Misteri Pembunuhan Wartawan Udin. Tewas Setelah Mencoba Mengungkap Kebenaran, dan Pelakunya "Disembunyikan" Hingga Sekarang
a thread
Beberapa peristiwa kriminal masa lalu, hingga kini banyak yg tidak terungkap. Entah karena kurang data dan barang bukti, atau memang ada sesuatu janggal yang disembunyikan. Wiji Thukul, Munir, Ita martadinata, dll adalah contohnya, dan tokoh bahasan kita kali ini, wartawan Udin.
Malam itu, 13 Agustus 1996, selepas menyelesaikan pekerjaannya, Udin bergegas pulang. Jam menunjukkan pukul 21.30. Raut wajahnya nampak tegang dan gelisah ketika menghidupkan sepeda motornya, Honda Tiger 2000 berwarna merah hati.
Nasib buruk tak dinyana menimpa Udin. Tak lama setelah menginjakkan kakinya di rumah, Udin diserang pria tak dikenal. la dipukul, kepalanya dihantam, dan perutnya disodok dengan besi. Udin pun terluka parah dan tak sadarkan diri.
Ia kemudian dibawa ke RSU Jebugan Bantul sebelum akhirnya dipindahkan ke RS Bethesda Yogya untuk menjalani perawatan intensif. Tiga hari kemudian, pihak RS memberi kabar: nyawa Udin tak tertolong. Upaya operasi nyatanya tak mampu menghentikan pendarahan hebat di kepalanya.
Kematian Udin menjadi sorotan banyak pihak. Bahkan hingga kini kematiannya masih terus dikabarkan dan dipertanyakan. Seberapa penting kasus ini dan kenapa Udin terbunuh?
Udin, yang punya nama lengkap Fuad Muhammad Syafruddin, adalah seorang wartawan surat kabar harian asal Yogyakarta, Bernas. Semasa bekerja sebagai wartawan, Udin sudah banyak menulis laporan yang membikin telinga penguasa panas.
Sebelum tewas, Udin disibukkan dengan agenda peliputan pemilihan Bupati Bantul untuk masa jabatan 1996-2001. Ia mengikuti tiap perkembangan informasi dengan seksama. Pemilihan saat itu dianggap alot dan rumit.
Pasalnya, terdapat tiga calon yang maju pada bursa calon bupati ini dan semuanya berlatarbelakang militer. Satu calon yang paling mencolok ialah sang petahana, Sri Roso Sudarmo.
Keikutsertaan Sri Roso dalam kontestasi pilkada kali ini cukup mengejutkan. Pasalnya, menurut pemberitahuan dari Danrem 072/Pamungkas, Kolonel (Inf.) Abdul Rahman Gaffar, Sri Roso bakal dipindahtugaskan ke daerah lain.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya: Sri Roso turut serta dalam pertarungan menuju kursi kekuasaan.
Masuknya Sri Roso ke gelanggang politik ini membuka jalan bagi Udin untuk membongkar borok-borok pemerintahannya selama ini.
Selama memegang kendali pemerintahan, Sri Roso dianggap tidak kompeten dan penuh praktik KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
Melalui pekerjaannya sebagai seorang jurnalis, Udin menggunakannya untuk mengkritik hal tersebut.
Maka, jadilah judul laporan-laporan yang sarat kritik dan sindirian macam "Tiga Kolonel Ramaikan Bursa Calon Bupati Bantul,"
"Soal Pencalonan Bupati Bantul: Banyak 'Invisible Hand' Pengaruhi Pencalonan,"
"Di Desa Karangtengah Imogiri, Dana IDT Hanya Diberikan Separo,"
hingga "Isak Tangis Warnai Pengosongan Parangtritis."
Tidak hanya menyerang Suroso, laporan Udin juga menampar Orde Baru yang kala itu telah berada di senjakala kuasanya.
Yang paling bikin gempar tentu laporan Udin soal surat kaleng yang isinya menuturkan ada seorang calon bupati yang diduga kuat bakal memberikan dana sebesar satu miliar rupiah jika menang kepada Yayasan Dharmais, milik sang nahkoda Orde Baru, Soeharto.
