Orang yang sudah berjumpa Rasulullah SAW dalam mimpi tidurnya, tentu akan merasakan rimbunan getar cahayanya, merasakan kelembutan tutur katanya, merasakan dekapan kasih sayangnya, merasakan kerinduan yang dalam untuk selalu bertemu sosok manusia yang amat mulia itu.
Rasulullah kadang menjenguk kita dalam rakaat sembahyang. Ketika kita melafalkan sholawat, kadang Rasulullah menjawab sambil tersenyum, sambil mendekap jasad kita. Senyuman dan dekapan Rasulullah, terasa teduh dan meneduhkan, menembus tulang sumsum kita, merayap dalam jiwa.
Hakikat bacaan tahiyat di dalam sholat adalah dialog Rasulullah SAW dengan Allah SWT. Sebuah percakapan agung antara Sang Khalik dengan hamba pilihan. Sebaik-baik penciptaan adalah Nabi Muhammad SAW. Resapi, betapa Allah menjawab salam Rasulullah dengan kalimat amat mulia itu 👇
Mendapat jawaban dengan kalimat yang amat mulia itu, Rasulullah SAW, tidak geer, tidak egois. Nabi SAW sadar, jawaban Allah itu, menyanjung dirinya. Tapi Nabi sosok yang rendah hati. Beliau menjawab dengan jawaban yang melibatkan keselamatan umatnya, hamba-hamba yang saleh.
Kadang pikiran kita ke mana-mana ketika sholat. Tapi tolong, ada bacaan-bacaan kunci dalam sholat, yang harus benar-benar dihayati. Salah satu bacaan kunci itu bacaan tahiyat.
Yang tenang dan pelan ketika membaca. Hayati betul makna bacaan.
Sholawat Ibrahim itu hakikatnya janji Allah kepada Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim minta jadi umat Nabi SAW. Allah menolak dan menjanjikan bahwa keturunan nabi terakhir akan lahir dari keturunannya dan nama Ibrahim akan selalu disebut Rasulullah SAW dan umat Nabi SAW.
Itulah sholat. Sholat tak hanya melibatkan anasir lahir, jasad, sholat juga melibatkan anasir batin, jiwa. Sholat melibatkan dua komponen: lahir dan batin.
Mari cek sholat kita. Apakah selama ini, hanya melibatkan anasir lahir? Hanya gerak tubuh tanpa gerak batin?
Sholat itu berat. Tapi bagi orang yang khusyu, sholat menjadi ringan. Ini statemen Allah di Albaqarah ayat 45. Khusyu mudah diucapkan, mudah ditulis tapi susah dikerjakan. Minimal yang bisa kita lakukan, mendekati khusyu. Tahapan awal dengan tahu dan paham apa yang kita baca.
Yuk ah dirikan sholat. Mendirikan sholat itu harus dimaknai menyempurnakan sholat, sempurnakan bacaan sholat. Cek bacaan Alfatihahnya. Sempurnakan wudhu kita karena wudhu, salah satu prasyarat sempurnanya sholat. Ingat dari tangan ke siku. Bagian ini banyak yang salah. Cek 👇
1. Dua akun @syam_she @sarjan_tbn yang fitnah saya, sy minta klarifikasi, langsung block saya. Saya akan lawan para penyebar fitnah. Gampang sekali sebar fitnah. Dulu kasus TKW Saudi, yang VCS mesum, pun bukan saya, tapi saya dituduh. Saya tak saling follow dengan @Mikhamikha21
2. Kali ini tak bisa didiamkan. Jumat ada santunan, Sabtu antar istri, Ahad ada kajian anak yatim, proses laporan @HarryRidwan_Ay yang fitnah saya, baru lusa, Senin. Para pemaki dan pemfitnah, tak bisa dibiarkan.
Jika @syam_she @sarjan_tbn jantan, pertanggungjawabkan fitnahnya
3. Penuturan TKW Saudi ke @logic_editor yang VCS mesum, cluenya orang yang suka bikin tagar. Tapi kenapa saya yang dituduh?
Kali ini, para pemfitnah, tak bisa didiamkan. Apa gak takut dosa?
Check and recheck, itu dibutuhkan ketika menyerap informasi.
Jika Si A dituduh korupsi oleh Si B, kita harus menyerap informasi juga dari Si A.
Jangan ambil kesimpulan bahwa Si B benar jika belum melakukan wawancara dengan Si A.
Check and recheck, cover both side, itu harus dilakukan bagi para pewarta. Salah besar jika menyebarkan informasi hanya dari satu pihak.
Kalau gak punya pengalaman soal saluran informasi, ya harus belajar.
Sekelas tokoh publik, kiai masyhur atau habaib, jika melakukan statemen tentang orang yang terkena masalah hukum, harus dikonfirmasi kepada pihak yang dikomentari. Gak boleh sepihak.
Perlawanan Haris Azhar atas laporan LBP amat sangat penting. @haris_azhar bukan aktivis kemarin sore, bukan aktivis sosmed.
LBP harus dilawan. Jangan mentang-mentang kuasa dan punya banyak kawan dan jaringan.
Orang seperti Haris, pasti punya banyak data. Gak sembarangan.
Ketika masih aktif di pers, saya tahu @haris_azhar dari jauh. Sering menerima reportase dari para reporter. Orang seperti Haris, RG dan Cak Nun, orang-orang yang sudah malang melintang di dunia gerakan.
Khusus Haris, sy tahu karena saya pernah jadi aspri Todung Mulya Lubis.
Dia @haris_azhar sejak 1999, aktif di @KontraS. Haris mendapatkan suntikan keberanian, tentu salah satunya dari almarhum Munir. Harus diakui, sampai detik ini, tak ada aktivis seberani almarhum Munir.
Kali ini saya akan proses secara hukum. Fitnah dan ujaran kebenciannya sudah kelewat batas. Jika terus menerus dibiarkan, efeknya buruk bagi keberlangsungan hidup.
Sekalian saya mau test pihak kepolisian, bagaimana menangani laporan terkait pencemaran nama baik dan ujaran kebencian.
Sekali-kali memang harus tegas.
Kali ini saya serius. Saya tawarkan ke @HarryRidwan_Ay mau sumpah Wallahi atau menempuh jalur hukum?
Sudah berlebihan pencemaran nama baik dan ujaran kebencianmu.