OM RASTH Profile picture
Oct 19, 2021 241 tweets >60 min read Read on X
PAMBANCI MEMATIKAN DARI PELOSOK KALIMANTAN
(Hanya ada dua kemungkinan jika sudah terkena, Hidup berpisah atau Mati bersama)

#bacahorror
#bacahoror

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Pasangan muda Ivan dan Christy baru saja tiba di sebuah desa di salah satu kecamatan yang ada di kalimantan selatan. Mereka nampak bingung setelah turun dari bus. Lalu tidak lama kemudian terlihat seorang laki2 berusia sekitar 45 tahunan menghampiri mereka berdua.
"Bapak Ivan ya?" Tanya orang itu sembari menunjuk tubuh Ivan

"Iya pak, saya Ivan." Jawabnya

"Ah, Syukurlah kalau begitu. Perkenalkan, nama saya Muslim. Saya sudah lama menunggu kalian berdua. Mari saya antar ke rumah yang akan kalian tempati," Ujar pak Muslim
"Oh iya pak, perkenalkan juga saya Ivan dan ini istri saya Christy." Ucap Ivan memperkenalkan diri

Pak Muslim mengangguk sambil tersenyum. Beliau lalu mengambil tas dan kotak yang merupakan barang bawaan dari Ivan dan Istrinya.
Jalanan waktu itu masih belum beraspal seperti sekarang. saat angin berhembus, debu2 jalanan beterbangan memasuki mata dan menempel pada pakaian.

Saat mereka melewati sebuah warung, terlihat beberapa pemuda desa yang tengah mengobrol.
Salah satu di antara mereka menatap Christy dengan lekat, hingga membuat Christy menjadi risih dan berpindah ke sisi kanan suaminya.

"Mau di bantu Wa??" Tanya pemuda tersebut

"Tidak usah, lagi pula tidak terlalu berat juga." Jawab pak Muslim
"Itu tadi siapa pak? Anak pak Mus kah?" Tanya Ivan pelan sembari terus menggenggam tangan istrinya yang ia rasa sudah mulai dingin di ujung2 jarinya
"Bukan pak, saya tidak punya anak. Jangankan anak pak, rasanya menikah saja saya tak pernah merasakan." Jawab pak Muslim

"Maaf pak, saya tidak bermaksud." Ucap Ivan spontan
"Tak apa. Tak apa. Santai saja pak. Nah itu di depan belok kiri, adalah rumah yang akan bapak tempati selama bertugas disini. Di sana juga ada sebuah sepeda motor yang sudah di sediakan untuk keperluan bapak." Ujar pak Muslim seraya mempercepat langkahnya, karena hari sudah
Mulai sore

Pak Muslim menaruh tas dan satu kotak yang dia bawa, lalu mengeluarkan kunci dari dalam saku baju lusuhnya.

Kriiieeett... Saat pintu terbuka, tercium bau apek dari dalam rumah.
"Apakah rumah ini sudah lama tak di tempati pak?" Tanya Ivan sembari mengibas2kan tangan nya di depan hidung

"Kira2 kurang lebih dari 5 sampai 7 tahunan yang lalu pak. Setiap ada mantri yang ditugaskan kesini selalu pulang lagi atau mengajukan pindah lokasi rumah.
Maklumlah pak, kebanyakan mantri2 atau bidan yang dikirim ke desa ini perempuan, mungkin ada rasa takut juga tinggal sendirian di tempat sesepi ini. Tapi sekarang saya berharap semoga saja bapak Ivan dan Istri, betah tinggal disini untuk membantu kami para warga.
Karena pak, kalau kami sakit. Mau berobat saja harus naik angkutan umum terlebih dulu ke puskesmas. Mana kalau malam angkutan umumnya sudah tak ada pak. Seperti dua bulan yang lalu. Ada bayi dan anak2 yang meninggal di desa ini karena penyakit dan tak sempat di bawa ke puskesmas.
"Kata pak Muslim

Ivan menarik nafas panjang, mendengar harapan dari pak Muslim ia langsung memantapkan hatinya untuk tinggal di desa tersebut dengan fasilitas seadanya. Bahkan sinyal hp pun tak ada.
"Ini kamarnya ada dua pak, yang satunya sudah di lengkapi dengan kasur dan meja kecil. Kalau kamar yang diujung itu biasanya untuk tamu, bisa digunakan kalau ada teman2 bapak yang mau menginap di sini. Dan sekitar 15 meter di belakang itu ada sungai kecil dan diseberangnya
Ada kebun singkong milik pak haji. Siapapun boleh mengambil singkong2 di sana asalkan untuk di makan, bukan untuk di jual. Saya juga sering minta singkong di sana pak, bu. Untuk membuat kue atau campuran nasi kalau beras sudah mulai menipis."ujar pak Muslim
"Memangnya pak Mus ini rumahnya di mana?" Tanya Ivan

"Rumah saya dekat ladang jagung pak, setelah orang tua saya meninggal semua, saya tinggal sendirian di dekat ladang jagung itu."
Tidak lama kemudian terdengar suara sayup2 dari toa masjid yang entah berada di sebelah mana.

"Sudah mau maghrib pak, saya pamit pulang dulu pak. Besok pagi2 saya akan kemari lagi buat bantu bebersih." Ujar pak Muslim sebelum berbalik menuju kearah pintu
Namun saat akan melangkah keluar pak Muslim kembali berbalik.

"Oh iya pak. Satu lagi yang saya lupa kasih tau. Kalau maghrib jangan keluar rumah ya pak, bu. Bahaya!" Ujar pak Muslim
Ivan mengerutkan keningnya, namun saat akan bertanya pak Muslim sudah lari duluan.

Malam itu Ivan dan Christy mandi dengan air yang ada di dalam drum di dapur. Air itu sudah berjentik dan sangat dingin sekali. Namun mau tak mau keduanya harus membersihkan tubuh mereka dengan
Air tersebut.

Lantai di rumah itu nampak masih sangat berdebu, telapak kaki Ivan dan Christy dipenuhi debu meski sudah di cuci berulang lagi. Sehingga membuat Ivan dan istrinya terpaksa harus menggunakan sendal di dalam rumah.
"Ada gereja gak ya di sini?" Tanya Christy

"Entahlah, coba besok kita tanyakan pada pak Muslim." Jawab Ivan

Rasa kantuk kian terasa, malam semakin dingin dan suara gemerisik dedaunan yang di hempas oleh angin terdengar bagai alunan musik pengantar tidur di telinga keduanya.
"Assalamualaikum, pak Ivan.." Panggil seseorang dari arah luar rumah, membuat Ivan dan Christy yang masih berada di balik selimut langsung terbangun.

Ivan mengucek2 matanya lalu berjalan tergesa kearah pintu utama.

"Waalaikumsalam. Eh, pak Muslim." Ucap Ivan tersenyum, walau
Matanya masih terasa kelat

"Waduh, saya jadi gak enak pak. Rupanya pak Ivan dan istri masih tidur." Ujar Pak Muslim seraya menggaruk2 tengkuknya

Ivan tertawa pelan,

"Gak apa2 pak. Lagi pula sudah jam 7 begini, kami yang kesiangan bangun." Ucap Ivan
Pak Muslim tersenyum sembari mengangguk.

"Oh iya pak, pak Kades dan istrinya jam 9an nanti katanya mau kemari. Bantu2 bapak dan ibu bebersih dan mempersiapkan semua yang sekiranya bapak ibu butuhkan." Kata pak Muslim
"Iya pak, kalau begitu kami mau mandi dulu. Biar segar badan nya." Ucap Ivan

"Nanti saya antar kan ke sungai pak. Sungai itu bersih malah kebanyakan warga di sini ambil minum dari sungai itu. Karena airnya mengalir dari dalam batu."
Jalanan ke sungai yang di maksud oleh pak Muslim itu melewati pepohonan dan semak belukar. Mereka menyusuri jalan setapak yang baru di buat oleh pak muslim dengan menebas rumput2 yang ada di depan nya. Nyamuk sangat banyak sekali. Bahkan suara dengungan nyamuk2 itu
Membuat Christy merinding.

"Masih jauh pak??" Tanya Ivan

"Tidak pak, itu di bawah sana sungainya."

"Kalau tiap hari begini mandinya bisa2 seminggu kemudian saya dan istri kena demam berdarah pak." Ujar Ivan setengah bergurau
"Ah, pak mantri ini bisa saja."

