kalong Profile picture
Sep 10, 2021 93 tweets 12 min read Read on X
Dari judulnya ada yang tau siapa mereka?
Silahkan komen sebelum saya mulai ceritanya.
Kisah ini berawal di tahun 2010 waktu Nia masih duduk di bangku SMA, tepatnya hari jumat, saat ujian praktek Seni tarian kuda kepang/jaran kepang. Semua siswa kelas 1,2 dan 3 memenuhi isi lapangan sekolah, memberikan sorak semangat untuk peserta ujian.
Tarian yang mempertontonkan kelihaian peserta ujian agar mendapatkan nilai yang bagus, membuat beberapa pasang mata menikmatinya. Suara berisik siswa tak mengendurkan niat untuk mengabadikan beberapa momen dengan ponselnya,
namun tiba-tiba, beberapa siswa berlari berhamburan, berteriak tak jelas membuat sebagian siswa kebingungan apa yang sedang terjadi. Setelahnya, hampir separuh siswa yang berada di lapangan tersebut, kesurupan masal.
Memang dulunya sekolahan itu sering terjadi kesurupan masal, namun kali ini paling parah. Hampir semua siswa kesurupan dengan menari di tengah lapangan. Tak butuh waktu lama, setelah kedatangan Ustadz, kondisi waktu itu sudah mulai kondusif.
Beberapa siswa diperbolehkan untuk kembali belajar, mengingat keadaan sudah membaik. Nia bersama kawannya memutuskan untuk tidak pulang lebih awal, mereka menuju kantin untuk sekedar mengisi perut.
Tiba-tiba dari arah tak jauh dari pandangan Nia, ada siswa yang berlari meminta tolong, ia berteriak membuat Nia dan kawan-kawannya terjingkat.

Dengan nafas ngos-ngosan ia berhenti sejenak mengatur nafas, "kak tolong, temenku kesurupan".
Dengan tergesa-gesa, merekapun berlarian menuju tempat dimana siswa yang kesurupan itu, beberapa siswa dan guru sudah membawanya ke aula, berharap tidak menular ke siswa lain dan membuat ricuh kembali.
Waktu itu Nia merasa ada yang janggal ketika melihat Sari, gerakannya meliuk-liuk, kepalanya berirama dengan gerakan tubuhnya, seperti ular. Dengan doa bersama di aula, akhirnya siswa itu sadar namun masih dalam kondisi linglung.
Akhirnya atas persetujuan para Guru, Sari di perbolehkan pulang dengan di antara oleh Nia dan beberapa temannya. Nia masih mencerna gerak gerik Sari, seperti bukan dirinya waktu itu, ia berasumsi jika Sari masih di ikuti oleh sosok itu.
Sesampainya di rumah Sari, kejadian kesurupan pun terulang kembali, dimana, Sari meminta beberapa permintaan, seperti bunga, kemenyan dan pandan. Tak hanya itu saja, Sari meminta baju warna putih, merias wajahnya, kemudian melantunkan tembang Jawa.
Dengan suara yang sangat lembut, Nia menikmati, setelah mendengar Sari melantunkan tembang Jawa, karena baru pertama kalinya ia mendengar seseorang yang kesurupan dengan melantunkan tembang Jawa. Ia lantas berpikir, apakah mungkin sosok itu adalah seorang Nyai.

.
Terdengar suara pintu di ketuk, setelah seseorang mengucapkan salam dengan suara beratnya. Ibu Sari perlahan membuka pintu, di depannya, seorang laki-laki paruh baya sedang berdiri, dengan pakaian serba putih mengenakan sorjan di kepalanya.
Ustadz yang sebelumnya di mintai pertolongan sudah datang. Kemudian proses ruqyah pun di mulai. Nia merasakan di dalam rumah itu seperti ada energi negatif yang cukup kuat, ia tak tahan, kepalanya pusing, badannya merinding hebat, Nia tau betul jika ia berlama-lama di sana,
sesuatu yang tak di inginkan bakal terjadi, namun sebelum itu, Nia melangkah keluar, menutup pintu rapat rapat setelah berpamitan dengan pemilik rumah.
Sesampainya di rumah, Nia bergegas untuk membersihkan diri kemudian makan siang, tiba-tiba perasaannya kala itu berbeda dengan biasanya, ia sedikit demi sedikit melantunkan tembang Jawa,
"Yen ing tawang ono lintang cah bagus... Aku ngenteni tekamu" dengan sayu Nia menembang hingga ia tak sadar jika suara keras itu mengagetkan dirinya, "Nduuuukk" Suara lantang terdengar dari arah belakang, Mbok Siti, mengagetkan nya.
Nia perlahan memalingkan wajahnya, memandangi wanita paruh baya itu kemudian tersenyum.

