Nyata Profile picture
Oct 28, 2021 134 tweets 18 min read Read on X
"Aku Dimana"
malam mencekam GUNUNG GUNTUR.

#NYATA
#bacahorror #hororthread #horor
@IDN_Horor @bacahorror @BacahorrorCom @Penikmathorror
#malamjumat

No comot2, Salam Hi..Hi..Hi.. Image
“Tau enggak pak!!! tu si susan nangis terkejar, teriak teriak mangilin Jefri” cerita andi mengisahkan pengalaman horor mendaki gunung dengan ketinggian 2.249 mdpl di tahun 2007 silam.
GUNTUR, begitulah nama yg diberikan masyarakat setempat untuk mendeskripsikan gemuruh dari gunung terkait yg sangata mirip dengan suara Guntur dikala hujan.
Belakangan ini , nama Guntur kembali hits, bukan sekedar karna keadaannya yg asri bagi para pemuja dunia pendakian, namun lebih dikarenakan maraknya pemberitaan tentang seorang remaja yg beberapa minggu lalu sempat hilang di sana.
Kisah itu menjadi sorotan hangat bagi para pecinta dunia perklenikan, tak terkecuali anda yg saat ini pun mampir untuk memanjakan penerawangan tentang mereka yg tak kasat mata, >>
<<namun jauh dari kisah horor itu membanjiri kanal kanal situs berita, bahkan sosmed saat ini, 5 sekawan (Jeffri, Andi, James, Susan dan Puteri), sudah lebih dulu menjadi saksi hidup akan keangkeran Gunung yg berada di Garut tersebut.
Hujan yg sedari pagi tadi meraung membasahi daaerah Jabodetabek sepertinya tidak akan reda dalam waktu singkat ini, keadaan warung Pak Agung, terisi  oleh karyawan tempat diri ku bekerja,>>
<< banyak rekan sejabat yg mampir kesana guna menikmati secangkir kopi sembari menunggu tetesan air yg turun dengan deras nya di sore itu.
Saat itu telinga ku terfokus kepada apa yg Andi ceritakan kepada bos nya (Pak Wiro), ke 2 orang tersebut merupakan rekan sejawat namun berada di divisi berbeda.
Andi tampak khusyuk mengisahkan pengalaman horor di tahun 2007  kala mencoba menaklukan puncak gunung Guntur bersama 4 orang lainnya yg notabane nya juga teman teman kerja ku dikantor, (Kisah ini real tadi sore (28/10/21) saya dengar kan sendiri dari narasumber).
Awalnya kisah yg diceritakan Andi agak membosankan, tak ubahnya pengalaman horor tersesat yg sangat meinstream terjadi di dunia pendakian, wajar saya sedikit berkata seperti itu, karna saya pribadi juga salah satu pencinta pendakian gunung. Hi..Hi..Hi…
Namun selang 10 menit dia bercerita, tatkala kisah itu mulai menonjolkan sisi lainnya yg jauh lebih kelam, aku malah langsung memotong perkataannya sore tadi.

“Serius lo di?” tanya ku keheranan tatkala dia mengisahkan mereka memasuki kampung goib dan hampir mati disana.
*DEMI MAS* ujar nya sembari mengangkat 2 jarinya, seolah jujur bersumpah.
"Malam itu benar benar Malam mencekam Bagi kami di Gunung Guntur" jelasnya sembari mulai mengisahkan apa yg sebenarnya terjadi di tahun 2007 itu.
Awal menceritakan andi sudah memasuki fase horor yg terlalu dini dimulai.

Januari 2007, sekitaran jam 11 malam, mereka ber 5 tiba di kaki gunung Guntur, tempat yg menjadi batas akhir antara pemungkiman penduduk dengan wilayah konservasi kawasan gunung tersebut.
Saat itu hari minggu, keadaan cukup sepi, pos penjagaan terlihat kosong melompong bak bangunan angker yg ditingal pemiliknya, beberapa warung milik warga masih terlihat terjaga dengan pemilik yg hampir rata rata tertidur pulas, larut dalam gemericik hujan deras kala itu.
Sengaja mereka memilih hari senin subuh, sebagai jadwal schedule penaklukan puncak gunung guntur.

"Biar private mountain" kata andi menjelaskan pada ku, jadi dengan kata lain ke 5 orang ini cuti 2 hari berbarengan guna memanjakan diri menyatu dengan alam saat itu.
Sembari menunggu subuh mereka bernaung di salah 1 warung milik warga, tidak ada reservasi pilihan warung hanya berlandaskan kepada penjaga yg tampak masih terjaga saat itu.

Belum juga mendaki, baru menghisap sebatang rokok, seorang wanita tua datang menjumpai Jefri.
Tidak ada basa basi, apalagi menanyakan nama,

*Kalian pulang saja, ga usah mendaki saat ini* ucapnya kepada jefri yg membuat dirinya kaget bukan main, sontak jefrri memandangi kami semua.
Nenek nenek itu kenapa tanya nya kepada kami.