Walaupun tidak dijelaskan secara gamblang siapa nama calon yang dimaksud, belakangan jelas terbaca bahwa sosok tersebut adalah Sri Roso.
Ancaman dan teror menyertai perjalanan Udin dalam mengungkap fakta fakta tersebut namun ia tidak bergeming dan meneruskan tugasnya mencari fakta. Geliat Udin akhirnya dihentikan secara faksa dengan dibunuh sebagaimana yang telah kami ceritakan di awal.
Kasus pembunuhan Udin bergulir namun menemui jalan buntu. Polisi dinilai tak bekerja maksimal dalam mengusut tuntas pembunuhan dan motif dibalik pembunuhan tersebut.
Beberapa rekan Udin pun akhirnya membuat tim investigasi pencari fakta. Dari sejumlah penyelidikan, tim menyimpulkan bahwa tewasnya Udin tak bisa dilepaskan dari berita-berita yang ia tulis. Laporan Udin dipandang memancing kemarahan penguasa kala itu.
Dari hasil investigasi tersebut, dalang di balikpembunuhan Udin mengerucut pada satu nama: Sri Roso. Tentu Sri Roso menolak hasil penyelidikan itu. Seminggu setelah kematian Udin, Sri Roso menggelar konferensi pers dan menyatakan sama sekali tak terlibat dalam pembunuhan Udin.
Pernyataan Sri Roso juga dipertegas pihak kepolisian. Diwakili Kapolres Bantul, Letkol Pol Ade Subardan, polisi mengatakan kasus Udin tak punya dalang dan pembunuhnya akan ditangkap dalam kurun waktu tiga hari.
Polisi pada akhirnya memang menangkap "pelaku" pembunuhan Udin. la bernama Dwi Sumaji alias Iwik yang bekerja sebagai sopir di perusahaan iklan. Masalahnya, Iwik bukanlah pelaku sebenarnya. Ia hanya tumbal kepolisian saat itu.
Dalam persidangan tertanggal 5 Agustus 1997, Iwik DIPAKSA MENGAKU SEBAGAI PEMBUNUH UDIN. Iwik terpaksa mengaku di bawah ancaman dan pengaruh alkohol yang disuplai Serma Pol Edy Wuryanto alias Franki, Kanitserse Polres Bantul.
Iwik dijadikan tumbal untuk melindungi kepentingan bisnis, politik, serta nama dalang sesungguhnya. Beruntung, sandiwara ini terbongkar. November 1997, pengadilan memvonis bebas Iwik. Majelis hakim berpendapat tidak ada bukti yg menguatkan bahwa Iwik adalah pelaku pembunuhan.
Penangkapan lwik adalah satu dari sekian keganjilan pengusutan kasus Udin. Sebelumnya, muncul pengakuan Tri Sumaryani yang menyatakan diiming-imingi sejumlah uang oleh oknum tertentu jika bersedia berkata pada publik dan persidangan bahwa ia berselingkuh dengan Udin.
Dengan sandiwara pengakuan kasus perselingkuhan tersebut, menurut Tri Sumaryani, nantinya akan diset sebagai alasan yg membuat suaminya murka dan akhirnya membunuh Udin.
Belum lagi masalah barang bukti yang dihilangkan. Lagi-lagi yang bertanggungjawab ialah Edy Wuryanto. Edy diketahui telah melarung sampel darah serta mengambil buku catatan milik Udin.
Alasannya, kata Edy, demi "kepentingan penyelidikan dan penyidikan." Tindakan Edy digugat oleh Marsiyem, istri Udin. Pada April 1997, Majelis hakim menyatakan Edy bersalah dan dianggap melakukan tindakan melanggar hukum. Namun, Edy tidak dihukum dan hanya dimutasi ke Mabes Polri.
Belum ada tanda-tanda kasus Udin bakal diselesaikan secara tuntas kendati telah berlalu dua dekade. Aparat masih belum m̶a̶u̶ bisa mengungkap siapa dalang yang membunuh Udin dan apa motif yang dibawanya.
Sri Roso memang dicokok polisi pada akhirnya. Namun, bukan karena terlibat dalam pembunuhan Udin melainkan gara-gara kasus suap kepada Yayasan Dharmais.