"Tapi pak, bapak tenang saja. Nanti saya bicarakan masalah ini pada pak kades, mungkin beliau akan bersedia membuatkan kembali sumur untuk bapak dan ibu." Lanjut pak Muslim
"Memangnya di rumah itu gak ada sumur ya pak? Kalau saya pribadi mending menimba air dari sumur ketimbang ke sungai begini, apalagi jalanan nya sudah di penuhi rerumputan dan semak berduri seperti ini. Bukan tidak mungkin jika suatu hari saya bertemu ular/hewan2 berbisa lain
Nya."ujar Ivan

"Sebenarnya waktu pertama kali rumah itu di buat, sumur nya sudah di sediakan lebih dulu. Tapi semenjak anak si Yaya meninggal karena tenggelam di sumur itu, akhirnya sumur tersebut pun kemudian di timbun." Jawab pak Muslim
"Nah itu sungainya pak. Saya mau minta singkong ke seberang sana dulu. Bapak dan ibu silahkan mandi." Ujar pak Muslim lagi

Sungai itu mempunyai lebar sekitar satu setengah meter, dan airnya sangat jernih. Sehingga ikan2 yang berenang di dalam nya terlihat begitu jelas
Dari atas.

Pak Muslim terlihat menyeberangi sungai dengan berjalan, air nya tidak terlalu dalam, hanya sebatas pinggang kebawah saja.
Christy mulai terjun kedalam air, rasanya dingin sekali. Apalagi di sekitar situ sama sekali tak ada cahaya matahari yang masuk.

Saat Christy menyelam dan membuka matanya di dalam air, terlihat sekilas ada sepasang kaki berwarna hitam yang melewati nya. Seketika Christy
Mengangkat kepalanya kepermukaan untuk memastikan apa yang sudah ia lihat.

Namun tak ada siapa2 selain ia dan suaminya yang masih duduk di pinggir sungai sembari menggosok2 kedua telapak tangan nya.
Tak ingin berpikir macam2, Christy lantas berjalan ke pinggir sungai untuk mengambil sabun dan shampo nya.

(Bagi yang berminat minyak2 asli kalimantan nya, Om punya beberapa. Mulai dari penglaris/pelancar usaha yang mulai sepi karena di jaili orang. Ada juga untuk
Membersihkan dan memagari diri, rumah serta tempat usaha agar orang2 yang berniat jahat menjadi kasian sama kita dan tidak jadi melakukan hal2 buruk terhadap kita. Atau bagi ponakan yang punya masalah dengan bos/rekan kerja om punya solusinya yaitu penunduk lawan bicara,
Membuat kita terlihat lebih berwibawa dan orang2 di sekitar kita akan tunduk dan patuh dengan apa yang kita katakan.
Sampai minyak pemikat lawan jenis/pasangan om juga punya. Kalau berminat bisa DM atau langsung WA om rasth di no : 0856 5403 7262 ) Image
Atau ada yang berminat dengan obat dari akar2an asli untuk kejantanan atau bajakh untuk mengobati kanker, tumor dll.) ImageImageImage
"Kenapa gak mandi?" Tanya Christy pada Ivan

"Air nya dingin."

"Ya kalau mau hangat di rebus dulu airnya."

Setelah mereka selesai mandi, mereka kembali pulang menyusuri jalan setapak tersebut.
Pak Muslim membawa lumayan banyak singkong dengan bibir yang nampak tersenyum.

Rupanya di rumah itu sudah menunggu pak kades dan istrinya yang membawa rantang dan sapu.
"Perkenalkan saya Abdul dan ini Minah, istri saya." Ujar orang itu

"Saya Ivan dan ini istri saya, Christy. Bapak ini pak kades kan?"

"Iya benar sekali. Rasanya kita sudah pernah bertemu dulu kan di.."

"Kantor capil." Potong Ivan dengan bibir tersenyum
"Ah. Iya iya. Benar. Di kantor capil." Ujar pak Kades sembari menjabat tangan Ivan

"Senang bisa bertemu lagi dengan bapak baik hati ini. Beliau ini yang aku ceritakan waktu itu." Ujar Ivan pada istrinya
"Ah, Pak Mantri ini bisa saja membuat saya besar kepala." Kata pak Kades

"Oh iya ini ada makanan untuk kita sama2 makan disini. Tadi pagi2 sekali istri saya masak banyak untuk di bawa kemari." Kata pak Abdul yang merupakan kepala desa di desa tersebut
Hari itu, Ivan dan Christy benar2 sibuk sekali membersihkan rumah dan menata tempat obat2an yang seminggu lagi akan datang.

Beberapa warga juga datang untuk membantu membersihkan rumput2 liar dan membuat sumur di samping rumah itu.
Meski air sumur sudah banyak, namun masih sangat keruh untuk di gunakan. Menurut pak kades tadi sumur itu baru bisa diambil air nya sekitar seminggu lagi paling lama,
Sampai air nya benar2 bersih.

Malam itu Ivan baru saja selesai mandi dan akan beristirahat. Ia melihat Christy yang nampaknya sudah terlelap.
----
2 minggu kemudian.

Hari itu Christy berjalan kaki menuju kesebuah warung yang menjual perlengkapan dapur seperti bawang, gula dll.
Di tengah jalan pulang, Christy di ikuti oleh pemuda yang dulu
Pernah menawarkan bantuan pada pak Muslim saat sedang mengantar Ivan dan dirinya ke rumah yang sudah di siapkan untuk mereka.

"Sendirian aja? Kemana suaminya? Pasti kesepian kan karena setahuku mantri itu profesi yang lumayan sibuk. Dan sangat menyita waktu.
Kasian istri cantik2 gini di biarkan begitu saja. Coba kalau aku, pasti akan ku peluk belai setiap hari dan malam."ujar pemuda itu mulai nyerocos tak karuan, membuat Christy mulai kesal
Namun sebisa mungkin Christy berusaha untuk tak menghiraukan perkataan si pemuda tersebut. Ia semakin mempercepat langkahnya.
"Jangan pegang2 !!!" Bentak Christy saat lengan nya di elus oleh si pemuda

"Begitu saja kok marah. Aku kan hanya ingin berkenalan denganmu." Ucap si pemuda itu lagi2 berusaha menyentuh tubuh Christy
Pukk.. Pantat Christy di tepuk pelan oleh tangan kekar si pemuda. Yang langsung membuat Christy menghentikan langkahnya. Ia melempar semua kantong plastik yang berisi bahan makanan itu ke tanah.

Dengan wajah merah padam Christy menampar pipi si pemuda dengan sangat keras.
"KURANG AJAR. TAK TAU MALU!!!" bentak Christy lalu berbalik untuk pulang, ia membiarkan saja belanjaan nya tertinggal

Dan semenjak hari itu, si pemuda yang di ketahui bernama Jamil tersebut menjadi sering sekali ke rumah yang di tempati oleh Ivan dan Christy.
Ia nampak sangat akrab dengan Ivan, mereka sering mengobrol sampai larut malam di pelataran rumah tersebut.

"Pak Ivan, bukan nya saya mau ikut campur atau menghasut, tapi sebaiknya bapak jangan terlalu rapat dengan Jamil. Karena dia itu gemar mengganggu istri orang."
Ivan yang tengah menyusun obat2an itu lantas tersenyum dan menoleh kearah pak Muslim.

"Saya yakin Jamil tak akan tega melakukan itu pada saya. Lagi pula saya percaya ada istri saya pak. Christy itu istri yang setia, kalau tidak, manalah mungkin dia rela ikut kemari
Meninggalkan rumah dan lingkungan nyaman kami di kota. Dan lagi pak, kalau kita berbuat baik pada orang, maka orang itu tak akan tega menyakiti kita."jawab Ivan

Pak Muslim menghela nafas panjang, lalu beranjak dari duduknya untuk kembali melanjutkan mengecat dinding luar rumah
Itu.

"Sayang, bajuku di jemuran itu tadi kamu yang angkat ya?? Kok gak ada di keranjang? Di mana kamu letakkan?" Tanya Christy

"Aku belum angkat jemuran. Mungkin kamu lupa naruhnya." Jawab Ivan
Christy kembali ke dalam kamar untuk mencari baju yang ia cari. Namun di mana2 pun tak ada ia temui baju tersebut.

"Ini aneh. Dua hari yang lalu baju Ivan yang hilang. Sekarang bajuku. Padahal seminggu terakhir ini sama sekali tak ada hujan ataupun angin ribut.
Kalau pun di terbangkan angin, masa iya sampai jauh."ujar Christy

------
Tok tok... Suara ketukan dari arah pintu terdengar cepat dan tanpa jeda.