Semua mata menatap jefri heran,
*Nenek Nenek?*Nenek yg mana? Tanya Andi dan rekan lainnya heran dengan apa yg diucapkan Jefri saat itu.
*Nenek ini loh!! Loh kok hilang* Kata Jefri spontan.

Sontak jepri mengucap, menyebut nama Sang Pencipta, memohon perlindungan akan kejadian horor seperti di film yg baru saja mengusik ketenangan dirinya.
Riak wajah Jefri langsung pucat, jantungnya berdetag kencang, mencoba menelaar siapa yg barusan berbicara dengan dia.

Tidak lg dihiraukan nya mi rebus yg ada dihadapan, seleranya hilang, perutnya terasa kenyang dengan hidangan horor yg baru saja terjadi.
*Ini ga lagi bercanda kan?? masak kalian ga ada yg lihat? ah. ASU.....* Katanya berulang ulang, mencoba mencari kebenaran akan apa yg mata nya saksikan tadi.
Walau hanya Jefri yg mengalami ganguan, namun cerita itu sudah membuat bulu tenguk kami bergedik,malah ke 2 wanita yg ikut bersama kami, sempat mengatakan

*Yakin kita jadi mendaki besok? belum apa apa saja sudah horor?* celoteh susan yg di dukung oleh putri.
"Ogut packing dulu, biar besok subuh tinggal cau kita" ucap James mencoba mengalihkan pembicaraan itu.

"Lo sama putri, selonjoran saja duku, tidur tidur ayam, track nya lumayan nanjak* sambungnya, yg cukup berhasil meredam teror kecil tersebut.
Sejenak kami semua melupakan apa yg dikatakan jefri, terlepas dari hanya bercanda atau memang real terjadi apa yg dikatakannya, sudah lah anggap saja angin lalu, selama memang maksud dan tujuan kita baik >>>
<<<Pasti akan di permudahkan untuk pendakian besok, begitulah hal yg coba ditanamkan Andi kepada semua rekan.
Namun bahasa bersahaja dan penuh pemaknaan akan arti berserah sepenuhnya, tidak serta merta mampu menenangkan hati Jefri, pasca peristiwa singkat yg terjadi, ada keanehan tersendiri yg kami lihat akan sikap jefri.
Dia terlihat diam, seperti engan tuk berkata, belum lagi bila kami ajak berbincang, dirinya tampak tidak fokus dan melamun.

*aaa. iy.. iya. kenapa. oo. apa tadi* jawabnya yg tdk pernah sesuai dengan arah pembicaraan.
Setengah 3 subuh, suara James beradu kencang dengan riuh hujan yg belum mereda, dia mencoba membangunkan kami 1 /1 dari mimpi Indah yg baru beberapa jam terjalani.

*Woi.. woi.. bangun bangun, ayok siap siap* katanya saat itu.
Mata masih terasa sepat, menahan kepala yg masih belum sepenuhnya tersadar, belum lagi hawa dingin yang menusuk tubuh, membuat kami hanya duduk dengan masih berselimut jaket menutupi bagian kaki.
Kurang lebih memakan waktu sejam bagi kami untuk benar benar tersadar dan siap melakukan pendakaian, sekali kali suara James riuh berteriak.

*Ah… lambre,,, lambre… pada lama semuanya* celotehnya yg sudah tampak bosan menunggu kami ber 4.
Singkat cerita, dijam 4  kami ber 5 akhir nya mulai pendakian itu, Jalur Cikahuripan menjadi pilihan kami saat itu.

“Kenapa?”,
Kami pun tidak tau jawabannya, karna pada saat itu hanya James saja lah yg pernah mendaki gunung Guntur, dan dia pula yg mendaftarkan/melaporkan maupun mempersiapkan segala kebutuhan dan keperluan>>>
<<<< Jefri sekalipun, sebagai orang yg paling sering melakukan pendakian di beberapa gunung di jawa, belum pernah menyingahi puncak gunung ini.

