2003, saya bongkar dana haji di Kemenag. Akhirnya Menag Agil Munawar dan Dirjen Haji, Taufiq, dipenjara. Kompas dan Tempo, waktu itu ikut nimbrung. Kompas lapsus soal haji, Tempo dua kali laput soal ini.
Teten Masduki tahu tuh soal ini.
Kasus jual beli jabatan Kakanwil, harusnya Lukman dipenjara tuh. Febri tahu. Saya pernah tanya lewat japri soal ini. Bukti-buktinya jelas dan Lukman akui kok.
Harus ada wartawan yang mau berdarah-darah tuh bongkar Kemenag. Yang berani menolak tuk disuap.
Kalau ada yang masih ingat, rekaman permintaan uang ratusan juta oleh Fahmi, adiknya Menag Agil Munawar untuk open house halal bi halal, yang disiarkan di berbagai televisi, itu saya yang membocorkan. Pertama saya kasih ke Metro TV, menyusul SCTV dan RCTI.
Kerja jurnalistik, ada kerja investigasi. Ini butuh energi. Pendataan harus kuat.
Karena terbiasa dengan kerja jurnalistik, saya tenang saja ketika dighibahi dan difitnah. Saya punya data lengkap para pengghibah dan pemfitnah. Saya simpan. Gak boleh balas dengan ghibah.
Investigasi saya waktu itu mendekat ke Direktur Haji, almarhum Pak Tulus. Dia kurang sreg sengan kinerja Dirjen Haji, Taufiq. Pasokan data dari sini. Orang haji yang lain, alm Abdul Ghofur, coba iming-imingi saya dengan uang kisaran Rp350 - Rp500 juta (tahun 2003), saya tolak.
Pak Agil waktu di kelas, ngajar S3, cerita DAU Haji. Dia bilang, saya ambil DAU untuk para hafidz yang ke Jakarta, terus pulang minta naik pesawat. Terus untuk ponpes-ponpes yang kirim proposal. DAU bukan untuk saya.
Untungnya, di kelas, dia gak kenal saya. Dapat nilai A.
Kawan wartawan yang ingin bongkar Kemenag, harus berani, punya nyali dan tahan godaan uang.
Banyak kasus besar yang bisa dibongkar. Nepotisme di Kemenag sangat besar. Nepotis itu benih dari korupsi. Orang-orang NU non Kramat, sering tersingkir di Kemenag. Cari celah dari sini.
Rivalitas alumni HMI vs PMII sangat mencolok. Jangankan HMI, orang-orang NU yang bukan kelompok Kramat saja, bakal tersingkir.
Kemenag harus dibersihkan dari para penjilat.
Todung Mulya Lubis, Teten Masduki, Zaim Uchrowi, Zaim Saidi dan tokoh-tokoh LSM lain, saya ajak dialog dengan Menag Agil di DPR. Ramai. Berita soal DAU di berbagai media selama tiga bulan sangat intens.
Kalau mau bongkar harus kuat secara jaringan.
Saya cerita, konteknya isu yang sedang hangat. Kebetulan waktu di MI, selain pegang rubrik budaya, saya pegang rubrik haji dan umroh. Jadi pasokan data dari berbagai sumber, mengalir.
Hal lain, dua reporter saya, dapat jatah haji dari Kemenag. Setiap tahun digilir per media.
Sebagai penjaga rubrik haji dan umroh, saya punya peluang bisa dapat haji gratis dari Kemenag. Saya bisa kontak Menag. Ini soal jaringan. Tapi saya tak lakukan. Biarlah reporter saya saja.
Alhamdulillah dapat jatah dari pihak lain non Kemenag.
Yang paling keras menentang kritik tulisan-tulisan saya soal haji, ya Fraksi PDIP. Mereka sampai jumpa pers.
Maklum saja, Menag SAM, kolega Bu Megawati. Presidennya kebetulan dia.
Met Isya.
Kawan seangkatan waktu kuliah, sohib, yang meminjamkan mobil Carry tahun 1990, untuk wara-wiri membongkar kasus DAU. Satu lagi, sahabat saya, alm Alex Komang, saya jadikan simbol perlawanan.
Murni, skenario pembongkaran DAU 2003 dari kami: saya dan dua sahabat baik ini.
Trik lain, selama tiga bulan, saya intens wawancara dengan para tokoh publik: politikus, akademikus dan artis. Saya wawancarai banyak artis, panggil kawan-kawan wartawan TV (infotainment), jumpa pers. Kenapa infotainment? biar banyak yang nonton. Pertanyaan, diarahkan ke DAU.
Saya hubungi kawan-kawan pemilik Biro Haji dan Umroh untuk "jumroh" di Kemenag pusat dengan melempar telor. Kejadian. Ramai, jadi berita di berbagai media. Saya kondisikan selama tiga bulan dan akhirnya jadi bola liar. Semua media melahap isu DAU dan batalnya 30 ribu jamaah.
