Kunamus~ Profile picture
Sep 1, 2021 62 tweets 11 min read Read on X
Urban Legend : Rumah Darmo

@bacahorror @threadhorror #bacahorror
Disclaimer :
Peristiwa ini saya alami sendiri bersama teman teman kuliah saya dan satu orang saksi narasumber lokal. Untuk nama nama teman saya, akan saya sebutkan nama sesungguhnya. Dan untuk narasumber, saya samarkan namanya atas dasar privasi
Dalam thread ini, akan saya lampirkan juga beberapa foto yang mungkin bagi sebagian orang yang memiliki indra keenam akan sensitif.

Dan atas pertimbangan bersama, foto foto tersebut bisa saya hapus sewaktu waktu apabila ada teman saya yang mengalami gangguan gaib
Mari kita mulai
Kisah ini berawal pada pertengahan bulan Oktober 2014. Sebagai mahasiswa baru di kota Surabaya, saya sangat antusias dengan tragedi sejarah dan peristiwa yang terjadi di kota ini
Adalah Haris, Dwi, Luthfi, Adi dan Saiful. Teman teman saya ini memang gemar untuk mencoba hal baru dan anti mainstream.

Dan hal baru dan anti mainstream kami pertama dan terakhir adalah penelusuran lokasi lokasi angker di Surabaya
Siang harinya di kampus setelah makan siang, kami berencana untuk keliling mencari lokasi horor di kota Surabaya. Dimulai dengan kebun belakang salah satu kampus, makam peneleh dan tempat horor paling fenomenal :

Rumah Darmo
Setelah sepakat, kami membubarkan diri. Dan akan kembali berkumpul di gerbang kampus pukul 22.00 WIB.

Malamnya, semua anggota datang tepat waktu. Suatu hal yang jarang terjadi di Indonesia. Dimana biasanya ketika janjian, orang selalu datang terlambat.
Namun mungkin karena antusias dan rasa penasaran yang tinggi, para cecunguk ini datang tepat waktu. Setelah menggambar jalannya rute, kami memulai ekspedisi kami mulai dari kebun belakang kampus
Sesampainya di depan gerbang kampus, kami berhenti sejenak di salah satu warung kopi. Sambil menikmati dinginnya angin malam, kami juga mengobservasi area yang akan kami tuju.

Jam masih menunjukkan pukul 22.45. Masih "pagi" untuk ukuran hantu/demit
Setelah selesai ngopi, kami ijin ke pos penjagaan. Dengan menunjukkan identitas, kami dipersilahkan masuk kampus.

Saat itu memang peraturan kampus di Surabaya terbilang longgar, karena saat malam hari pun banyak mahasiswa/mahasiswi yang mengerjakan tugas atau sekedar cari wifi
Setelah sampai lokasi, kami melihat sekeliling.

Tak ada aktivitas.

Ya memang, ngapain juga mahasiswa malam malam main main ke kebun belakang kampus. Cuma kami ber-6 saja yang lurang kerjaan
Setelah itu, tim kami bagi 2. Aku, Saiful dan Adi pergi mencari fenomena gaib dengan kamera digital milik Saiful.

Sementara Luthfi, Haris dan Dwi bertugas menjaga motor sambil explore area sekitar tempat motor kami diparkir. Karena siapa tau kalau ada orang yang berniat jahat
Kami bertiga menyelusuri kebun pisang dan rimbunnya semak belukar. Yang kutakutkan di kondisi seperti itu adalah adanya ular berbisa. Bila tergigit, bisa bisa nyawa jadi melayang

Kami jalan beriringan, sepertinya memang nyali kami tidak seberapa besar.
Sambil beberapa kali aku memfoto beberapa lokasi yang dimana spot tersebut cukup membuatku merinding.