Terus bagaimana yg lain? “Hanya bermodalkan nekat dan tekad”
Diawal pendakian, kami melewati jalanan setepak, dengan pemandangan yg masiih terlihat gelap, mungkin bila perjalanan ini dilakukan saat matahari sudah mulai terbit, maka mata akan termanjakan oleh hamparan hijau dari ladang milik warga setempat.
Saat itu hanya rombongan kami yang terlihat melakukan pendakian, tak heran jua dan tak perlu mendramatisasi, karna hari yg kami pilih bukanlah long weekend apalagi tanggal merah, plus ditambah itu Hari SENIN, ya sudah pasti kami akan merasakan private mountain dalam benak pikiran
Kurang lebih sudah sejam kami intens berjalan tanpa jeda, Susan menjadi orang yg agak ribet kala itu, wajar saja dengan jalur yg agak licin habis diguyur hujan semalam suntuk >>>
<<dan belum lagi sepatu yg digunakan nya juga model sport layaknya anak anak abg mau ngemall di jaman sekarang membuat dia beberapa kali tergelincir dan menjadi bahan candaan kami saat itu.
Kami terus berjalan menusuri setapak demi setapak, langit juga sudah mulai sedikit menerang, walau warnanya masih mendominasi abu kehitaman, karna memang keadaan cuaca pada saat itu sedang musim hujan, jadi ada kemungkinan pendakian ini akan ditemani oleh tetasan air berkah.
Suara kami riuh menghiasi hening nya gunung Guntur, Jefri yang kemarin terlihat kusut sudah kembali tertawa dan bercanda sebagaimana sifat aslinya yg memang tak ubahnya comedian.
Sekitaran jam 6 kurang, setelah 2 jam kami berjalan, kami sempat menepi sejenak karna permintaan puteri dan susan yg mulai kecapean.
“Jangan minum banyak banyak”saran Jefri kepada mereka,
Tak kurang 3 menit rasanya kami bersantai sejenak meringankan betis, seorang Mbah Wanita yg sangat tua, tampak melewati kami dengan sedikit membungkuk badan dan menjuntaikan tangaanya, (ibarat kita mau permisi ke orang lain agar dikasih jalan).
*Permisi Cu* katanya ramah, yg kami jawab serentak, iya mbah silahkan.
Tidak ada yg aneh sebenarnya mengingat itu sudah jam 6 pagi, apalagi aktivitas masyarakat pendesaan memang terkenal rajin dan beraktivitas sedini mungkin.

Tapi yg menjadi pertanyaan kami, bukan bahasan dari mulut putri yg mengatakan

*Hebat ya sudah setua itu masih bisa nanjak*
*Tapi jam berapa dia naik ke atas sana!!! * Ucap Jefri yg langsung kembali berjalan dan membuat kami saling menatap mencoba mencerna apay g barusan Jefri katakan
Sebab!! secara logika kami berjalan di jam 4, setelah gerimis mereda, malah di jam 3 subuh tadi hujan masih sangat lebatnya yg pastinya tidak mungkin Wanita setua itu dapat menerjang naik keatas sana.
Keadaan sempat hambar, dan sangat membosankan, semuanya coba menjaga tutur kata, dan fokus untuk sampai kepuncak guntur sesuai dengan rencana awal.

Gambaran sedikit, secara umum sebenarnya kurang lebih 6-7 jam seharusnya kami sudah sampai dipuncak.
Terlebih lama rasanya kami berjalan dan hanya sedikit waktu kami luangkan beristirahat.

Namun 5 jam berjalan pos 1 pun tak kunjung tampak, bila hitungan matematis seharusnya kami sedikit lagi sampai pada pos 3 (terakhir).
Atau minimal sudah berada di pos 2.

James yg notabene nya sudah beberapa kali mengunjungi tempat itu, menjadi org pertama yg frustasi.

"Bang*at Bang*at" teriak nya yg membuat kamu semua keheranan.
"sudah ga beres, ini dah ga beres" katanya melanjut kan kepada kami semua.

Jujur aku pribadi (andi), tdk mengetahui karna kami bukan seperti kisah horor pendakian lainnya, "diputar pada tempat yg sama" tempat kami sangat jauh berbeda dengan tempat yg sebelumnya kami tapaki.
"Belum sampai kali" ucap jefri coba menenangkan james kala itu.

"Ga Jef, ini ga beres, ga mungkin sejauh ini pos 1, apalagi kita minim istrahat" Jawab James pada dirinya.
Hampir sejam mereka berhenti, coba menngkan pikiran, serta menkondisikan badan agar kuat untuk kembali beranjak.

"15 mnit lagi kita jalan ya" ucap jefri mengambil alih komando pendakian.

Kala itu sudah jam 1, dan tdk ada seorang pun yg kami temui sepanjang 7 jam kami mendaki.
Kami memulai perjalanan kembali dengan doa, seraya berharap apa yg dikatakan James hanya suatu kekeliruan saja.

Setapak demi setapak langkah kami beriringan, membentuk formasi berjejer dengan jefri yg ada di depan, dan james memantau di posisi belakang.
beberapa menit berlalu, hujan gerimis turun menambah sengit pendakian.

Wajah putri dan susan kian lesuh, sudah tak mampu berkata lagi, nampak nafas mereka terengah, mulai habis termakan lelah, belum lagi medan kali itu berupa tanjakan panjang yg membuat tenaga semakin terkuras.
"Jef !! tahan dulu, kasian yg lain" teriak james mencoba memberikan aba aba.

"Fret Not" ucap Jefri, sembari mengacuhkan permohonan james, dia terus berjalan, bahkan susan sampai menangis kala teriakan nya jua diacuhkan olehnya.