Keesokan harinya, setelah merasa sudah cukup melahap beberapa makanan yang sudah tersaji di meja makan, Nia berpamitan dengan Mbok Siti,
melanjutkan ujian praktek seni yang sebelumnya belum usai. Di dalam ruangan yang cukup luas itu, Nia melihat kawannya, Sari sudah duduk menyendiri, matanya kosong melihat papan yang terpasang di depan ruangan. Kemudian ia melangkah perlahan, mendekati Sari.
"Braaak..." Suara gebrakan seketika membuat seisi ruangan itu menggema, namun Sari tak bergeming sedikitpun. Pelan, pelan sekali, kepala Sari menengok ke arah Nia yang sedang berdiri di sampingnya. Sari melotot, mengeluarkan bunyi berdenyit dari gesekan giginya.
Memandang Nia dengan seksama tanpa berkedip membuat mentalnya menyurut. Nia lemas, hampir rubuh namun masih ia tahan dengan sisa tenaganya. Melihat itu, Sari kemudian tertawa, semakin tertawa hingga satu gebrakan dari tangan Sari membuat tubuh Nia seketika terjatuh.
"Nia ... Nia ... Ngapain kamu berdiri di situ?" Ia menoleh, memandang wajah Sari dari ambang pintu, kejadian yang di alami barusan membuat Nia mengurungkan niatnya. Nia tersenyum, "emm ... gak..papa. Sari" Sedikit terbata, kemudian melangkah mendekatinya.
Nia membuka omongan, menanyakan kabar dari Sari tempo hari, setelah itu, Sari menceritakannya. Bahwa sosok yang sempat merasuki tubuh Sari, ia adalah seorang sinden, namun yang membuat Nia terkejut, ketika Sari menjelaskan, jika sosok itu adalah siluman ular.
Yang lebih mengagetkan lagi, jika sinden itu tidak sendirian, melainkan ada 3 sosok ronggeng yang dia bawa.
Nia kaget, mencerna kata demi kata dari ucapan Sari, kemudian ia berfikir, apakah mungkin, salah satu dari ronggeng tersebut yang dia yakini sedang ikut bersamanya. Dan benar saja, Sesampainya di rumah, Nia merasa ada yang aneh, seperti di awasi oleh salah satu sosok ronggeng tsb
Dalam hal gaib, Nia memang sedikit lebih peka. Sampai akhirnya, tiba-tiba saja Nia menangis tanpa sebab, ia sadar jika ada sosok yang ingin merasuki tubuhnya, namun ia tepis, menolak energi itu untuk menguasai. Nia mencoba memejamkan mata, berdzikir sembari membaca doa sebisanya.
Ketika ia membuka netranya, benar saja, tepat di hadapannya, ia melihat punuk rambut atau semacam gelungan rambut wanita jaman dulu. Sontak membuatnya terjingkat, pikirannya kalut, dengan kondisi sudah tak karuan, karena hampir setengah hari, Nia menangis tanpa sebab.
Mbok Siti yang bingung melihat kondisi anaknya, segera mencari bantuan.
Di sebuah rumah yang tak terlalu besar itu, dengan model limasan beserta ukiran pada gawang pintu jati menambah kental aksen jawanya. Mbok Siti melangkah dengan hati-hati sembari memapah Nia yang sekarang dengan kondisi lebih parah.
Belum juga di ketuk, seorang laki-laki paruh baya membuka pintu, kemudian mempersilahkan mereka masuk.
Semerbak aroma dupa wangi dan beberapa kembang, membuat suasana di ruangan itu begitu menenangkan. Mbok Siti dan Nia pun duduk setelah di persilahkan oleh lelaki paruh baya tersebut.

