OM RASTH Profile picture
Nov 1, 2021 258 tweets >60 min read Read on X
HANTU RUMAH BORDEEL

Rumah itu masih nampak megah meski tembok2nya sudah mulai berlubang dan cat putih nya pun mulai terkelupas. Konon menurut desas desus warga terdekat, rumah itu dulunya merupakan tempat Prostitusi.
#bacahorror
#bacahoror

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
Cerita kali ini terjadi belum genap 10 tahunan. Jadi masih lumayan hangat untuk di ceritakan pada ponakan2 online om disini.

Hari itu pak kades mengantar 13 orang tersebut menuju ke sebuah rumah yang dekat dengan lokasi perbaikan jalan.
10 orang pekerja dan 2 orang tukang masak(perempuan paruh baya) dan 1 pengawas. Mereka tinggal di sana seminggu lebih dulu dari para pekerja lain nya. Dan karena tempat itu masih dekat sekali dengan hutan sangat tidak memungkinkan bila mereka membuat mess sementara dari terpal
Untuk para pekerja. Mereka takut akan serangan hewan buas seperti beruang, macan, ular2 besar dll nya yang bisa saja keluar hutan ketika mencium bau2 makanan.
Kebetulan juga pak kades mengijinkan mereka menjadikan rumah bercat putih tersebut sebagai mess. Rumah itu cukup besar dan memiliki banyak kamar. Dapurnya pun juga tak kalah bagus di bandingkan milik orang2 kaya di kota.
"Sepertinya ini rumah orang kaya ya pak??" Tanya si pengawas yang bernama Pak Ferdy

"Ya begitulah, tapi dulu ini rumah di jadikan kos2an. Maklumlah kan waktu perusahaan kayu masih ramai2nya." Jawab pak kades sambil tersenyum
Seorang pemuda berambut gondrong dengan mata sayu keluar dari dalam rumah.

"Eh, sini har." Panggil pak kades

"Oh ya pak, perkenalkan ini salah satu warga desa saya. Namanya Ihar. Dia dan teman2 nya yang membantu membersihkan rumah ini dari seminggu yang lalu." Lanjut
Kades memperkenalkan pemuda itu

Setelah saling memperkenalkan diri, si pemuda tersebut lantas berbisik pada pak kades. Lalu beberapa saat kemudian pak kades mengangguk.
"Di rumah ini ada sekitar 12 kamar yang bisa kalian gunakan. Mari silahkan masuk." Kata pak kades seraya mempersilahkan mereka semua masuk.
Kamar yang paling besar, yang kemungkinan merupakan kamar si pemilik rumah tersebut, di tempati oleh pak Ferdy. Sementara kamar yang paling belakang dekat dapur di tempati oleh ibu2 tukang masak.
Setelah itu mereka langsung menata kasur2 tipis yang tadi di bawa serta di dalam truk.

Mereka juga memasang kompor gas yang di gunakan untuk memasak serta mengangkut semua bahan makanan berupa beras dan juga telur.
Menjelang Maghrib makanan sudah terhidang. Sekitar 7 orang termasuk pak Ferdy mulai menyantap makanan yang masih hangat tersebut. Sementara 4 orang yang lain memilih lebih dulu untuk menunaikan sholat maghribnya.
Setelah selesai makan, mereka memilih untuk bermain kartu di tengah2 rumah dengan pencahayaan yang berkedip2 karena genset yang mungkin sudah terlalu tua atau karena mesin yang jarang di bersihkan.
7 gelas kopi di sediakan oleh ibu2 yang kita panggil saja, acil Irus (yang perawakan nya sedikit besar) dan acil Dariyah (yang perawakan nya sedikit lebih kecil dari acil irus).
Malam itu berlalu dengan suasana yang sangat tenang. Apalagi suara2 binatang malam seperti jangkrik
Menambah kesan nyaman di rumah tersebut.

Keesokan harinya setelah sarapan pagi, kesepuluh pekerja dan pak Ferdy berangkat untuk mulai menyingkirkan pepohonan di pinggiran jalan, Karena jalanan itu juga akan di lebarkan agar truk dan mobil2 lain bisa tembus sampai ke desa.
Dengan alat2 berat yang mereka bawa, pohon2 dan batu2 besar mulai di singkirkan satu persatu.

Namun ada sedikit kecelakaan kecil yang menghambat pekerjaan mereka. Seekor ular yang cukup besar mati terkena alat berat. Membuat orang2 itu merasa takut dan gugup.
Karena di kalimantan, ada kepercayaan kalau ular2 besar yang jinak seperti itu kebanyakan adalah ular2 𝘫𝘦𝘭𝘮𝘢𝘢𝘯 / 𝘱𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘳𝘢𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘴𝘢 𝘨𝘢𝘪𝘣, yang bisa saja 𝘱𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬 nya akan marah dan mengganggu para pekerja yang sengaja atau tidak sengaja telah
Membunuh ular tersebut.

"Tidak apa2. Buang saja bangkainya. Lanjutkan pekerjaan kalian!" Ujar pak Ferdy

Meski takut2 mau tak mau para pekerja itu harus menyingkirkan bangkai ular besar tersebut. Darahnya membanjiri tanah. Kira2 ular itu sebesar pohon pinang dan memiliki panjang
Sekitar 8-9 meter.

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Hari pertama mereka bekerja itu menjadi tak tenang di karena kan ketakutan akan datangnya musibah setelah mereka membuang bangkai ular besar tersebut.
Sore telah berganti malam, karena kelelahan bekerja seharian di tambah tekanan kecemasan, selepas makan mereka memutuskan untuk segera tidur dan melupakan kejadian sial di hari itu.
Kung.. Kung.. Suara itu terdengar sangat dekat dari rumah yang di tinggali para pekerja.

Beberapa pekerja nampaknya merasa terganggu dengan suara tersebut. Namun mereka enggan untuk menegurnya. Karena mereka tau mahluk itu bukanlah sekedar binatang malam biasa.
Sekitar pukul 3 pagi, dua orang acil-acil tukang masak itu bangun lebih awal karna harus menyediakan makanan untuk para pekerja.

"Sebentar ya, aku ambil senter dulu ke dalam." Ujar acil dariyah pada acil irus yang tengah mencuci beras di luar rumah dekat sumur tua
Yang airnya masih sangat jernih dan bagus untuk si gunakan.

Setelah acil dariyah masuk kedalam, acil irus meneruskan pekerjaan nya untuk mencuci beras sambil bersenandung.
Tiba2 dari kegelapan di belakang acil irus terdengar seseorang yang ikut bersenandung.

Acil irus menghentikan pekerjaan nya sesaat. Ia kemudian menoleh kesekeliling, namun mata tuanya jelas tak melihat siapa2 di dalam kegelapan itu.
Merasa tak ada siapa2 di dalam kegelapan tersebut. Acil irus lantas melanjutkan kembali pekerjaan nya.

Tetapi, lagi2 terdengar suara seseorang. Kali ini suaranya tertawa sangat nyaring sampai membuat bulu kuduk acil irus merinding seketika.
"Dariyaaahhh... Uuu dariyaaahhh!!" Teriak Acil irus terduduk lemas ketika melihat sesosok mahluk tanpa busana tengah menggendong sesuatu yang entah apa berdiri tepat di hadapan nya.
Sadar2 acil irus sudah berada di dalam kamar nya dan Dariyah.

