Selamat ya Mas bro, semoga sukses dan amanah ditempat baru terdengar ucapan satu persatu karyawan memberikan ucapan kepada ku.
Tidak dapat ku ungkapkan dengan kata kata. Perasaan bangga akan promosi jabatan yg ku terima, sudah cukup membuat diri ini menjadi besar kepala.
November 2009, kejadian ini tidak akan pernah terlupa dan selalu membekas diingatan.
Sebut saja nama ku Darto, seorang ambisius yg haus akan sanjungan. Aku dipromosikan menjadi Branch Manager yg nanti akan bertugas di Cabang baru.
Lokasi yg dipilih oleh management pusat berada disalah satu wilayah provinsi Jawa, dan sebagai tugas pertama, Aku ditugaskan untuk mencari lokasi kantor baru, dimana kantor itu akan dilengkapi dgn gudang penyimpanan barang2 yg akan didistribusikan.
Karna baru mendapatkan Jabatan ini, sdh pasti aku ingin tugas pertama yg diberikan berjalan sempurna dan tanpa cacat, hal ini juga yg membuat aku lupa diri dan menghalalkan segala cara, hanya demi mendapat sanjungan dari atasan.
Berbagai aspek ku bedah, dimulai dari mencari tempat yg tidak rekomended demi mengpres dana yg diberikan, pekerja yg low budget, dan pastinya aku juga menyampingkan nasehat dari orang lain.
Kurang lebih 2 minggu aku melakukan expansi ke daerah tersebut, hingga pilihan tertuju kesalah satu lokasi, Aku meyakini lokasi ini memiliki potensi, karna letaknya cukup strategis, plus ditambah harga sewa lahan yg dapat dikatakan murah.
Tetapi banyak kabar simpang siur akan lokasi tersebut yg dikatakan sebagai pusat kerajaan demid. Selain itu lahan yg akan digarap juga merupakan bekas lahan pemakaman keluarga.
Pada saat itu, kuburan yg dimaksud juga masih berada disana, dengan total lebih dari 10 makam, yg merupakan makam dari empunya lahan terdahulu, bukan pemilik lahan yg saat ini.
Cerita miring soal lokasi pun seperti nya sudah menjadi rahasia umum warga sekitar,
But...
ini 2009 loh My Man....
Persetan dengan yg namanya Setan, tidak ada setan.
Yang ada hanya awal kesuksesan ku. Hal tersebut selalu tertanam dalam hidup ku.
Semua berjalan lancar, setelah MoU hak sewa lahan terbit, Pembangunan pun siap dieksekusi, Tim operation telah tiba guna mengatur denah bangunan.
Lelang tender proyek dimulai, awal nya kami berpikir memperkerjakan para kontraktor pribumi sekitar, dengan maksud membuka lapangan pekerjaan.
Sayang nya tdk ada 1 pun kontraktor asli daerah tersebut yg mau mengarap proyek itu.
Lagi lagi dengan alasan takut akan keangkerannya.
Tidak hanya sampai disitu saja, Acap kali proyek ini juga dikomplain oleh warga sekitar yg melarang pembangunan di daerah itu.
Ujung ujung nya, aku harus kembali meloby tokoh masyarakat setempat, untuk meyakinkan pembangunan ini akan berguna bagi mereka juga.
Terasa konyol bagi ku, pantas wilayah ini lambat sekali maju, selalu kalah dengan hal mistis.
Apalagi salah satu permintaan Tokoh pemuka tersebut adalah ruwetan, ingin sekali aku tertawa dan menolaknya, tapi demi berjalannya proyek terpaksa aku mengalah.
Hingga saat nya pun tiba, ruwetan diadakan tepat dilahan yg akan diexsekusi. Pak Karim selaku pemuka didaerah itu memimpin berlangsungnya acara, dia ditemani oleh beberapa orang yg telah ditunjuk oleh warga sekitar.
Terlihat Pak Karim beraksi, layaknya dukun difilm horor, beliau mulai dengan membacakan doa, diiringi dengan warga yg meletakan tumpeng di salah 1 pohon. Lebih lanjut Mbah Karim menebarkan bunga 7 rupa, dilanjutkan menyembeli Ayam Cemani mngunakan keris yg telah dibawanya
Hal itu membuat aku sangat tertarik, bukan karna rasa takut yg ku dapat, tapi lebih karna kekonyolan yg tidak berfaedah. Apalagi melihat Mbah Karim yg seperti sedang berintraksi dengan makhluk goib.
Maaf .. Aku merasa beliau seperti seorang mantan Pantomim sejati, Ha.. ha.. ha..
Batin ku sungguh terhibur.
