Kenapa?
Lihatlah matahari, yg selalu memberikan kehidupan. Bagaimana tidak?
Tumbuhan berfotosintesis karna cahaya matahari. Vitamin D bekerja juga karna sinar matahari. Sinar matahari yg terkena lapisan UV di atmosfer membawakan kehangatan, sampai panas.
"Panas" yg sinar matahari berikan ini menguapkan air laut. Yg akhirnya membawakan hujan di daratan.
Matahari yang memberikan sinarnya untuk bintang yg bertebaran dilangit dan bulan.
Tanpa matahari makhluk di Bumi ini takkan bisa hidup lama. Mungkin ini hanya teori sya sja.
Matahari pun juga tidak pilih kasih. Yg jahat juga menikmatinya yang baik pun juga merasakannya.
Pengkalenderanpun juga melihat siklus matahari.
Jika ada yg mengambil bulan pun, nampak karna matahari.
Dengan demikian bukankah kita anak matahari?
Yang selalu mendamba kehadirannya setiap hari, bagai anak yg merindukan bapak ibunya.
Sifat matahari yg mungkin bisa diteladani adalah, bersikap seperti matahari yg selalu mampu untuk memberikan kebaikan, kehidupan bagi sesama dan sekitar.
Tidak mudah tetapi bukan berarti tidak bisa, selama ada niat. 🙏🏼
Dan
Damai kasih Tuhan selalu beserta kita dan seluruh makhluk ciptaanNya.
Rahayu sagung dumadi.
🙏🏼🙏🏼
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Dlu Nusantara ini tidak menyembah dan tidak perlu disembah. Kemudian ada yg memulai dengan menyembah kekosongan. Muncul kapitayan, berikutnya. Hingga masuk ajaran Hindu buddha, masih harmonis masih langgeng. Sampai akhirnya Islam masuk.
Islam masuk, menggeser kerajaan hindu buddha menjadikan kerajaan2 islam.
Mungkin, masih dalam ranah subyektif, "penjajah" kala itu melihat org2 nusantara gampang dihasut. Apalagi ajaran agama Islam yg suka mengkotak-kotakkan. Seperti menyembah harus hanya kepada Allah.
Atau hanya Islam agama yg "diridhoi Allah". Di masyarakatpun terlihat sudah terpecah2. Yg penganut Kapitayan, Hindu, Buddha terpecah karna Islam, yg suka memaksa.
Ini terlihat peluang bagi penjajah. Maka kemudian masyarakat miskin penganut Islam dijadikan budak.