Acil irus nampak gemetar dan menangis ketakutan.

"Ada hantu..!! Tadi dia berada tepat di hadapanku dar!! Matanya putih menyala. Wajahnya hitam legam dan bertelanjang." Cerita acil Irus
"Ah, paling itu orang gila cil. Atau mungkin juga acil ini tadi berhalusinasi." Ujar pak Ferdy
Acil irus terdiam, ia yakin yang tadi di lihatnya itu bukanlah halusinasi.

Setelah agak tenang, Acil irus menyusul acil dariyah ke dapur untuk memasak.
"Sudah rus, jangan terlalu di pikirkan. Maklumlah disini kan hutan. Dan rumah ini juga sudah lama di tinggalkan, wajar saja kalau mereka ada." Kata acil dariyah
Pagi harinya, sama seperti hari sebelumnya. Kesepuluh orang pekerja dan pak Ferdy berangkat melanjutkan pekerjaan kemarin.

Satu di antara mereka mengecek ke tempat di mana bangkai ular besar kemarin di buang.
"Bangkai ularnya hilang!!" Ujarnya dengan raut wajah yang sangat tegang

Kesepuluh pekerja itu saling menyalahkan satu sama lain. Sampai akhirnya perdebatan mereka di hentikan oleh pak Ferdy.
"Memangnya kalian mau apa dengan bangkai ular itu hah?!! Mau memasaknya??" Bentak pak Ferdy

"Tapi pak, kata orang kalau.."

"Sedari awal kalian menginjak kan kaki disini kalian sudah sibuk dengan hal2 mitos dan tahayul seperti itu!! Kalau kalian ingin bekerja, fokuslah
Pada pekerjaan!! Aku melihat kalian semua ini malas dan menjadikan hal2 mitos seperti itu untuk alasan!!"potong pak Ferdy tegas, membuat kesepuluh pekerja terdiam
"Mulai hari ini aku tidak ingin lagi mendengar tentang cerita2 tahayul dari mulut kalian!! Kembali bekerja!!" Lanjutnya lagi sebelum meninggalkan kesepuluh pekerja
Hari itu rupanya pak kades datang untuk melihat2.

Beliau terlihat sedang mengobrol2 bersama pak Ferdy yang sesekali nampak tertawa.
Sekitar pukul 5 sore, mereka pun pulang.

Malam itu suasana nampak sedikit canggung.

"Aku ingin membeli rokok keluar. Apa ada yang ingin ikut? Barangkali ada sesuatu yang mau di beli?" Tanya pak Ferdy
"Tidak ada pak." Jawab salah seorang mewakili teman2 nya

Pak Ferdy mengangguk, lalu berjalan keluar rumah.

Pak Ferdy menaiki truk untuk menuju ke arah desa lain yang lumayan jauh dan berada di dekat jalan besar.
Di warung, beliau keasyikan mengobrol dengan perempuan penjaga warung yang perawakan nya nampak aduhai tersebut. Sampai tak terasa waktu sudah semakin larut.
Di perjalanan pulang pak Ferdy sesekali tersenyum2 mengingat perkataan perempuan penjaga warung.
Tiba2 terlihat seorang perempuan tengah berjalan menyusuri pinggiran jalan, perempuan itu mengenakan rok pendek dan baju pendek, rambutnya yang panjang nampak tergerai.
Pak Ferdi lantas berhenti dan turun, bermaksud untuk memberikan tumpangan pada si wanita.

Beberapa kali beliau memanggil perempuan tersebut namun langkahnya nampak semakin tergesa.
"Hey, aku bukan orang jahat. Kau mau kemana?? Ayo naik, biar ku antarkan." Panggil pak Ferdy

Si wanita itu menghentikan langkahnya, perlahan2 ia membalikkan tubuh dan terlihat wajahnya yang cantik tapi sedikit pucat.
Pak Ferdy berjalan pelan menghampiri si wanita.
Tanpa ragu2 pak Ferdy mengajak si wanita untuk segera masuk kedalam truk.
Akan tetapi baru setengah kilometer perjalanan, ban truk malah pecah. Dan anehnya yang pecah bukan hanya satu. Seperti kelebihan muatan. Padahal saat itu pak Ferdy hanya berdua dengan si wanita tersebut.
"Sial!" Umpat pak Ferdy kesal

Pak Ferdy kemudian mengajak si wanita itu untuk berjalan kaki menuju ke rumah yang di jadikan mess oleh pak Ferdy dan pekerja lain nya.
Sepanjang perjalanan, si wanita hanya terdiam.

"Adik ini sebenarnya mau dari mana dan mau kemana?? Malam2 kok berani jalan sendirian, gelap2an pula." Tanya pak Ferdy
"Saya mau ketempat kerja." Jawab si wanita membuat alis pak Ferdy nampak mengerut

"Memangnya adik ini kerja di mana? Kok malam sekali berangkatnya?"
"Saya malu menjawabnya." Ucap si wanita sambil menunduk, tiba2 tercium bau busuk yang menyengat saat angin berhembus.
"Busuk sekali." Gumam pak Ferdy seraya menutup hidungnya dengan jari

Dan anehnya lagi saat pak Ferdy menoleh kearah si wanita, wanita itu sudah tidak ada.
Bau busuk kian menyengat di tambah dengan suara2 binatang malam, dan juga terdengar suara cicitan anak ayam yang sangat ramai sekali.
"Kemana perempuan itu? Cepat sekali dia menghilang. Dan kenapa bisa aku tak merasa kalau dia pergi?" Berbagai pertanyaan memenuhi benak pak Ferdy
Rasa kantuk mulai menyerang pak Ferdy, langkahnya pun mulai terasa berat sekali. Sampai tiba2 terdengar suara teriakan yang melengking dari dalam kegelapan. Diikuti dengan suara tawa yang mampu membuat bulu kuduk seorang seperti pak Ferdy berdiri.
Beberapa kali pak Ferdy menoleh kiri dan kanan nya dengan perasaan was2. Satu yang ia pikirkan saat itu, iyalah penjahat. Dan bisa jadi wanita yang tadi ia temui adalah salah satu komplotan penjahat yang kemungkinan akan mencelakai nya.
Akan tetapi pikiran itu segera terbantahkan dengan munculnya sesosok mahluk aneh tanpa tangan yang berjalan seperti mengangkang.

Mahluk itu menggeram dengan suara yang menyerupai anjing kelaparan.
Pak Ferdy berjalan mundur, ketika mahluk aneh itu semakin mendekat kearahnya.

Lalu tanpa pikir panjang pak Ferdy langsung berlari kearah di mana truknya tadi berada.
Suara langkah lari nya mahluk aneh tersebut terdengar sangat jelas di belakang. Membuat pak Ferdy semakin mempercepat larinya.
Namun tiba2 saja pak Ferdy tergelincir dan kepalanya membentur sebuah batu, lalu semuanya menjadi gelap.