Tiba tiba angin berhembus cukup kencang, namun disertai hawa yang tidak enak. Sepertinya penunggu kebun tersebut terganggu dengan kehadiran kami
"He, ayo balik. Aku wedi" (He, ayo kembali. Aku takut) ucap Adi

"Iyoi, hawane mulai gak penak" (iyai, hawanya mulai tidak enak) sambung Saiful

Rupanya mereka juga merasakan ketidak-enakan hawa di lokasi tersebut. Demi keamanan bersama, kami sepakat mengakhiri penelusuran
Kami kembali ke parkiran motor. Kulihat mereka juga berkumpul. Muka Dwi dan Haris seperti agak ketakutan, cuma Luthfi yang kelihatan lebih santai dari mereka berdua.

Setelah itu, kami keluar dari kampus, mencari warung kopi, dengan maksud untuk mencairkan suasana
Di warung, kami sibuk menceritakan apa yang kami liat.

"Aku maeng ndek sekitar parkiran krungu wong dehem. Aku yakin duduk suorone Luthfi ambek Haris" (aku tadi disekitar parkiran mendengar orang berdehem. Aku yakin bukan suara Luthfi dan Haris)
"Lha aku maeng ndek kebon malah ketok bayangan uwong mlayu. Tak kiro yo koe, tapi iling nek koe enek ndek parkiran" (lha aku tadi di kebun malah liat bayangan orang berlari. Tak kirain kamu, tapi inget nek kamu ada di parkiran) tambah Adi.
Aku cuma menyimak, sambil melihat hasil jepretan kamera.

"Wes ngene ae, peneleh e ndak usah. Langsung omah Darmo ae" (Sudah gini saja, makam peneleh tidak usah. Langsung ke rumah Darmo saja) tutur Haris.

Kami mengiyakan, rupanya mental kami sudah tidak seberani waktu berangkat
Waktu itu, kami masih belum mengetahui dengan pasti dimana lokasi Rumah Darmo ini berada. Karena ada kata "Darmo" kami menuju ke arah Taman Bungkul.

Sekedar info bahwa kawasan Darmo adalah kawasan perumahan tempat tinggal kaum elit dan bangsawan sejak jaman Belanda
Hingga kini, masih bisa banyak ditemui rumah rumah megah dan mewah yang ada di jalan Darmo.

Sebagian besar sudah di renovasi mengikuti perkembangan jaman. Namun ada juga beberapa bangunan rumah yang tetap menjaga historis dengan tetap bergaya bangunan klasik era kolonial
Sesampainya di Taman Bungkul kami bertanya kepada para pedagang asongan atau mungkin orang yang kami yakini tau keberadaan rumah Darmo

Sampai kami bertanya dan kenal dengan narasumber kami, sebut saja nama beliau mas Ridwan. Beliau juga yang berkenan mengantar kami ke lokasi.
Jam menunjukkan pukul 01.30. Kami memasuki kawasan perumahan elit Darmo.

Sekitar 100 meter dari lokasi, hawanya sudah sangat tidak enak. Terlihat begitu gelap dan kelam dari kejauhan. Begitu gagah dalam kegelapan
Entah mengapa lokasi ini sangat ramai oleh pemuda pemudi. Dan beberapa bulan setelah itu, saya dikasih tau bahwa tempat tersebut sering digunakan sebagai tempat (maaf) me*um oleh para remaja.

Suatu hal yang amat sangat tolol
Namun kami kesini untuk mencari tahu dan memenuhi rasa penasaran kami. Nampak dari depan, rumah ini memberikan sentuhan yang magis.

Sepintas ada niat dari lubuk hati untuk membatalkan masuk rumah. Namun karena mas Ridwan meyakinkan, kami akhirnya memberanikan diri
Kami melangkah masuk. Suasana langsung berubah mencekam. Meskipun banyak orang yang masuk karena juga sama sama "penasaran" dengan lokasi ini

Aku pun coba mengambil dokumentasi. Dengan mengucap bismillah dan nuwun sewu, aku memberanikan diri memfoto sekeliling

Dan . . .
Terlihat di jepetran kamera, begitu banyak bintik bintik putih yang banyak orang menyebutnya dengan nama "orbs"

Diyakini bahwa orbs merupakan energi yang dihasilkan oleh mahluk tak kasat mata
Rumah ini begitu megah. Bahkan luar biasa mewah untuk ukuran rumah idaman. Jika saja rumah ini masih layak huni, tentu akan menjadi primadona bagi setiap manusia untuk dapat memilikinya

Sangat disayangkan bahwa rumah ini menjadi terbengkalai, kotor dan penuh dengan vandalisme
Kami terus menjelajahi isi rumah. Dan aku yang kebetulan membawa kamera juga kadang diminta teman teman untuk memfoto mereka.

