Misteri Lampor yang Kehadirannya jadi Pertanda Wabah Mematikan
Mitos lampor di tanah Jawa memang sangat kental. Lampor adalah iblis dengan keranda terbang yang datang pada malam hari. #Legenda
📷: Pixabay
Karena itu, di Jawa Tengah ada larangan keluar rumah bagi setiap orang mulai menjelang Magrib, karena menjadi waktu keluarnya lampor. Menurut mitos, bisa saja orang yang keluar pada malam hari akan hilang diculik lampor.
Memang ada banyak versi seputar lampor, salah satunya masyarakat Jawa percaya bahwa Lampor adalah anggota pasukan gaib Nyi Blorong.
Kehadirannya ditandai dengan angin kencang dari Laut Selatan yang melewati sejumlah daerah. Mengenai wujudnya sendiri, masyarakat memiliki kepercayaan yang berbeda-beda.
Beberapa menyebut lampor berbentuk bola arwah, terkadang juga muncul sebagai rombongan prajurit Jawa zaman dahulu.
Di daerah Jawa Timur, lampor dipercaya berwujud setan atau pocong yang bisa membunuh manusia dalam tidur. Sedangkan di Cirebon, lampor disebut berwujud Wewe Gombel, Sandakala, dan Bengaok.
Orang tua di Jawa juga sering mengingatkan anaknya agar tidak suka berteriak, sehingga mirip dengan lampor. Pasalnya lampor datang dengan suara yang berisik.
Karena itulah saat angin datang, masyarakat membuat suara gaduh dengan memukul kentongan. Tujuannya, agar lampor tidak mampir ke kawasan itu dan memicu pagebluk atau musibah.
Suara gaduh dari lampor dipercaya sebagai suara iring-iringan kereta kuda dan barisan pasukan dari Laut Selatan yang akan menuju Gunung Merapi atau Keraton Yogyakarta.
Selain itu, ada versi lain yang menyebut kedatangan lampor merupakan bentuk kemarahan Nyi Blorong yang kehilangan selendang.
Tapi yang pasti, masyarakat Jawa percaya kedatangan lampor selalu disertai dengan pageblug atau wabah penyakit, dan seringkali terjadi di bulan Sapar (peninggalan Jawa). Lampor dipercaya akan membunuh orang dalam tidurnya.
Mereka yang didatangi lampor di malam hari akan dicekik atau dibawa menggunakan keranda, jika itu terjadi, mereka akan mati seketika.
Mitos lampor ini mulai populer di Jawa pada tahun 1960-an. Sebenarnya mitos ini menjadi salah satu cara agar anak-anak tetap berada di dalam rumah saat malam hari.
Selain itu, munculnya mitos lampor juga bertepatan dengan wabah penyakit yang menyerang pada saat itu sehingga tidak sedikit orang yang meninggal dalam tidurnya.
Menukil dari Historia, Dwi Cahyono, arkeolog yang mengajar sejarah di Universitas Negeri Malang, mengatakan munculnya isu setan lampor memang marak muncul di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada 1960-an.
Tapi lambat laun cerita tersebut perlahan menghilang. Munculnya cerita ini memang terkait wabah penyakit pada masa lampau.
"Wabah penyakit dalam konsepsi lama direlasikan dengan peristiwa mistis, seperti pada hantu lampor," kata Dwi.
Terkadang dalam percakapan, kata lampor disandingkan dengan kata pagebluk, menjadi pagebluk lampor. Lampor secara harfiah berasal dari kata Jawa Kuna, lampur.
Artinya mengembara atau bepergian. Sementara pagebluk adalah istilah Jawa untuk menyebut wabah penyakit.
Istilah pagebluk lampor kemudian memberi penegasan kalau pada masa lalu mungkin pernah terjadi wabah penyakit yang dahsyat dampaknya. Soal dahsyatnya wabah penyakit ini ternyata ada perkataan dalam bahasa Jawa baru yang populer.
"Isuk loro, sore mati, ini kan memberi gambaran betapa ganas penyakitnya, dalam durasi sesingkat itu orang mati," ujar Dwi.
Yuk yang mau tahu tentang misteri Lampor di Jawa klik artikelnya yaaa
LIPI Temukan Katak Pucat Super Langka di Hutan Jawa
@lipiindonesia menemukan dan mengidentifikasikan katak pucat Pantai Selatan dari hutan dataran rendah Jawa. Jenis katak pucat yang berhasil ditemukan tersebut berasal dari marga Chirixlus Boulenger.