"Lama betul pak Ferdy ini." Ujar salah satu orang pekerja
"Halah, paling lagi keasyikan ngobrol sama gadis warung." Ujar salah satunya lagi

"Tidur tidur. Nanti kalau besok kita kesiangan bangun, bakal kena semprot lagi sama pak Ferdy." Ujar yang lain nya sebelum menutupi tubuhnya dengan selimut tipis
Menganggap pak Ferdy hanya sedang keasyikan mengobrol di warung, para pekerja itupun akhirnya tidur dengan tenang.

Suara2 jangkrik dan binatang malam lain nya terdengar begitu merdu bagaikan musik alami pengantar tidur.
"Rus.. Temani aku ke kamar kecil sebentar." Kata Acil dariyah seraya menggoyangkan tubuh acil irus yang nampaknya sudah tertidur lelap.
Karena sudah tak tahan lagi ingin buang air kecil, akhirnya acil dariyah memberanikan diri melangkah keluar kamar dan menuju ke wc. Saat akan melangkah lebih jauh, cerita acil irus tentang hantu yang dia lihat semalam membuat bulu kuduk acil dariyah merinding.
Beberapa saat ia berdiri di ambang pintu dapur, dengan perasaan ragu2 untuk melanjutkan langkahnya.

Tiba2 terdengar suara seseorang menegurnya dari arah belakang.
"Mau kemana cil?"

Acil dariyah lantas menengok ke belakang, ternyata itu adalah salah satu pekerja yang bernama Amat.
Acil dariyah menarik nafas lega begitu tau siapa yang menegurnya.

"Mau ke kamar mandi mat. Tapi gelap sekali. Takut ada ular." Jawab acil dariyah
"Oh.. Ayo saya antar, kebetulan saya juga mau buang air." Ujar Amat seraya berjalan mendahului acil dariyah

(Yang berminat dengan minyak2 asli kalimantan, om punya beberapa mulai dari penglaris/penarik rejeki, penunduk lawan bicara, membersihkan aura dan pemikat lawan jenis
/pasangan. Bagi yang berminat bisa DM atau WA om rasth di no - 0856 5403 7262

Atau ada yang berminat dengan bajakah, yang bisa mengobati kanker, tumor, stroke dan masih banyak lagi manfaatnya untuk kesehatan. Kalau minat bisa hubungi om rasth melalui DM atau WA -0856 5403 7262) ImageImageImage
Saat amat melintas di depan acil dariyah seperti mencium bau aneh yang menyengat dari tubuh lelaki tersebut.

"Belum mandi kah ini anak?" Batin acil dariyah saat itu
Sesampainya di wc, acil dariyah masuk lebih dulu. Sementara amat menunggu di luar yang tak begitu jauh dari wc.

Setelah selesai, acil dariyah kemudian keluar. Amat nampak masih ada di tempatnya semula berdiri.
"Silahkan mat, acil sudah selesai." Ujar acil dariyah

Saat amat masuk kedalam wc, acil dariyah bergegas berlari2 kecil menuju ke dalam rumah.

Saat hendak keluar dari dapur, beliau berpapasan dengan seorang pekerja yang kita panggil saja Ije.
"Pak Ferdy belum pulang cil?" Tanya Ije

"Tidak tau. Tapi sepertinya memang belum pulang."

"Pintu sana jangan di tutup ya. Si amat masih ada di wc." Lanjut acil dariyah
Membuat ije mengerutkan keningnya.

"Amat? Amat yang mana cil?" Tanya Ije bingung, karena memang ada 2 orang bernama amat di dalam rumah itu

"Amat hirang. Tadi dia mau ke wc juga saat acil berdiri di sini karena takut keluar, gelap, takut ada ular. Dia yang menunggui acil
Dan setelah acil selesai. Gantian dia lagi yang ke wc."ujar acil dariyah menjelaskan

"Yakin acil kalau itu amat hirang??
Soalnya si amat masih tidur saat saya keluar tadi."

Degg... Acil dariyah terdiam..

"Coba saya cek sebentar ke wc." Ujar Ije lagi
Lelaki dengan perawakan tinggi dan berotot itupun keluar berjalan kearah wc. Namun ia tak mendapati siapapun berada di sana.
"Wc kosong cil. Tidak ada siapa2." Kata Ije

Acil dariyah ikut mengecek ke wc, namun benar yang di katakan oleh Ije. Tak ada siapapun di sana.
Seketika acil dariyah merasakan kakinya lemas.

--
Sampai subuh menjelang, pak Ferdy belum juga kelihatan batang hidungnya.
Beberapa pekerja nampak sedang menunggu kedatangan beliau dengan perasaan campuraduk.

"Tidak biasanya pak Ferdy begini, iyakan??"

"Iya. Biasanya beliau itu yang selalu tepat waktu. Kenapa pula sekarang malah lupa waktu." Ujar yang lain nya
Sampai jam menunjukan pukul 6 pagi, pak Ferdy belum juga kembali. Sehingga membuat beberapa orang berniat untuk mencari keberadaannya dengan berjalan kaki.
Sementara 8 orang lain nya melanjutkan pekerjaan mereka.

Setelah beberapa kilo berjalan kaki, akhirnya mereka menemukan pak Ferdy yang masih belum sadarkan diri. Ada beberapa gigitan hewan di bagian lengan. Bahkan bagian kepalanya yang terdapat darah yang sudah mengering
Tersebut pun di kerubungi oleh semut.

Sebisa mungkin kedua orang itu membersihkan bagian kepala pak Ferdy yang terluka dengan dedaunan liar.
"Kita bawa ke mess saja. Biar di obati. Nampaknya pak Ferdy sudah kena rampok tadi malam."

"Rampok apanya?? Masa iya ada rampok."

Setelah beberapa saat berdebat, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk membawa pak Ferdy pulang ke mess.
Meski mereka harus berkali2 istirahat karna kelelahan menggotong tubuh pak Ferdy.

Perjalanan berkilo2 menuju mess, terasa bagaikan bermil2 jauhnya.
Belum lagi matahari sudah mulai terasa menyengat.
"Aku sudah tidak kuat.."

Mereka berbaring di atas tanah bersama dengan pak Ferdy yang masih belum sadarkan diri.
"Coba kau cari air. Siapa tau setelah di kasih air beliau akan sadar."

Mau tak mau salah satu di antara mereka harus mencari air di sekitaran jalan.
Dan untungnya di sebuah lubang yang cukup besar, ada air menggenang. Tanpa pikir panjang dia pun langsung mengeluarkan botol minum yang telah kosong dan mengisinya dengan air genangan.
Setelah itu ia kembali ke tempat di mana teman nya dan pak Ferdy berada.

Wajah pak Ferdy nampak sangat pucat sekali. Meski audah beberapa kali di guyurkan air, pak Ferdy belum juga sadarkan diri.
Membuat kedua laki2 tersebut bertambah panik dan khawatir.

Setelah memakan waktu berjam2 lamanya, akhirnya mereka sampai ke mess. Acil irus dan acil dariyan nampak kaget begitu melihat keadaan pak Ferdy.
Mereka memberikan perawatan seadanya dengan obat2an yang juga terbatas tentunya.

Tetapi sampai matahari terbenam pun pak Ferdy belum juga siuman.