Ivan segera memakai baju kaos nya lalu berjalan kearah pintu. Saat pintu terbuka, nampak seorang bapak2 sedang berdiri
Di luar dengan raut wajah panik.

"Ada yang bisa saya bantu pak?" Tanya Ivan seraya mempersilahkan si bapak itu untuk masuk kedalam
"Saya disini saja pak. Istri saya tadi terjatuh di tangga saat akan ke jamban. Sekarang tubuhnya kaku sebelah pak. Tak bisa di gerakkan." Ujar si bapak bergetar
"Ya tuhan. Ya sudah, bapak tunggu sebentar saya ambil tas dulu." Kata Ivan seraya berbalik untuk masuk kedalam

"Sayang, Aku mau pergi sebentar untuk memeriksa keadaan istri dari bapak yang di luar itu. Tolong kunci pintunya ya." Ujar Ivan pelan membangunkan istrinya
Christy berjalan kearah pintu, di lihatnya Ivan audah pergi dengan mengendarai sepeda motor bersama bapak2 tadi.
Sekitar 10 menitan terdengar kembali suara ketukan di pintu, Christy yang mengira itu adalah Ivan lantas segera membuka pintu. Namun alangkah kagetnya ia saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu dengan bibir tersenyum sinis.
Saat Christy akan menutup pintu kembali, Jamil langsung mendorongnya sampai Christy terjatuh kelantai.

"Aku sudah sangat lama menunggu saat2 seperti ini." Ujarnya langsung melepaskan celana di depan Christy yang berusaha untuk berlari kearah kamarnya
Jamil menarik keras rambut Christy sampai perempuan itu menangis menahan sakit.

"Ini semua karena kau sudah berani menamparku waktu itu." Ujar Jamil
Wajah Christy beberapa kali mendapat tamparan keras dari Jamil karena ia terus berontak. Dan untungnya tangan Christy berhasil meraih wadah sampah jarum suntik dan menusukkan nya ke pinggang Jamil sampai laki2 itu mengerang.
"Dasar wanita sialan!!" Bentak Jamil berusaha mencabuti jarum2 yang menempel di punggungnya

Sementara itu Christy langsung berlari kearah kamar dan mengunci pintu rapat2 lalu mengganjal nya dengan keranjang dan juga meja.
Christy gemetar ia menangis tersedu2 saat pintu kamar mulai di gebrak2 oleh Jamil. Pertahanan Christy hampir jebol andai ia tak mendengar suara teriakan dari Ivan.

Ivan terlibat baku hantam dengan Jamil, sampai akhirnya Jamil pun lari tunggang langgang ketika Ivan
Mengancamnya akan melaporkan masalah itu kepada polisi.

Ivan memeluk Christy yang masih ketakutan.

"Maaf," Ucap Ivan

Setelah kejadian malam itu, Jamil sudah tak pernah kelihatan lagi. Dan 2 hari setelahnya Ivan meminta Pak Muslim untuk tinggal bersama mereka
Dan menempati kamar yang kosong di rumah tersebut. Tentunya setelah meminta izin dari pak Kades.

--
"Aku gak suka kamu ngerjain itu!!!" Bentak Christy setengah teriak membuat Pak Muslim yang saat itu sedang beristirahat di dalam kamarnya kaget
"Tapi kenapa??? Bukan nya selama ini kamu selalu mendukung apapun yang aku lakukan??" Balas Ivan

"Itu dulu!! Tidak untuk sekarang!!"

Pertengkaran keduanya membuat Pak Muslim tak tahan dan langsung keluar dari kamarnya.
Pak Muslim mengambil gelas kopi dan membuat segelas kopi hitam lalu duduk di pelataran. Ia mendengarkan dengan seksama apa yang perdebatan pasangan itu.
Sampai akhirnya Ivan keluar dan duduk di kursinya.

Sementara Christy langsung melemparkan bantal dan selimut keluar.

----
Dada Ivan terasa sesak, wajah menakutkan dengan lidah bercabang panjang itu tepat berada di depan wajahnya dan menindih tubuh Ivan.
Bahkan Ivan tak mampu untuk mengeluarkan suara.
Untungnya di saat2 seperti itu ada pak Muslim yang sedang berusaha menyadarkan Ivan. Beliau menekan2 ibu jari kaki Ivan dengan sekuat tenaga agar Ivan bisa tersadar.
Keringat dingin mengucur, saat Ivan sudah tersadar.

"Bapak ketindihan." Ujar pak Muslim

Ivan menarik nafas panjang, baru kali ini ia benar2 merasakan apa itu ketindihan.
Dua hari sudah ia tidur di luar, dan selama itu pula ia dan Christy tak pernah bertegur sapa.

"Kamu mau kemana hah??!!" Tanya Ivan saat melihat Christy dengan tas di kedua tangan nya
"Aku mau pulang!! Aku sudah tak menemukan kecocokan denganmu lagi!! Buat apa hubungan ini di teruskan? Lebih baik kau lepaskan aku!" Ujar Christy dengan nada ketus
"Kau berbicara seperti orang tak punya perasaan!! Kau egois!!" Bentak Ivan benar2 marah

"Aku Egois??!!"

Bruuuukkk... Ivan tiba2 jatuh, dari hidung nya nampak mengalir darah segar.

Christy hanya melirik sekilas lalu kemudian memanggil pak Muslim untuk membantu Ivan.
Setelah Ivan di baringkan di kasur, pak Muslim langsung mengompresnya. Ivan Demam, suhu tubuhnya sangat panas.

"Bu. Sekiranya mungkin ada obat yang bisa di minum kan untuk pak Ivan. Panas sekali tubuhnya ini bu." Ujar pak Muslim nampak khawatir
Berbeda sekali dengan raut wajah Christy yang acuh tak acuh melihat keadaan Ivan yang seperti itu.

Sampai malam hari, Ivan masih belum sadarkan diri. Wajahnya pucat dan tubuhnya menggigil.
Ia meracau aneh dalam ketidak sadaran nya.

Pak Muslim sampai harus memanggil pak Kades untuk memeriksakan keadaan Ivan.
"Sudah lama sakitnya ini mus?" Tanya istri oak Kades

"Baru tadi bu. Bahkan sebelum nya pak Ivan masih sehat2 saja, masih seperti biasa. Saya juga bingung kenapa bisa sampai seperti ini." Jawab pak Muslim
"Memangnya pak Ivan ini ada riwayat sakit apa bu?" Tanya pak Kades pada Christy

"Saya tak tau, dan tak mau tau tentang dia." Jawab Christy singkat
Pak kades dan istrinya saling tatap, dari raut wajah keduanya nampak sekali kebingungan dengan jawaban Christy yang terdengar aneh. Padahal semasa awal2 datang ke desa tersebut, keduanya terlihat sangat romantis.
"Seperti orang terkena pambanci." Bisik Istri pak Kades pada suaminya

"Maaf sebelumnya, tapi kalau kami boleh tau. Ada masalah apa ya di antara kalian berdua ini? Karena rasanya aneh saja kalian yang sebelumnya akur, malah seperti ini sekarang." Ujar pak Kades pelan
"Kalau pun memang ada masalah yang tak bisa di selesaikan, tak seharusnya ibu, membiarkan pak Ivan yang sedang sakit ini hanya diurus oleh pak Mus. Bagaimana pun masalahnya tolonglah jangan sampai mengacuhkan suami ibu begini. Saya lihat sakit pak Ivan ini parah bu."
Christy terdiam, ia merenungkan perkataan pak Kades. Memang benar yang di katakan lelaki paruh baya itu. Kalau di pikir2 Ivan memang tak pernah melakukan kesalahan yang fatal terhadap Christy. Tapi entah kenapa Christy begitu sangat membenci suaminya itu sekarang.
Jangankan untuk mengobrol, meliriknya saja Christy rasnya sudah mau muntah. Ia benar2 sangat benci dan jijik pada Ivan.
"Coba mus, ikam kiyau akan Kai Udin (kai - kakek) minta tulung lihatiakan garing napa mantri kita ni. Kalu ai kapuhunan. (Coba Mus, kamu panggilkan kakek Udin, minta tolong periksakan sakit apa Mantri kita ini. Siapa tau kepuhunan 'kapuhunan itu banyak sebabnya, ada yang
Gara2 makan gak jadi lalu jalan. Atau pas di tawarin minum kopi, singkong dll gak mau.)" Ujar pak Kades dengan logat bahasa banjar yang kental sekali
"Uh. Inggih2 sidin samalam ada bahayau kadarat situ mancari tungkat lalaran. Jar ulun bapadah, tapi pina sidin nih kada pamarcayaan urang nya. (Oh. Iya iya. Beliau ini kemarin ada jalan2 ke belakang situ mencari tongkat untuk jemuran. Kata saya kan minta ijin
(Dengan penunggu) tapi seperti nya beliau ini tidak percayaan (dengan hal2 seperti itu)"kata pak Muslim

