan." Ucap Indra seraya meletakkan kepala Iin ke atas bantal
Setelah membersihkan dirinya, Indra dan Widya bergegas berangkat.

Di sepanjang perjalanan, keduanya sama2 diam. Tak ada banyak percakapan diantara mereka. hingga sampailah mereka di sebuah pos security
Di sana mereka tak bisa masuk karena jika ingin masuk.

"Ini masalah nyawa. Saya mau secepatnya bertemu dengan bapak(...)"

"Baik, tunggu sebentar."

Setelah sekitar 20 menit menunggu, akhirnya suami Iin datang.
Indra langsung menyeret nya untuk keluar dari wilayah pos security tersebut. Sementara Widya membawa motor milik Indra.

"Ada apa lagi hah.???!!! Kau tidak usah meminta ku untuk menceraikan Indung. Aku memang akan menceraikan nya." Ujar lki2 itu seraya melepaskan tangan Indra
"Ada hubungan apa kau dengan istri saudaramu?!" Tanya Indra tak mau melepaskan tangan nya dari lelaki tersebut

"Apa sih?!"

"Masih kurang jelaskah pertanyaanku di telingamu.?!
ADA HUBUNGAN APA ANTARA KAU DAN ISTRI SAUDARAMU.?"
"Aku sudah tau semuanya, dia yang membuatmu sakit dan sekarang malah Iin yang jadi korban. Kau pasti ada mainkan dengan iparmu mu itu.?"
"Kau ini bicara apasih.?!!" Ujarnya masih berusaha mengelak

Plaaakkk.. Widya menampar suami Iin dengan penuh emosi.

"Orang seperti dia itu jangan di tanya secara baik2, gak kan ngaku dia.!" Ujar Widya sembari memungut batu dan melemparkan nya tepat mengenai hidung
Suami Iin, yang tentu saja membuat marah laki2 tersebut.

Namun saat ia akan menampar Widya, Indra lebih dulu menghalanginya.

"Kalau kau berani, jangan sama perempuan. Sini kita satu lawan satu.!" Bentak Indra
Perkelahian diantara kedua laki2 itupun akhirnya terjadi, suami Iin yang sudah tersulut emosi langsung memukul wajah Indra yang membuat hidungnya berdarah.
"Setan kau!!" Umpat Indra

Keduanya berguling2an di tanah sambil terus bergantian saling memukul.
Hingga sesaat kemudian Leher Indra berhasil di cekek oleh lawan nya hingga wajah Indra mulai memerah.
Namun Widya yang berdiri tak jauh dari situ langsung mengambil sebuah batu dengan ukuran setelapak tangan lalu memukulkan nya ke kepala suami Iin hingga laki2 itu tersungkur.
"Aaaa.." Jerit Widya ketakutan melihat darah yang merembes keluar dari kepala suami Iin

"Tak apa Wid, tak apa. Dia belum mati." Ujar Indra menenangkan
"Aku takut masuk penjara Ndra." Isak Widya menjatuhkan batu di tangan nya

"Kau tak akan masuk penjara!"

"Sekarang bantu aku angkat dia keatas motor. Kita bawa dia ke rumah pamanku. Biar nanti kita paksa untuk mengakui semua perbuatan nya."
Dengan tangan gemetar Widya membantu Indra, dan selama perjalanan Widya merasa sangat ketakutan akan bayang2 polisi.
"Tutup kepalanya wid. Jangan sampai menarik perhatian orang2."

Singkatnya, mereka pun akhirnya sampai.

Indra langsung menggotong suami Iin untuk Masuk. Lalu mengikat tangan dan kakinya.
Orang tua Iin dan haji Mahrawi di buat kaget dengan perbuatan Indra.

"Kenapa berdarah2 begini ndra.?" Tanya haji mahrawi

"Dia hampir membunuhku, makanya terpaksa kubuat seperti ini." Jawab Indra seolah2 dirinya lah yang melukai Laki2 tersebut
"Ambil air wid." Suruh Indra

Dengan tangan gemetar Widya memberikan segelas air putih pada Indra. Lalu tanpa ragu2 Indra menyiramkan air putih itu ke wajah suami Iin.
"Banguuunn.. Jangan berpura2 lagi.!!" Bentak Indra

"Indra.! Aku tau niatmu baik, tapi dia ini memang benar2 pingsan. Perlakukan lah dia selayaknya manusia ndra.!"

