Hiduplah sebuah keluarga yang mana sangat kaya raya dan begelimang harta.
Keluarga tersebut dikepalai oleh seorang lelaki yang sangat angkuh dan juga sombong.
Pak broto, beliau adalah orang terpandang didesanya.
Pak broto memiliki sawah dan kebun yang sangat banyak. Bahkan hampir sebagian tanah didesanya itu miliknya.
“Pak, ini kopinya. Tadi ada pak lamin kesini.” Ucap istrinya yu ngatinah.
Ngatinah istri broto juga memiliki sikap yang angkuh dan sombong.
Pak broto yang mendengar perkataan istrinya lantas berjalan mendekatinya.
“Lamin. Aku minta tolong ke dukun satu itu bu, katanya dia adalah dukun terkenal disini.
Aku mau mencoba untuk meminta tolong kepadanya, matok (menandai) kebunku agar dijaga,
kalau bisa bukan Cuma pencuri, yang jalanpun biar kena sikat.
Semua orang tahu, bahwa itu wilayah broto tawanggaluh…” ucapnya jelas.
Istrinya yang mendengar hal tersebut ikut tersenyum dan merangkul pundak suaminya.
Terlihat perasaan bangga yang teramat dalam saat itu dalam dirinya. Seperti sebuah dendam kehormatan yang ngatinah dan broto pendam selama ini.
Terdengar suara teriakan laki-laki dari luar pagar rumahnya. “Kang… ! Kang.. ! Ayo jadi apa tidak ngasih patok dikebun.
Sajen (sesaji)-ku sudah siap. Tinggal nunggu aba-aba.” Ucap lamin menghampiri mereka.
“Kenapa bajumu compang-camping begitu ? Habis dari mana kamu ?” ucap broto heran.
Lamin hanya mendengus dan melirik sebal kepada broto.
Hingga saat lamin duduk, dia kemudian bercerita.
“Didesa tetangga, ada orang gila habis bertapa. Aku jajal saja ilmunya. Halaahhh, ternyata aku menandingi orang tolol.” Ucap lamin.
Broto hanya tersenyum dan menyodorkan beberapa cerutu kepada lamin.
“Dia yang tolol atau kamu saja yang payah ? Bajumu yang compang-camping.. Siapa dia ?” tanya broto penasaran.
Lamin hanya mendengus dan melempar senyuman sinis, memilih untuk tidak menjawabnya. Disaat broto dan lamin sedang asik berbicara, datang ngatinah membaca secangkir teh..
dan makanan diatas piring. “Mek onok unjukan iki kang min, lepet (makanan tradisional).. Monggo teh e. Iki teh enak, teko gucialit.” Ucap ngatinah dengan menaruh teh dan makanan ke meja. (Hanya ada suguhan ini mas min, lepet.. Monggo tehnya. Ini teh enak, dari gucialit.)
Kemudian mereka berdua melanjutkan perbincangan serius mengenai patok yang akan mereka pasang dikebun selatan. Nampaknya, hal itu memang benar-benar serius.
Dikarenakan patok itu bukan hanya sekedar patok biasa, melainkan patok yang dipasang untuk mencari tumbal.
Ternyata mereka saling tukar untung, broto meminta untuk lamin mengkunci beberapa kebunnya agar terhindar dari pencuri.
Sedangkan lamin membantu mengkunci kebun broto untuk bisa dijaga makhluk ghaib dan sekaligus memasanginya beberapa pendeman agar bisa mencari tumbal.
Tumbal tersebut digunakan untuk memperdalam ilmu dan kesaktiannya.
Akhirnya, setelah berunding dan mencari hari baik untuk memulainya.
Broto dan lamin berangkat ke tempat dimana kebun milik broto berada, yaitu disebelah selatan desa.
Mereka berangkat jam 12 malam tepat dimalam jumat. Jaman dahulu, kebun masih sangat amat wingit sekali.
Maklum, jaman dahulu masih banyak sekali alas (hutan) didaerah sini. Penunggupun tetap ada, bahkan masih sekelas dhanyang.
Malampun hanya diisi oleh suara jangkrik dan suara angin yang berdesis lembut ditelinga.
Lasim yang saat itu telah membawa dupa dan sesaji sudah siap untuk melakukan ritual.
Broto hanya mondar mandir sembari menghisap cerutu ditangannya.
“Sim, butuh waktu berapa lama agar ritual ini selesai ?” tanya broto cemas. Broto yang cemas hanya bisa mondar mandir dan menunggu lazim menyelesaikan ritual tersebut.