Setelah berkata seperti itu, pak Muslim lantas beranjak dari duduknya dan langsung berjalan keluar.
Di perjalanan menuju rumah kai Udin, pak Muslim merasa kalau ada seseorang yang sedang menguntitnya.
Beberapa kali pak Muslim menghentikan langkahnya dan terdengar suara dedaunan kering yang terinjak kaki, Entah itu manusia atau hanya binatang.
Dan saat beliau akan meneruskan langkahnya lagi, tiba2 seseorang memanggilnya. Lalu tanpa basa basi langsung mengayunkan balok kayu yang dia bawa kearah pak Muslim. Tapi untungnya pak Muslim yang seorang ahli dalam bela diri kuntau tersebut dengan sigap menahan serangan
Orang bertopeng itu. Keadaan malah menjadi terbalik ketika pak Muslim benar2 mengeluarkan jurus kuntau andalan nya. Orang itu akhirnya lari tunggang langgang meninggalkan pak Muslim yang masih berdiri menatapnya sampai benar2 hilang di balik rimbunan pohon.
"Heh! Kada tahu lagi saku inya tu bahwa unda ni juaranya kuntau mulai dahulu.(heh! Tak tau rupanya dia kalau aku ini juara kuntau sedari dulu)" Gumam pak Muslim sebelum melanjutkan langkahnya
Tok tok tok...

"Pakacil. U pakacil.." Panggil pak Muslim saat berada di depan pintu rumah

Tidak lama kemudian, pintu yang sudah mulai lapuk itu di bukakan oleh seorang kakek dengan memegang kipas di tangan nya.

"Kenapa malam2 ke rumahku?" Tanya kai Udin
"Anu, pak mantri kita sakit. Tubuhnya panas dan meracau tak karuan. Sama pak kades, saya di suruh kemari untuk meminta bantuan pada pakacil. Dan mungkin saja pak mantri kita itu kapuhunan." Jawab pak Muslim
"Aduh, inilah susahnya kalau ada orang baru masuk ke desa dan tak mau tau tentang aturan yang mereka pikir aneh untuk di patuhi. Ya begini jadinya. Dia yang sakit, kita yang repot." Ujar kai Udin
"Umbah kaya apa ninih kisahnya? Hakun kah kada pian manamba'i mantri tu? (Lah terus gimana ini? Mau atau tidak pian mengobati mantri itu?)" Tanya pak Muslim
"Hiih hiih. Tunggu hulu satumat. Unda mamasang salawar, kalu pina kina tabaluntuy tapih unda di lurung. (Iya iya. Tunggu dulu sebentar. Aku mau memakai celana. Kalau2 nanti melorot sarungku di jalan.)" Ujar kai Udin
"Bah dah, iya jua am kai ninih. (Beh, dasar kakek ini)" Sungut pak Muslim

Singkatnya saat sampai di tempat Ivan dan Christy, kai Udin nampak mengerutkan keningnya.
Mulutnya nampak berkomat kamit membaca bismillah dan doa.

Lalu beliau melangkah masuk kedalam rumah. Saat pertama kali masuk, beliau menatap lekat kepada Christy yang langsung membuang muka.
"Lain kapuhunan ngini. (Ini bukan kepuhunan)" Ujar kai Udin

Pak kades mengerutkan keningnya.

"Lalu kena penyakit apa pak mantri kita ini? Sakit biasa berarti ya?"

"Aku kan mengatakan kalau dia ini tidak kepuhunan, dan tidak ada mengatakan kalau dia sakit biasa."
"Lah, jadi?"

"Ada yang memberi pambanci pada pasangan ini. Pambanci dua sungai. Dari pedalaman kalimantan tengah. Aku tau karena dulu aku punya teman orang dayak yang bisa memberi pambanci seperti ini." Ujar kai Udin
"Kalau itu pambanci, berarti benar dugaan saya." Ujar pak Muslim

Kai Udin mengalihkan pandangan nya pada Christy.

"Pasti sebelumnya kamu pernah kehilangan baju, celana atau sarung mu kan?? Yang sampai saat ini belum ketemu." Tanya kai Udin
Christy tak menjawab,

"Karena yang di butuhkan dalam ritual memberi pambanci ini di perlukan pakaian kedua pasangan yang mau di pisahkan. Gelas 2 buah, piring kaca 2 buah yang sering di gunakan oleh korban, lengkap dengan sendok, rambut, gambar biasanya yang saat berdua
Lalu nanti di sobek dan di pisahkan. benda2 yang terbuat dari kaca akan di pecahkan dan di kubur di pinggir sungai bersama rambut, gambar dll. Tentunya di sungai yang saling berseberangan dan di bacakan mantra nya yang seperti papantun. Yang kurang lebih mungkin artinya
begini ' kalau kedua sungai ini bisa menyatu, maka menyatulah kembali pasangan ini. Namun jika tidak, maka hancur sehancur2nya lah rumah tangga mereka.' Pambanci ini sudah jarang sekali yang meritualkan nya. Karena caranya yang cukup sulit dan lagi korban akan mati
Jika tidak bercerai." Lanjut kai Udin

"Lalu untuk menyembuhkan mereka dari pengaruh pambanci itu bagaimana kai?" Tanya pak Kades

"Hanya ada satu cara, dan cara ini bisa di bilang sangat amat mustahil di lakukan."

"Caranya apa kai??" Desak istri pak kades
"Gali kembali buhalnya lalu satukan dan kubur."

"Masalah nya kan kita tidak tau siapa yang memberi pambanci ini, lagi pula kita juga tak tau di mana mereka mengubur benda2 itu. Apa ada cara lain kai??"
"Itu hanya satu2nya cara. Lagi pula di kalimantan tengah, sungai yang saling berseberangan itu tidak sedikit. Dalam satu desa bisa saja ada 3 atau 4 sungai yang saling berseberangan. Sangat mustahil untuk mencarinya. Kita masih mencari, pasangan ini sudah mati." Ujar kai Udin
"Allahuakbar. Kira2 siapa yang melakukan ini pada mereka." Gumam pak Kades

Pak Muslim nampak tertegun, ia menelan ludahnya berkali2.

"Pak, maaf sebelumnya. Tapi saya rasa ini ulah keponakan bapak. Karena bu Christy pernah cerita pada saya kalau ponakan nya bapak itu
Mengganggu dia sepulang dari warung. Dan alasan utama mereka membawa saya tinggal disini itu karena sebelumnya Jamil pernah mencoba melakukan hal tidak senonoh pada bu Christy di saat pak Ivan sedang memenuhi panggilan salah satu warga desa. Untungnya pak Ivan datang tepat
Waktu sebelum Jamil berhasil menggagahi bu Christy pak. Malam itu lah terjadi perkelahian fisik antara keduanya. Sampai akhirnya pak Ivan mengancam akan melaporkan ulah Jamil tersebut kepada polisi, lalu jamil pergi dan tak pernah terlihat lagi sampai saat ini.
Semenjak itulah mereka mengajak saya kemari, dan meminta saya untuk merahasiakan kasus pelecehan ini pada orang lain, termasuk bapak. Kasian pak, mereka ini orang baik. Walau saya dan mereka berbeda agama, tapi mereka tak pernah sekalipun memasak daging babi di dapur
Demi menghargai saya, mereka rela memasak di dekat pohon sana itu."cerita pak Muslim

Pak kades nampak sangat geram, raut wajahnya seketika berubah.

"Dasar bajingan!! Kalau bukan karena orang tuanya, sudah sedari dulu dia itu ku usir dari sini. Kelakuan tak pernah berubah!"
Ujar pak Kades

"Tapi, sejak kapan pula si Jamil punya kenalan orang sana?(kalteng)" Tanya istri pak kades

"Kamu lupa si Jurai itu orang mana?" Tanya pak kades pada istrinya

Jurai adalah salah satu teman Jamil yang berasal dari kalimantan tengah, pak kades
Mencurigai kalau Jurai lah yang memberitahukan tentang pambanci atau dukun pada Jamil.