"Nduk, kae bohlam lampu delengno"
( perhatikan bohlam lampu itu)
Nia mengangguk, memperhatikan bohlam lampu yang ditunjuk Mbah Harjo. Tak butuh waktu lama, Nia merasakan netranya tiba-tiba berat, kemudian ia tertidur. Dalam lelapnya, Nia tidak benar-benar tertidur, ia masih bisa mendengar suara orang di sekitarnya.
"Delok meneh, koe bakal ndelok sopo sik ganggu awakmu, Nduk"
( sebentar lagi, kamu bakalan melihat siapa yang ganggu kamu)
Di alam bawah sadarnya, Nia melihat dengan jelas, sosok itu menampakkan wujudnya. Sosok itu, rambutnya panjang menjuntai, terdapat punuk rambut atau gulungan rambut, memakai kemben, jarik warna putih dengan corak batik warna coklat.
Selendangnya merah muda dan hijau. Namun nia tak dapat melihat wajah sosok itu dengan jelas karena tertutup rambut, hanya hidung dan bibirnya saja. Sosok itu benar-benar cantik, anggun dan tiba-tiba saja, Nia mendengar suara lembut, sosok itu berkata "aku Nyai....seko solo, Nduk"
"Sampean, ojo ganggu bocah iki maneh" Mbah Harjo tiba-tiba berkata kepada sosok itu, namun Nia masih bisa mendengarnya.

Nia mengangguk, kemudian ia sadarkan diri.

***
Singkat cerita, setelah beberapa minggu berlalu, Nia merasakan sosok ronggeng itu masih datang lagi, tapi kali ini sosok itu hanya mengawasi dari jauh. Karena Nia merasa tidak terganggu, ia mengabaikan saja. Tapi justru itu menjadi boomerang untuknya.
Kurang lebih 2 tahun sosok Nyai itu mengikuti dan mendampinginya, sampai di titik dimana Nia merasakan ada perubahan dengan dirinya. Nia merasa jika dirinya sekarang adalah sosok Nyai itu. Benar-benar sudah tidak logis menurutnya.

"Sing kuat sing menang"
Dari mulai warna kesukaan, wangi wangian, Nia selalu mengikuti keinginannya. Hingga sampai ia berpikir untuk membuangnya, ketika ada suatu kejadian, dimana, waktu itu, di suatu pabrik tempat ia bekerja, Nia bertemu dengan seseorang wanita paruh baya.
Wanita itu melihatnya dengan tak senang. Lantas ia berkata kepada Nia.

"Nduk, sampean masang susuk to"

Nia terkejut, ia mencerna ucapan wanita itu, seumur hidupnya ia belum pernah mengenal ilmu pengasihan seperti itu. Nia tak menjawab, kemudian pergi meninggalkan wanita itu.
Tubuhnya mendadak kesemutan, Nia tau betul, jika itu adalah awal dari kesurupan, Nia kemudian meminta pertolongan kepada salah satu orang yang bekerja di sana untuk menetralisir, namun tiba-tiba saja, orang itu terpental, ilmunya terlalu kuat, orang itu menyerah.
Akhirnya Nia memproteksi dirinya dengan cara berdoa sebisanya, beruntung, Nia bisa bertahan hingga di rumah Mbah Harjo.

Setiba di sana, Nia menceritakan semua yang di alami selama 2 tahun yang lalu setelah pengusiran ronggeng sampai kejadian terakhir kalinya.
Mbah Harjo mengernyitkan dahinya, "sik nulungi awakmu iku udu aku Nduk".
(Yang menolong itu bukan saya)

Nia bingung, lantas siapa yang selama ini membantunya. Tapi selama dia di ikuti ronggeng itu, Nia selalu diperlihatkan oleh sosok wanita tua.
Nia kemudian menceritakan ciri-cirinya. Dan benar saja, sosok yang ada di imajinasinya ternyata ada. Mbok Yanti. Salah satu kenalan Mbah Harjo.

Mbah Harjo tersenyum tipis, " Yanti iku kancaku Nduk", sejenak terdiam, Mbah Harjo memejamkan netranya, kemudian mengangguk.
"Mlebuo, lawange ra di kunci" Suara pintu berkriet, membuat beberapa pasang mata memandangi ke arah tersebut, muncul seseorang wanita paruh baya, mungkin seumuran dengan Mbah Harjo, berjalan pelan kemudian memperkenalkan dirinya,
"aku mbok Yanti, Nduk. Seprene suwe ne aku nunggoni awakmu" (Aku Yanti, Nak. Sudah lama menunggumu)
Tiba-tiba Nia mendengar suara gemuruh air, ia menajamkan pendengarannya,"buk, jawah njih?" (Hujan ya buk)

Belum sempat ibunya menjawab, Mbah Harjo memotongnya, "rungokno meneh Nduk, iku suoro opo" ( dengarkan lagi, itu suara apa)
Nia mencoba sekali lagi, lantas ia berfikir, mana mungkin di daerah pegunungan ada pantai. Namun kemudian ia urungkan, mengabaikan suara tersebut.