"Nam, fotoen aku po.o" (nam fotoin aku dong) ucap Saiful

"Oke"
Dan inilah hasilnya
Sekali lagi, foto foto disini sewaktu waktu bisa saya hapus. Atau mungkin saja thread ini juga akan saya hapus apabila ada laporan teman saya/mungkin saya sendiri mengalami gangguan yang tidak mengenakkan
Aku cuma diam, setelah melihat hasil foto Saiful. Sambil mengangkat jempol, agar ia yakin sudah kufoto dan kembali melanjutkan penjelajahan

Sampai saat ini ketika ingat momen tersebut cukup membuatku bergidik ngeri
Sampai kami tiba diruang bawah tanah. Ruang yang digadang gadang menjadi saksi bisu atas tragedi hitam yang terjadi dirumah ini

Hawa ruangan seketika menjadi panas dan gerah. Situasi cukup mencekam, karena cuma tim kami yang turun ke ruang bawah tanah
Sampai kami tiba di lokasi kamar mandi. Lokasi yang ditengarai menjadi lokasi pemb*nu*an penghuni rumah ini.

Sebenarnya ada foto mengenai bak mandi yang masih ada bekas darah. Namun karena energinya cukup besar, saya putuskan untuk tidak menampilkannya
Mas Ridwan bercerita bahwa di kamar mandi ini dulunya tempat anak dan pembantunya dib*nu* .

Saat berkisah, tiba tiba bau ruangan menjadi anyir darah. Dan suhu ruangan mendadak pula begitu panas. Daripada terjadi hal yang tidak di inginkan, mas Ridwan mengajak kami keluar lokasi
Sesampainya diluar, kami merasakan udara cukup dingin. Berbanding terbalik dengan udara dan hawa ketika berada didalam rumah.

Kami duduk diluar, sambil menenangkan diri masing masing. Kemudian mas Ridwan menyalakan rokoknya, ia bersiap bercerita
"Omah iki biyen duwene wong sugih. Wong e sukses. Usahane maju lancar. Tapi utange yo akeh. La pas waktu iku ekonomi pas koleps, akhire usahane bangkrut. Tapi utange tetep numpuk. Wes diwehi kesempatan yoan ben iso ngelunasi. Tapi ujung-ujung e ndak kuat-
Akhire wes pendak wayah, omahe ditekani debt kolektor. Iku pas pisan sak keluarga kumpul ndek omah kabeh. Akhire pas ditagih coro alus gaiso, metu coro kasar. Bapak e dipateni ndek ruang tamu, ibuk e dipateni ndek dapur. Lha anak karo pembantune mlayu ndek jeding-
Bapak ibuk wes dipateni, la debt kolektor iki maeng goleki sisa keluarga sg tersisa. Pembantune wes nyoba meneng, karo nutup mingkem lambene anak e juragane. Tapi dasare arek cilik nangis, akhire suarane krungu pisan-
Akhire lawang jeding didobrak. Dan wong 2 iku maeng yo dipateni ndek jerone jeding. Mari kasus pembunuhan iku, gak ono wong wani nuku omah iki. Nganti saiki"
(Rumah ini dulunya punyanya orang kaya. Orang sukses. Usahanya lancar. Tapi hutangnya juga banyak. Waktu ekonomi Indonesia menurun, usahanya bangkrut. Tapi hutangnya masih banyak. Sudah dikasi kesempatan untuk melunasi, tapi tetep tidak kuat membayar-
Akhirnya jatuh tempo, rumahnya didatangi debt kolektor. Kebetulan juga waktu itu keluarganya sedang dirumah. Setelah ditagih cara halus tidak bisa, dipakai lah cara kasar. Bapaknya dibunuh diruang tamu. Ibunya dibunuh di dapur. Anak dan pembantunya lari ke kamar mandi-
Bapak dan ibu sudah dibunuh, debt kolektor ini kemudian mencari keluarga yang tersisa. Pembantunya sudah berusaha diam sambil menutup mulut anak juragannya. Namun namanya anak kecil nangis, akhirnya ya terdengar juga-
Akhirnya pintu kamar mandi didobrak. Dan 2 orang tersebut dibunuh di dalam kamar mandi. Setelah kasus pembunuhan ini ramai, tidak ada orang yang berani untuk membeli rumah ini. Sampai sekarang)
Merinding. Pantas saja aura rumah ini terkesan gelap dan sedih. Mungkin karena adanya tragedi yang menelan korban jiwa di masa lalu.