Malam itu juga, Pak Muslim dan pak Kades mencari keberadaan Jurai.
Pemuda itu biasanya tidur di rumah Jamil.
Orang tua Jamil nampak kaget saat melihat kedatangan pak Kades ditengah malam buta tersebut.

"Mana jamil?!" Tanya pak kades

"Ada apa ini dul?? Kenapa malam2 mencari Jamil? Apalagi yang sudah dia buat.?" Ujar ibunya Jamil memberondong pak kades dengan banyak pertanyaan
"Anak kakak si jamil itu sudah membuat hal yang sangat kurang ajar pada mantri dan istrinya. Dia hampir saja memper*osa istri mantri dan sekarang dia berulah lagi dengan memberi pambanci pada pasangan itu!! Di mana dia sekarang??!!"
"Kamu main percaya saja dengan orang2 baru itu. Memang nya ada bukti kalau Jamil anakku yang melakukan nya??!!" Balas perempuan paruh baya tersebut dengan suara tinggi
"Perlu bukti apalagi?? Apakah pengakuan orang2 yang sebelumnya itu kurang untuk di jadikan bukti???!! Sayang anak itu boleh kak, boleh sekali dan memang itu harus untuk setiap orang tua. Tapi cara kakak ini salah!! Sudah tau kelakuan anak kakak ini seperti setan
Tapi bila orang menasihati, orang itu yang kakak marahi !!! Saya sudah cukup bersabar dengan kelakuan nya selama ini. Tapi sekarang tak ada toleransi lagi untuk perbuatan nya itu!! Kalau dalam waktu 24 jam dia tidak menemuiku, aku sendiri yang akan menulis laporan kepada
Kepolisian.!!"ujar pak kades tegas

Pak Muslim terlihat cukup puas mendengar perkataan pak Kades. Tak salah kalau pak Abdul selalu terpilih menjadi kepala desa di sana. Karena memang orang nya tegas, baik hati dan sederhana. Beliau sudah membangun desa itu menjadi lebih maju
Bahkan beliau juga tak pandang bulu bila ada orang yang bersalah pasti akan di hukum sesuai dengan kesalahan nya, meskipun itu adalah keluarganya sendiri.
Sementara di rumah, wajah Christy terlihat sudah sangat pucat dengan mata yang terus menatap lantai.

Beberapa kali istri pak Kades berusaha memijit2 tengkuk Christy dengan minyak kayu putih.
Kai Udin terlihat berdiri di depan pintu sambil mengisap rokok tembakaunya. Bau tembakau ampanan menyeruak membuat bu kades terbatuk beberapa kali. Asapnya mengepul memenuhi ruangan tersebut.
Tidak berapa lama kemudian terdengar suara pak Muslim dan pak Kades yang sudah datang.

Braaakkk.. Pak Kades melempar Jurai ke pelataran.

"Demi Tuhan pak, saya tidak tau apa2. Memang waktu itu Jamil pernah menanyakan seputaran tentang perdukunan pada saya. Dan saya ceritakan
Apa adanya. Saya tak pelit cerita pak, siapapun yang bertanya tentang keadaan kampung saya. Saya akan jawab yang sebenar2nya. Saya pun tak tau kalau Jamil sampai melakukan hal itu pada pak Mantri." Ujar Jurai nampak ketakutan
"Kau jangan coba2 berbohong padaku rai !!" Bentak pak Kades

"Sungguh pak, Demi Tuhan, saya tidak bohong. Tapi, kalau Jamil memang mendatangi dukun itu, saya tau di mana tempat nya pak. Saya akan bawa bapak ke sana. Karena kalau di lihat dari keadaan mereka ini,
Sudah berada di tahap akhir menuju kematian."ujar Jurai meyakinkan pak Kades kalau dirinya tak ikut dengan kelakuan Jamil

"Ya Allah, Ya Rabbi.. Kau jangan berkata seperti itu Rai! Umur seseorang hanya Allah yang tau!" Tegur bu kades
"Bukan maksud saya seperti itu bu, tapi itu pengalaman saya sendiri yang sudah sering melihat orang seperti ini." Jawab Jurai

"Sudah2. Tak usah berdebat. Sekarang lebih baik kau hubungi kawanmu yang orang terminal itu. Pesan dua kursi di bus padanya untuk kita besok.!" Ujar pak
Kades

Christy melihat di bagian sudut ruangan ada sesosok mahluk mengerikan berambut panjang dan tebal hingga menutupi tubuhnya. Lidah mahluk itu sesekali keluar. Lidah itu bercabang dan sangat panjang. Matanya pun sangat aneh berwarna hitam dan putih di bagian tengahnya.
(Kalau manusia normal kan yang hitam di kelilingi warna putih, tapi mata mahluk tersebut sebaliknya.)

Christy menggigil namun ia tak bisa sedikitpun memalingkan wajahnya ke lain arah. Perlahan2 mahluk itu berjalan dengan bibir menyeringai. Saat mahluk itu sudah dekat
Christy bisa melihat dengan jelas kuku kaki mahluk tersebut rupanya sangat panjang dan menghitam. Baunya mirip lumpur.
Jumatan dulu yuk...
"Uweekkkk.." Christy muntah karna tak tahan mencium bau lumpur busuk dari mahluk yang berada di hadapan nya itu

Namun meski begitu, Christy masih tetap tak bergeming dari duduknya. Matanya melotot menatap mahluk aneh tersebut.
Tiba2 kai Udin melempar sesuatu kearah Christy yang langsung saja membuatnya jatuh pingsan.

"Maaf pak, tadi saya sudah pesankan kursi di bus untuk besok. Tapi bos saya tidak mengijinkan saya libur pak. Bagaimana ya pak?" Ujar Jurai setelah beberapa waktu berlalu
"Masalah pekerjaan, kau tak usah khawatir. Yang kita utamakan sekarang adalah keselamatan dari pak Mantri dan istrinya. Karena ini juga melibatkan kamu Rai."

"Iya pak, saya mengerti." Jawab Jurai
Menjelang Subuh, di saat semua orang sudah tertidur, Ivan terbangun. Mukanya pucat dan tubuhnya terasa sangat dingin.
Ia mencium bau lumpur yang melangsang sampai ke tenggorokan.
Ia menatap kearah Christy yang berada tepat di sampingnya, ia nampak terkesiap kaget begitu melihat Christy yang dalam pandangan nya berwujud mahluk menyeramkan dengan lidah bercabang,
Ivan berusaha menjauh ketika dalam pandangan nya ia melihat Sosok itu menoleh menatapnya.

Nafas Ivan bergemuruh, istri pak Kades yang tidur tak jauh dari tubuh Christy terbangun. Ia nampaknya juga kaget ketika melihat wajah Ivan yang menegang dan sangat ketakutan
Saat melihat istrinya sendiri.

"Pak Ivan.. Bapak baik2 saja kan pak?" Tegur bu Kades sembari berusaha membangunkan suaminya
"Suruh dia pergi! Aku tidak mau mahluk menyeramkan itu ada disini!!" Ujar Ivan menunjuk ke arah Christy yang masih belum sadarkan diri
"Ini bu Christy pak, istri bapak."

"Bukan! Dia bukan Christy!!"

Pak Kades, pak Muslim dan kai Udin yang terbangun karena suara Ivan yang menggelegar itu saling tatap satu sama lain.
"Pindahkan saja istrinya ke dalam kamar atau di atas ranjang itu." Suruh kai Udin

Dengan keadaan masih mengantuk, pak Kades dan bu kades di bantu pak Muslim terpaksa harus memindahkan Tubuh Christy menjauh dari Ivan.
"Apa yang kau rasakan sekarang nak?" Tanya kai Udin

Ivan terdiam, bola matanya bergerak kiri dan kanan. Sepertinya Ivan sedang memikirkan sesuatu.
"Bau lumpur ini terus tercium. Baunya menyengat sekali."

Kai Udin menghela nafas ketika mendengar Ivan menggumam.
"Cobalah berdoa. Atau mungkin kau punya alkitab? Coba baca biar hatimu tenang." Ujar kai Udin

Lagi2 Ivan tertegun, Ivan yang sekarang sangat jauh berbeda dengan Ivan yang sebelumnya.
"Coba cari salib atau kita suci mereka Dul. Orang yang terkena seperti ini harus banyak2 berdoa dan mengingat Tuhan." Suruh kai Udin pada Pak Kades
Pak kades berusaha mencari apa yang disuruh oleh kai Udin tadi. Namun ia tak menemukan slib atau alkitab di mana2 pun.

