- Saya membaca dan mengamati, sebagian kawan yang sering berinteraksi di linimasa, ada ego berlebih. Sekadar minta didoakan, pun tak mau. Merasa didoakan akan merendahkan dirinya. Mendoakan, pun tak mau.
2. Ego ini yang memberangus laku lampah seseorang. Merasa jadi selebtwit, merasa tokoh, merasa kenal banyak tokoh, merasa punya harta berlebih, terus mengerangkeng gengsi berlebih. Tak mau didoakan dan tak mau mendoakan.
Egosentris, menjadi diri sebagai pusat. Ini virus.
3. Sholat jamaah itu mengubur ego dalam diri. Potensi-potensi individu diredam, diarahkan ke satu titik pusaran.
Sholat jamaah itu cara paling ampuh tuk menutup celah sikap egosentris. Karena perputaran gerak dalam sholat itu ada pada satu komando, imam.
4. Sholat jamaah itu membuka peluang untuk saling berbagi. Berbagi dalam ranah psikososial. Ranah psikososial ini menyamakan ego dalam kumparan gerak berjamaah. Ego-ego saling bersentuhan, bersahutan, berinteraksi dengan jamaah lain. Berjamaah bisa meredam sikap egosentris.
5. Sholat itu menyehatkan. Ketika takbiratul Ihram, kedua tangan diangkat, posisi tegap. Saat kedua tangan diangkat, posisi bahu meregang, aliran darah kaya raya akan oksigen, sehingga aliran lancar ke seluruh tubuh. Sedekap itu cara meredam gangguan persendian tubuh bagian atas.
6. Sholat itu menyehatkan. Ketika ruku', badan condong ke depan, tumpuannya ada pada kedua tumit kita. Posisi jantung sejajar dengan otak. Aliran darah mengalir ke tubuh bagian tengah. Ruku' ini menjaga fungsi tulang belakang, sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf kita.
7. Sholat itu menyehatkan. Ketika sujud, posisi jantung di atas otak. Efeknya, darah kaya akan oksigen, ngalir secara maksimal ke bagian otak. Sujud itu aliran getah bening digenjot ke leher dan ketiak.
Ingat loh, bagi perempuan, ruku' dan sujud itu berdampak ke kesuburan.
8. Mari menjaga sholat. Sholat yang terjaga, itu sholat yang didirikan pribadi-pribadi yang melepaskan sikap egosentris. Melepaskan sikap egosentris itu membuka peluang bersikap thuma'ninah, menuju jiwa-jiwa muthma'innah. Jiwa muthma'innah itu yang akan menggapai kemenangan.
9. Jangan pernah dengan sengaja meninggalkan sholat. Sholat itu kewajiban (An-Nisa/103). Sholat memang berat kecuali bagi orang yang khusyu, menjadi ringan (Al-Baqarah/45). Dan sholat itu harus khusyu, itu ciri orang mukmin (Al-Mu'minun ayat 1 dan 2)
Kalau ngaku pendosa dan ingin memperbaiki diri, malah gak sholat?
Kalau ingin ada sedikit perbaikan dalam laku lampah kita, mulai dari sholat. Ini saya rasakan sendiri sebagai orang yang bergelimpangan maksiat. Saya mewajibkan untuk diri sendiri, sholat jamaah itu wajib.
Sholat jamaah itu sunah muakkad. Tapi tak apa mewajibkan untuk diri sendiri.
Begini. Orang mengharamkan rokok untuk diri sendiri, boleh. Tapi tak boleh mengharamkan untuk orang lain. Ini ikhtilaf. Loh kan ada Fatwa MUI dan Muhammadiyah. Hukum fatwa seperti ini tak mengikat.
Orang yang mencela para perokok tapi dia sendiri nenggak wine, khmar. Ini ngawur. Khmar itu sudah ada ayat Alquran, haram. Kalau rokok, Fatwa MUI dan Muhammadiyah, itu mengambil ayat terkait sikap mubazir dan barang yang merusak tubuh. Tapi tak ada satu ayat pun tentang rokok.