"Kepie Nduk?" Mbok Yanti bertanya.
Nia kemudian menceritakan awal mula kejadian yang ia alami hingga malam itu. Tiba-tiba mbok Yanti memejamkan matanya, beliau menjadi mediator dari sosok ronggeng tersebut. Nia terkejut, merinding hebat, benar-benar ketakutan.
"Koe ngopo wedi karo aku, Nduk? Aku tresno karo awakmu. Koe gelem ora melu aku?" ( kamu kenapa takut dengan saya, saya suka dengan kamu, maukah ikut denganku) Suaranya lembut, namun seperti mengintimidasi. Nia gemetar, bibirnya pucat, ketakutan itu semakin lama menguasainya.
Tak lama setelahnya, Mbok Yanti tersadar, ia lantas sedikit memberikan penjelasan kepada Nia. Bahwa sosok ronggeng itu tidak jahat, justru ingin melindungi, namun semua itu kembali kepada Nia, akhirnya Nia memutuskan untuk membuangnya,
karena menurutnya, sosok itu sudah memberikan pengaruh kurang baik.
Nia kembali memejamkan netranya. Mbah Harjo dan mbok Yanti pun segera memulai ritualnya.

Disana, di dimensi lain, tak lama setelahnya, Nia melihat cahaya terang, sangat terang. Nia melihat sosok wanita yang sangat cantik, mungkin seluruh Indonesia pun tau siapa beliau.
Wanita itu memakai kemben warna hijau, lengannya dan tangannya memakai gelang, ada roncean bunga melati, persis seperti yang di lukiskan. Wanita itu adalah Nyi Roro Kidul. Namun saat itu, Nia tak dapat melihat wajahnya karena silau cahaya terang.
Diwaktu yang bersamaan, Mbok Siti pun panik, melihat tubuh anaknya yang berubah menjadi pucat, seperti mayat. Tiba-tiba saja, tubuh Nia sudah di kuasai oleh sosok Ronggeng itu, sedangkan mbok Yanti sebagai wadah untuk Nyi Roro Kidul untuk menyampaikan pesan.
"Koe ngopo ganggu bocah iki! Bocah iki ora duwe dosa. Koe ngerti ora sopo aku? Njaluk cara akus opo kasar?" Ucap Nyi Roro Kidul dalam tubuh Mbok Yanti.
(Kamu kenapa ganggu anak ini. Anak ini tidak punya dosa, kamu tau siapa saya? Minta dengan cara halus atau kasar)
Nia tak bergeming, namun ia bisa mendengar ucapan tersebut, walaupun dalam pengaruh ronggeng.

"Koe gelem lungo ora seko ragane bocah iki!"
(Kamu bisa keluar tidak dari raganya anak ini)

Seketika Nia mengangguk, kemudian tak sadarkan diri.
"Mbiyen yo Nduk, nasibku iki podo karo awakmu. Aku ngerti, ngopo mbah Harjo sampe ngundang aku teko mrene. Awakmu ngroso aku sik iso nulungi, amergo ronggeng sik melu awakmu iku, tunggale yo melu ambek aku"
( Dulu, nasibku itu sama. Aku tau, kenapa mbah Harjo sampai memanggilku kesini, kamu merasa kalau simbok yg bisa menolongmu, itu karena ronggeng yg mengikutimu itu, salah satunya juga mengikutiku) Mbok Yanti menatap sayu Nia sembari mengingat-ingat kejadian beberapa tahun yg lalu
Nia mulai mengetahui benang merahnya, kenapa selama Nia di ikuti oleh ronggeng itu, dia selalu melihat wajah mbok Yanti.
Malam mulai larut, di rasa semua sudah selesai, Nia bersama mbok Siti berpamitan setelah mengetahui jika malam itu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari.
Sesampainya di rumah, setelah selesai membersihkan diri, Nia merasa energinya terkuras setelah ritual malam itu, ia membaringkan tubuhnya di dipan kamarnya. Belum lama terlelap, masih dalam kondisi setengah sadar, sekitar pukul 2 pagi,
Nia bermimpi didatangi sosok itu, entah beliau ini Nyi Roro Kidul atau Gusti Kanjeng Ratu Kidul ( karena kedua sosok itu berbeda) beliau memakai pakaian berbeda, baju yang dikenakan begitu mewah seperti baju perang berwarna emas.
Beliau memakai mahkota yang tinggi berwarna emas, roncean bunga melati dan membawa sebuah tongkat panjang. Di sampingnya ada 2 sosok perempuan dan 2 laki-laki. Beliau diam tanpa mengucapkan kata-kata, kemudian memetik bunga kanthil yg ada di mahkotanya dan diberikannya kepada Nia
Nia masih mengingat betul kejadian yang begitu cepat itu.