Lazim menoleh kearah broto yang berada dibelakangnya dan memberi isyarat dengan menggerakkan kepalanya agar
broto mendekatinya. Kemudian broto paham dengan arahan yang dimaksud lasim.
Ayam hitam yang dia bawa saat itu dia ambil dan kemudian memotongnya diatas sesaji itu, darahpun keluar sangat banyak.
Darah itu diletakkannya dibatok kelapa dan melumurkan keatas patok dimana sudah
diletakkan dibeberapa titik. Hingga tempat itu dinamakan patok sewu.
Mereka meninggalkan tempat itu kemudian kejadian janggal dimulai saat itu.
Kebetulan pagi itu, supali dan yatin hendak pergi ke sawah mereka, kebetulan sawah mereka sangat jauh sekali diarah selatan.
Untuk kesana harus menggunakan sepeda ontel. Mungkin, jika waktu bisa diputar ulang.
Supali dan yatin tidak akan melewati jalan itu, namun takdir berjalan dengan kehendaknya.
Supali mengayuh sepedanya dengan pelan dan yatin tampak bahagia sekali karena mereka mengajak anaknya
yg masih berumur 3 tahun untuk ikut bersama meraka.
Entah kenapa, yatin sangat sayang sekali kepada putranya tersebut sehingga tidak bisa lepas meskipun hanya sebentar saja.
Benar jika perasaan yatin seperti itu karena dia adalah anak pertama mereka dan sangat mereka sayang.
Supali dengan pelan mengayuh dan mengayuh sepedanya. Tibalah didaerah dimana itu adalah kebun milik pak broto.
Hawa melewati area tersebut sangat terasa sekali. Entah, seperti ada yang memperhatikan diantara semak-semak kebun dan diantara lebatnya batang tebu.
Saat ditengah perjalanan, entah apa yang terjadi tiba-tiba angin sangat besar datang dan menghantam sepeda yang dikemudikan supali.
Bersamaan dengan datangnya angin tersebut, supali terjatuh dan *brakkk* suara hantaman benda terdengar sangat keras.
Yatin menjerit histeris, menjerit dan terus menjerit. Dirinya tidak percaya dengan apa yang terjadi didepannya.
Ketika mendnegar suara yatin menangis, saat itulah supali menyadari perasaannya kalangkabut dan kesedihan menjadi satu.
Putranya, terbentur patok yang berada dipinggir jalan yang mengeluarkan darah yang sangat banyak.
Supali lantas kemudian berlari mengampiri anaknya yang sudah kaku dan tak bernyawa.
Teriakan supali mengakhiri hari mencekam saat itu.
Proses pemakaman selesai. Syiari tetangga yatin hanya bisa meredam kekecewaan dan kehilangan yatin saat itu.
Dirinya juga tidak percaya, bahwa anak kecil yang selalu bermain didepan rumahnya hari ini telah tiada.
Yatin tidak percaya dan masih belum bisa menerima kenyataan bahwa putranya kembali begitu cepat. Saat acara pengantaran jenazah berlangsung.
Supali hendak mengangkat anaknya untuk dia gendong menuju makam. Tiba-tiba seorang laki-laki serba putih datang dan mengangkat jenazah..
putranya dan menggendongnya. Supali tidak marah bahkan dirinya membantu agar jenazah anaknya diangkat dengan benar. “Ki, salah apa aku ki ? Anakku jadi begini ? Ya Allah..” tangis supali tak bisa membendung kesedihannya.
“Sudah, ikhlas jalan terbaik yang diberikan oleh Allah kepada makhluknya yang memiliki hati yang kuat. Ikhlas..” ucap ki syahid. Sesepuh didesa itu.
Supali hanya mengangguk dan pasrah terhadap apa saja yang terjadi. Namun, kesedihan tidak bisa dihilangkan dari wajahnya.
Hingga hari berlalu, ternyata banyak sekali korban yang berjatuhan ditempat yang sama.
Supali terkejut karena ki syahid sedang bertarung lagi dengan seseorang.
Entah siapa, diisukan bahwa yabg bertarung dengan ki syahid adalah dukun yang berada didesa sebelah yaitu lasim.
Setelah itu, semua pulang dan menyisahkan beberapa cerita yang membuat warga menjadi heran dan bertanya-tanya.
Penyebab banyaknya korban yang terjadi di kebun selatan itu tidak lain adalah lasim dalangnya.
Kemudian orang-orang meyakini bahwa broto juga mengerti akan hal ini.