Terlihat jam tangan ku sdh menunjukan angka 11, 3 jam telah berlalu, dan akhirnya acara itu pun selesai, dimana pada akhir ceritanya kami diijinkan membangun dilokasi.
Tapi tetap dengan syarat harus menjaga kearifan lokal, dan pasti nya memberikan tempat yg layak pula untuk bbrpa makam yg ada di lokasi, dengan kata lain makam itu harus direlokasi selayaknya. Begitulah beliau berpesan pada ku malam itu.
Setelah acara itu, aku bergegas menuju home stay yg disediakan oleh kantor. Jaraknya kurang lbh 20 mnit perjalanan menggunakan kendaraan.
Setibanya di depan home stay, scurity dengan sigap membukakan gerbang, tepat disamping gerbang, ku dapati seorang wanita sepuh, mungkin usia beliau 65 tahun ke atas, masih bertahan dilarutnya malam, menjaga dagangan pecal yg dijualnya.
Nenek itu terlihat murung, wajahnya pucat, dan bakul dagangannya pun terlihat masih full, tiada niatan ku untuk makan kembali malam itu, tapi melihat raut wajahnya yg sangat sedih ingin ku mengurangi beban beliau dengan membeli pecal nya, lalu memberikan 100 rb pikir ku.
Ku tepi kan mobil sebentar dan bergegas menghampiri wanita tua itu, malam mbah, pecal setunggal yo mbah kata ku kepada beliau. Beliau menegakan kepala nya, wajah itu sangat putih melebihi mayat yg baru akan dikebumikan.
Ora di dol karo kowe cu (Ndak dijual buat mu cu), kata nenek itu kepada ku dengan senyum tipis nya yg sinis.
Sontak mendegar jawaban itu, membuat ku merasa ga dihargai, ku putar balik langkah menuju ke mobil. Nenek nenek ga mau rejeki dumel ku di hati, baru beberapa langkah aku berjalan, nenek itu kembali berbicara.
Nek kowe iso ndelokne aku, kowe dadi sial.. Mugo tindak tandukmu iso nyelametke nasib sial mu kuwi. (Suatu kesialan bagi mu bisa melihat ku, semoga prilaku mu dapat menyelamatkan dari nasib sial mu).
Mendegar itu membuat ku emosi, dan ku tatap ke arah nenek itu kembali, darah ku serasa turun, melemaskan ke 2 kaki, baru kali ini aku merasakan takut yg teramat sangat, ketika ku dapati tempat nenek itu berjualan kosong melompong, tanpa ada sedikit tandapun akan keberadaannya.
Enje Mbah, jawab ku sayu, seolah tdk percaya dengan apa yg barusan terjadi
Tepat nya di pertengahan februari 2010, setelah turunnya izin, pembangunan pun dimulai, tidak ada hal yg ganjil yg terjadi. Apalagi kami mengunakan Kontraktor yg sudah memiliki nama, pengerjaan pun terhitung cepat.
Hingga saat relokasi makam itu dilakukan, kisah ini akhirnya memasuki babak baru, dimana teror Goib terus berdatangan melesat cepat bak anak panah yg dilepas dari busurnya.
Setengah pekerja yg ada disana tumbang, meraung, menglinjang (maaf seperti orang yg kambuh penyakit ayannya, mulut mereka trs mengalirkan liur, perbedaannya disertai dengan raungan).
Beberapa dari mereka bahkan bertingkah sangat membahayakan, mereka memanjat tiang tiang bangunan dan melompat. Saya dan beberapa rekan yg ada pada saat itu kewalahan untuk menjaga satu persatu dari pekerja yg kesurupan.
Hingga akhirnya, saya menyuruh salah seorang pekerja, sebut saja Andi mencari bantuan ke warga sekitar (Andi ini merupakan pekerja yg langsung dari kantor, sama seperti saya, merupakan salah 1 staf saya, bukan dari vendor)
Tak lama berselang Andi datang membawa Pak Karim dan beberapa warga lain, dengan seketika pula hal itu menjadi viral dan menjadi tontonan warga sekitar.
Astagfirrulah..
Apa yg telah kalian perbuat kata pak karim kepada seluruh pekerja disana.
Sudah ku katakan jaga kearifan lokal disini, jgn semena mena bentak nya kepada seluruh orang.
Dibantu oleh pekerja dan beberapa warga lain, Pak karim mulai mendokan 1 per 1 pekerja yg kesurupan. Tangannya dia letakan dikepala para pekerja, terlihat seperti menarik sesuatu dari kepala itu.
Butuh waktu agak lama, hingga Ashar tiba, baru keadaan mulai normal. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu, hanya saja 8 org harus dilarikan ke RS, karna patah di bagian tangan, dan ada pula dibagian kaki.