Setelah kejadian malam itu, hampir setiap hari ia diperlihatkan oleh sosok wanita cantik yang hadir menemuinya dan memperkenalkan diri. Mereka ini adalah Abdi Kinasih dari Kanjeng Ratu Kidul.

***
Setelah kejadian malam itu, setelah Nia diberikan bunga kanthil, banyak kejadian yang menurutnya aneh namun nyata di alami. Ia di datangi oleh Abdi Kinasih dari Kanjeng Ratu Kidul. Beberapa kisahnya akan saya singkat disini.
Malam itu, tepatnya pukul 9 malam, Nia hendak bersiap untuk tidur, tiba-tiba dari atas ternit/plafon kamarnya, ia melihat ada sosok wanita cantik hadir menemuinya, beliau berambut panjang dan memakai baju warna putih yang bagus, secara batin ia menyebutkan namanya "Sri Wedari"
Selanjutnya, sewaktu Nia pulang dari kerja, sekitar jam setengah 9 malam, kebetulan Nia di jemput oleh kembarannya. Kira-kira 100 meter setelah memasuki gang kampung rumahnya, mereka tiba-tiba reflek berhenti, di sana, didepan mereka,
terlihat dari kejauhan ditengah remang-remang lampu jalan, mereka melihat sosok wanita memakai kebaya merah dan jarik warna coklat dengan rambut di sanggul, menatap ramah sembari menyebutkan namanya "Sri Kenchono"
Kejadian ketiga, terjadi siang hari, waktu itu Nia sedang menunggu shift di ruang karyawan, tiba-tiba ada dua sosok datang menemuinya, kali ini Nia tidak bisa melihat sosok itu seperti apa, Nia hanya merasakan kehadirannya.
Samar-samar ia mendengar lirih suara wanita "koe meh njaluk opo nduk?" (Kamu mau minta apa). Karena saking takutnya, Nia hanya diam menahan takut, kemudian ia mendapatkan dua nama yaitu "Dewi Lanjar" dan "Nyai Roro Welas"
Kejadian berikutnya, waktu Nia sedang rebahan di kamar. Kebetulan pintu kamar waktu itu terbuka, terlihat ruangan yang terdapat kursi sudut yang menghadap ke TV, tiba-tiba datang sosok wanita dengan pakaian serba hitam dengan rambut yang panjang sekali.
Beliau seperti melayang melewati pintu kamar kemudian duduk di kursi sudut yang menghadap lgsg kamarnya. Reflek Nia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, Lagi-lagi ia mendapatkan sebuah nama yang cantik "Gendhis Prameswari"
Pada bagian ini Nia menjelaskan ada yang aneh saat ia menuliskan ceritanya, tiba-tiba saja pada bagian ini hilang, entahlah, namun ia mencoba untuk menulisnya lagi dan meminta ijin, dan alhamdulillah di ijinkan.
Kejadian yang ke lima, kejadian yang menurutnya paling menakutkan. Waktu itu Nia di rumah sendiri. Orang tuanya sedang pergi. Nia hendak menunaikan sholat ashar. Ketika mengambil wudhu, tiba-tiba ada sekelebat bayangan hitam melintas di depannya.
Nia kaget dan merasa ada hawa yang aneh, namun masih berpikir positif. Namun tetap saja, rasa takutnya melebih apapun, ia niatkan untuk melanjutkan sholat di ruang TV. Ketika rakaat terakhir ia memberanikan melirik ke arah kiri, dari sudut matanya,
Nia melihat sosok perempuan sedang tersenyum tipis, kulitnya putih, rambutnya panjang terurai, memakai pakaian ageman warna hijau tua dan yang membuat ketakutannya bertambah adalah
ada badan ular yang ukurannya besar sedang melilit tubuh sosok wanita itu sedangkan kepala ularnya sedang bersender di bahunya.
Selesai salam Nia sekonyong-konyong berlari sembari menangis keluar rumah mencari Mbok Siti. Lagi-lagi Nia mendapatkan sebuah nama "Nyi Blorong"
Kejadian yang ke-enam dan ketujuh. Terjadi ketika Nia sudah hijrah ke Yogyakarta. Seperti biasa, Nia sedang beraktivitas, tiba-tiba ada yang datang menemuinya, namun seperti Dewi Lanjar dan Nyai Roro Welas,
Nia tidak bisa melihat sosok beliau itu, hanya merasakan kehadirannya "Ratu Sekar Pandhita"
Sosok kali ini berbeda dari yang lain, beliau bukan dari Jawa, karena pada saat kedatangannya, beliau memakai ageman seperti pakaian adat salah satu suku luar Jawa ( sensor). Ageman beliau dari beludru warna merah Maron dan memakai ikat kepala yang berwarna sama.
Beliau menyebutkan namanya "Sri Sukma Dewi"