"Coba di cek bagian badan, tangan atau kaki, barangkali di gigit ular." Ujar Ije
"Sudah je. Tapi tidak ada bekas gigitan ular pun. Mungkin luka di kepalanya ini yang membuat beliau masih tak sadarkan diri." Sahut yang lain nya
"Kalau ku lihat2 sepertinya rohnya sudah tidak ada di dalam tubuhnya ini." Ujar Amat

"Maksudmu pak Ferdy mati??!"

"Tidak, bukan mati. Tapi lebih tepatnya seperti orang koma. Dan roh beliau ini masih mengawang2."
"Atau lebih tepatnya sedang berada di dunia lain. Ya seperti yang kita tahu kan, pak Ferdy ini orangnya tidak percayaan dengan hal2 gaib. Bisa jadi ada sesuatu hal yang sudah beliau lakukan dan membuat beliau jadi sakit begini."
"Aku tidak mau bersangka macam2, tapi kalau di lihat2 luka di kepala pak Ferdy tidak terlalu parah. Karena aku dulu juga pernah begitu, malah tulang tengkorak ku ini sampai kelihatan kata ibuku. Jadi yang kau katakan barusan mungkin saja benar."
"Hmm.. Lalu dengan keadaan pak Ferdy yang seperti ini mau kita apakan?? Apa di biarkan begitu saja??"

Tok tokkk... Ketukan dan gedoran terdengar sangat keras dari arah pintu luar
"Permisi pak..." Panggil seseorang terdengar lamat2

Ije langsung beranjak dari duduknya dan segera berjalan menuju pintu.
Seorang pemuda gondrong yang beberapa hari lalu di perkenalkan oleh pak kades itu terlihat begitu sangat gugup.

"Ada apa ya?" Tanya Ije dengan tangan kiri yang menghalangi pintu
"Maaf mengganggu malam2 begini pak. Saya tadi dari luar pak, ada melihat truk warna kuning berada di pinggir jalan dengan keadaan ban nya sudah pada kempes pak."

"Truk?? Di mana?? Bisa antar saya ke lokasi truk itu?"

"Sebentar pak, saya boleh minta air putih segelas.?"
Mendengar permintaan Ihar, Ije langsung mengangguk lalu mempersilahkan pemuda itu untuk masuk kedalam.

Teman2 Ije nampak bingung melihat kedatangan pemuda itu,

"Kenapa je?"

"Katanya dia menemukan truk yang di bawa pak Ferdy semalam di jalanan sana." Jawab ije
"Yang benar?? Kalau begitu berarti dugaanku tentang pak Ferdy di rampok itu salah."

"Mat, kau ikut kami ke lokasi truk. Kalau bisa malam ini juga pak Ferdy harus kita bawa ke desa." Ujar Ije setelah melihat Ihar yang keluar dari dapur
Mereka bertiga pun berangkat ke lokasi truk yang di katakan oleh ihar tadi, dengan menaiki sepeda motor milik Ihar.
Saat melewati bekas tempat pak Ferdy di temukan hari itu, terlihat ada seekor anjing berwarna hitam tengah mengendus2 tanah di sekitar tempat tersebut.

"Janganlah melihat kami sampai seperti itu. Aku taulah siapa kau itu." Ujar Ihar
"Maksudmu??" Tanya Ije yang tak mengerti maksud perkataan Ihar

"Tidak, bukan apa2." Jawab Ihar singkat

"Gelapnya jalan sini, berani juga kau sendirian lewat jalan ini." Ujar teman Ije yang duduk di tengah
"Kalau jalanan gelap begini saja. Saya sudah terbiasa pak. Yang saya takut itu ketika lewat depan jalan mengarah ke rumah yang kalian tempati sekarang." Kata Ihar
"Memangnya kenapa?"

"Memangnya kalian tak merasakan sesuatu yang aneh selama tinggal di rumah itu??" Ujar Ihar balik bertanya
Tidak lama kemudian truk yang mereka cari sudah terlihat di depan.

Seketika obrolan mereka menjadi terhenti.

"Aneh, kenapa bisa ban nya pecah semua begini?" Gumam Ije tak habis pikir
"Nah itu yang membuat saya bingung pak." Kata Ihar

"Kalau begini butuh waktu lama untuk mengganti ban nya."

"Ah.. Sial sekali!" Umpat Ije
"Kamu tau klinik daerah sini har??" Tanya Ije kemudian

"Kalau klinik tidak ada pak, tapi kalau mantri ada." Jawab Ihar cepat

"Berapa lama kalau kita ke tempat mantri itu??"

"Sekitar setengah jam pak. Dekat kok."

"Setengah jam?" Tanya Ije seraya menghela nafasnya
"Kira2 kalau di jemput, apa mantri itu mau?"

"Biasanya mau pak. Tapi entah kalau sudah malam begini."

"Kita ke tempat mantri itu saja. Karena keadaan pak Ferdy benar2 membuat kami khawatir. Aku berharap mantri itu mau untuk di memeriksakan keadaan pak Ferdy."
Setelah itu mereka bertiga kembali melanjutkan perjalanan. Rintik2 hujan mulai turun. Kilat pun terlihat menyambar2 di langit.
"Kau tak punya jas hujan?" Tanya Ije

"Tidak punya pak. Jas hujan mahal. Lagi pula mudah rusak. Lumayan uang nya pak." Jawab Ihar sembari terus fokus pada jalanan yang sudah mulai di genangi air
Nampaknya di sana sudah turun hujan dengan sangat lebat sebelum mereka melewati jalanan tersebut.

Dari kejauhan sudah terlihat cahaya2 terang dari lampu2 yang menerangi rumah setiap warga.

"Ini listrik PLN?" Tanya Ije

"Bukan pak, ini aliran listrik dari perusahaan batubara.
Semacam bantuan untuk warga sekitar."jawab Ihar

Beberapa warung makan terlihat masih buka, dan di halaman nya nampak beberapa buah truk fuso terparkir.
"Assalamualaikum.. Pak mantri.. Assalamualaikum pak." Ucap Ihar berulang2 kali sambil mengetuk pintu rumah tersebut
Tidak berapa lama kemudian, terlihat bayangan seseorang berjalan kearah pintu. Kriiieeettt..

"Waalaikumsalam. Ada yang bisa saya bantu?"

"Anu pak, di jalan ke desa saya di mess para pekerja jalan ada yang sakit pak. Bisakah pak Mantri ikut kami ke sana untuk memeriksakan
Keadaan orang tersebut." Jawab Ihar terbata2

"Memangnya sakit apa?"

"Kemarin kecelakaan pak, kepalanya terkena batu."

"Kecelakaan kok tidak di bawa langsung ke rumah sakit?" Tanya Mantri dengan nada sedikit tinggi
"Truk yang kami punya, ban nya pecah pak. Dan memang ada Exa dll nya di sana. Tapi mana mungkin kami membawa orang sakit menggunakan itu." Jawab Ije
Mantri tersebut terdiam, lalu mengangguk.