"Jef, berhenti dulu, semua capek, istrahat dulu"
Singkat cerita kami ber 4 terpisah dengan Jefri, dia trus melaju meningalkan rombongan, sementara kami masih tertahan , beristirahat karna keadaan yg sudah mulai hujan dan kondisi putri dan susan yg sudah menyerah, seolah engan untuk melanjutkan kembali pendakian.
Tenda yg ada di tas gunung James di gelar, disana kami ber 4 berteduh, sembari memikirkan apa yg harus dilakukan saat ini.

"James , kamu kan sudah beberapa kali ke sini, mank seharusnya jalannya bagaimana ?, ntar kamu lupa memang lupa kali ?" tanya ku (andi).
"Gak di, aku ga mungkin salah, kita itu harus nya lewati 3 pos, jarak nya kurang lebih 1-2 jam perjalanan jalan santai,>>
ini boro bor kita sampai di salah 1 pos, seingat ku sebelum pos 1 ada sumber mata air" ga jauh dari bascamp awal tadi, ini sudah 7 jam lebih, ga ada tanda tanda" kata nya dengan raut wajah serius.
Kami terdiam, bingung dengan apa yg dikatakan James.

"Aku bicara pahit aja, kita ini entah nyasar , entah... Ah sudahlah" ujarnya sedikit emosi
Susan masih terisak, sedikit menangis, "trus harus bagaimana?" tanya nya sayu., belum lagi Jefri juga ga tau dimana saat ini!!, katanya melanjutkan pembicaraan.
"Bodo amat ama Jefri, cukup tau lah, lagian ga usah dipikirkan, kan dia bilang jangan kwatir tadi waktu kamu teriak " celetus James mengingatkan akan kejadian beberapa jam lalu.
Menjelang senja mulai menyapa, Andi dan ke 3 rekan lainnya masih tertahan, berteduh didalam tenda, tidak ada tanda mereka masih berniat untuk beranjak hari itu, belum lagi sedari tadi kabut turun dari gunung yg membuat jarak pandang menjadi terbatas.
“Kita sudahi saja pendakian ini, Besok coba kita balik arah turun kebawah” Ucap James sore itu.
Tidak ada yg mau berdebat atau menjawab pernyataan itu, terlebih baik saya, susan maupun putri sangat minim pengalaman mengenai pendakian, prihal Jefri juga seakan terlupakan, dan enggan untuk diperbincangkan.
Malam tiba, udara semakin dingin, hujan kembali turun dengan hebatnya, ber 4 kami hanya berdiam diri didalam tenda yg seharusnya digunakan maksimal 2 orang, >>
>>tenda itu sejati nya memang dipersiapkan untuk susan dan putri, sementara tenday g dipersiapkan untuk kaum lelaki ada didalam tas yg dibawa Jeffri.
Begitu juga dengan kosumsi dimana sebagian berada di tas jefri dan hal terparahnya iyalah kompor guna membuat minuman hanya ada 1, dan kembali benda penting itu berada di dalam tas carrier yg dibawa oleh Jefri.
Alhasil kami hanya mengisi perut dengan cemilan, dan roti rotian, sesekali mi intan terpaksa kami remes dan dimakan seadanya malam itu, sementara untuk air minum, hanya mengandalakan air mineral yg turut dingin mengikuti cuaca saat itu.
Ditengah malam yg kian larut, suara suara hewan malam sesekali mulai terdengat, hujan sedikit mereda, aku james dan susan duduk di dalam tenda, saling berhimpit, sementara putri kami berikan porsi lebih untuk dia membalingkan badanya yg mengigil dan terasa hangat seperti demam.
Jam saat itu mungkin sekitar 7 atau 8 malam, Langkah kaki terdengar berjalan, disekitaran tenda secara tetiba, dan ada pembicaraan permisi layaknya bila pendaki saling berpapasan.

“Permisi mas, Naik dulu” ucapan itu terdengar di telinga kami.
James langsung membuka tenda dan melihat keluar, dia mengarahkan senternya kearah jalan di atas maupun bawah, Aku dan susan turut serta keluar pada malam itu.
“Kok ndak ada ya Di?* tanya james dengan wajah bingung.

“tadi kalian dengarkan?” ucapnya kembali.

Saat itu susan seketika memegang erat tangan ku,

“kita masuk saja” ucapnya gelagapan terbatah memaksa aku untuk masuk.
“ james buruan masuk” ucapnya kembali dari dalam tenda, seolah memberikan tanda, dan kabut kembali turun dari atas gunung, sepintas menghilangkan James, dari pandangan kami.

Susan semakin kencang mengengam erat tangan ku.

“Suruh James Masuk, suruh masuk, Cepat!!” pinta nya
“kamu kenapa san?” tanya ku keheranan, sembari melangkah keluar tenda.
Dan benar saja, apa yg menjadi ketakutan Susan seakan terjadi, tidak ku temui James saat itu, beberapa kali aku coba menyenter dan nihil hasil keberadaannya.

