13 Juni 1932, the discovery of Ngandong Skull VI (now known as Ng 7). Panudju recognized the skull as hominin, stopped the excavation and carefully covered it with sand and marked the place with leaves, giving ter Haar and von Koenigswald the chance to witness it in situ
"Ter Haar began to dig carefully with his hands, while I took photographs. Unfortunately, I was so excited that most of the shots were under-exposed... the cranium itself was still embedded in the gravel." von Koenigswald, in Meeting Prehistoric Man (1956)
It was the first excavation of a human skull at which von Koenigswald had personally assisted, and turned out to be almost complete of the calvariae. He photographed Ngandong VI in place on 19 June 1932, surrounded by 17 non-hominin specimens
Direct radioisotopic (gamma-ray spectrometric) dating of Ngandong VI in 2008 led to age estimates between ~47000 and 78000 years old.
Recent dating close to Ngandong IV discovery point (L10c) produced age estimates between 60000 and 100000 years old
After the discovery of Ngandong V and VI, Oppenoorth changed his mind about the place of Homo soloensis (1937), dropped the not-well-chosen name Javanthropus, and proposed 'we
have in Homo soloensis the oldest at present known representative of Homo sapiens fossilis'.
Sorry, I meant Ngandong VI discovery point (L10c)
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Rembang, 26 Juli 2008, sebuah perahu kuno secara tidak sengaja ditemukan penduduk desa Punjulharjo ketika sedang menggali tanah untuk tambak garam. Dari penanggalan radiokarbon, perahu diperkirakan berumur ~1300 tahun, semasa -atau bisa jadi lebih awal dari- Mêdang Kamulan
Rekomendasi Rancangan Pengelolaan Situs Cagar Budaya Perahu Punjulharjo di Rembang, Jawa Tengah (Agni Sesaria Mochtar, 2020) doi.org/10.30883/jba.v…
Sewn Boats of Southeast Asia: the stitched-plank and lashed-lug tradition (Pierre‐yves Manguin, 2021) doi.org/10.1111/1095-9…
Menurut penelitian Jiří Jákl (2019), 'taṇḍa rakryān
riṅ pakira-kiran' baru diangkat sebagai pejabat kerajaan sejak abad ke-12 Masehi, merujuk pada Padlêgan I tahun 1038 Śaka (17 Januari 1117 M.) di era Mahārāja çrï Bāmeḉwara dari Paŋjalu brill.com/view/journals/…
Tapi dari draft terbaru kompilasi prasasti Prof Arlo Griffiths dan Eko Bastiawan, juga petunjuk dari Berita Penelitian Arkeologi No. 47 (1996/1997) yang pertama menampilkan isi Prasasti Munggut (Sumber Gurit), 'taṇḍa rakryān riṅ pakira-kiran' sudah ada sebelum era Paŋjalu
Sekitar 95 tahun sebelum Pandlêgan I, dalam Prasasti Munggut tahun 944 Śaka, 'taṇḍa rakryān riṅ pakira-kiran' pertama kali diperkenalkan oleh Mahārāja Airlangga sebagai golongan pejabat, meskipun bukan pejabat yg menerima perintah langsung dari mahamantri (hino, halu, sirikan)
Salah satu prasasti Mahāraja Sindok yang berada di sekitar Malang, berangka tahun 852 Śaka (26 Mei 930 M.), berisi penetapan sima jru-jru bagian dari wanua linggasuntan di wilayah hujung. Dari prasasti² Sindok kita bisa belajar geografi dan sosio-ekonomi masy. Malang kuno