"Manusia.? Ku kira tadi dia hewan, karena cuma hewan yang menyebar bibit lalu ditinggalkan." Jawab Indra
Seraya duduk

Haji mahrawi mengeleng2kan kepalanya mendengar jawaban dari keponakan nya itu.
Setelah menunggu cukup lama. Suami Iin akhirnya mulai siuman.

Ia meringis, mungkin karena luka pada kepalanya.

Saat haji mahrawi ingin memberikan air minum pada laki tersebut, Indra langsung merebut gelasnya.

"Paman Jangan terlalu baik padanya."
"Sekarang cepat kau ceritakan, ada hubungan apa antara kau dan iparmu itu.? Hingga dia mengirimkan penyakit padamu dan Iin.?!" Tanya Indra yang tentu membuat kaget kedua orang tua Iin.
Sementara Widya sudah mulai tenang karena suami Iin belum mati.

"JAWAABBB.!" bentak Indra

"Ya, memang kami pernah menjalin hubungan terlarang. Aku juga menidurinya sampai hamil. Hubungan itu terjalin sampai bertahun2 lamanya. Dan sampai sekarang pun tidak pernah
Ketahuan.
Tapi saat Iin tau tentang perselingkuhan ku dengan wanita warung yang kau pun sendiri tau. Dia juga mengetahuinya karena perkelahian antara aku dan Indung malam itu." Ujar suami Iin pelan

"Ya Tuhan." Isak ibunya Indung membenamkan wajahnya di bahu sang suami
"Dasar binatang!" Umpat Indra

"Dan sekarang malah Indung yang harus jadi korban santet dari selingkuhanmu itu.! Dan kau tidak
Mau mengurusnya, bahkan mengobatinya pun tidak." Bentak Indra

"Ya, aku mengaku salah. Tapi semuanya tidak sepenuhnya salahku. Karena aku sudah cukup lama mengharapkan anak dari Indung. Tapi apa, sampai sekarang pun dia belum juga hamil."
Indra tersenyum sinis.

"Oh jadi alasan nya Anak,?"

Plaaaakkkk.. Indra menampar laki2 tersebut dengan sekuat tenaga.

"INDRAAA..!!" Ujar Haji Mahrawi sembari melemparkan botol kosong kearah Indra
"Manusia seperti ini memang harusnya di musnahkan paman.!
Dia sebetulnya menyadari kesalahan nya, tau akan kesalahan nya, tapi dia tetap saja tak mau di salahkan dan malah balik menyalahkan orang lain. Seharusnya kalau kau ingin Indung hamil, manjakan dia! Jangan biarkan
Dia mengerjakan pekerjaan rumah mu seperti pembantu! Kau rawat dia, sayangi dia.! Tapi ini tidak. Kau malah bermain api dengan iparmu sendiri. Cuiihhh. Kau tau jenis manusia sepertimu itu lebih najis di bandingkan seekor anjing sekalipun.!!" Ujar Indra
"Aku sudah menjawab semua pertanyaan2 mu. Tapi kau masih menamparku. Hanya manusia lemah yang beraninya dengan lawan yang terikat.!" Ujar suami Iin mulai memanas2i Indra
"Ohh. Baik. Kau ingin menantangku berkelahi lagi hah.?!!"

Haji Mahrawi mencegah Indra yang akan membukakan ikatan tali pada suami Iin
"Tujuanmu membawa dia untuk apa ndra.? Apakah hanya untuk berkelahi.?!"

Indra menarik nafas panjang, kemudian ia berjalan menjauhi suami Iin.
Lalu Haji mahrawi mendekati si lelaki, ia memegang kepalanya sembari memejamkan mata.

Setelah itu haji mahrawi mengangkat baju di bagian punggung suami Iin. Ternyata di pinggangnya ada sebuah benang hitam yang terikat melingkar di pinggangnya. Dan setelah benang nya di putus,
Haji Mahrawi menariknya. Ditengah2 benang, terdapat buntalan bertuliskan huruf arab. Namun saat dibuka dan dibaca, makna tulisan nya sangat menyimpang, dan tentu itu bukanlah dari guru2 ataupun kyai. Melainkan dari seseorang yang sesat. Dan entah siapa kah itu, haji mahrawi
Tidak mengetahuinya.