“James, lo dimana? Masuk tenda dulu “ teriak ku berkali kali tanpa ada balasan darinya.
San kamu kenapa? Mank kamu lihat apa ?” tanya ku keheranan milihat tingkahnya yg masih gelagapan ketakutan sedari tadi.
“Ne.. Ne. Nenek yg tadi pagi ada di depan t Di?, matanya hitam semua, mulutnya penuh darah, aku gak tau kalian lihat apa gak, waktu james ngarahin senter,” ucapnya sembari menunjuk satu arah seakan meberitau dimana dirinya melihat sosok itu.
“ bukan it.. itu saja, pendaki yg tadi permisi juga a..ada.. “

“ada dimana?” tanya ku menyela pembicaraan,

“Dekat nenek nenek itu, mukanya semua sudah hancur, mereka lambai lambaikan tangan, kayak mangil di" ucap susan yg semakin membuat bulu kuduk ku merinding.
Ditengah keheningan suasana didalam tenda malam itu, 1 suara mengerang mengaung dengan nafas yg sangat berat terdengar nyata, riak wajah memucat seketika terjadi kala aku dan susan saling bertatap, dan menoleh kea rah putri yg tetiba meronta dan sudah berada dalam posisi duduk.
Susan berteriak histeris, sementara aku dilanda kebingungan serta takut yg mungkin sudah mencapai batasnya, tangan ku gelagapan mencoba meraih resleting tenda tersebut,

“Keluar san, Cepat “ ujar ku sembari mengengam erat tangan susan.
Kami keluar dari tenda itu meninggalkan Putri sendiri didalam sana, dan hanya  beberapa Langkah atau mungkin 1 langkah saja kaki keluar dari tenda itu, kembali aku dan susan tertegun, melihat keadaan didepan yg semula bebatuan berubah menjadi >>>
>>>pandangan perkampungan, dengan obor api yg menerangi tempat itu.

“Aku dimana?” ucap ku frustasi seakan tidak dapat menalar apa yg terjadi.
Susan masih terus merangkul ku dan menyembunyikan dirinya dibalik badank ku, dan kami kembali terkejut, tatkala putri sudah beridiri dibelakang, tidak ada lagi penampakan tenda tempat kami bernaung. Semua terlihat kosong dan tak ubah hamparan kosong.
Putri tak berkata apa apa, dia hanya berjalan, bahkan mengabaikan kami, tatapnnya terlihat kosong menatap pemungkiman aneh tersebut.

“Put.. Put... sadar… jangan kesana” ucap kami yg tidak diindahkan olehnya.
“Di Tarik Putri” Ujar susan memohon

Spontan mendengar ucapan tersebut, aku berusaha meraih tangan putri agar dia menghentikan langkahnya masuk lebih jauh ke dalam pemukiman itu.
“Put! Berhenti” bentak ku sembari memegangi tanganya.

Putri terhenti sejenak, sembari mengalihkan tatapan tajam ke pada ku, tatapan mengerikan dengan bola mata yg seutuhnya berwarna hitam.
“HiHi..HiHi..”

Tawanya cekikikan yg seketika membuat aku bergedik dan melepaskan gengaman tangan ku dari dirinya.
Saat itu Putri sempat mengucapkan sesuatu dengan Bahasa daerah (seperti sunda), yg tidak dapat ku pahami artinya, hanya saja dari Riak wajah dan Mimik dia berbicara, aku dapat mengartikan ucapan itu sebagai sebuah ancaman.
Seiring dengan kejadian tersebut, nyala api yg bersumber dari pemungkiman goib terlihat semakin banyak, samar 1/1  sosok seperti manusia berwajah pucat pasi, dengan pakaian yg bisa dibilang sangat jadul / khas pakaian adat jaman dulu keluar dari rumah yg ada disana,
dan bagi ku pribadi, tidak ada yg lebih menyeramkan hingga aku bergedik hebat, kala aku sadar sosok sosok itu merupakan sekumpulan manusia manula yg sudah ujur dengan riak wajah yg sangat mengerikan.
Mereka berjalan ke arah kami dengan tatapan tajam seakan terusik, aku melangkah mundur sedikit merangkak, namun tidak dengan putri, dia masih berdiri menatap pergerakan pelan yg ku lakukan untuk menjauh dari mereka.

“Di..Aku Takut” ucap susan berbisik terbatah pada ku.
Aku hanya bisa terdiam menatap lurus kerah putri dan manusia ujur yg muncul dari kampung Goib tersebut, susan tetap berda di belakang, bersembunyi di balik tubuh ku sembari terus memengang erat baju yg ku kenakan.
Kembali putri berbicara kepada kami dengan bahasa daerah yg sama sekali tidak dapat kami pahami, tangannya menunjuk nunjuk kearah kami, dengan logat bicara yg seperti membentak.
Dan keadaan kian genting, dimana kami seperti dijegat dengan sekumpulan manusia manula yg terlihat membentuk lingkaran seakan mengurung pergerakan kami, mereka ada dimana mana, dengan tangan memegang obor bambu yg menyala,
“Kita gak akan dibakar kan dik?” Ucap susan kembali dengan suara gemetar.