📷: Alexas_Photo/Pixabay
Hasil penelitian spesies baru ini telah diterbitkan dalam Raffles Bulletin of Zoology, dengan judul A new species of Chirixalus Boulenger, 1893 [Anura: Rhacophoridae] from the lowland forests of Java, karya Misbahul Munir, Amir Hamidy, Mirza Dikari Kusrini, dan kolega
Dikarenakan ditemukan di hutan dataran rendah wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, maka spesies baru katak-pucat yang satu ini diberi nama Chirixalus pantaiselatan.
Sambut Kemerdekaan RI, Astra Hadirkan Gerakan Semangat Saling Bantu
Pada Selasa (3/8/2021), Astra meluncurkan gerakan media sosial melalui tagar #SemangatSalingBantu mengajak masyarakat di seluruh Indonesia saling membantu
Kepada sesama yang sedang kesulitan dan membutuhkan bantuan di tengah situasi pandemi yang masih terjadi hingga saat ini.
Melalui gerakan tersebut, semua lapisan masyarakat diharapkan dapat bersama-sama turut mewujudkan Indonesia yang tangguh agar dapat terus tumbuh, selaras dengan tema HUT ke-76 Kemerdekaan RI tahun ini, yakni “Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh”.
Peringkat BWF Tunggal Putra Usai Kejuaraan Olimpiade Tokyo 2020
Kejuaraan bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 resmi berakhir Senin (2/8). Viktor Axelsen berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan Cheng Long. Sedangkan Anthony Sinisuka Ginting meraih perunggu.
📷: Olyimpic
Pasca olimpiade, Badminton World Federation (BWF) kembali merilis ranking dunia terbaru Selasa (3/8/2021). Secara umum, tidak ada perubahan yang signifikan.
Kendati harus tersingkir di babak penyisihan Olimpiade Tokyo, Kento Momota masih menjadi penguasa tunggal putra. Koleksi poin pemain Jepang ini masih unggul dari beberapa pesaing terdekatnya seperti Viktor Axelsen dan Anders Antonsen.
Hucap, Ketempling, dan Makanan Tradisional Khas Kuningan
Kuningan juga memiliki deretan kuliner tradisional yang menarik untuk dicoba. Ada beberapa di antaranya yang masih jarang ditemukan di daerah lain, seperti berikut ini:
📷: Kang Omang
1) Hucap
Hucap merupakan singkatan dari tahu kecap, sebagai dua bahan utama dalam makanan ini.
Penampilannya mirip kupat tahu Jawa Barat, tetapi rasanya lebih manis karena menggunakan banyak kecap.
📷: Indonesiakaya
2) Nasi kasreng
Nasi kasreng mirip dengan nasi kucing. Nasi putih dibungkus kertas nasi, kemudian untuk lauk-pauknya bisa dipilih sesuai selera pembeli.
Biasanya ada ikan paray goreng, pepes ikan, udang rebon, gorengan, telur ceplok, sambal, dan lalapan.
Guru SMP Asal Gunungkidul Jadi Wasit Bulu Tangkis Terbaik di Olimpiade Tokyo 2020
Wahyana, mencuri perhatian setelah menjadi wasit yang mempimpin jalannya pertandingan final bulu tangkis tunggal putri antara Chen Yu Fei dari China dengan Tai Tzu Ting dari Taiwan
📷: Kumparan
Setelah ditelusuri, sosok Wahyana nyatanya bukanlah nama baru dalam dunia wasit maupun kepemimpinan pertandingan bulu tangkis, baik di Indonesia maupun kompetisi dunia.
Sosok Wahyana diketahui merupakan guru olahraga di SMP Negeri 4 Patuk, Gunungkidul. Selain itu, dirinya juga menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum.
Rumah Oksigen Gotong Royong Siap Tampung Pasien Bergejala Ringan
Di tengah situasi pandemi yang masih terjadi bertambah lagi fasilitas kesehatan yang dihadirkan oleh berbagai pihak mulai dari pemerintah maupun swasta.
Kali ini, satu fasilitas kesehatan yang bertambah yaitu Rumah Oksigen Gotong Royong (ROGR), sebuah fasilitas kesehatan semi permanen yang berlokasi di Pulo Gadung, Jakarta Timur, dan sejatinya sudah secara resmi beroperasi mulai tanggal 2 Agustus 2021 lalu.
Sesuai namanya, ROGR merupakan fasilitas kesehatan yang dalam pelaksanaannya siap menampung pasien yang membutuhkan oksigen dengan gejala ringan, dengan catatan kondisi saturasi di atas atau sama dengan 90 persen, serta tidak memiliki komorbid, atau memiliki komorbid terkontrol.