"Baiklah, tunggu sebentar aku mengambil peralatanku dulu." Ujarnya kemudian
Mereka sampai ke mess sudah larut sekali, karena di jalan tadi sepeda motor yang di gunakan oleh Ihar sempat mengalami mati busi. Sehingga membuat mereka harus terlebih dulu menggantinya.
"Lukanya tidak seperti orang kecelakaan. Ini rasa2nya luka benturan saja. Tapi aneh juga kalau sampai gara2 luka ini dia belum sadarkan diri." Ujar mantri tersebut
"Itu yang kami bingung kan pak. Saya pun dulu pernah luka lebih parah dari ini, tapi saya masih bisa merasakan dan sadar meski lemas saat orang2 mengangkat tubuh saya."
Pak mantri itu terlihat menatap satu persatu para pekerja tersebut. Beliau nampaknya juga kebingungan.

"Lalu menurut bapak, bagaimana? Apa besok kami bawa saja ke rumah sakit?" Tanya amat hirang
"Ya bagus juga kalau di bawa ke rumah sakit sakit."

"Tapi.. Menurut saya jangan dulu. Besok saya akan ke kampung untuk memberitahukan pak Kades. Siapa tau ini bukan sakit biasa." Ujar Ihar
Braaaakkkk.... Terdengar hantaman benda keras menabrak atap rumah tersebut setelah Ihar menyelesaikan perkataan nya.

Membuat orang2 yang berada di sana saling tatap dengan raut yang tak bisa di jelaskan.
"A.. Apa itu??" Tanya amat

Ihar beranjak dari duduknya bermaksud untuk mengecek benda apa yang jatuh tersebut.
Ije pun mengikuti dari belakang.

Setelah mereka berada di luar rumah, Ije mengarahkan senter ke arah atap. Dan di atas atap itu terlihat seekor mahluk berbulu dan bersayap lebar berwarna hitam kemerahan sedang bertengger di atap.
"Woyy.." Teriak Ihar seraya melemparkan potongan kayu ke atas atap sampai mahluk itu menoleh ke bawah
Paruhnya besar berwarna hitam, namun bagian kepalanya terlihat sangat mirip dengan manusia. Membuat Ije terkesiap kaget.
"Astaga!! Mahluk apa itu?!"

Kepakan sayap nya terdengar saat mahluk aneh tersebut terbang menjauh.

"Bapak jangan heran, karena di pedalaman seperti ini banyak sekali mahluk2 seperti itu. Itu yang kami sebut mahluk jadi2an. Siang manusia, dan malam mencari mangsa."
"Mangsa??"

"Ya, bisa berupa janin bayi. Bisa juga mayat. Dan bisa juga manusia hidup. Tapi mereka itu hanya akan menyerang manusia jika sendirian, kalau lebih dari satu orang, mereka akan lari."
"Lalu apa maksudnya bertengger di atas atap tadi?" Tanya Ije yang masih sangat penasaran

"Mungkin dia mencium bau2 kematian. Makanya datang untuk melihat hidangan apa yang akan mereka santap nantinya." Jawab Ihar yang membuat Ije bergidik ngeri
"Begini saja pak, setelah saya mengantar pak mantri ke ujung jalan. Saya akan terus lanjut ke desa untuk mengabari pak kades." Kata Ihar
"Bawalah satu teman har. Biar amat yang menemanimu, aku khawatir kau kenapa2 di jalan."

"Tidak perlu pak, saya sudah paham betul bagaimana cara menjaga diri."
Suasana malam itu menjadi sangat hening ketika Ihar dan mantri sudah pulang.

Saat semua sudah terlelap, Amat terbangun karena mendengar suara seseorang yang seperti sedang bermain2 air di dapur.
Amat perlahan2 melangkah keluar kamar, dan berjalan menyusuri ruangan gelap.

Praaang.. Suara piring yang terjatuh membuat Amat sangat kaget saat itu. Di tambah lagi ketika ia melihat sesosok tubuh mungil dengan rambut sebahu tengah berdiri di ujung dapur.
"Kau siapa??" Tanya Amat

Wussshhh... Angin berhembus dan mematikan lampu pelita yang berada di dapur. Membuat ruangan itu benar2 menjadi sangat gelap.
Suara langkah kaki terdengar mendekat ke arah amat yang masih berdiri dengan tangan yang meraba2 ke sekitar meja mencari letak korek api.
Hembusan nafas perempuan itu sangat terasa,

"Ehh.. Kau mau apa??!" Tanya Amat ketika ia mendengar perempuan itu mulai terisak
"Di sini gelap dan dingin. Aku takut." Rintihnya

"Jangan pegang2. Biar ku cari korek api dulu. Kau ini siapa mau apa dan kenapa bisa sampai masuk ke sini aku pun tak tau. Kami disini sudah cukup banyak pikiran, jangan lagi kau tambah2." Gerutu Amat
Suaranya cukup keras sampai membangunkan Acil Irus.

"Mat.. Kau kah itu??" Tanya acil irus seraya mengarahkan senter ke arah amat

"Ya cil. Ada orang yang sudah masuk ke dapur. Mungkin niatnya mau maling, untung saja kepergok." Jawab Amat
Acil Irus berjalan pelan dengan kaki yang sedikit pincang, karena asam uratnya yang kadang2 kambuh.

Saat senter acil irus menyorot ke arah si perempuan, Acil irus nampak terlihat kaget.
"Kau?"

"Acil irus kenal orang ini?" Tanya amat bingung

"Tidak. Tapi kemarin malam, aku bermimpi bertemu dengan gadis ini." Jawab acil irus membuat amat tambah bingung
"Korek api di mana cil?" Tanya Amat mengalihkan pembicaraan

Saat mereka berdua tengah mencari korek api, tanpa di sadari gadis itu sudah pergi dengan meninggalkan pintu dapur yang mengarah ke tanah terbuka lebar.
Amat berusaha mencari keberadaan perempuan tadi, namun di luar begitu gelap dan dingin.

Tiba2 terdengar teriakan dari arah kamar lain yang di tempati para pekerja.
Rupanya ada seorang teman sesama pekerja yang meninggal dalam keadaan mengerikan.

Tubuhnya membiru, dan darah kental keluar dari mulutnya yang ternganga.
Raut wajah mereka semua sangat panik, dan mulai lah saling menuduh satu sama lain.

"DIAAMM!!!" bentak Ije

Mereka semua tertunduk,

"Ini bukan pembunuhan!! Sedari awal aku bekerja sampai sekarang tak pernah ada sekalipun kasus bunuh membunuh antar pekerja!"
"Lalu ini apa?? Sakit?? Tadi sewaktu ada mantri dan si ihar dia baik2 saja. Jadi menurutku ini tidak wajar. Pasti ada sesuatu penyebab kematian nya. Bukan aku menuduh, tapi kemarin aku melihat dia sedang berdebat dengan Alfi." Ujar salah seorang menunjuk ke arah
Laki2 yang sedari awal berdiri di pinggir

Seketika semua mata tertuju kearah Alfi.

"Bukan, bukan aku je! Memang benar aku pernah berselisih paham dengan nya. Tapi tidak mungkin sampai ku membunuhnya. Kalian pun sendiri tau kan, aku ini seperti apa orangnya." Ujar Alfi
Membela diri, tentu saja ia tak terima di tuduh seperti itu.

