Kita tengah menghadapi tsunami COVID-19. Faskes kolaps. Kabar duka dan sirene kian sering terdengar. Pemerintah kelabakan tutup bopeng kebijakannya.

Kami ingin mengajakmu membaca tentang kita yang #DiabaikanNegara. Semoga kita bisa melewati krisis ini. #YaAkuBakalDibaca ✊🏽
Akhir pekan lalu berlalu pilu; 63 orang meninggal dunia di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta. Keterlambatan pasokan oksigen disebut jadi salah satu penyebabnya.

Simak laporan dari @aik_arif dan @harisfirdaus. #YaAkuBakalDibaca kompas.id/baca/ilmu-peng…
Sulitnya membela buruh perempuan di masa pandemi.
Cerita Dian Septi Trisnanti menghadapi COVID-19. Ia merupakan Ketua Federasi Serikat Buruh Persatuan Indonesia (FSBPI).

Simak ceritanya di @konde_co #YaAkuBakalDibaca
konde.co/2021/07/sulitn…
.@evimsofian, pemimpin redaksi #ProjectMultatuli, kehilangan ayahnya pada pekan lalu. Ia tulis elegi tentang melepas orang terkasih pada masa pandemi, yang membuat sesak duka menggantung di ruang hampa. #YaAkuBakalDibaca
evimariani.medium.com/duka-ini-tak-t…
"We cannot afford to maintain this paradigm, not because it will prolong the pandemic and, in the long term, cripple the economy anyway, but because it has put the greatest burden on the shoulders of the people."
@jakpost #YaAkuBakalDibaca thejakartapost.com/academia/2021/…
Seorang perempuan yang tinggal sendirian; Diusir dari tempat indekos; Ditolak sana-sini; Dilempar ke sana kemari.

Semoga saja tidak, tapi besar kemungkinan kasus macam ini bakal sering terdengar seiring kolapsnya fasilitas kesehatan. #YaAkuBakalDIbaca
“Sebagian besar komunitas warga pribumi memilih keluar dari kota, pulang ke kampung asal, atau tinggal di dusun.”

"Pada Hutan Kami Percaya" sebuah cerita foto dari @vembriwaluyas di Papua. #YaAkuBakalDibaca
pagebluk.com/project/pada-h…
Barangkali biar tak terus menerus abai, perlu pertimbangkan saran @korantempo, "Presiden Jokowi sudah saatnya mengibarkan bendera putih. Mintalah pertolongan kepada negara lain yang berpengalaman serta lebih berdaya dalam melawan wabah." koran.tempo.co/read/editorial…
Di utas ini @evimsofian
merunut kebijakan pemerintah yang abai pada pertimbangan sains dan kesehatan plus suka cari dalih lewat kacamata ekonomi.

Tsunami. Kolaps. Krisis. Kita sampai di titik ini, bukan tanpa alasan. #DiabaikanNegara #YaAkuBakalDibaca

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Project Multatuli

Project Multatuli Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @projectm_org

26 Jun
Sebulan terakhir, kami mencatat pelbagai stori pengalaman masyarakat adat menghadapi pandemi. Kearifan mereka tampak kontras dengan sikap dan kebijakan para pejabat modern di pusat-pusat pemerintahan.

Baca lengkap di projectmultatuli.org/kontras-hikaya… Image
Para pemuka adat gerak lekas. Terapkan karantina wilayah. Pertimbangan utamanya: kesehatan.

Sebaliknya, dari Istana, kebijakan PPKM Mikro diambil dengan pertimbangan kondisi "ekonomi, sosial, politik, dan pengalaman negara lain". Sama sekali tak menyebut soal kesehatan. ImageImage
Dari tepian Nusantara, masyarakat adat juga mengajarkan solidaritas.

Sedulur Sikep di Kendeng, misal, menyuplai beras yang dijual dengan harga bersahabat untuk warga miskin kota di Jakarta.

Sedangkan di pusat negara seorang menteri korupsi bantuan sosial. ImageImage
Read 4 tweets
25 Jun
“Tidak perlu dibantu, negara tidak perlu pusing dengan desa Boti," kata Kepala Desa Boti, Balsasar O.I Benu.

Masyarakat adat Boti di Timor Tengah Selatan, NTT, gerak cepat saat Covid-19 mengancam. Alam dan adat jadi pelindung. Simak liputan dari Boti di projectmultatuli.org/boti-covid-19-… Image
Warga Boti setengah geram lantaran kecenderungan pemerintah melihat mereka dari kacamata urban: Mereka dianggap miskin, dan perlu bantuan.

Padahal mereka berkecukupan saat berdampingan dengan alam. Pun ihwal pandemi, mereka sudah bikin kebijakan menutup desa sejak April 2020. ImageImage
Raja Boti, Namah Benu, langsung menerapkan penutupan akses masuk desa begitu dengar kabar pandemi.

Praktik ala masyarakat adat itu, kontras dengan gaya pemerintah yang buka pintu bagi warga yang pulang dari luar negeri. Imbasnya varian baru Covid-19 gentayangan di Indonesia. ImageImageImage
Read 4 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(