"Apa ini.?" Tanya haji mahrawi

"Rajah." Jawabnya singkat

"Bukan, setau ku rajah tidak seperti ini."
"Itu memang benar2 rajah."

"Dari siapa kau mendapatkan nya.?"

"Sepenting itukah.? Lebih baik kalian lepaskan aku. Aku berjanji tidak akan membawa masalah ini ke kantor polisi."
Perlahan2, haji mahrawi melepaskan tali yang mengikat lelaki tersebut. Dan membiarkan untuk pergi.

Di luar rumah, Indra kaget melihat suami Iin keluar sambil tersenyum sinis kepadanya.
Saat keduanya hendak bergelut, haji mahrawi keluar dan menarik tangan Indra untuk masuk.

"Ndra, tolong carikan aku mayang dan daun tawar seribu." Kata Haji mahrawi

"Hah? Daun apa.?? Paman kan tau aku tidak pernah melihat daun yang sebutkan itu."
"Jadi?"

"Aku tidak tau. Tapi kalau mayang, aku bisa mencarinya."

"Ya sudah kalau begitu carilah."

Indra masuk kedalam kamar paman nya, dan mengganti celana nya dengan celana kain longgar.
Ia juga membawa parang keluar rumah. Dan berjalan mencari pohon pinang ke arah kebun.

Sekitar setengah jam kemudian, Indra kembali sembari menenteng mayang yang di pinta oleh haji mahrawi sebelumnya.
Namun terlihat lututnya berdarah cukup banyak,

Saat melihat keponakan nya sudah kembali, haji mahrawi pun keluar rumah dan mengambil beberapa daun yang tumbuh di samping rumahnya.
"Oh. Jadi itu daun nya.? Andai aku tau dari awal." Ujar Indra seraya duduk di tanah beralaskan papan

"Paman, apa ada kemungkinan Iin bisa sembuh?" Tanya indra pelan

"InsyaAllah. Kemungkinan itu pasti ada ndra. Apalagi kalau Allah sudah berkehendak. Yang mati pun bisa ia
Hidupkan lagi."

"Aku serius paman."

"Kamu kira aku tidak serius..?"

"Ya sudah, saya mau mandi dulu." Ucap Indra
-----

Saat Indra selesai mandi, ternyata Indung yang sudah di pakaikan sarung dan ditutupi dengan kain hitam itu di bawa keluar rumah, ia di peluk oleh Widya.

Di depan nya juga sudah ada seember besar air yang sudah di campur dengan mayang dan minyak likat.
Saat gayungan
Pertama, haji mahrawi mendoakan air tersebut sebelum di guyurkan ke kepala Indung.
Setelahnya kepala Indung di usapkan dengan daun tawar seribu.
Lalu berlanjut ke gayungan kedua dan ketiga dengan proses yang sama.
Setelah air di ember sudah bersisa setengah, Indung pun dibawa masuk kedalam rumah. Ia kembali di pakaikan baju oleh Widya dan ibunya.

Namun Indung masih belum sadarkan diri.

Barulah setelah tengah malam, Indung bangun dan mulai bisa menggerakkan tangan serta kakinya
Meskipun belum bisa sepenuhnya duduk.

Indra tersenyum senang, dan membantunya untuk minum.

"Sudah mulai enakan?" Tanya Indra yang di jawab dengan anggukan oleh Indung
"Syukurlah. Kalau begitu." Ucap Indra

"Kamu mau makan In.? Aku ambilkan makanan ya.?" Kata Widya tak kalah senangnya

Iin menggeleng pelan.

"Ya sudah, kamu istirahat lagi ya. Biar cepat sembuh." Kata Indra seraya membantu Iin untuk kembali berbaring
Ia juga mengusap2 kepala Indung agar wanita itu bisa terlelap lagi.

Orang tua Indung yang berada di dekat mereka nampak tersenyum.

---------------
Hari2 telah berlalu. Kini Indung sudah mulai bisa duduk dan berbicara lagi. Dan tentunya sudah pulang di bawa pulang
Kerumah orang tuanya. Indra juga setiap hari berada disana. Bahkan ia juga rela tidur sempit2an di rumah tersebut.

