Seorg lelaki tua dgn baju lusuhnya masuk ke sebuah toko megah, dari bajunya, terlihat lelaki tua itu adalah seorg fakir.
Para pengunjung di toko tersebut yg mayoritas adalah orang2 berada, mereka rata2 melihat dgn pandangan aneh kepada lelaki tua tersebut.
tetapi tidak dgn sang pemilik toko..
”Mau cari apa pak?” Tanya pemilik toko dgn ramah.
”Saya mau beli selimut 6 helai untuk saya dan anak istri saya. Tapi…....” Jawabnya ragu."
”Tapi kenapa pak?”
“Saya hanya punya uang 100 riyal, apa cukup untuk membeli 6 helai selimut..?"
"Tak perlu bagus, yg penting bisa untuk melindungi tubuh dari hawa dingin,” Ucap lelaki tua tersebut.
”Oh tentu cukup pak. saya punya selimut bagus dari Turki. harganya cuma 20 riyal saja, kalau bapak membeli lima saya kasih bonus satu helai’,’ jawab sang pemilik toko sigap..
Lega, wajah lelaki tua itu bersinar cerah. Ia menyodorkan uang 100 riyal, lalu membawa selimut yg dibelinya pulang.
Seorang teman pemilik toko yg sedari tadi melihat dan mendengar percakapan tersebut kemudian bertanya pada pemilik toko:
”Tidak salah...... ?
Kau bilang selimut itu paling bagus dan mahal yang ada di tokomu ini, kemarin kau jual kepadaku 450 riyal."
Sekarang kau jual kepada lelaki tua itu 20 riyal?” Protesnya heran.
”Benar. Memang harga selimut itu 450 riyal, dan aku menjualnya padamu tidak kurang dan tidak lebih".
"Tetapi kemarin aku berdagang dengan manusia sekarang aku berdagang dgn Allah,” Ucap sang pemilik toko dgn tenang.
“Demi Allah! Sesungguhnya aku tdk menginginkan uangnya sedikitpun..
Tapi aku ingin menjaga harga diri lelaki tua tersebut agar dia seolah tdk sedang menerima sedekah dari ku hingga bisa membuatnya malu,” sambungnya..
Menghela nafas sejenak, sambungnya kembali, “Demi Allah! Aku hny ingin lelaki tua itu dan keluarganya terhindar dari cuaca musim dingin yg sebentar lagi datang."
"Dan aku pun berharap Allah menghindarkanku dan keluargaku dari panasnya api neraka.”
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
"KISAH SEORANG PERINDU BAGINDA NABI صلى الله عليه وسلم
Tarim Hadramaut Yaman
Ia adalah org biasa, tak mempunyai banyak ilmu, juga tak memiliki amal ibadah yg istimewa, ia sama seperti kita,
ummat Rasulullah yg meski memiliki niat yg kuat untuk beristiqomah dlm meniti jejak Baginda Rasul, tapi apa daya, hawa nafsu dan kelalaian msh sering menjerumuskannya pd lembah lembah dosa..
Ia begitu berharap kelak bisa memandang dari dekat wajah kanjeng nabi, mengecup tangannya, bersimpuh meminta maaf atas dosa dosa yang selama ini ia lakukan. Atas Sunnah dan kewajiban yang selama ini sering ia abaikan..
JANGAN SAMPAI ISTRI & ANAK-ANAKMU DI HARI KIAMAT MENJADI MUSUHMU
( Habib Taufiq Assegaf)
Wahai suami, istri dan anak²mu kelak akan menuntut tanggung jawabmu, pun akan memusuhi kamu , membencimu, bahkan mereka yg akan mendorongmu ke neraka.
Kau tau kenapa?
Saat tugasmu sebagai suami dalam membimbing mereka (anak dan istrimu) tidak kau laksanakan dgn benar.
Perintah sholat tidak kau wajibkan pd mereka, kau sibuk mengikuti berbagai majlis ta'lim sementara anak dan istrimu kau biarkan begitu saja tanpa kau bagi ilmu yg telah kau dapat
membiarkan mereka jauh dari syariat..
Kemudian, membiarkan anakmu bergaul dg bebas tanpa mengarahkan kpd kegiatan agama..
Membiarkan istrimu tdk dgn syariat Islam dlm berbusana.
Ingatlah wahai suami,
Istri dan anak² mu adalah "amanah" dimana seluruh tanggungjawab ada ditanganmu.
Namanya Al Habib Hasan bin Muhammad bin Hud Assegaf, atau yang akrab disapa Habib Hasan bin Hud. Sebagian habaib yang lain memanggilnya Ami Hasan..
Habib Hasan bin Hud, adalah ayah dari Habib Abu Bakar bin Hasan Assegaf, dan ayah mertua dari Al Habib Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf. Salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia..
Beberapa pekan yang lalu, kami melihat beliau menuntun sepeda pancalnya menyeberangi salah satu ruas jalan di Kota Pasuruan.
Sepeda yg sama, yg 30 th lalu, datang dan parkir di teras rumah kami..
"Awal Jatuh Hatinya Habib Ali Al Jufri kepada Habib Umar Bin Hafidz"
Kisah ini dari Ustadz Ziad Bakhomis dari Al Habib Ali Al Jufri ketika datang ke Tarim pada pernikahan putra pertama Guru mulia Al Habib Umar Bin Hafidz..
Al Habib Ali Al jufri ketika di usia belasan tahun mengabdikan dirinya kepada Al Habib Abdul Qodir Assegaf Jeddah yang beliau anggap sebagai salah satu Guru terpenting..
Saat itu pemuda Tarim bernama Al Habib Umar Bin Hafidz dtg pertama kali ke Jeddah mengunjungi Al Habib Abdul Qodir.
Singkat cerita ketika sampai di Jeddah, Al Habib Umar dtng kpd sebuah Barrodah (seperti kulkas terbuka untk minum air yg biasa ada di pinggir jalanan di Arab..
Suatu saat Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith ketika akan menikahkan salah seorang muridnya, beliau berkhutbah bahwa nanti ketika sudah menikah suami istri itu di bagi menjadi 4 golongan :
1. Golongan pertama, di mana sang suami dan istri sama - sama rajin beribadah kepada Allah.
2. Golongan kedua, di mana suami rajin beribadah kepada Allah dan sang istri malas beribadah kepada Allah.
3. Golongan ketiga, di mana suami malas beribadah kepada Allah dan sang istri rajin beribadah kepada Allah.
4. Golongan terakhir, di mana sang suami dan istri sama - sama malas beribadah kepada Allah..