Momentum 30 ribu jamaah haji batal pada 2003, ini momentum untuk menggerus DAU dan ketidakbecusan Menag. Alek Komang, saya jadikan salah satu korban dari 30 ribu jamaah yang batal berangkat. Daftar ke salah satu biro perjalanan haji dan umroh, punya sohib saya.
Kalau mau membongkar kasus apapun, harus paham momentum. Termasuk kasus Cebongan, Sleman, Yogya. Para jenderal Kopassus, awalnya ngeles sana-sini. Akhirnya saya tulis kronologi yang sebenarnya setelah saya ketemu jenderal polisi bintang dua. Baru mereka jumpa pers dan mengakui.
Saat ini momentum yang tepat untuk membongkar kasus uang haji, yang konon dipakai untuk infrastruktur. Harus ada yang tergerak. Harus kuat, tahan banting dan harus punya nyali.
Mantan suami Yessi Gusman, pengusaha, yang pernah ditahan karena kasus illegal logging, saya ikut bantu membebaskan. Saya ketemu Pak I Ketut Untung Yoga Ana, waktu itu Kabid Humas Polda Metro Jaya. Jabatan terakhir Beliau, Wairwasum Polri (2017—2018) @DivHumas_Polri
Menag Suryadharma Ali, pengganti SAM, saya rehat. Pas Menag Pak Maftuh Basyuni, saya bantu selama lima tahun. Gak ada gejolak. Gak dikasih duit sama sekali. Pas terakhir jabatan, saya dipanggil di ruangannya, proses dapat NIP untuk sekolah ke LN. Saya mundur jadi wartawan, 2007.
Satu pekan setelah keluar dari MI, mengundurkan diri, dapat pesangon, tulisan saya dimuat lagi koran Kompas. Selama jadi wartawan MI, pun berkali-kali dimuat Kompas. Eh giliran Refly Harun, disidang elit MI. Hehe. Refly konon bisa tembus Kompas setelah kelar S2.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Yang mau sedekah ke anak yatim, silakan. Mumpung hari Jumat.
Kok mumpung hari Jumat? Memangnya apa istimewanya hari Jumat? Panjang penjelasannya. Rasulullah sudah menjelaskan soal ini.
Ini salah satu bagian dari kegiatan sedekah ke anak yatim, yang saya galang setiap hari Jumat. Ini di daerah Tegal, di kampung halaman saya, yang kemarin dikunjungi Den @ganjarpranowo. Ada perwakilan saya di Tegal.
Ini masih anak-anak yatim di daerah Tegal. Saya transfer ke perwakilan saya, terus minta laporan melalui bukti foto
Roy Suryo kan tahu, Eko Kuntet itu pemuja @jokowi. Pasti Eko sudah back up lewat jaringan dia agar tak diproses. Saat ini politik jadi panglima. Jangan harap hukum jadi panglima.
Lah orang enam dibantai, yang bantai masih aman kok.
Sudah terang benderang, polisi bersikap tak adil. Ade Armando, Denny Siregar, Eko Kuntet, Abu Janda dan gerombolannya, sebar fitnah dan hoaks berkali-kali, tak ada yang diproses. Roy Suryo kan tahu.
UAH juga harus paham kalau nanti laporannya, gak diproses.
Ada orang, sebelum sidang perceraiannya, minta didoakan, ya sebisa mungkin saya doakan. Mendoakan sesama Muslim itu baik.
Biasanya sidang perceraian kan tiga kali, baru vonis. Eh ini sekali sidang, langsung vonis.
Ada lima kawan twitter yang minta didoakan agar punya keturunan. Belum punya keturunan selama 10 thn, 7, 5, 3 - 4 dan 2 tahun. Alhamdulillah Allah ijabah. Tentu semua karena Allah. Saya hanya ikut mendoakan saja.
Mereka blm pernah ketemu saya. Sesudah punya anak, tak ada kabar.
Ada juga tiga kawan twitter, mengaku mantap masuk Islam setelah baca cuitan-cuitan saya. Allah beri hidayah.
Sekarang ini ada pelacur beragama Katolik, minta didoakan. Ya saya ikut mendoakan. Hidayah itu domain Allah. Pelacur ini cantik dan tarifnya mahal. Belum pernah ketemu.
Membaca statemen Anggito Abimayu soal uang jamaah haji yang ditarik, kemungkinan besar calhaj, gak bisa haji selamanya. Ini masuk akal karena perumpaan Calhaj yang menarik usianya 50 tahun. Kalau daftar lagi, mulai antrian baru. Ini calhaj melalui jalur pemerintah ya.
Statemen Anggito Abimanyu sangat rasional. Silakan baca penjelasan lengkap AA ini
Kita boleh marah ke pemerintah @jokowi terkait kebijakan haji. Tapi tetap menggunakan nalar dalam memeta persoalan.
Kita sering membicarakan soal haji. Haji termasuk rukun Islam. Tapi mungkin sebagian besar tak tahu, perintah haji itu ada di surat dan ayat berapa di dalam Alquran. Dan mungkin juga sebagian besar tak tahu rukun haji itu apa saja.