Check and recheck, itu dibutuhkan ketika menyerap informasi.
Jika Si A dituduh korupsi oleh Si B, kita harus menyerap informasi juga dari Si A.
Jangan ambil kesimpulan bahwa Si B benar jika belum melakukan wawancara dengan Si A.
Check and recheck, cover both side, itu harus dilakukan bagi para pewarta. Salah besar jika menyebarkan informasi hanya dari satu pihak.
Kalau gak punya pengalaman soal saluran informasi, ya harus belajar.
Sekelas tokoh publik, kiai masyhur atau habaib, jika melakukan statemen tentang orang yang terkena masalah hukum, harus dikonfirmasi kepada pihak yang dikomentari. Gak boleh sepihak.
Ini adab dalam menulis berita.
Kenapa harus check and recheck? Karena jika menyadap informasi satu pihak, bisa saja banyak fakta yang disembunyikan. Bisa saja seorang ayah menyembunyikan fakta kelakuan anaknya karena faktor keluarga. Maka perlu mencari informasi dari pihak lain.
Tak ada check and recheck bikin berita terdistorsi. Di sini framing bermain. Framing ini pola penggiringan informasi agar pembaca atau pendengar, mengamini informasinya.
Framing ini sebuah kejahatan dalam jagat informasi.
Framing juga kerap digunakan kawan-kawan twitter. Dapat informasi sepihak, langsung menulis. Belum recheck ke sumber lain. Framing seperti ini memang punya agenda setting agar pembaca percaya terkait pesan yang disampaikan. Muatannya menggiring opini.
Akar framing berangkat dari tulisan berlabel "Framing as Fractured Paradigm" ditulis Robert N. Entman. Entman menguar bahwa framing berita utamanya melibatkan seleksi dan arti penting dalam membuat informasi menjadi lebih mendapat sorotan dan dapat diperhatikan publik.
Framing di twitter amat massif. Dapat informasi sepihak, langsung menulis.
Contoh. Orang kerdil tak bisa membedakan ponpes dan majelis taklim. Targetnya meraih simpati pembaca. Pembaca yang tak kritis, langsung mengamini.
Ciri khas pesantren, ada santri, kiai, asrama, kajian kitab. Kiai sebagai figur sentral. Pesantren awalnya ya padepokan atau dukuh. Syekh Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, mendirikan sebuah padepokan di Ampel, Surabaya, sebagai cikal bakal pesantren.
Kenapa pesantren kecil sering tak berkembang? Bisa jadi dari figur sang kiai. Saya menemukan pondok kecil gak berkembang karena dari figur sang kiai. Anaknya gak sholat. Anak pertama dan kedua, gak akur. Sang kiai dengan lingkungan tak akrab. Banyak ustaz di sekitar tak suka.
Saya pernah ngajar dua tahun di pesantren. Pesantren suasananya "panas". Antar ustaz saling curiga. Saya cek akarnya. Saya menemukan ibu-ibu yang memasak makanan buat para santri, tak sholat. Jangan anggap enteng hal seperti ini. Efeknya bisa ke mana-mana.
Saya menemukan ada kiai yang kelola pondok kecil dengan santri yang mukim kisaran 11 santri, suasana pondok tak harmonis, akarnya anak sang kiai, tak sholat. Antar kakak dan adik, tak akur. Saling berebut pengaruh. Ini kejadian real yang saya temukan di Sukabumi dan Lebak.
Jangan lakukan framing di twitter kalau investigasinya, hanya sekali. Terus framing bahwa informasi dari sang kiai valid, info A1.
Investigasi itu berkali-kali. Ambil sumber-sumber lain selain sang kiai. Jangat joget di panggung orang lain. Jogetlah di panggung sendiri.
Kalau kita masih gagap dalam bicara, jangan menutupi kegagapan dengan cara menulis dan tulisannya penuh framing.
Jangan bertujuan mendapatkan simpati publik dengan cara tak beretika dalam menulis.
Kalau kita tak punya kecakapan menganalisis sebuah kasus, ya jangan sok jago. Melakukan analisis itu butuh perangkat-perangkat, butuh banyak variabel.