Mereka mulai ramai lagi dengan perdebatan satu sama lain. Sampai2 memicu adu fisik antara Alfi dan teman yang menuduh nya tersebut.
"DIAAAAMM!!!" Bentak Ije benar2 gusar

"Kita tidak bisa menunggu sampai besok! Aku harus ke kampung sekarang juga. Dan yang pasti setelah ku beritahukan semuanya pada pak kades, aku akan mencari sinyal untuk menelpon bos. Agar mereka di sana tau tentang keadaan kita disini."
"Aku ikut kau je. Bahaya kalau kau pergi sendirian." Ujar Amat

Ije menghela nafas panjang,

"Aku butuh orang seperti kau untuk menjaga teman2 disini mat. Biar aku pergi bersama Alfi." Ujar Ije
"Tapi, apa kau yakin? Setidaknya bawalah beberapa teman je. Untuk keselamatan. Lagi pula kampung itu jauh. Dan kau cuma berjalan kaki ke sana." Ujar amat lagi
"Kalian disini lebih membutuhkan orang untuk berjaga2. Kami akan hati2. Doakan saja." Balas Ije tegas

Malam itu juga, Ije dan Alfi berangkat menuju desa dengan berjalan kaki. Masing2 mereka membawa senjata tajam untuk berjaga2 dari hewan buas ataupun orang jahat
Mereka berjalan dengan tergesa. Udara dingin yang di tambah hembusan angin sangat terasa menusuk sampai kedalam tulang.

Tak ada percakapan di antara keduanya.
Tak terasa 2 kilometer sudah mereka berjalan, namun tak juga melihat adanya bias cahaya penerangan dari desa.

"Masih panjang ku rasa jalan nya je." Ujar Alfi mulai percakapan
Nafas keduanya terdengar berat,

"Fi."

"Ya?"

"Benar bukan kau yang membunuhnya?"

"Kau tak percaya aku?? Ayolah je, mana mungkin aku melakukan hal gila itu! Kalau pun iya di bunuh, memangnya cara apa yang di lakukan pelaku sampai korban nya membiru begitu??"
Kali ini Ije yang terdiam mendengar jawaban yang cukup masuk akal bagi Ije.

"Tapi, aku rasa ini ada kaitan nya dengan ular besar waktu itu. Bukankah dia yang membuat ular itu mati?" Ujar Alfi membuat Ije tambah tak karuan
"Jika memang benar begitu. Berarti kita semua sudah terkena tulah, dan mungkin saja korban selanjutnya bisa aku atau mungkin juga kau." Ujar Ije seraya menyoroti wajah Alfi dengan senter yang di pegangnya
"Heh. Aku tak mau mati konyol hanya karena hal itu. Aku tidak membunuhnya. Aku hanya membantu kalian membuang bangkai ular itu saja."

"Sama saja Fi. Kau lihat pak Ferdy kan? Dia tak sama sekali menyentuh ular itu tapi dia yang terkena imbasnya lebih dulu."
"Ya itu karena dia adalah otak yang menyuruh kita membuangnya."

"Berarti apa?? Sama saja kan?"

Braaaakkkkk.... Ranting kayu yang cukup besar jatuh tepat beberapa meter di depan keduanya.
Dan saat Ije mengarahkan senter ke arah pohon yang rantingnya jatuh tersebut, terlihat seekor mahluk aneh dengan mata yang menyala.

Ije menelan ludahnya, jantungnya benar2 terasa hampir copot ketika itu.
Terlebih lagi ketika ia ingat yang di katakan oleh Ihar sebelumnya tentang mahluk jadi2an tersebut.

Saat Alfi akan lari Ije berusaha menahan nya.

"Jangan lari bodoh!! Dia akan membunuh kita kalau sampai kita berpencar! Tetap bersamaku dan waspada!" Ujar Ije
Dan benar saja tidak berapa lama kemudian, mahluk itu pergi menjauh dengan melompat di antara pepohonan.

Barulah mereka berdua bisa bernafas lega.
"Apa itu tadi je??!!" Tanya Alfi bergetar

"Entahlah." Jawab Ije tak mau memberitahukan tentang mahluk jadi2an tersebut pada Alfi
Bias cahaya dari perkampungan mulai terlihat ketika mereka berada di atas lungkuh (bukit).

Membuat Ije dan Alfi sedikit merasa senang.
Langkah mereka semakin tergesa. Mereka berharap bisa sampai di desa dengan cepat. Namun ketika melewati jalur jalan berbatu yang kiri dan kanan nya jurang, Alfi terpeleset dan jatuh kedalam jurang.
Jurang itu tidak terlalu dalam, namun di bawahnya banyak sekali akar2 pohon yang menyembul keluar.

"Alfiiiii!!!!" Teriak Ije dari atas
Dari bawah terdengar suara teriakan dari Alfi.

"Aku tidak apa2 je. Kau lanjutkan saja perjalanan ke desa. Nanti aku menyusul." Ujar Alfi
"Tidak. Kita bersama2 ke desa. Kau tunggu disitu sebentar, aku akan cari sesuatu untuk menarikmu ke atas."

"Apa yang bisa kau lakukan di tengah jalan yang di kelilingi hutan seperti ini je. Lekas lah lanjutkan perjalananmu, jangan buang2 waktu! Aku akan baik2 saja disini."
Ije berpikir sejenak, yang di katakan Alfi ada benarnya juga. Tapi untuk meninggalkan Alfi yang masih berada di dalam jurang ia pun tak tega.
Apalagi tanah dan bebatuan dinding jurang tersebut sangat keropos sehingga tak akan mungkin bisa untuk di panjat.
"Baiklah, tapi kau harus tunggu sampai aku datang!"

"Iya." Jawab Alfi terdengar melemah

Ije berlari agar lebih cepat sampai ke desa.
Saat dia sampai di desa, adzan subuh sudah berkumandang.

Pada awalnya Ije mengetuk rumah yang salah namun untungnya bapak2 yang membukakan pintu sangat baik sehingga beliau lah yang akhirnya mengantarkan Ije ke rumah pak kades.
Nampaknya pak kades baru saja bangun tidur ketika mereka datang.

"Keadaan kami benar2 gawat pak..." Ujar Ije tanpa basa basi dan masih dalam posisi berdiri di tangga ia menceritakan semuanya
Raut wajah pak kades seketika berubah.

"Bos kalian sudah tahu?"

"Belum pak. Kami belum sempat menghubungi siapapun karena panik, dan semuanya terjadi begitu saja."

"Kita harus cepat2 pak, karena teman saya tadi terpleset jatuh ke jurang sisi jalan yang akan di bangun jembatan"
"Masuk ke jurang??? Bagaimana bisa? Padahal jalan itu lebar sekali." Tanya pak Kades dengan mata melotot

Ije terdiam, dalam hatinya berkata "lebar apanya?"

Beberapa orang ikut bersama, termasuk seorang laki2 bertubuh kurus dengan rambut yang panjang dan tato yang
Menghiasi bagian dada serta punggungnya.

Ije terperanjat kaget saat tiba di lokasi Alfi, karena benar kata pak kades, jalan itu cukup lebar dan sangat tidak masuk akal jika Alfi bisa sampai jatuh ke jurang.
"Nah ini bekas ban motor orang2 desa saya." Ujar pak kades menunjukan bekas ban yang masih tercetak di tanah
"Lalu temanmu itu di mana jatuhnya?"