“Ssstt.. jangan berpikir macem macem,!!” Jelas ku padanya.
Mereka kembali berjalan mendekati kami dengan langkah kecil yg pelan, sorot cahaya obor itu semakin jelas menerangi mata ini, dan dapat ku saksikan kembali riak manusia manula itu benar adanya sangat mengerikan.
Wajah mereka yg pucat pasi saja sudah membuat jantung ku seakan terhenti, diantara mereka terlihat pula rongga mengga yg tidak berisi bola mata, adapula yg wajahnya penuh borok, rambbut tipis putis di dengan kepala yg meneteskan darah.
“Si. Si.. Siap siap san” Ucap ku terbatah memberikan isyarat agar kami segera berlari dari tempat tersebut.

Hus… cahaya itu padam bersamaan hujan yg kembali turun dengan deras, dan sepertinya kabut juga turun dengan hebatnya.
“James, Dikk, San, “ Liooooooo (Bahasa pangilan anak gunung)”

Samar suara terikan mengema di kuping ku, “kamu dengar san?” tanya ku

“Suara Jefri” Jawabnya.
Nampak sorotan cahaya senter turun dari atas sana, menyorot wajah ku dan susan, jefri muncul dengan tetiba.

“kalian dari mana saja, Mana yg lain?” tanyanya pada kami.
Singkat cerita dengan mengikuti jefri, kami akhirnya dapat lepas dari terror horor itu sementara, dan ada hal yg lebih gila lagi.

Kurang lebih 30 menitan berjalan kami sudah sampai diatas (Puncak) tempat dimana jefri membangun tenda, >>
>>setibanya didalam tenda aku dan susan baru menceritakan apa yg kami alami, termasuk hilangnya James dan Putri.
Jefri bergedik mendengar kisah itu, terlebih saat kami mengatakan kesal akan kelakuannya meninggalkan kami di tengah perjalanan.

Namun kami lebih keheranan dan ketakutan, kala mendengar perkataan Jefri, penuh dengan sumpah yg membawa nama Sang Maha Pencipta.
“Yg ningalin itu kalian, aku gak dibanguni, jam setengah 7 pagi jalan sendiri naik ke atas sini, Sumpah demi apapun” Ucapnya kesal kepada kami.

“terus siapa yg tadi naik bersama kita?" Tanya susan pada ku.
Dan yg lebih mengilakan, kenapa Jefri kembali turun, karna dia diinformasikan oleh 3 orang pendaki.

“Mas, rombongan 2 cowok dan 2 cewek  yg dibawah teman mu bukan?” ucap Jefri mengatakan perkataan pendaki yg dia temui, pendaki itu juga yg menyuruh Jefri menjemput ke bawah.
“Terus dimana pendaki itu sekarang?” aku ga tau Ndi, tempat ini luas, entah Ngecamp dimana meraka ya bukan urusan ku” ketus Jefri menjawab.
Entah jam berapa saat itu, namun yg pasti saat hujan sedikit mereda, jefri kembali turun menyusur kmbali ke bwah untuk mencari putri dan james.

Smntara Aku disuruh tetap berada di tenda brsama susan.

"Kalian jgn kemana mana, apapun yg terjadi tunggu di tenda saja" ucapnya tegas
Lama Jefri meningalkan kami disana, malah aku dan susan terlelap, tidur dalam keadaan pakaian yg basah malam itu.

Sebelum suara reslesting tenda yg dibuka kembali menyadarkan ku.

Jefri kembali dengan membawa perlengkapan kami, namun tidak dengan putri dan james
Sampai saat itu James dan Putri tidak berhasil dia temukan,

Jefri juga sudah terlihat pucat, lelah menyusur,
"istirahat saja di, bsk pagi kita langsung turun, coba meminta bantuan" katanya pada ku.
Kami bangun agak kesiangan, sekitar jam 6 an kami baru turun kebawah.

sekali kali kami berteriak memangil nama james dan putri tapi tidak ada tanda keberadaan mereka kami temui.

hingga sekitar jam 1 siang kami sampai dibawah, dan tau apa yg kami dapati.
James dan Putri tertidur lelap diwarung tempat kami bernaung semalam, dan perkataan pemilik warung ke 2 orang itu jua tak jauh waktu tiba ke kami, turun dengan wajah yg lelah dan langsung tertidur disana, ucap pemilik warung itu sembari menunjuk mereka.
Udah gt aja dik tanya ku kepada andi, iya , itu yg kami alami Mas.

"Kalau soal James apa yg terjadi, itu orang monggo ditanya langsung" ucap andi pada ku
Mata ku menatap James, dengan gigi sedekit menyengir.

Mank lo kenapa James? ucap ku berharap james mau melanjutkan cerita kentang itu.