Malam hari tiba, terdengar suara ketukan pintu dari rumah supali. Ternyata, ki syahid sudah berada didepan rumahnya.
Ki syahid mengajaknya untuk ikut ke suatu tempat. Supali mengikutinya, hingga sampai disuatu tempat yaitu kebun atau lokasi anaknya meninggal dunia.
Supali masih meneteskan air mata jika mengingat kejadian itu.
“Li, iki biang keladi e anakmu iso celoko.” Ucap syahid pelan. (Li, ini biang keladi anakmu bisa celaka).
Supali hanya terlihat keheranan dan tidak mengerti apa yang dikatakan ki syahid.
Ternyata saat ki syahid menepuk tanah sebanyak 3 kali, sesosok makhluk raksasa muncul dari rimbunnya daun disana.
Ada yang bertanduk dan ada juga yang berlumuran darah. Bahkan yang paling menakutkan, terdapat sosok yang sedang lahap meminum darah dari batok kelapa.
Supali hanya bisa menganga dan tidak percaya dengan apa yang terdapat didepan matanya.
Tidak ada yang dilakukan saat itu kecuali ki syahid mengajaknya pulang dan segera istirahat.
Hingga keesokan pagi, supali dan yatin terkejut dengan suara dentuman keras yang terjadi
...
berkali-kali dan diakhir oleh teriakan warga yang mana menjelaskan bahwa pak broto pagi itu meninggal dunia dengan sekujjt tubuh yang melepuh.
Cerita selesai.
Terimakasih dan salam horor.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
"Aku tetap merindukanmu walaupun raga ini sudah tak bernyawa" kata kakek.
Jadi aku mau cerita ya, pengalaman pribadi waktu kecil. Sebenernya kalau aku sih samar tapi masih ingat betul masuk ke gerbong yang penghuninya adalah demit.
Kemarin aku habis bongkar-bongkar lemari. Trus nemu jaket peninggalan kakek. Kangen, tapi semoga beliau tenang dan bahagia disana.
Kakek selalu memakai jaket itu kalau kemana-mana. Bahkan jaket itu mengingatkanku tentang sebuah kereta hantu. Kain di lengan kanannya sobek
Kisah seorang gadis yang pernah naik bus superkilat dari Banyuwangi ke Surabaya dengan waktu tempuh hanya 5 menit. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1997. Ternyata, itu adalah bus hantu 1965
-utas-
Urband Legend
#bacahorror #hororseram #urbandlegend #bushantu
Kalian harus tahu bahwa ada sebuah kisah dari seorang Perempuan yang sangat membuat orang bertanya-tanya apakah pengalaman yang dia alami saat itu memang benar adanya ?
1997, salah satu kru bus terminal di Sidoarjo bernama Anam menyaksikan seorang Perempuan yang nampak kebingungan di pintu masuk terminal. Karena dia sangat penasaran, akhirnya kru tersebut menghampiri Perempuan itu.
Misteri sosok hantu anak kecil yang selalu membawa boneka yang selalu muncul di Kawasan hutan babakan Siliwangi, Bandung. Ternyata menyimpan kisah yang tragis.
Di Bandung terdapat sebuah tempat yang disebut Baksil. Baksil merupakan sebuah jalan yang menghubungkan jalan tamansari dengan pertigaan Cihampelas-Cimbeuleuit.
Namun, apakah kalian tahu bahwa di Kawasan hutan sejuk yang berada di jalan itu terdapat kisah mistis yang menjadi Urband Legend sangat santer di bicarakan oleh warga Bandung ?
Kehadiran andong yang meneror Masyarakat sekitar sidoarjo tahun 2006 – 2007 . Katanya, teror tersebut adalah ulah seorang dukun. Kisah Urban Legend dari Sidoarjo.
-Utas-
#bacahoror #ceritaseram #ceritahoror
***
Pada tahun 2006 sampai 2007 masyarakat sidoarjo gempar dengan kehadiran sosok pocong yang mengendarai andong dan meneror mereka saat tengah malam. Kabar ini sangat santer saat itu.
Suara andong sering mereka terdengar dan membuat Masyarakat saat itu sangat ketakutan sekali jika hari sudah masuk waktu malam.
Mereka percaya bahwa kehadiran sosok andong pocong dikaitkan dengan terjadinya bencana lumpur Lapindo yang mulai terjadi pada tahun 2006.
Saat itu Lusi berumur 7 tahun. Dia sering sakit-sakitan dan mudah sekali terkena gangguan makhluk halus. Sumi saat itu terkejut karena sering sekali punggung Lusi keluar memar yang sangat banyak.