"Permisi pak, saya masuk kamar kalian ini ya." Ijin pak kades

Ivan hanya terdiam, matanya tak berkedip menatap lantai.
Tidak lama kemudian, pak Kades kembali keluar dengan memegang salib dan Alkitab di masing2 tangan nya.

"Nampaknya mereka ini rajin beribadah." Oceh pak Kades
"Pak, bapak tau ini apa kan pak?" Tanya pak Kades pada Ivan

Ivan mengangguk,

"Kalau begitu, coba bapak baca. Biar hati bapak tenang. Dan hilang semua pikiran yang mungkin mengganggu bapak." Lanjutnya
Perlahan2 Ivan menggerakkan tangan nya ingin meraih Alkitab yang di serahkan pak Kades. Namun sesaat kemudian dia menggeleng.
"Kenapa tak jadi pak?" Tanya pak Kades

Ivan menggeleng keras, Kai Udin yang sedang menyulut rokok tembakaunya tersenyum.

"Bukan dia yang tak mau, tapi hantu yang ada di dalam dirinya menolak." Ujar kai Udin
"Coba kemarikan Salibnya." Lanjut kai Udin

Lelaki renta tersebut berusaha meletakkan Salib di tangan Ivan dan menyuruhnya untuk menggenggam Salib tersebut. Namun baru saja di letakkan di telapak tangan nya
Tiba2 tercium bau gosong. Ivan lalu melemparkan Salib tersebut hingga patah ke dinding.

"Lailahailallah.. Lailahailallah.. Allahuakbar.." Ucap kai Udin seketika meletakkan tangan nya di kepala Ivan
Pak kades dan istrinya saling tatap.

Ivan kembali tak sadarkan diri. Sehabis adzan Subuh, saat pak kades sudah bersiap dan tengah menunggu kedatangan Jurai. Terlihat 3 orang yang sedang berjalan kearah rumah mantri tersebut. Setelah di sorot dengan senter, rupanya
Itu adalah Jurai dan orang dari Jamil.

"Mana si jamil?" Tanya pak kades

"Belum pulang." Jawab ibunya Jamil terdengar ketus
Tanpa ba bi bu lagi, mereka masuk kedalam rumah.

"Kalau di lihat2 sepertinya pak mantri ini terkena penyakit biasa. Mungkin demam berdarah. Coba besok bawa ke puskesmas."
"Sakit biasa apanya?? Aku ni sudah berpengalaman dengan hal2 seperti ini. Dan mereka terkena pambanci dari orang yang menginginkan rumah tangga mereka hancur."
Sahut kai Udin nampak kesal dengan perkataan ibunya Si Jamil

Sebelum ada keributan, pak kades langsung menengahi.

"Sudah2. Kalau tujuan kakak kemari hanya untuk membela anak kesayangan kakak itu, lebih baik sekarang juga kakak pulang. Jangan menambah panas suasana." Ujar
Pak kades

Sementara Jurai hanya diam menunduk, tanpa berani menatap orang2 di dalam rumah tersebut.
"Kau sudah siap Rai?? Pukul berapa bus nya lewat?" Tanya pak Kades pada Jurai

"Jam 8 pagi pak. Kemungkinan lewat sini sekitar pulul 9an." Jawab Jurai
"Baguslah kalau begitu. Jadi sekarang kita bisa siap2 terlebih dulu." Kata pak Kades

"Mau kemana dul?" Tanya ibunya Jamil

"Mencari tatamba untuk pak Mantri." Jawab pak kades singkat
Jurai dan pak Kades nampak sama2 saling diam saat sudah duduk bersebelahan di dalam bus.

"Kau rasa dukun itu mau menolong kita?" Tanya pak kades

"Mungkin iya pak. Tapi kita usahakan saja dulu, dengan membayar 2 kali lipat dari bayaran si Jamil. Tapi itupun kalau memang benar
Dukun nya yang itu."jawab Jurai

Pak Kades mengangguk, malam semakin larut. Orang2 di dalam bus nampaknya sebagian sudah terlelap. Namun pak kades sedikit susah untuk memejamkan matanya.
Karena bus yang seringkali menabrak lubang2 besar di tengah jalan.

Sayup2 ia mendengar bisikan, bisikan yang seolah2 menyuruhnya untuk segera memejamkan mata.
Beberapa kali pak kades hampir terlelap namun segera kemudian matanya terbuka lagi setelah bus kembali berguncang.

Singkat cerita.. Setelah melewati perjalanan panjang akhirnya mereka berdua sampai di sebuah pelabuhan.
Jurai nampaknya sedang tawar menawar harga carteran masuk ke desanya dengan seorang bapak2 pemilik perahu mesin.

Pak Kades mendengarkan obrolan Jurai dengan bapak2 itu tanpa ia tau arti dari bahasa yang di gunakan oleh mereka.
"Katanya 150 langsung sampai ke desa saya pak. Biasanya kalau umum bukan carteran cuma 20 ribuan perorang. Tapi berhubung kita sampainya sudah sore begini, jadi taksian air milik warga desa saya sudah pada pulang pak." Kata Jurai
"Apa tidak bisa kurang lagi Rai?" Tanya pak Kades

"Pas pak. Tadi saya sudah tawar tapi orangnya tidak mau." Jawab Jurai

"Ya sudahlah, dari pada kita bermalam di sini kan. Malah akan semakin membuang2 waktu." Ujar pak Kades merogoh dompet di dalam saku celana nya
Beliau menyerahkan 3 lembar uang 50 ribuan pada Jurai. Lalu akhirnya mereka pun berangkat menaiki perahu mesin milik pak Ramli(sebut saja namanya begitu)
Rintik gerimis mulai turun, air sungai pun nampak bergelombang.

Wajah pak Kades nampak menegang, kedua tangan nya memegang pinggiran perahu.
"Tenang saja pak. Tidak akan terjadi apa2." Ujar Jurai menenangkan pak kades yang nampak ketakutan

Setelah melewati belokan sungai, terlihat beberapa rumah dengan penerangan Listrik, namun sebagian masih belum ada listriknya.
"Ini desa saya pak. PLN memang belum masuk sampai ke sini pak. Hanya orang2 yang berada memakai Genset untuk lampu dan menonton televisi." Kata Jurai menunjuk ke beberapa rumah yang memiliki penerangan
"Op mang op.." Seru Jurai seraya berdiri

Ketika mesin perahu tersebut di slow kan Jurai langsung melompat ke arah jamban dan kemudian menahan perahu agar pak kades bisa melompat keluar.
"Dekat sekali desamu dari pelabuhan itu tadi Rai. Di pinta 150 ribu." Ujar pak Kades

Jurai cuma tersenyum menanggapi perkataan pak Kades.
Mereka berjalan menaiki tangga lempang (tangga khas dayak yang terbuat dari kayu bulat)

Pak Kades yang tak terbiasa menaiki tangga seperti itu lebih memilih berjalan di tanah yang berlumpur setelah menaiki 2 anak tangga lempang.
Pak Kades nampak tertegun ketika melihat rumah keluarga Jurai yang nampak sangat tua dan reot. Bahkan beberapa dindingnya sudah di tambal dengan karung agar tak tempias ketika hujan.
Rumah yang bergaya kuno itu memiliki tinggi 2 meter dari tanah. Pak Kades garuk2 kepala ketika melihat tangga yang sama dengan di sungai tadi terpasang di rumah tersebut.
"Ada tangga yang lain kah rai?? Kakiku rasanya lemas naik tangga itu." Bisik pak Kades membuat Jurai menahan senyum lucunya
"Bapak pegangan di sini nah, terus pelan2 naik. Bapak tidak akan kenapa2." Ujar Jurai

"Mai.. Amai.." Panggil Jurai pada seorang laki2 paruh baya yang sedang meraut bambu dengan langge (anak mandau)
"Iko ka rai??" Ujar ayahnya sembari menyoroti jurai dan pak Kades dengan senternya

"Iyoh."

