Pemerintah menunjuk 3 RS Vertikal Kemenkes yang dikhususkan untuk pelayanan COVID-19, yakni RSPI Sulianti Saroso, RSUP Persahabatan dan RSUP Fatmawati.
Diharapkan dengan konversi ketiga rumah sakit ini, ketersediaan tempat tidur bagi pasien COVID-19 terjaga.
RSPI Sulianti Saroso yang sejak awal pandemi dikhususkan sebagai RS Rujukan Nasional COVID-19, telah mengalokasikan 100% ruang perawatannya khusus untuk COVID-19. Saat ini, BOR RS telah mencapai 96%. Rencananya kapasitas tempat tidur serta nakes akan segera ditambah.
RSUP Persahabatan juga telah mengalokasikan 55% dari total kapasitas yg ada untuk perawatan COVID-19 dengan rincian 32 ICU & 165 ruang isolasi
Dalam waktu dekat, rencananya kapasitasnya akan terus ditambah dan ditargetkan hingga akhir Juli, 90% TT dikhususkan untuk COVID-19
RSUP Fatmawati, telah menyiapkan sebanyak 261 tempat tidur dan 110 TT ICU khusus COVID-19. Per hari ini, seluruhnya telah terisi penuh.
Seiring dengan kondisi yang terjadi saat ini, RSUP Fatmawati berupaya meningkatkan kapasitas tempat tidur hingga 70% dari kapasitas yang ada.
Selain penambahan kapasitas TT di 3 RS tersebut, @KemenkesRI juga telah menginstruksikan kepada RS di Zona Merah untuk mengalokasikan kapasitas tempat tidurnya hingga 40%, zona kuning 30% dan zona hijau 20%.
@KemenkesRI menegaskan bahwa pelayanan RS hanya diperuntukkan bagi pasien dengan gejala sedang dan berat. Sementara untuk pasien positif COVID-19 dengan gejala ringan/tidak bergejala sebaiknya melakukan isolasi mandiri ataupun isolasi secara terpusat.
#Healthies, pandemi belum usai. Bahkan kasus COVID-19 terus merangkak naik, untuk itu kewaspadaan harus terus kita tingkatkan dengan segera melakukan vaksinasi COVID-19 & terus disiplin prokes 3M.
Kombinasi keduanya merupakan perlindungan terbaik dari potensi penularan COVID-19.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Setiap individu yang terinfeksi COVID-19 memiliki respon tubuh yang berbeda-beda, ada yang tanpa gejala, gejala ringan, sedang, bahkan berat-kritis.
Yuk, kita pahami bersama penatalaksanaan pasien COVID-19 berdasarkan tingkat gejala yang dialaminya.
Penanganan pasien positif COVID-19 yang tidak bergejala diimbau untuk isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpusat seperti RS Darurat.
Isolasi minimal 10 hari sejak ditegakkan diagnosis. Setelah isolasi 10 hari maka pasien dinyatakan selesai isolasi.
Sementara untuk pasien positif COVID-19 gejala sakit ringan-sedang. Pasien diimbau untuk isolasi mandiri di rumah, RS Darurat, RS, maupun RS Rujukan COVID-19.
Isolasi minimal 10 hari sejak munculnya gejala ditambah 3 hari bebas demam dan gejala pernapasan.
#Healthies, sejak ditemukan pada 2019 lalu, COVID-19 terus berubah dan berkembang. Kini telah ada 4 varian yang masuk Variant of Concern (Voc) WHO yakni Alpha, Beta, Gamma dan Delta, yang mana 3 diantaranya telah masuk ke Indonesia.
Antisipasi masuknya VoC tersebut, telah dilakukan @KemenkesRI dengan melakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mengetahui lebih cepat karakteristik virus COVID-19, sehingga diharapkan dapat membantu mengurangi tingkat penularan dan meningkatkan kesembuhan.
Hingga 20 Juni, @litbangkemenkes tercatat telah melakukan pemeriksaan WGS terhadap 2.242 sequences. Hasilnya ditemukan 211 kasus yang terdiri dari 45 varian Alpha, 6 varian Beta dan 160 varian Delta.
Benarkah orang sehat yang terinfeksi COVID-19 tidak bisa menularkan ke orang lain?
Faktanya, orang yang terinfeksi COVID-19 namun tidak bergejala tetap bisa menularkan virus ke orang lain lho.
Meskipun kita merasa dalam kondisi sehat, tetap waspada ya #Healthies, karena bisa jadi di dalam tubuhmu terdapat virus namun kamu tidak menyadarinya.
Untuk itu, proteksi diri dan orang sekitar dengan selalu terapkan prokes.
Jika kamu memiliki kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif, segera lakukan isolasi mandiri dan test swab untuk memastikan kondisi dan treatment selanjutnya.
Lonjakan COVID-19 di sejumlah daerah di Indonesia turut berimplikasi pada tingginya kebutuhan ruang isolasi COVID-19.
Tercatat, rata-rata BOR nasional telah mencapai 67-68% bahkan daerah zona merah menyentuh angka 85%.
Untuk mengantisipasi membludaknya pasien, Pemerintah melakukan seluruh untuk menambah kapasitas tempat tidur khusus COVID-19, sehingga total keseluruhan yang disiapkan mencapai 94.420 unit.
Tak hanya persiapan di tingkat nasional, Kemenkes juga meminta RS di daerah zona 1, 2 dan 3 untuk mengalokasikan tempat tidur khusus perawatan COVID-19 dengan presentase 40% di zona merah, 30% zona kuning dan 20% di zona hijau.
Pemerintah menambah kapasitas tempat tidur khusus COVID-19 seiring dengan semakin tingginya angka COVID-19 di wilayah DKI Jakarta.
Saat ini, sejumlah tempat telah disiapkan termasuk mengkonversi 3 RS vertikal @KemenkesRI yakni RSPI Sulianti Saroso, RSUP Persahabatan & RSUP Fatmawati jadi RS Khusus COVID-19
Ditargetkan minggu ini proses konversi selesai, sehingga bisa segera digunakan untuk perawatan COVID19
Penambahan tempat tidur juga dilakukan dengan mengubah semua kamar IGD menjadi kamar isolasi COVID-19. Sementara untuk layanan IGD akan dialihkan ke tenda yang akan dibangun di luar RS.
@KemenkesRI bersama @gojekindonesia dan @HalodocID menggelar Vaksinasi COVID-19 Drive Thru bagi 6000 lansia ber-KTP DKI Jakarta di JIEXPO Kemayoran selama satu minggu kedepan.
Mengusung metode drive thru, seluruh tahapan vaksinasi dilaksanakan di atas kendaraan, sehingga pada pelaksanaanya dapat mengurangi interaksi dengan orang lain.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi drive thru yang digelar hari ini. Kedepan, pihaknya berharap agar gerakan bersama ini bisa menjadi inspirasi bagi seluruh komponen bangsa untuk membantu pelaksanaan program vaksinasi nasional.