"Suram ... Suram bos" ucap nya memulai cerita.
Kita mulai dari cerita terakhir andi melihat james, saat ada suara langkah permisi dan mereka ber 3 (James, Andi dan Susan) keluar dari tendak guna mengecek sekitar.

Sudut pandang James .

"james = Aku"
“ james buruan masuk” ucap susan yg kembali memangil nama ku dari dalam tenda.

Kabut kembali turun dari atas gunung, namun aku masih penasaran akan suara permisi yg tadi kami dengarkan.
Aku masih asik mencoba menyinari sekitar, kali ada jejak atau petunjuk yg dapat ku temukan, dan saat itu kembali ku dengar teriaka. susan memaksa andi untuk menjemput ku diluar

“Suruh James Masuk, suruh masuk, Cepat!!” begitulah perkataannya terdengar dikuping ku
Sesaat setelah itu kabut perlahan menghilang, dan menyisakan takut dijiwa, aku tak lagi bersama dengan rombongan, entah bagaimana jalan nya, posisi ku saat itu ada di mata air yg ku tau keberadaannya
tempat itu seharusnya memang kami lewati di awal sebelum kami menuju pos 1,2,3 dan puncak.
Yg aku alami tidak se extrim andi dan yg lain nya.

Lama aku berdiri disana, bingung dengan apa yg ku lihat, belum lagi dari arah belakang tdk kujumpai tenda tempat dmana teman teman ku berada.
Dari arah depan ku lihat 5 orang pria berjalan mendekat ke arah ku, hal pertama yg kulakukan pasti nya menyenter ke arah kaki mereka.
Semua tampak menapak, dan tdk pula wajah mereka terlihat pucat apa lagi dengan riak wajah mengerikan.

sama sekali tidak, hanya saja baju yg mereka kenakan tak ubah nya pasukan kerajaan jawa yg kerap kita lihat di film titi tinular, lngkap dengan senjata yg menyilang di tangan.
Mereka mengarah pada ku, bak kenak dihipnotis aku terasa linglung,

*Mas, ikut kita napa, nyuciin diri " ucap salah 1 dari mereka.

Aku bingung maksud dari perkataan itu, tapi entah kenapa hati ku terus berkata jangan jangan jangan James.
Malah selang perkataan tidak mas yg ku katakan, salah 1 dari mereka mengulang ptrkataan yg sama.

"Ayo mas" sembari memegang tangan ini.

Dan lagi lagi hal aneh, yg tadi nya hanya ada ke 5 org itu, tetiba ada 1 lagi manusia kerdil berada tepat disamping, dia menepuk badan ku
dan aneh nya aku ga merasa kaget.

Maaf sebelum nya. manusia ini sekitar setengah meter, tangan nya lengkap hanya saja seperti hanya bagian jari yg langsung menempel di bahu. ga ada bagian lengan.
Manusia itu berkata Jangan, jangan ga usah ikut sembari mengerakan tanganya memberikan isyarat gak dengan ke 5 jari yg digoyangkannya.
Aku pun ga dapat memastikan berapa lama percakapan itu, dan si manusia kerdil tersebut seakan menahan, melarang diri ini.

Yg pasti perkataan ku saat itu untung nya tdk berubah dan terus berkata tidak, yg membuat ke 5 orang tersebut akhirnya meninggalkan aku disana.
Seperti yg ku katakan, aku layak nya org terhipnotis, saat itu makhluk kerdil itu pun tetiba lenyap tidak ada disampingku, dan aneh nya aku ga merasa heran ataupun ketakutan.

yg aku ingat selang aku ditinggal, aku hanya merasakan lelah dan sangat mengantuk.
>>> yg akhirnya membuat aku malah tertidur disana,

Singkat cerita, dijam 10 an aku terbangun, dan tak jauh dari tempat itu aku lihat jua putri terlelap, tidur dengan pulas.
Untuk putri tdk dapat menjelaskan apa apa dan kenapa dia disana, hal itu juga yg membuat aku memutuskan untuk turun bersama putri kebawah, dengan harapan nanti akan meminta bantuan bila tdk ada info keberadaan akan rekan lainnya.
Setiba nya di warung tersebut, baik putri maupun aku, lagi lagi merasa hal yg aneh, kami malah langsung terlelap seperti tidak memiliki sedikit pun tenaga yg tersisa, dan dimana tau tau ada suara yg membangun kan kami.

yaitu suara andi jefri susan, ucap james menjelaskan pada ku
"Gak lama bos" selang kami kumpul kembali, kami sempat bersih bersih, makan sama saling bercerita apa yg terjadi, sejaman lah.

Terus ya dah, kami langsung pulang balik Tangerang.

ucap james menutup ceritanya

"Tamat"
@IDN_Horor done.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Nyata

Nyata Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @nyata74042956

Jul 29, 2022
"Tumbal"
Aku akan mati disini.

Berdasarkan cerita narsum, all tempat, nama disamarkan, no comot comot tanpa izin.