Sementara itu lwik terus memperjuangkan haknya dengan membeberkan bahwa semua investigasi dan pencarian fakta yang dilakukan oleh pihak kepolisian saat itu hanyalah rekayasa dan sandiwara semata.
Kini, Orde Baru sudah tumbang dan tergantikan oleh reformasi. Sayang, negara masih punya turunan pekerjaan rumah besar yang belum terselesaikan tentang direnggutnya kebenaran dan keadilan secara paksa demi kepentingan penguasa.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Mohon ijin mau share pengalaman, sekaligus kebingungan yang sampai sekarang saya rasakan. Karena jujur saya orangnya rasional dan sumpah dari dulu gapernah dapet gangguan sama sekali,
walaupun udah sering ikut kegiatan kemah ataupun diklat, tapi baru kali ini saya jadi agak percaya sama hal seperti itu dikarenakan rasional saya tidak bisa menjelaskan apa yg saya alami sendiri..
Halo pembaca semua, maaf saya tidak bisa menyebutkan siapa dan darimana asal saya karena apa yang akan saya ceritakan disini adalah kisah pengalaman saya yang menyangkut privasi..
Namun, saya rasa saya perlu ceritakan ini.. Selain untuk pelajaran bagi pembaca, saya juga berharap nantinya akan ada saran saran dan jalan keluar yg bisa pembaca berikan kepada saya setelah membaca apa yang saya alami..
ITA MARTADINATA HARYONO, penyitas kasus asusila 98 yang tewas dengan leher hampir putus dan kemaluan dimasukkan balok kayu tepat 4 hari sebelum menjadi pembicara di sidang PBB
a thread
Nama Ita Martadinata mungkin tidak terlalu mendapat sorotan di masa sekarang. Namun ia adalah salah satu tokoh yang dibungkam dan dimatikan saat akan membeberkan kebenaran perihal tragedi asusila yang menimpa ratusan wanita selama kerusuhan Mei 1998.
Sebagaimana kita tau, saat kerusuhan Mei 98 pecah, ada diskriminasi dan tekanan kuat kpd beberapa kelompok masyarakat terkhusus chinese dan non muslim. Kala itu, banyak terjadi penjarahan, kekerasan dan bahkan tindak perkosaan yg dilakukan para perusuh kepada etnis ini.
Korban ditemukan tewas dengan gagang cangkul masuk ke dalam tubuhnya hingga dada melalui lubang kemaluan
a thread
⛔[DISTURBING PICTURE! JIKA KURANG BERKENAN DENGAN FOTO JENAZAH, JANGAN BACA THREAD INI]⛔
Kasus "Cangkul Maut" adalah salah satu kasus pemb*nuhan paling mengerikan di Indonesia. Bagaimana keadaan korban ketika ditemukan mebuat siapa saja bergidik ngeri dan tidak bisa membayangkan betapa sakitnya penyiksaan yang dialami korban sebelum kematiannya.
Semua bermula pada Kamis, 12 Mei 2016 lalu, Sekitar pukul 23.30 WIB Tersangka RAL (15) berjanjian dengan korban, Enno (18) untuk bertemu dengan korban di kamar mess korban di Jatimulya, Dadap, Kosambi, Tangerang.
Kisah mengerikan disekapnya 11 orang dalam kamar mandi berukuran 1.5mx1.5 tanpa ventilasi udara hingga 6 diantaranya tewas.
a thread
[WARNING! BAGI YG KURANG NYAMAN DENGAN FOTO JENAZAH DAN DARAH, HARAP JANGAN MEMBACA THREAD INI]
"Kasus Perampokan dan Pembunuhan Pulomas", bagi sebagian pembaca mungkin ga asing dengan judul ini.
Namun mungkin sebagian lagi ada yang belum tau kasus perampokan disertai pembunuhan sadis yang terjadi di salah satu rumah mewah di Pulomas, Jakarta Timur pada tahun 2016 silam..
Sebelum mulai, mari kita doakan bersama sama bagi para korban semoga amal ibadahnya diterima, dosanya dihapuskan dan diberikan tempat yang baik disisi Tuhan Yang Maha Esa.
Sekali lagi gw peringatkan, foto foto disini mungkin akan membuat pembaca tidak nyaman.