Almarhum ayah saya, lebih banyak dipanggil orang dengan nama Pak Rahap (singkatan dari Harahap) dibandingkan dengan nama asli beliau (Indra Harahap, SH). Kelahiran 1939, beliau malang melintang di dunia hukum dan merupakan lulusan Sekolah, Hakim dan Jaksa (SHD) Medan
Ayah saya tidak pernah membicarakan pekerjaan namun selalu bertutur kisah hidupnya dari kecil di Siharang Karang Padang Sidempuan hingga merantau ke medan tinggal di sanak famili
Cita-cita sekolah bagi anak jaman kemerdekaan awal merupakan hal yang langka, harus berprestasi bagus dan punya keluarga yang mau ditinggali, kalo tidak salah ayah saya cerita tinggal di rumah Udanya di Medan agar bisa sekolah
Saya membayangkan anak kecil jaman itu 13an jam jalur darat, masa awal kemerdekaan dengan keterbatasan fasilitas transportasi, komunikasi, dan lainnya sudah punya cita-cita tinggi hingga merantau ke Medan untuk sekolah
Jaman dulu numpang di rumah family hal biasa, ayah saya cerita sudah membersihkan rumah, mengurus anak Udanya, dan sepulang sekolah juga begitu, agar dapat makan, tumpangan, dan akses ke sekolah yang merupakan barang mewah ketika itu
Salah satu kenangan yang saya ingat waktu kecil tahun 1990an itu diajak ayah tamasya ke Ragunan dan Taman Ria Senayan kalo lagi liburan sekolah (dulu catur wulan) itupun syaratnya harus ranking di kelas. Paling seneng kalo diajak Naik Bis Tingkat,
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Lagi rame apakah koruptor bisa jadi pimpinan KPK, ini syaratnya sesuai UU
Seharusnya point F tentang perbuatan tercela sudah bisa ya karena penjelasannya merupakan perbuatan yang merendahkan martabat KPK jadi ngga akan mungkin pernah korupsi yang jadi tugas KPK jadi pimpinan
Point G apalagi, sudah jelas banget, jangankan jadi pimpinan KPK mendaftar jadi calon saja harusnya sudah langsung dicoret oleh pansel karena administratifnya tidak bisa