Beberapa daerah penting di sekitar Malang pada awal pemerintahan Sindok, yaitu Kanuruhan, Hujung, Waharu, Tugaran dan Hêmad. Pelabuhan Manañjung yang kadangkala diasumsikan berada di Delta Brantas ternyata ada di hulu Brantas termasuk watek Waharu, di barat-barat daya Kanuruhan
Layaknya sebuah infrastruktur modern, pelabuhan di Manañjung dibangun gudang penyimpanan komoditas dagang. Banigrāma di pelabuhan Mananjung memiliki tugas untuk menjaga kualitas komoditas dagang yang dikumpulkan dari watek Kanuruhan, Waharu, Hujung, Tugaran dan Bawang
Salah satu fragmen sejarah Majapahit, Prasasti Balawi, berangka tahun 1227 Śaka (24 Mei 1305 M.) dikeluarkan raja Majapahit yang pertama, Çrĩ Kṛtarãjasa Jayawarddhana, tentang pengukuhan tanah di Balawi sebagai sima swatantra dengan tinaṇḍa pãlaga triçũlamukha
Status tanah perdikan Balawi sebenarnya telah diberikan oleh Çri Harśawijaya ketika menjadi penguasa bhūmi Janggala, tetapi baru dikukuhkan dengan tamra prasasti oleh anaknya, Narāryya Sanggramawijaya, melalui permohonan warga kepada sang wirapati pu kapat #TIL
Prasasti Balawi terdiri dari 6 lempeng (I, II, IV, VI, VII, VIII) sayangnya lempeng yang cukup penting (V) tidak ada, padahal lempeng ini bisa jadi menceritakan awal penetapan status perdikan Balawi oleh Çri Harśawijaya.
Hayo, siapa yang sedang menguasai fragmen sejarah ini?!
24 Mei 824 M, dalam prasasti Kayumwungan, Rakarayān Patapān pu Palar suami-istri memberikan tanah sawah di Kayumwungan untuk didirikan Çrimad Wenuwana
Bahwa seorang rakāryan patapān yang menetapkan sima untuk bangunan suci seharusnya bisa menjawab status Pramodawarddhani
Ketika ditemukan N.W. Hoepermans sekitar 1863, prasasti terpecah menjadi lima fragmen (a, b, c, d dan e), bagian a, c, dan d sudah tidak ditemukan lagi. Koleksi yang saat ini disimpan di Museum Nasional adalah fragmen yang tersisa, fragmen b (D27) dan fragmen e (D34)
Ada yg menarik di bagian bagi² pasek-pasek, "𝘴𝘪 𝘬𝘶𝘯𝘨𝘶𝘳𝘶𝘮𝘢 𝘳𝘢𝘮𝘢 𝘯𝘪 𝘵𝘢𝘫𝘪 𝘸𝘪𝘯𝘢𝘪𝘩 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘶 1 𝘱𝘶𝘵𝘪𝘩 𝘩𝘭𝘢𝘪 1 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘮𝘣𝘪 1 𝘱𝘶𝘯𝘶𝘬𝘢𝘯 1 𝘴𝘶𝘩𝘢𝘯𝘴𝘶𝘩𝘢𝘯 1". Baju yg lagi diributkan itu sudah tercatat hampir 12 abad lalu
1085 tahun lalu, 10 April 937, Mahāraja Pu Sindok menetapkan status sima swatantra iy-anjukladang sebagai anugerah langsung dari raja karena penduduk Anjuk Ladang telah berjasa ikut memerangi musuh [bagian ini masih tanda tanya]
(📷: van Kisbergen)
Sebagai ungkapan rasa terimakasih Pu Sindok mendirikan sebuah tugu kemenangan (jayastambā), sebagai sang hyang prasāda kabhaktyan i sri jayamerta [bagian ini jelas tertulis], yang sekarang dikenal sebagai Candi Lor di Desa Candirejo, Kec. Loceret, Nganjuk
Nama Anjuk Ladang sendiri merujuk pada nama pejabat samgat pu añjukladang yg tertulis dalam prasasti yg kemudian berkembang menjadi nama tempat hingga diasosiasikan dgn asal-usul nama Nganjuk. Hari ini diperingati sebagai hari jadi Kab. Nganjuk