"Mai, ini saya datang bersama pak Abdul, kepala desa di desa tempat saya kerja." Ujar Jurai memperkenalkan
"Inai mana?" Tanya Jurai lagi setelah mereka memasuki rumah tersebut

Meski dari luar sudah sangat tua di makan usia, tapi di dalam rumah itu barang2 tersusun rapi, dan sangat bersih.
(Amai memiliki arti Ayah, dan Inai memiliki arti Ibu. Amai, inai panggilan ke orang tua dalam bahasa dayak murung)

"Inai mu beli gula ke warung." Jawab ayahnya

"Mari silahkan duduk pak. Maaf kalau rumah kami kotor sekali." Ujar ayahnya Jurai sembari mengangkat bambu2
Yang ia raut tadi, lalu menaruhnya ke sudut ruangan yang gelap

Di rumah Jurai hanya di terangi dengan lampu minyak yang hanya ada 3 buah saja. Lampu itupun buatan sendiri dari botol bekas minuman kratingdaeng.
Membuat pak Kades baik hati tersebut trenyuh.

"Ya Allah. Aku sudah sangat bersalah telah menyalahkan Jurai. Seharusnya aku tidak boleh menyalahkan nya dan menyangkut pautkan masalah yang sudah di buat jamil padanya." Batin pak Kades
Lumayan lama mereka mengobrol2 ringan, datanglah seorang perempuan paruh baya bertubuh kurus membawa bungkusan plastik gula di tangan nya.
Matanya nampak berbinar2 ketika mengetahui bahwa Jurai telah pulang. Ia memeluk anaknya tersebut dan menciumi nya dengan penuh kasih, membuat pak kades semakin terharu dan tanpa sadar meneteskan air mata.
"Ini siapa rai?"

"Saya Abdul bu, saya kemari karena ada sesuatu hal yang harus saya selesaikan." Jawab pak kades
Ibunya Jurai dan ayahnya nampak berdebat dalam bahasa mereka.

"Orang tuamu marah kah Rai?" Bisik pak kades

Jurai tertawa kecil saat mendengar pertanyaan was2 dari pak kades.
"Tidak pak, ayah saya menyuruh ibu saya untuk membuat air. Tapi ibu saya bilang bapak ini orang muslim makanya mereka berdebat masalah gelas yang akan di gunakan untuk bapak makan dan minum selama disini." Ucap Jurai menjelaskan
"Tolong katakan pada ayah dan ibumu, agar tak usah khawatir masalah makanan, kan kita bisa beli saja."

"Masalahnya disini semua warganya bukan muslim pak." Jawab Jurai
Pak kades mengangguk.

Tiba2 ayahnya Jurai keluar rumah lalu beberapa saat kemudian beliau kembali dengan membawa 2 buah piring dan satu buah gelas beserta sendoknya.
"Dari mana piring itu?" Tanya Jurai

"Pinjam pada pamanmu, karena cuma mereka yang mempunyai alat2 makan khusus untuk orang 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 (muslim)." Jawab ayahnya
Tidak berapa kemudian 4 gelas kopi di hidangkan bersama dengan nasi lemang dan singkong rebus.

Sambil makan, pak Kades mulai menceritakan maksud dan tujuan nya datang ke desa tersebut bersama Jurai.
Kedua orang tua Jurai nampak saling berpandangan.

"Kalau begitu, besok saya antar bapak ke 𝘱𝘢𝘩𝘶𝘮𝘢𝘢𝘯 (ladang) nya pak. Karena orang yang bapak cari ini tinggalnya di pahumaan, jarang sekali pulang ke kampung." Kata ayah Jurai
--
Pagi harinya..

Pak Kades sudah berjalan2 di sekitar rumah Jurai. Ia melihat beberapa ekor babi di dalam kandang yang tak jauh dari rumah.
Dan ada beberapa ekor anak anjing yang sedang bermain kejar2an dengan ayam.

"Pak kades.. Ini sarapan dulu pak." Panggil ibunya Jurai
Mata pak kades tak berkedip melihat makanan yang terhidang. Ada nasi hangat yang di masak bercampur dengan upu dan beberapa ekor ikan bakar.

"Maaf ya pak, saya tidak punya wajan baru, makanya ikan nya saya bakar saja. Karena wajan lama saya sudah pernah di buat masak
Daging yang bapak tidak bisa memakan nya."kata ibu Jurai sambil tersenyum ramah, wajahnya lembut dan sangat ramah sekali
"Ah tidak masalah bu, di bakar pun enak. Tapi ini apa bu? Mirip sagu ya. Kalau di tempat saya ini mirip sagu yang sering di buat bubur." Kata pak Kades
"Ini upu namanya pak. Terbuat dari singkong, dan upu ini bisa jadi pengganti nasi."

Pak kades nampak lahap sekali makan nasi bercampur upu tersebut. Sampai2 ia bersendawa setelahnya.
Setelah matahari mulai bersinar hangat, pak kades, Jurai dan ayahnya berangkat menuju pahumaan milik dukun yang mereka cari, dengan menaiki cis.
Sekitar setengah jam ke hulu, mereka akhirnya sampai di mana terdapat jamban kecil yang ada sampan nya.

Seorang laki2 kira2 berusia sekitar 60 tahunan tenga duduk di pelataran pondoknya.
Laki2 itu memiliki rambut yang sudah memutih sepenuhnya dan kumis yang juga sudah memutih.
Tubuhnya kurus dan berkulit gelap. Bagian mata kirinya cacat.
"Ada apa kemari pagi2" Tanya lelaki itu sambil tertawa

Ayahnya Jurai juga ikut tertawa,

"Tak mungkinlah kau tak tau maksud kami kemari. Kami belum sampai sini pun, kau pasti sudah tau kalau kami akan datang. Makanya kau duduk disini menunggu kami." Kata ayahnya Jurai
Lelaki tua itu tertawa terbahak2, lalu menatap lekat kearah pak kades. Dan tiba2 pak kades merasakan ngilu dan sakit yang luar biasa di bagian punggung serta kakinya.
Wajah pak kades menjadi memerah, karena lehernya terasa seperti di cekik. Bagian wajahnya menjadi panas seketika. Membuat pak kades langsung ambruk ke tanah.

Ayahnya Jurai langsung berlari mendekati pak kades.

"Iko ela macam tu!!" Ujarnya seraya menatap laki2 tua yang masih
Tertawa terbahak2 tersebut

Jurai menelan ludahnya, perlahan2 ia berjalan mundur dan bermaksud melarikan diri karena takut melihat keadaan pak kades yang seperti itu.
"Suruh dia pulang dan katakan padanya. Apa yang sudah di tanam tak bisa di gali lagi." Ujar si lelaki tua sembari menyulut
Rokok tembakau gilingnya

Uhuuukkk.. Pak kades terbatuk, untuk beberapa saat beliau mengatur pernapasan nya.
Ayah Jurai mendekati orang tua tersebut lalu mereka terlibat dalam perbincangan serius. Sesekali ayah Jurai menaikkan nada bicaranya.

"Bapak tidak apa2kan pak?? Apa masih sakit?" Tanya jurai berusaha membantu pak kades berdiri
"Hampir mati aku." Gumam pak kades beliau terlihat masih lemas

Akhirnya si lelaki tua pun mengalah, lalu bertanya : berapa kau sanggup bayar aku untuk mematahkan pambanci itu?"

Pak kades yang masih lemas dan takut, menjawab dengan bibir bergetar.
"Saya akan bayar 2 kali lipat dari bayaran si jamil." Kata pak kades, karena ia tau kalau Jamil tak mungkin punya uang banyak untuk membayar dukun tersebut.

"Baiklah, berarti 3 juta." Ujar si lelaki tua yang membuat pak kades terbelalak
Uhuuukkk. Uhuuuukkk..

Haaa huuuhhh huufftt.. Pak kades menghela nafas berkali2

"Pak kades tidak apa2?"

"Uang yang ku bawa tidak sebanyak itu jurai. Ya Allah, kepalaku tiba2 pusing."
Akhirnya mau tak mau, pak kades terpaksa memberikan barang berharga yang ia bawa untuk mencukupi bayaran tersebut, dan menyisakan, sebagian uang untuk mereka pulang.
"Akan ku pastikan pasangan itu akan kembali seperti semula." Ujar si lelaki tua lalu menghembuskan asap rokok tembakaunya yang berbau sangat menyengat
Sementara itu istri pak kades baru saja sampai di rumah Yang di tempati Ivan dan istrinya. Kai Udin nampak masih menunggui mereka sambil terus berdoa.
Tubuh Christy semakin pucat, bahkan ujung2 jarinya sudah mulai membiru.
Begitupun juga dengan Ivan.