Akibat kejadian itu, proyek mangkrak hampir seminggu. Teror dari atasan pun habis menghujani ku, karna posisi sebagai penanggung jawab akan pembangunan, aku harus membuat detail kronolgi sedetail detailnya.
Bagaimana mungkin mistis ini dapat ku akademiskan?
Diri ku menjadi uring uringan, 4 hari berturut, ku ajak andi menghabiskan waktu di club malam, mabuk mabukan dan berbuat maksiat menjadi rutinitas kami.
Bahkan aku malah menjadi lupa dengan Istri dan anak ku, selama itu juga aku tdk menghubungi atau mengangkat tlp dari mereka.
Dan di hari ke 4, sepulang dari club malam, kembali ku temui Mbah penjual pecal berada di samping gerbang Home stay rumah.
Rasa takut ada didalam hati ku, tp ku beranikan diri untuk menjawab rasa penasaran ku?
Perlahan namun pasti kaki ku melangkah ke arah wanita tua itu.
Tak.. tak...
Suara langkah ku terdegar jalas menandakan sunyi dan heningnya keadaan. Kini jarak kami tdk lebih dari semeter, jantung ku semakin kencang bedetak.
Misi Mbah,
Mohon maaf, bila saya ada salah.
Jenengan iki siopo Mbah? tanya ku.
Ngerti beboyo sing sampeyan saiki tekan? Muleh ojo gawe sial ning kene.
(Tau bahaya yang kamu hadapi sekarang, Pulang jangan bawa sial disini). Jawabnya kembali sinis, sma seperti awal perjumpaan kami.
Pak...
terdengar suara sembari menepuk badan ku.
Ha..... Aku berteriak kaget.
Ngapain melamun pak, tanya pria itu yg ternyata scurity home stay tempat ku bernaung.
Ini lagi bicara sama si Mbah, sembari tangan ku menunjuk kearah Mbah berada.
Mbah siapa Pak? tanya nya kembali.
Dan lagi aku seperti orang sinting, kudapati kembali wanita tua itu sudah tidak berada disana.
Astagfirullah ucap ku seketika.
Maaf ga apah kataku pada scurity itu sembari meninggalkannya disana.
Kejadian itu membuka sedikit mata ku, bawasannya mereka benar adanya. Aku mulai mempercayai hal hal mistis, keesokan hari nya aku bersama rekan lain meyambangi kediaman Pak karim.
Kedatangan kami disambut hangat oleh beliau, aku menyampaikan maksud dan tujuan agar proyek dapat berjalan tanpa ada ganguan Goib lg.
Kalian ini pemuda kota tidak tau tata krama, org yg sudah mati juga punya perasaan, bila mau dipindah, pindahkan secara layak.
Lebih lanjut Pak Karim menceritakan kenapa pristiwa itu terjadi, dari penuturan Pak Karim, aku juga memahami bawasannya ada prilaku kurang ajar dari pegawai ku.
Dimana dlam proses pemugaran makam, mereka mengunakan elevator tdk dengan cara mengali kubur. Itulah yg membuat kemarahan dari grombolan demid yg ada disana.
Singkat cerita kami pun diminta kembali mengadakan ruwetan, tp kali ini Aku yg diminta Pak Karim sebagai media perantaranya.
Ruwetan kali ini cukup berbeda, bila sebelumnya warga yg diikutsertakan lumayan banyak, tp kali ini hanya Pak Karim hanya meminta perwakilan 2 orang saja dari tempat kami ( 1 sebagai perantara, dan 1 lg sebagai saksi bila terjadi apa apa dengan saya) serta 2 orang yg menemani dia
Bila sebelumnya diadakan tumpengan, kali ini cukup berbeda dan extrim. Pak Karim meminta ku menjulurkan tangan yg langsung disambet dengan kris miliknya.
Aku sempat membrontak menarik tangan, namun beliau menggengam erat tangan ku. Tahan sebentar bila mau semua berjalan lancar, kata nya pada ku.
Dikeluarkan nya 4 buah pasak dan disetiap pasak dia meneteskan darah yg mengalir pada tangan ku. Sembari melafalkan mantra.
Ini hanya sebagai janji mu, kalau kamu tidak akan merusak tempat ini, dan tdk akan mengusik keadaan mereka yg tak tampak, kata Pak Karim kembali kepada ku, seraya melepas gengamannya.
Pak Karim mulai berjalan, 1-1 pasak itu ditanamkan hingga tertutup oleh tanah, dan sampai pada pasak terakhir ditanam, tetiba suara teriakan tangis berpuluh manusia bergema. Tangisan itu saling bersaut satu dan lain, yg kemungkinan bersumber dari kampung itu.