"Hay." Sapa widya yang baru datang pada Iin dan Indra yang sedang berjemur di depan rumahnya
"Kau bawa apa Wid.?" Tanya Indra

"Apa.? Mau minta.? Gak ya. Ini khusus buat Iin." ujar Widya seraya memasang raut wajah sinis
"Oh. Jadi ceritanya kamu mau balas dendam yang kemarin?. Ya sudah. Lihat in, teman macam apa dia itu." Kata Indra sembari memasang wajah cemberut yang membuat Iin tersenyum
"Eh, ada nak Widya. Sekalian saja kalau begitu. Kita makan yuk. Ibu sudah masak, ada asam manis ikan telang, ikan asin bakar dan sambal acan. Dengan lalap nya pucuk singkong." Ujar ibunya Iin mengajak ketiganya untuk makan
Widya berlari kearah pintu rumah dan setelah melepaskan alas kakinya, ia pun masuk lebih dulu kedalam rumah.

Indra menurunkan Iin dari gendongan nya dengan sangat lembut.

Ia juga mengikatkan rambut Iin agar tidak mengganggunya saat makan.
"In, aku bawakan bubur ayam untukmu. Ini juga ada daging masak bastek/bistik kesukaanmu." Kata Widya

"Wah banyak tuh wid. Minta sepotong." Ujar Indra

"semuanya boleh makan kecuali kamu." Ketus Widya

"Dasar pelit."
Mereka semua menikmati hidangan sederhana tersebut dengan sangat lahap.
Sementara Indra masih menyuapi Iin.

Widya tersenyum2 melihat kedua nya.

"Ku doakan kalian berdua bisa segera sah ya In." Kata Widya
"Aamiin." Sahut Indra

-------
Hari itu, Widya datang kerumah Indung dengan raut wajah yang tak bisa di jelaskan.

"In, aku mau cerita. Tapi kamu jangan kaget ya. Mantan suamimu. Tadi pagi meninggal."
"Hah? Yang benar.?" Sahut Indra

"Iya. Saat aku lewat di depan rumahnya itu banyak sekali orang2. Pas ditanya ya itu jawaban nya. Mantan suami Iin meninggal setelah sebelumnya jatuh sakit." Jawab Widya
"Karma." Gumam Indra

Iin masih diam, ia tak tau harus sedih atau senang. Ketika mengingat ia di perlakukan dengan tidak adil oleh mantan suaminya itu.
"Iparnya itu bagaimana.?" Tanya Indra

"Tidak pernah kelihatan lagi." Jawab Widya

"Mati juga.?"

"Mana ku tau ndra."
Percakapan mereka terhenti ketika ayahnya Iin pulang dan mengajak mereka untuk segera makan.

-------
5 bulan setelah kematian mantan suaminya Iin. Kini Indung sudah sehat kembali. Ia sudah bisa berjalan dan berlari2.
Ia juga di ajari mengendarai sepeda motor oleh Indra, dan diberikan sebuah motor matic oleh Indra sebagai tanda awal ia akan segera meminang wanita yang di cintai nya tersebut.
Indra juga membelikan sebidang tanah persawahan untuk calon mertuanya. Dan rumah yang diperuntukan indra pada Iin pun sudah 99 persen jadi. Tinggal perabotan dalam nya saja yang masih di cicil.
"Widya. Terima kasih ya wid kamu sudah jadi sahabat sekaligus saudaraku selama ini." Ucap Iin

Widya tersenyum dan langsung memeluk Iin dengan Erat.

"Kamu jangan bilang makasih In, aku ikhlas melakukan semuanya untukmu."
"Ehemmm.." Ujar Indra menbuyarkan suasana haru dua sahabat itu

"Ada apa sih ndra.? Ganggu aja." Kata Widya

"Itu di suruh masuk sama mama." Jawab Indra

Widya melotot,

"Apa tadi ndra.? Disuruh masuk sama siapa.?"

"Mama."

"Apakah ini tanda2 kalau...??" Ujar Widya
Tersenyum lalu menatap Iin dengan tatapan menggoda

"Apa sih wid." Kata Iin lalu berjalan sambil berpegangan tangan dengan Indra
-----SELESAI-----

mohon donasinya hehe,
Donasi pulsa : 0856 5403 7262

Donasi melalui atm Ini nomor rek-450301013682538
Bank BRI-
Atas nama- Rudisugara

Dan donasi melalui saweria : saweria.co/donate/Omrasth…
Terima kasih banyak🙏🙏

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with OM RASTH

OM RASTH Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

Apr 20
PENGANTIN

Nama orang dan tempat sudah diubah, untuk menjaga privasi dari narsum.