Ije tak menjawab dan langsung berteriak memanggil alfi dari atas.

Tak ada jawaban, tapi Ije masih berusaha mencari keberadaan Alfi.
"Mungkin saja dia sudah berhasil naik ke atas melalui jalan sebelah sana, dan mungkin saja sekarang dia sudah berada di mess kalian." Kata pak Kades
Ije terdiam, lalu beberapa saat kemudian dia mengangguk.

Singkat cerita, matahari sudah mulai cerah ketika mereka sampai di mess.
Rupanya di sana sudah ada Ihar dan beberapa orang teman nya.
Dan Alfi tak terlihat sama sekali di antara mereka semua.

"Har, tolong temani aku ke (sensor) untuk meminjam ambulance." Ujar kades dengan raut wajah yang sangat tegang
(Itu ambulance milik perusahaan, tapi siapapun bisa meminjamnya kalau memang butuh, jadi bukan hanya karyawan, tapi juga semua orang yang masih berada di area sekitar)
Sekitar 30 menitan setelah kepergian pak kades dan Ihar, mereka datang bersama petugas ambulance yang membawa tandu.

Pak kades masuk kedalam rumah dengan tergopoh.
Jenazah salah satu teman kerja Ije di bawa menuju ke rumah sakit. Sementara acil Irus dan Acil Dariyah di bawa menginap ke rumah pak kades. Sementara itu, Ihar dan pak kades terlihat sedang
Mengobrol dengan sangat serius di halaman rumah bercat putih tersebut.

"Kenapa har?" Tanya Ije

"Pak Ferdy akan di obati dengan cara pengobatan kami." Jawab Ihar sembari menghembuskan asap rokoknya
"Maksudnya?" Tanya Ije yang masih kurang mengerti

"Roh nya di bawa oleh bangsa yang tak terlihat. Oleh karena itu ada cara khusus untuk mengembalikan roh nya kedalam tubuh. Malam ini ritual penjemputan dan penukaran akan di lakukan." Ucap Ihar
Ucapan Ihar membuat Ije sedikit ternganga.

"Kalau kau takut, kau bisa tunggu di rumah pak kades bersama yang lain."

"Tidak. Mungkin malam ini bos akan sampai di sini. Jadi aku harus tetap disini." Jawab Ije
"Kalau tidak salah hari itu kalian bertiga belas orangkan? Pak Ferdy sakit, dan satu meninggal. Lalu acil2 tukang masak ada 2 orang. Harusnya kan kalian sisa 9 orang. Tapi kenapa cuma 8 orang?" Tanya Ihar bingung
"Astaga. Bagaimana aku bisa lupa. Alfi. Alfi tadi malam ikut bersamaku menuju desa har ! Lalu dia terpeleset jatuh kedalam jurang2an itu. Dan tadi saat aku kembali ke sana dia sudah tidak ada. Kata pak kades beliau mengira kalau Alfi sudah berhasil keluar dari sana.
Dan bisa sudah pulang kemari. Tapi saat aku sampai di sini, dia sama sekali tidak ada."

"Ayo kita cari dia."
Saat akan pergi, Ije di cegah amat. Namun setelah berdebat panjang, akhirnya amat membiarkan Ije pergi mencari keberadaan Alfi.

Sesampainya di pinggir jurang tersebut, Ihar langsung turun dengan gaya seperti anak2 main perosotan.
Di ikuti oleh Ije, namun karena Ije tak terlalu lincah, akhirnya celananya sobek karena terkait akar.

Mereka mencari2 di sekitar sana, sambil terus memanggil2 nama Alfi.
Tidak begitu jauh, terdengar suara rintihan seseorang.

Ihar dan Ije mengikuti sayup2 suara tersebut yang mengarahkan mereka pada terowongan kayu besar. Alfi meringkuk di dalam sana dengan keadaan tubuh yang berlendir dan berbau amis.
Tanpa rasa jijik Ihar langsung mengangkat tubuh Alfi dan membawanya ke luar dari lubang terowongan pohon besar tersebut.
Sementara Ije masih berdiri tak bergeming menatap pohon tersebut.

"Pak.." Panggil Ihar
"Ya." Jawab Ije seraya berbalik

---
Setelah melewati jalanan yang cukup curam, akhirnya mereka berdua bisa sampai ke atas dengan selamat.
Alfi nampak pucat dan tubuhnya sangat dingin.

Sesampainya di rumah, mereka langsung membersihkan tubuh Alfi dan membiarkan nya beristirahat. Sesekali Alfi terdengar merintih dan tubuhnya juga terlihat menggigil.
Singkat cerita. Malam itu, ritual di lakukan. Pak Ferdy di letakkan di tengah2 ruangan dengan di kelilingi daun (om lupa namanya) orang itu pun mulai mengucapkan doa yang terdengar seperti nyanyian.
Dan terkadang terdengar seperti bergumam. Ije duduk di dekat Ihar yang masih asyik menikmati isapan demi isapan rokoknya yang sudah mulai pendek.
Suasana malam itu menjadi sedikit menegangkan ketika angin tiba2 saja mematikan semua lampu pelita yang ada di dalam rumah. Bahkan genset pun tidak bisa untuk di hidupkan.
Wajah Ije dan teman2 nya yang berada di ruangan itu terlihat menegang. Berbeda dengan raut wajah Ihar yang biasa2 saja.
Lalu setelah doa2 itu berhenti, Ihar berjalan mendekat ke arah pak Ferdy yang masih terbaring.
Ihar menggumam kan sesuatu di dekat telinga pak Ferdy, tak begitu jelas terdengar. Namun beberapa kali Ije menangkap potongan kata2 yang di gumam kan Ihar. Kata2 itu terdengar begitu menyeramkan di telinga Ije sampai2 membuatnya seketika merinding.
Setelah itu Ihar kembali duduk di sebelah Ije. Namun kali ini wajahnya menunduk, rambutnya yang gondrong menutupi wajah. Membuat Ije tak bisa menatap jelas wajah Ihar.
"Har. Kau tak apa?" Tanya Ije

Ihar perlahan2 mengangkat wajahnya dan terlihat mata pemuda itu putih menyala sama seperti mahluk yang tadi malam Ije lihat di dahan pohon.
"Aaaaa..." Ije berteriak kaget dan spontan langsung menjauh dari Ihar

Namun tiba2 saja Ihar menyerang Ije sampai ia terjatuh di atas pangkuan amat yang juga nampak ketakutan.
"HAR!! KENDALIKAN DIRIMU !!" bentak si lelaki yang tadi melakukan ritual pada pak Ferdy

Ije lemas seketika. Ternyata Ihar adalah salah satu di antara mahluk jadi2an di daerah tersebut. Pantas saja
Ia tak mengenal takut sama sekali.

Dan mungkin itu juga kenapa Ihar bisa dengan mudah menemukan Alfi tadi.

Hampir 2 jam lamanya ritual pengobatan itu di lakukan, dan barulah pak Ferdy mulai sadar. Meski belum sepenuhnya. Hanya bagian mata yang bisa terbuka
Dan nampaknya masih butuh beberapa waktu agar pak Ferdy sembuh seperti sediakala.