Setelah cukup tenang, aku perlihatkan hasil foto yang kuambil ke mas Ridwan.

Beliau melihat satu persatu foto yang ada
Kemudian beliau berkata "yawes ngunu iku. Untung wes metu tekan omah" (ya begitu itu. Untung saja sudah keluar dari rumah)

Padahal jarak kami sama pagar rumah cuma sekitar 10meter. Ya akan tetapi cukup membuat kami agak tenang daripada ketika masih didalam rumah
Before dan after. Di lokasi yang sama dengan jeda jepretan selisih sekitar 5-10 detik
Rumah Darmo ini cukup memang cukup melegenda. Bahkan beberapa acara horor pada waktu itu, mengambil lokasi ini untuk dijadikan sebagai tempat shooting.

Dan secara kebetulan ketika dua kalinya saya kesana, saya menjumpai shooting acara Jejak Paranormal
Untuk versi asli cerita mengenai asal usul rumah ini memang cukup banyak dan bermacam macam. Ada yang karena pesugihan, ada yang dibunuh dan lain lain.

Dan untuk cerita ini, saya sampaikan atas penuturan dari mas Ridwan selaku narasumber dan tur guide kami di rumah Darmo
Terlepas dari benar atau tidaknya cerita tersebut, semua saya kembalikan lagi kepada para pembaca.

Bahwasanya memang bangunan bangunan terbengkalai seperti itu umumnya memiliki sejarah kelam di masanya
Dan karena banyak laporan mengenai maraknya kasus vandalisme dan mesum di tempat ini, info terbaru mengatakan bahwa Rumah Darmo sudah diberi garis polisi dan dibangun pagar penutup akses masuk ke rumah.

Dan rencananya dalam waktu dekat, rumah ini akan difungsikan lagi. Semoga
Sebelum pulang, Luthfi meminta difoto untuk dijadikan momen kenang kenangan. Dan ini hasilnya
Kami berterima kasih kepada mas Ridwan karena sudah mengantar dan menemani kami meng-explore salah satu urban legend kota Surabaya. Sebelum berpisah, kami urunan untuk memberinya sedikit uang tip. Awalnya beliau menolak, namun kami paksa karena bagaimanapun itu rasa terima kasih
Sebelum berpisah beliau berpesan bahwa :

"kabeh iku wes ono dalane. Mugo mugo ono pelajaran sing adewe jupuk tekan kejadian ndek omah iki" (Semua sudah jalanNya. Semoga ada pelajaran yang bisa diambil dari kejadian di rumah ini)
Kami dan mas Ridwan berpencar. Pulang kembali kerumah/kost masing masing.

Jam menunjukkan pukul 03.45, tepat adzan Subuh kami sampai di kostku. Semua sepakat untuk tidur bersama.
Pukul 10.00 WIB, kami berangkat ke kampus. Tak khayal satu kelas menjadi gempar setelah foto hasil ekspedisi, kami tayangkan dengan proyektor.

Dan untuk pertama kalinya kami ber-6 sepakat meyakini bahwa "mereka" benar benar ada.
Memang yang namanya penasaran terhadap hal-hal gaib itu merupakan sebuah kepribadian unik yang dimiliki oleh sebagian besar orang orang Indonesia.