1. Baru kelar keliling ke rumah anak-anak yatim, bersedekah. Sebagian sedekah dari kawan-kawan Twitter. Moga Allah ridho. Saya share ini sekadar report ke kawan-kawan yang bersedekah. Sedekah menambah keberkahan, mengugurkan dosa-dosa kecil.
Jadi bukan gelar akademik atau profesor tapi soal pemahaman. Pernah diajar Prof Dr.... Matkul Tasawuf. Saya tanya, "Prof, ikut tarekat apa atau pernah menjalani laku tasawuf tanpa tarekat?" Dijawab tidak kedua-duanya.
Ya pantas saja, pandangannya ngambang. Gak membumi.
Gelar akademik boleh berderet tapi itu tak jadi jaminan, memahami semua persoalan. Ada yang merasa ilmu agamanya mumpuni tapi pas menafsir ayat berdasarkan rasa tidak suka ke kelompok lain sehingga tafsirnya jadi bias. Subjektivitasnya mengubur objektivikasi.
Contoh lain. Pak @mohmahfudmd ini minimal punya basic agama tapi pas bicara agama, amat tendensius. Mengambil tafsir ayat Quran sesuai persepsi dia untuk menghardik ke kelompok yang berbeda paham dengan dirinya
Saya sudah berkali-kali wanti-wanti ke kawan-kawan ketika keluarganya sakit dan minta didoakan. Pertama, kemungkinan sembuh. Kedua, doa itu meringankan beban sakit agar dimudahkan kembali ke Allah.
Hal ini sudah berkali-kali terjadi.
Pernah ada kawan Twitter, tinggal di Pasar Minggu, Jaksel, DM, hari Selasa, share foto ayahnya yang sebulan sakit dan gak bisa bicara. Ayahnya bnyk belajar ilmu hitam. Menurut apa yang saya terima, Jumat pagi ayahnya meninggal dan benar. Saya bantu doa untuk meringankan beban.
Saya minta keluarganya hari Rabu, baca surat Jin dan berbagai surat. Rabu malam Kamis, dari tubuh ayahnya keluar bau amis. Kamis ayahnya tersadar, Jumat pagi meninggal. Allah Maha Berkehendak.
Banyak yang mengutip Almaidah ayat 69 tapi menyembunyikan ayat 72 dan 73, hanya ingin disebut toleran.
Lanjutan Almaidah ayat 69
Jika ada yang mengatakan Allah itu Almasih putra Maryam, Allah itu tiga di antara satu, mereka tidak termasuk dalam kategori Almaidah ayat 69
UAS pernah dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Polda NTT, hingga Mabes Polri karena menjelaskan sikap tauhid umat Islam terkait Almaidah ayat 73. Lucu saja para pelapor itu.
Terima kasih para sahabat, yang nitip sedekah ke anak yatim. Insya Allah disedekahkan hari ini. Alhamdulillah, kemarin saya dapat rezeki dari tetangga, kisaran tiga juta 👇 nanti digabung dengan sedekah para sahabat. Mari kita istiqomah menyantuni anak yatim.
.
Istiqomah berat tapi insya Allah bisa. Istiqomah, ista dan qooma, merujuk ke istaqoma. Ista, keinginan mewujudkan sesuatu dengan usaha. Qooma, sempurna, lurus atau tegak. Istiqomah sebangunl istighfar, ista dan ghafara, istaghfaro, yastaghfiruu
(اِسْتَغْفَرَ - يَسْتَغْفِرُ)
Orang istiqomah, akan berjalan tegak lurus di jalur shirathal mustaqim. Menuju shiratal mustaqim ada jalan kecil, sabil. Bisa saja di jalan kecil ini kita tersesat. Bisa saja kita tak tahu jalan (sabililladzina la ya’lamun) atau berada di jalan para pendurhaka (sabilul mujrimin)