Kejadian selanjutnya, kejadian belum terlalu lama, pada tahun 2019. Waktu itu Nia sedang ada di kosan. Kebetulan di dekat kos nya ada bangunan terbengkalai yang rumornya bangunan itu sering di beri sesajen.
Beruntungnya Nia, setiap ada gangguan dari makhluk halus, salah satu Abdi kinasih selalu membantunya.
Malam itu Nia sedang istirahat, tiba-tiba ia melihat sekelebat sosok kuntilanak sedang mondar-mandir di depan kamarnya, Nia gelisah, tiba-tiba ia melihat samar-samar ada sosok yang datang,
sosok itu memakai kebaya warna merah muda dengan jarik warna hijau tua yang di lilitkan di perutnya. Rambutnya di gelung kesamping dan berdiri menghadap arah pintu, seperti sedang menjaga Nia dari sosok kuntilanak tersebut.
Kali ini sosok itu tidak menyebutkan namanya dan anehnya waktu itu, Nia perlahan terlelap.
Sampai pada suatu hari Nia mengalami kejadian yang paling menyedihkan. Nia kacau waktu itu. Tiba-tiba ada yang datang, tapi kali ini sosoknya laki-laki. Beliau memakai ageman kerajaan jaman dulu berwarna emas dan memakai aksesoris kepala yang berwarna sama.
Beliau duduk kemudian memberikan pesan kepadanya, kali ini Nia tidak bisa menyampaikan pesan itu di sini. Karena menurutnya rahasia.

Kejadian itu terus berlanjut, jika Nia sedang di ganggu oleh sesuatu, salah satu Abdi kinasih itu akan datang membantunya.
Setelah beberapa kali di tanyakan kepada orang yang paham, beliau beliau itu adalah Abdi Kinasih dan Manggala Yudha ( Perwira tinggi) dari Kanjeng Ratu Kidul.
Nah mungkin singkatnya seperti itu, kalau mau di bikin panjang seperti cerita, mungkin akan memakan waktu banyak.
Terimakasih untuk Mbak Nia yang sudah mau membagikan kisahnya. Sebenarnya ini menarik sekali jika di ulas lebih dalam. Mungkin lain waktu, saya ajak ketemu untuk di ceritakan.

Saya undur diri.
Wassalamu'alaikum wr wb.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with kalong

kalong Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @cerita_setann

Apr 25
Sebuah kisah tentang ISTRI yang melakukan pernikahan gaib dengan IBLIS demi KETURUNAN !!!

A Thread Horror
"SANG PENGANTIN IBLIS"

#bacahorror @asupanhororrr @IDN_Horor @bacahorror #pengantiniblis Image
September 1999

"Srekkk ... Srekkk ... Srekkk...."

Malam itu, suara langkah Kinanti terdengar mantap ketika menapaki jalanan tanah kering. Wajahnya terlihat datar, matanya menyorot penuh keberanian.
Ia terus saja berjalan menyusuri jalanan, sebelum akhirnya menghentikan langkahnya tepat di depan pintu sebuah rumah tak berpenghuni.