Tinggal bagaimana kita membuktikan dan meyakinkan diri kita sendiri untuk mempercayai keberadaan "mereka"
Saya kunamus, terima kasih telah membaca.

Selamat malam.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Kunamus~

Kunamus~ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @nizaramadhan08

May 20, 2022
Kita mulai pelan pelan saja ya. Mumpung cuaca juga lagi hujan, sambil makan gorengan + minum teh hangat ini
Kisah ini sebenarnya saya dapatkan waktu bukber reuni puasa kemarin.

Namun karena ada tradisi bahwa bulan puasa itu setan pada dikurung, jadinya ya saya pending dulu
Read 232 tweets
Jan 27, 2022
Tahun 2020 awal sebelum adanya pembatasan kegiatan publik secara nasional, aktivitas orang di Indonesia cenderung biasa-biasa saja.

Begitupun kehidupan perkuliahan, berjalan tatap muka seperti biasa. Kisah ini dialami oleh salah satu Mahasiswa di kampus ternama di Ibukota.
Sebut saja namanya Anton, Ia baru saja memasuki semester 3 perkuliahannya. Semester yang menurut saya sendiri adalah semester awal menuju kesibukan-kesibukan kampus sampai semester-semester berikutnya.
Read 67 tweets
Jan 5, 2022
Istidraj : Ketika Tuhan sudah tidak memperdulikan hambanya.

@bacahorror @threadhorror #bacahorror Image
Saat baru menginjak usia remaja, saya dulu pernah melihat suatu video di YouTube yang memperlihatkan seseorang yang sudah meninggal, kemudian didalam makamnya diperlihatkan bagaimana ia meronta-ronta dan berteriak meminta ampun kepada Tuhan atas segala perbuatannya semasa hidup
Video yang bikin saya susah tidur, mengingat backsound dari video tersebut juga memberi efek ngeri bagi yang mendengarnya

Namun ketika beranjak dewasa dengan segala macam fakta dan kebenaran, menunjukkan bahwa kebanyakan video video semacam itu hanyalah video palsu/hoax
Read 61 tweets
Nov 18, 2021
Cerita ini saya dapatkan ketika saya mendatangi acara Tahlil rutin tahunan alm. Mbah saya beberapa saat yg lalu

Sebut saja namanya Verdi. Ia adalah teman bermain saya saat berada dirumah mbah waktu masih kecil
Bekerja diluar pulau, membuatnya jarang sekali pulang ke kampung halamannya. Namun nasib kurang baik menimpanya, Ia diputus kerja oleh tempat kerjanya saat kasus C-19 masih ganas-ganasnya

Dan untungnya, tabungannya cukup untuk membuka sebuah usaha Roti bakar di dekat rumahnya
Read 143 tweets
Oct 14, 2021
Cerita ini akan jabarkan menurut penuturan pengalaman dari narasumber. Dimana narasumber ini merupakan salah satu juru kunci Gunung Penanggungan.

Untuk nama-nama orang di thread ini, akan saya samarkan atas permintaan privasi dari beliau
Pak Sutris, merupakan seorang juru kunci dan seorang juru rawat situs yg tinggal di kaki gunung Penanggungan.

Setiap hari, beliau selalu menerima tamu dan pengunjung dari berbagai daerah untuk sekedar nuwun sewu (permisi) ketika akan mendaki gunung penanggungan.
Read 102 tweets
Sep 14, 2021
Dalam thread ini akan saya ceritakan menurut sudut pandang saya dan teman saya, sebut saja namanya Putra (nama samaran)

Dan untuk lokasi rumah sendiri akan saya samarkan atas permintaan dari Putra sendiri. Bagi yang sudah mengetahui, harap disimpan masing masing
Tahun 2016, merupakan tahun dimana saya memberanikan diri untuk mencoba menjadi seorang pendaki gunung.

Bersama dengan rekan rekan yang lain, saya memulai pendakian pertama saya menuju gunung P****g**n di kabupaten M
Read 105 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(