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
"Cepat bah kamu ini lama sekali !!" teriak seorang ibu2 pada seorang pemuda berusia 16 tahunan

"Sebentar.. Ini baru selesai..." Jawab pemuda itu sambil berlari keluar kamar membawa tas yang tampak sangat penuh
"Kau bawa apa sebanyak ini ndi?" Tanya ibunya dengan alis mata mengerut menatap tas yang dibawa anaknya tersebut

"Kita kesana 1 minggu kan?? Aku bawa baju, celana, sabun, handuk topi, kacamata...."

"Ya sudah, cepat angkat, bawa keluar. Sebentar lagi travelnya datang.." Potong
Read 75 tweets
Mar 24
SANTET SIND'AH
(Santet Kiriman Kakak Ipar Perempuan)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Kepalaku benar2 sakit. Di bawa duduk saja rasanya seperti berputar2." Ucap Vivi pada suaminya, Rigen.

"Kalau begitu kamu istirahat saja. Jangan mengerjakan pekerjaan rumah dulu.
Nanti aku saja yang bereskan setelah pulang kerja."ujar rigen seraya mengelus kepala istrinya itu

"Terima kasih ya..."

"Sama2 sayangku.." Balas rigen seraya mencium kening istrinya lalu berpamitan untuk berangkat kerja
Read 190 tweets
Mar 16
HANTU SANDAH
Berasal Dari Perempuan Yang Memakai Ilmu Pirunduk

Sandah ini pernah menggemparkan kalsel tepatnya disalah satu/beberapa desa, pada tahun 2007an.

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Nama desa maupun orang dalam cerita akan sebisa mungkin om ubah, agar tidak menyinggung beberapa pihak yang mungkin masih terkait dalam cerita.
_____

Beberapa orang lelaki berusia awal 30an, terlihat sedang mencari2 sesuatu di area pahumaan/sawah.

Mereka memakai senter dikepala dan membawa peralatan seperti wadah berukuran sedang yang memiliki tutup diatasnya. Wadah itu diikatkan pada pinggang mereka.
Read 97 tweets
Mar 8
PANGULUH SANG PEMANGSA DARI PEDALAMAN KALIMANTAN TENGAH

"Mereka memburu apapun yang bisa dimangsa. Bahkan mayat yang sudah dikubur pun tidak lepas dari ancamannya"

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhoror
#omrasth

(Gambar hanya pemanis) Image
Panguluh, adalah manusia jadi2an yang bisa merubah dirinya menjadi binatang.
Mereka dikenal sangat brutal ketika memangsa mayat maupun saat mengganggu wanita2 hamil dan melahirkan.
Mereka ada di desa2 pedalaman, kehulu dari muara teweh hingga atas purukcahu/murungraya.
Di desa om rasth sendiri (dihilir purukcahu, tapi masih masuk wilayah kabupaten murung raya) masih terdapat sangat banyak mahluk ini.
Di beberapa thread, om rasth sudah pernah menceritakan berbagai pengalaman tentang panguluh.
Read 181 tweets
Feb 24
BULIK

(Nama tempat dan tokoh sudah disamarkan.)

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
2008.

Raut wajah pak budi terlihat murung, helaan nafasnya terdengar berat.

"Kita tidak ada pilihan selain pulang kekampung. Disini, dikota besar ini kita tidak akan bisa bertahan. Dan lagi uang tabungan kita sudah mulai menipis karena memaksa bertahan disini." Ujar pak budi
Ia menatap istrinya yang duduk disampingnya.

"Ya, aku setuju kalau kita pulang ke kampung saja. Mungkin dikampung kita bisa memulai usaha baru lagi."
Read 237 tweets
Jan 8
KUNTONG

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#threadhorror
#bacahorror
#santet
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Februari 2004.

Suara air keran yang tak dimatikan dari arah kamar mandi membuat halene yang baru saja pulang menjadi geram,

"Mematikan keran air setelah digunakan itu apa harus diajari juga??!!" Teriak halene
Setelah meletakkan tasnya dengan kasar diatas meja, ia langsung berjalan kearah kamar mandi yang terlihat sudah banjir, air meleber sampai keluar melalui celah dibawah pintu. Padahal kamar mandi dirumah itu
Read 162 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(