Jangan merasa wah dapat RT dan Like dari netizen yang tak tahu duduk persoalan sebenarnya.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
1. Dua akun @syam_she@sarjan_tbn yang fitnah saya, sy minta klarifikasi, langsung block saya. Saya akan lawan para penyebar fitnah. Gampang sekali sebar fitnah. Dulu kasus TKW Saudi, yang VCS mesum, pun bukan saya, tapi saya dituduh. Saya tak saling follow dengan @Mikhamikha21
2. Kali ini tak bisa didiamkan. Jumat ada santunan, Sabtu antar istri, Ahad ada kajian anak yatim, proses laporan @HarryRidwan_Ay yang fitnah saya, baru lusa, Senin. Para pemaki dan pemfitnah, tak bisa dibiarkan.
Perlawanan Haris Azhar atas laporan LBP amat sangat penting. @haris_azhar bukan aktivis kemarin sore, bukan aktivis sosmed.
LBP harus dilawan. Jangan mentang-mentang kuasa dan punya banyak kawan dan jaringan.
Orang seperti Haris, pasti punya banyak data. Gak sembarangan.
Ketika masih aktif di pers, saya tahu @haris_azhar dari jauh. Sering menerima reportase dari para reporter. Orang seperti Haris, RG dan Cak Nun, orang-orang yang sudah malang melintang di dunia gerakan.
Khusus Haris, sy tahu karena saya pernah jadi aspri Todung Mulya Lubis.
Dia @haris_azhar sejak 1999, aktif di @KontraS. Haris mendapatkan suntikan keberanian, tentu salah satunya dari almarhum Munir. Harus diakui, sampai detik ini, tak ada aktivis seberani almarhum Munir.
Kali ini saya akan proses secara hukum. Fitnah dan ujaran kebenciannya sudah kelewat batas. Jika terus menerus dibiarkan, efeknya buruk bagi keberlangsungan hidup.
Sekalian saya mau test pihak kepolisian, bagaimana menangani laporan terkait pencemaran nama baik dan ujaran kebencian.
Sekali-kali memang harus tegas.
Kali ini saya serius. Saya tawarkan ke @HarryRidwan_Ay mau sumpah Wallahi atau menempuh jalur hukum?
Sudah berlebihan pencemaran nama baik dan ujaran kebencianmu.
Mosok untuk melawan pemikiran Yai @saidaqil soal keberadaan Allah pakai surat Al-An'am ayat 95? Terlihat gak belajar dengan baik.
Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Ibnu Arabi sampai Mulla Sadra sudah membahas tentang wujud-Nya. Jadi Yai @saidaqil cari sensasi saja..
Yai @saidaqil ini orangnya plin plan. Pengalaman ya. Pas beri tausyiah di tempat pengajian saya, dia bilang pengajian kami benar sesuai Alquran dan Hadis juga Sunah. Giliran dipanggil Kemenag Batam, pengajian kami dianggap sesat. Kalau di bawah Jatman @HabibluthfiYahy ya ga sesat
Akhirnya pas bertemu di UIN Jakarta, saya tanya ke Yai @saidaqil kenapa bilang pengajian kami sesat? Dia bilang saya gak bilang sesat kok.
Duh, padahal kami punya rekaman dan saksi yang hadir pas di Kemenag Batam kalau Yai Siradj bilang sesat.
Sayyidina Abu Bakar RA, kredibilitasnya sebagai sahabat Nabi Muhammad SAW, tak diragukan lagi. Tapi ingat, Abu Bakar pernah ribut dengan sahabat Rabi'ah bin Ka'b ketika memperebutkan kepemilikan pohon kurma. Abu Bakar menangis ketika Nabi memutuskan pohon kurma itu milik Rabi'ah.
Batang pohon kurma itu menancap di tanah milik Rabi'ah. Sementara pangkal pohon kurma condong ke tanah Abu Bakar. Inilah awal perselisihan kedua sahabat Nabi SAW sehingga Nabi turun tangan.
Sahabat Muadz bin Jabal, selain punya utang menggunung, dia ditengarai pernah memukul istrinya karena sang istri memberi apel yang telah digigitnya kepada budak mereka. Muadz marah dan memukul istrinya. Niat Muadz baik. Tapi memukul itu tak baik.