Jangan lupa bantu ramaikan.

Salam hi...hi ..hi ... Image
pemerintah menamai agenda Transmigrasi di era tahun 80 an, sebuah program yang
dirancang untuk meningkatkan ekonomi nasional, membuka lapangan pekerjaan seluas
mungkin dan jua untuk melakukan pemerataan populasi penduduk agar tak hanya
tersentral di pulau jawa.
Sasaran pemerintah pastinya terfokus pada penduduk di pulau jawa, karena
memang selain tingkat populasi yang sudah sesak tidak beriring sejalan dengan
lowongan pekerjaan yang masih minim, hal itu pula yang membuat banyak warga yang
hidup dibawah garis kemiskinan, ~~
Read 87 tweets
Jun 7, 2022
Jalan ke Neraka
"Dia selalu menghantui"

Nocomot comot tanpa izin.

@IDN_Horor
@karyakarsa_id
@bacahorror
#horor #susuk

Bantu RT/likes ya sahabat nyata.
Hatur tq.

Salam hi..hi..hi... Image
Kau dengar? Tidak kah kau dengar? Kisah horor dalam secarik kertas buram, goresan singkat bertintakan darah, tentang hari dimana satu kesalahan membawa malapetaka.

Ku ceritakan pada mu dalam sebuah tulisan, yang mungkin hanya engkau anggap cerita fantasi semata.
Bukan... Bukan... Itu yang ku maksud, kau tak akan pernah percaya.

"Tolong aku, dia selalu menghantui"
****
Read 92 tweets
Jun 2, 2022
100 hari (tawa Kematian)

@IDN_Horor
@bacahorror
@BacahorrorCom

Nocomot comot tanpa izin.

Hatur Tq.

Salam hi..hi..hi.. Image
100 Hari.

Sirine ambulance nyaring memohon dibukakan jalan pada lintasan protokol yang padat lalu lalang kendaraan.

Didalam ambulance terdapat sekujur tubuh pria gempal yang menanti waktu untuk disemayamkan, tidak ada seorang pun berada disana,
~selain seorang sopir yang memang memiliki kewajiban dari tempat dia bekerja untuk mengantarkan jenazah tersebut kembali pada keluarganya.

Tak lama berselang lintasan padat pun terlewati kini mobil jenajah melaju dengan sangat cepat pada jalanan yang pula mulai sepi.
Read 145 tweets
Feb 16, 2022
"WAYANG SI DALANG"

Nocomot - comot tanpa izin.

@IDN_Horor @Penikmathorror @P_C_HORROR @autojerit @ayuwidypramono @BacahorrorCom @bacahorror

Salam hi..hi..hi.. Image
Pagi itu aku berada pada titik terendah, tanpa dapat menemukan satu hal yang mungkin bisa ku jadikan semangat dalam mengayomi sisa kehidupan.

Impian yang sudah beberapa tahun ku rancang terasa sia sia, lebur bersama dengan isak tangis yang sedari tadi tak dapat ku bendung.
Walau beberapa kali sanak saudara sudah mencoba menenangkan, tetap saja kaki ini seperti engan untuk beranjak, tangan ku terus memeluk erat tubuh Mbah Wir yang sudah terbujur kaku, terbungkus kain putih itu.
Read 248 tweets
Feb 9, 2022
Preman Tarba Vol IV

"Akhir Cerita"

Nocomot comot tanpa izin,

Hatur tq.

Salam hi..hi..hi...

Desain by canvas apk Image
Hotel Darlawangsa dipenuhi oleh aparat berbaju coklat serta para pemburu berita, satu kejadian besar telah terjadi, Pembunuhan berencana wartawan senior menjadi Headline yang menghiasi halaman utama setiap media cetak.
Hasil rilis dari olah TKP yang dilakukan oleh pihak berwajib, mengindikasikan Cinta Segi 3 menjadi motif Si penguasa dunia Malam bernama Jhony untuk menghabisi Kirno.
Read 246 tweets
Jan 22, 2022
Alkisah di tahun 80 an hidup seorang Janda, umur nya sudah menginjak usia 57 tahun, dirinya memiliki 4 orang anak, anak pertama bernama Rina memiliki 1 orang anak, sementara anak ke 2 nya Mukti memiliki 6 orang anak, dan Giman dengan 5 orang anak.
Satu anak lainnya yg bernama Evi sudah berpulang terlebih dulu menghadap Sang Maha pencipta.

Ok mari kita mulai, satu ketika Si Wanita uzur tersebut mengumpulkan 3 anak nya, untuk membagikan harta, ~~
~dengan harapan ketika dia telah tiada, ke 3 anaknya tidak akan meributkan perihal hartanya yg melimpah tersebut.
Singkar cerita semua sudah dibagi rata, dan hanya menyisakan rumah yg saat ini ditempati olehnya, Si wanita sebenarnya ingin memberikan rumah itu ke cucu nya dari ~~.
Read 235 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(