Hening dan gelap suasana di dalam rumah itu, membuat kesan seram begitu terasa. Namun hal itu tak membuat tekadnya goyah.
Read 53 tweets
Mar 11
-WARISAN PENARI-
"SAMPUR & KAWATURIH"

Jujur, banyak sekali DM yang masuk dan pembahasannya menarik semua. Mulai dari Gagar Mayang, Sampur / selendang, dan Kawaturih.

Tapi malam ini kita akan sedikit membahas tentang kengerian warisan sampur & kawaturih.

a thread

#bacahorror


Image
Image
Image
Image
Nah disini saya mau cerita sedikit tentang profesi seorang penari tradisional. Bisa di bilang seperti penari ronggeng atau semacamnya. Di cerita ini si ibu yang sudah terjun bertahun-tahun menjadi penari harus mengalami kengerian.
Di mana, yang seharunya itu di wariskan kepada anaknya, tapi si ibu ini memilih untuk tidak. Kenapa? Karena beliau tahu bagaimana rasanya dan kengeriannya ketika di ambang kematiannya. Beliau tidak mau anaknya akan bernasib sama.
Read 42 tweets
Mar 6
-POCONG CULI-

Sekitaran Demangan - Gejayan

"Tok...tok...tok...." pas di buka pintunya, ada pocong ngomong "...Culi"

a thread

#bacahorror #asupanhorror @asupanhororrr @IDN_Horor @merapi_uncover Image
Bagi teman-teman yang sudah lama tinggal di jogja, khususnya di daerah Demangan, pasti gak asing sama cerita pocong culi.

Menurut beberapa sumber, dulu di tahun 2000an, masyarakat sekitar Demangan di gegerkan sama teror pocong culi.
Ngerinya, pocong culi ini meneror warga sekitar dengan mengetuk pintu dan berteriak “culi...culi...” yang di artikan kalau pocong itu meminta untuk di lepaskan tali pocongnya.
Read 70 tweets
Mar 5
-BEGAL PESUGIHAN JALAN WATES-

Jalanan lurus, ngebut, kecelakaan = minimal rumah sakit dan maksimal kuburan

a thread

#bacahorror @gudangmistery @IDN_Horor Image
Banyak perbincangan tentang jalan propinsi jogja-wates yang terkenal dengan pemasangan BEGAL PESUGIHAN.

Jalanan lurus, ngebut, kecelakaan = minimal rumah sakit dan maksimal kuburan.
Di Kilometer berapa pemasangan pesugihannya, saya juga kurang tau, hanya saja, sepanjang jalan itu sering banget terjadinya kecelakaan. Bahkan kalo pas apes, kadang melihat beberapa kali korban sudah tergeletak di pinggir jalan atau di bawah kolong truk.
Read 22 tweets
Feb 12
THE REAL "SANTET LORO JIWO"

“Lanang menang milih, wedok menang nolak.”

A Thread

#bacahorror @gudangmistery @IDN_Horor Image
Sumatera 2018

Namaku Anis. Aku tinggal di Sumatera. Kejadian ini aku alami setelah menikah. tapi jauh sebelum itu, ketika masih sekolah, ada lelaki yang pernah suka sama aku. Namanya sebut ajaa Bowo.
Awal mula kita deket ketika ibuku jatuh sakit karena kecelakaan. Dikarenakan jarak sekolahan dgn rumahku jauh, aku gak bisa pulang buat jenguk ibuku. Dari sinilah aku meminta tolong Bowo untuk datang ke rumahku untuk melihat kondisi ibuku. Itu dikarenakan rumah kita memang dekat.
Read 58 tweets
Feb 7
“Ya beginilah, niatnya mondok mau cari ilmu agama, malah nemu hal munkar yg udah lama tersembunyi di pesantren. ((Bukan tempatnya)) Tapi ada penghuni di dalam tempat tersebut yg pernah ngelakuin hal biadab dan berusaha ia sembunyikan.”

a thread

#bacahorror Image
“Namanya Marlina. Dia salah satu santriwati di pondok pesantren ini. Dulu ketika mondok, dia menjadi korban bully karena bisu. Hal itu membuat Marlina ini mentalnya down. Sampai suatu ketika, karena kekurangannya itu,
ada salah satu oknum yg jg pengurus pondok sekaligus pemuka agama, melakukan tindakan munkar dan tak bermoral kepada Marlina. Marlina di lecehkan di salah satu ruangan pondok, sesaat setelah di suruh untuk mengembalikan buku hafalan.
Read 64 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(