Sesekali kai Udin meletakkan telapak tangan nya di dahi Ivan lalu menatap pada Christy.
----
Malam itu hujan turun sangat deras di ikuti suara guntur, air sungai meluap dengan sangat cepat. Raut wajah pak kades nampak gelisah. Sesekali beliau menjenguk keluar pondok untuk memastikan hujan yang turun, meski sebenarnya suara gemuruh hujan begitu jelas terdengar
Jatuh di atas atap.

Kira2 sekitar pukul 9 atau 11 malam, hujan mulai reda menyisakan rintik2 kecilnya.

Mereka berempat berangkat menuju ke daerah sungai yang di gunakan untuk mengubur barang2 ritual dari pambanci tersebut.
Air sungai itu sangat keruh dan deras. Lelaki tua terjun kedalam air dan beberapa kali menarik nafas ke permukaan. sekitar 30 menit berjuang di dalam arus air yang deras, akhirnya bungkusan berisi barang2 yang di ritualkan itu berhasil di dapat.
Tinggal bungkusan yang berada tepat di seberangnya.

Di seberang sungai itu, mereka mengalami sedikit masalah. Karena perahu yang mereka naiki terbalik sebab terkena hempasan ekor buaya sungai.
Jurai yang paling muda di antara mereka berusaha sekuat tenaga untuk menyeret perahu yang posisinya sudah terbalik itu ke tepi.
Meski jantungnya saat itu berasa hendak copot karena kakinya tak sengaja terkena sesuatu benda yang agak kasar dan berduri2.
Namun akhirnya mereka semua berhasil berenang ke tepi dengan selamat.

Si lelaki tua tertawa terbahak2 menatap ketiganya yang sudah pucat pasi karena ketakutan.
Lalu ia berjalan ke arah patok yang tertancap di pinggir sungai tersebut, tak butuh waktu lama bungkusan benda ritual itu berhasil di gali dan di ambil.
Setelah itu si lelaki tua membongkar kedua bungkusan tersebut dan langsung menguburnya jadi satu.

Hujan sudah reda, suara kodok mulai terdengar bersahutan.
------
Hampir seminggu sudah setelah kepergian pak kades. Keadaan Ivan dan Christy sudah mulai membaik. Keduanya berangsur2 sembuh.
Pak Muslim dan istri pak kades dengan setia merawat keduanya.

----
2 minggu telah berlalu, Ivan dan Christy sudah berbaikan dan kembali menjalani hubungan yang hangat dan romantis.
Sementara Jurai, ia mendapatkan pekerjaan tetap dari pak kades dengan upah yang sangat lumayan.

Sementara Jamil, tak pernah lagi menampakan diri setelah di marahi habis2an oleh paman nya.
---------
"Semoga bapak selalu menjadi orang yang bijaksana dan baik hati, sukses selalu ya pak. Dan terima kasih atas semua kebaikan bapak pada saya dan istri." Ucap Ivan ketika mereka akan pulang ke kota tempat tinggal Ivan
Di karenakan Christy yang sudah hamil tua dan katanya ingin melahirkan dengan di dampingi kedua belah pihak keluarganya.

"Jujur saya sangat berat kalau bapak dan ibu pergi. Tapi, saya akan selalu mendoakan semoga bapak dan ibu selamat sampai tujuan dan bisa secepatnya
Kembali kesini lagi. Dan juga, semoga anak kalian nanti menjadi anak yang soleh/solehah."kata pak kades yang langsung di cubit oleh istrinya
"Tidak apa2 bu. Saya tidak tersinggung. Malah saya sangat senang mendengarnya." Ujar Ivan tersenyum

-----SELESAI-----

Mohon saweran atau donasi nya ya ponakan2😚..

Donasi pulsa : 0856 5403 7262

Link saweran : saweria.co/donate/Omrasth…
Tak usah banyak, seribu rupiahpun
Jadi🙏🙏. Buat beli bensin dan penyemangat om rasth nyari cerita. Kepada kalian semua, om rasth ucapkan Terima Kasih yang sebesar2nya. Semoga kalian sehat selalu dan di lancarkan rejekinya. Aamiin🤲

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with OM RASTH

OM RASTH Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

Apr 20
PENGANTIN

Nama orang dan tempat sudah diubah, untuk menjaga privasi dari narsum.

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
"Cepat bah kamu ini lama sekali !!" teriak seorang ibu2 pada seorang pemuda berusia 16 tahunan

"Sebentar.. Ini baru selesai..." Jawab pemuda itu sambil berlari keluar kamar membawa tas yang tampak sangat penuh
"Kau bawa apa sebanyak ini ndi?" Tanya ibunya dengan alis mata mengerut menatap tas yang dibawa anaknya tersebut

"Kita kesana 1 minggu kan?? Aku bawa baju, celana, sabun, handuk topi, kacamata...."

"Ya sudah, cepat angkat, bawa keluar. Sebentar lagi travelnya datang.." Potong
Read 153 tweets
Mar 24
SANTET SIND'AH
(Santet Kiriman Kakak Ipar Perempuan)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Kepalaku benar2 sakit. Di bawa duduk saja rasanya seperti berputar2." Ucap Vivi pada suaminya, Rigen.

"Kalau begitu kamu istirahat saja. Jangan mengerjakan pekerjaan rumah dulu.
Nanti aku saja yang bereskan setelah pulang kerja."ujar rigen seraya mengelus kepala istrinya itu

"Terima kasih ya..."

"Sama2 sayangku.." Balas rigen seraya mencium kening istrinya lalu berpamitan untuk berangkat kerja
Read 190 tweets
Mar 16
HANTU SANDAH
Berasal Dari Perempuan Yang Memakai Ilmu Pirunduk

Sandah ini pernah menggemparkan kalsel tepatnya disalah satu/beberapa desa, pada tahun 2007an.

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Nama desa maupun orang dalam cerita akan sebisa mungkin om ubah, agar tidak menyinggung beberapa pihak yang mungkin masih terkait dalam cerita.
_____

Beberapa orang lelaki berusia awal 30an, terlihat sedang mencari2 sesuatu di area pahumaan/sawah.

Mereka memakai senter dikepala dan membawa peralatan seperti wadah berukuran sedang yang memiliki tutup diatasnya. Wadah itu diikatkan pada pinggang mereka.
Read 97 tweets
Mar 8
PANGULUH SANG PEMANGSA DARI PEDALAMAN KALIMANTAN TENGAH

"Mereka memburu apapun yang bisa dimangsa. Bahkan mayat yang sudah dikubur pun tidak lepas dari ancamannya"

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhoror
#omrasth

(Gambar hanya pemanis) Image
Panguluh, adalah manusia jadi2an yang bisa merubah dirinya menjadi binatang.
Mereka dikenal sangat brutal ketika memangsa mayat maupun saat mengganggu wanita2 hamil dan melahirkan.
Mereka ada di desa2 pedalaman, kehulu dari muara teweh hingga atas purukcahu/murungraya.
Di desa om rasth sendiri (dihilir purukcahu, tapi masih masuk wilayah kabupaten murung raya) masih terdapat sangat banyak mahluk ini.
Di beberapa thread, om rasth sudah pernah menceritakan berbagai pengalaman tentang panguluh.
Read 181 tweets
Feb 24
BULIK

(Nama tempat dan tokoh sudah disamarkan.)

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
2008.

Raut wajah pak budi terlihat murung, helaan nafasnya terdengar berat.

"Kita tidak ada pilihan selain pulang kekampung. Disini, dikota besar ini kita tidak akan bisa bertahan. Dan lagi uang tabungan kita sudah mulai menipis karena memaksa bertahan disini." Ujar pak budi
Ia menatap istrinya yang duduk disampingnya.

"Ya, aku setuju kalau kita pulang ke kampung saja. Mungkin dikampung kita bisa memulai usaha baru lagi."
Read 237 tweets
Jan 22
PELET CELANA DALAM

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhorror
#kisahnyata

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Eh sum, bujurankah rumah kosong dihiga wadah ikam tu ada yang mandiami sudah?
(Eh sum, betulkah rumah kosong didekat rumahmu itu sudah ada yang menempati?)" tanya yayah pada isum yang pada saat itu mereka sedang berada
Disebuah rumah yang akan mengadakan acara pernikahan

"Iih pinanya, pang rami kamarian urang bahangkut parabut kasitu. (Sepertinya iya, karena kemarin ramai orang mengangkut barang kerumah itu." jawab isum
Read 149 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(