Tampak dari kejauhan seorang pria lari dengan tergesah, napasnya berpacu dengan ayunan kaki yang terus menerjang seraya membabat apapun yg ada didepannya. Pak Karim terdiam sejenak dikeheningan malam, menatap tajam kearah pria itu.
Ono opo le?
kata Pak Karim kepadanya.
Pria itu bernama Banyu, salah 1 remaja kampung tersebut.
Wajah Banyu Terlihat bingung, sesekali dia menatap kami, seperti sungkan untuk menyampaikan pesan ke Pak Karim.
Kamu kenapa? Kenapa kampung riuh sekali? tanya Pak Karim kembali.
Anu pak, .. Wajah Banyu mendekati Pak Karim sembari membisikan sesuatu kepada beliau.
Mendegar Info dari Banyu, membuat raut wajah Pak Karim berubah, Pak Karim terlihat kesal kearah kami.
Ada pak? tanya ku kepadanya.
Bukan urusan mu, kalian pulang saja. Ingat PULANG. dan jgn mencampuri apa yg terjadi, besok selesai magrib kamu Darto datang kerumah.
Hanya angukan kepala tanda iya yg dapat kulakukan. Tanpa mau memperkeruh suasana lagi. Karna sudah pasti hal buruk sedang terjadi saat ini pikir ku.
Berdasarkan cerita narsum, all tempat, nama disamarkan, no comot comot tanpa izin.
Jangan lupa bantu ramaikan.
Salam hi...hi ..hi ...
pemerintah menamai agenda Transmigrasi di era tahun 80 an, sebuah program yang
dirancang untuk meningkatkan ekonomi nasional, membuka lapangan pekerjaan seluas
mungkin dan jua untuk melakukan pemerataan populasi penduduk agar tak hanya
tersentral di pulau jawa.
Sasaran pemerintah pastinya terfokus pada penduduk di pulau jawa, karena
memang selain tingkat populasi yang sudah sesak tidak beriring sejalan dengan
lowongan pekerjaan yang masih minim, hal itu pula yang membuat banyak warga yang
hidup dibawah garis kemiskinan, ~~
Kau dengar? Tidak kah kau dengar? Kisah horor dalam secarik kertas buram, goresan singkat bertintakan darah, tentang hari dimana satu kesalahan membawa malapetaka.
Ku ceritakan pada mu dalam sebuah tulisan, yang mungkin hanya engkau anggap cerita fantasi semata.
Bukan... Bukan... Itu yang ku maksud, kau tak akan pernah percaya.
Pagi itu aku berada pada titik terendah, tanpa dapat menemukan satu hal yang mungkin bisa ku jadikan semangat dalam mengayomi sisa kehidupan.
Impian yang sudah beberapa tahun ku rancang terasa sia sia, lebur bersama dengan isak tangis yang sedari tadi tak dapat ku bendung.
Walau beberapa kali sanak saudara sudah mencoba menenangkan, tetap saja kaki ini seperti engan untuk beranjak, tangan ku terus memeluk erat tubuh Mbah Wir yang sudah terbujur kaku, terbungkus kain putih itu.
Hotel Darlawangsa dipenuhi oleh aparat berbaju coklat serta para pemburu berita, satu kejadian besar telah terjadi, Pembunuhan berencana wartawan senior menjadi Headline yang menghiasi halaman utama setiap media cetak.
Hasil rilis dari olah TKP yang dilakukan oleh pihak berwajib, mengindikasikan Cinta Segi 3 menjadi motif Si penguasa dunia Malam bernama Jhony untuk menghabisi Kirno.
Alkisah di tahun 80 an hidup seorang Janda, umur nya sudah menginjak usia 57 tahun, dirinya memiliki 4 orang anak, anak pertama bernama Rina memiliki 1 orang anak, sementara anak ke 2 nya Mukti memiliki 6 orang anak, dan Giman dengan 5 orang anak.
Satu anak lainnya yg bernama Evi sudah berpulang terlebih dulu menghadap Sang Maha pencipta.
Ok mari kita mulai, satu ketika Si Wanita uzur tersebut mengumpulkan 3 anak nya, untuk membagikan harta, ~~
~dengan harapan ketika dia telah tiada, ke 3 anaknya tidak akan meributkan perihal hartanya yg melimpah tersebut.
Singkar cerita semua sudah dibagi rata, dan hanya menyisakan rumah yg saat ini ditempati olehnya, Si wanita sebenarnya ingin memberikan rumah itu ke cucu nya dari ~~.