Bertepatan dengan itu, terdengar suara beberapa orang berjalan menuju ke rumah tersebut.
Dan ternyata itu adalah bos yang memiliki CV tersebut.

Wajahnya terlihat tidak suka ketika melihat adanya ritual2 itu. Namun dengan sangat ramah pak kades menjelaskan maksud dari semua itu.
"Saya tidak ingin otak para karyawan saya di racuni dengan hal2 seperti ini. Kematian pekerja saya ataupun kecelakaan yang di alami pak Ferdy sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan hal2 gaib yang tabu macam ini." Ujar lelaki itu terdengar berat
Pak kades terdiam, begitupun orang2 yang berada di sana termasuk Ije.

"Kalau menurut anda pak Ferdy bisa di sembuhkan dengan perawatan medis, silahkan bawa dia pergi dari sini. Tapi jangan pernah menyalahkan kami atas kematian nya!" Ujar Ihar
Seraya melangkah pergi

Beberapa orang yang datang bersama pak kades ikut keluar bersama Ihar.

Nampaknya mereka sudah tersinggung dengan apa yang di ucapkan oleh lelaki tersebut tadi.
Cukup lama pak kades mengobrol dengan bos itu, sesekali raut wajah pak kades terlihat menegang, dan sesekali beliau terdiam.

"Kalian tidak perlu pulang, lanjutkan saja pembangunan jalan ini. Dua hari lagi yang lain bersama bahan materialnya akan datang." Ujar lelaki itu
Pak Ferdy dan Alfi juga di bawa bersama mereka untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Suasana kembali lengang ketika orang2 sudah pergi. Tinggal lah sekarang mereka berdelapan orang.
"Aku sudah menduga kalau proyek ini akan tetap di lanjut. Karena kau tau sendiri dia itu tidak pernah memikirkan keselamatan kita sebagai anak buahnya. Yang dia pikirkan cuma untung untuknya saja." Gerutu Amat
"Sudahlah mat, mari tidur, besok kita sudah harus kembali bekerja. Memang rasanya sangat sulit kembali bekerja dengan normal setelah kejadian ini. Tapi mau bagaimana lagi, kita tidak punya pilihan.
Lagi pula mencari pekerjaan dengan gaji yang seperti ini sulit sekali di dapat."ujar Ije

Malam itu mereka mencoba tidur, namun sulit bagi Ije untuk memejamkan matanya.
Ia masih teringat pada Ihar yang tadi menyerangnya secara tiba2.

Malam semakin larut.. Hujan yang sangat deras jatuh di atas atap menimbulkan suara riuh dan berisik.
Saat Ije terlelap ia bermimpi tentang seorang wanita yang sedang berhubungan badan dengan seorang laki2 bertubuh tinggi dan memiliki badan yang sangat besar.
Kaki dan tangan wanita mungil itu di ikat pada setiap ujung ranjang.
Sesekali terdengar suara rintihan memelas dari si wanita yang meminta si laki2 untuk segera menghentikan perbuatan nya.
Namun semakin si wanita berteriak, laki2 itu nampaknya semakin menikmati permainan tersebut.

Sampai akhirnya darah segar membanjiri kasur tempat si wanita di ikat. Beberapa kali ia terbatuk. Dan kaki serta tangan nya pun mengejang. Menandakan rasa sakit yang teramat sangat
Sedang dia rasakan.
Sementara si laki2 tersebut masih lagi menikmati detik2 terakhir itu dengan mata yang terpejam.

"Bangsat!!! Sial !! Lepaskan dia anjing!!!" Teriak Ije dalam mimpinya
Dan ketika ia terbangun, keringat membasahi tubuhnya, dan air mata jatuh dari sudut mata.
Nafas Ije terasa berat setelah mimpi buruk tersebut.
Setelah sedikit lebih tenang, ia mengambil air di dalam tasnya. Dan meminum air tersebut beberapa teguk.

"Mimpi itu benar2 aneh." Gumam Ije berusaha memejamkan kembali matanya
Hujan sudah reda namun masih menyisakan angin yang sesekali menyapu atap dan menimbulkan suara bising.
------
Pagi itu mereka memasak makanan seadanya untuk sarapan. Telur goreng dan makan dengan nasi hangat yang di atasnya di beri kuah minyak bekas goreng ikan asin.
Setelah selesai makan, mereka pun berangkat kerja.

Di saat sedang asyik bekerja, Ihar datang menemui Ije.

"Maafkan saya atas kejadian semalam." Ucap Ihar

"Tidak apa2. Santai saja. Emm. Kalau boleh kau jangan panggil aku dengan sebutan 'pak' lagi aku sedikit risih mendengarnya.
Panggil saja aku Ije. Biar tidak terlalu canggung."

"Ya. baik. Acil2 tukang masak itu hari ini mau pulang. Katanya mau berhenti sebagai tukang masak untuk kalian."
"Hah? Serius kau?" Tanya Ije tak percaya

Ihar mengangguk sembari menyulut rokok barunya dengan korek api.

"Apa kalian masih akan tetap tinggal di rumah itu?" Tanya Ihar tanpa menatap Ije
"Ya, mau bagaimana lagi,"

"Aku ingin bercerita sedikit tentang masa kelam rumah itu padamu. Dulu rumah itu di miliki seorang wanita paruh baya, wanita itu bukan berasal dari daerah sini. Dia pendatang. Dan membuat 𝘸𝘢𝘳𝘶𝘯𝘨 di rumah itu."
"Apa yang anehnya dengan warung? Wajar saja kan karena dulu di sini ramai sekali dengan orang2 yang bekerja di perusahan kayu. Pak kades juga bilang kalau rumah itu..."

"Pak kades bohong! Rumah itu bukan kos2an. Melainkan tempat jual 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘳𝘪𝘱𝘢𝘬 (sejenis kerang air
tawar yang bentuknya 'maaf' mirip milik wanita). Dan tempat itu memiliki pelanggan tetap yang suka bermain kasar dengan perempuan. Sudah 2 orang perempuan yang meninggal disini karena nya. Tapi mereka cuma menganggap itu sebagai kecelakaan biasa. Dan pelakunya
Masih bebas berkeliaran." Cerita Ihar terhenti ketika angin berhembus menerbangkan dedaunan kering kearahnya

Dada Ije berdetak tak karuan setelah mendengar cerita Ihar. Ia mulai mengkaitkan cerita tersebut dengan mimpinya semalam.
"Kau tau ciri2 orang itu? Maksudku pelanggan tetap yang kau bilang tadi." Tanya Ije

"Dulu rasanya pernah sekali aku melihat orang itu, orangnya sangat tinggi, badan nya pun juga sangat besar. Wajahnya garang, dan tak pernah sekalipun senyum. Kalau kata orang2 dia itu bekerja di
Perusahaan kayu, semacam bos begitulah. Memangnya kenapa?"

Deg..

"Lalu kenapa kalian bisa tau kalau perempuan2 yang mati itu karena di kasari oleh laki2 tersebut?"

"Begini je. Jadi sebenarnya rumah ini dulunya tempat prostitusi yang lumayan terkenal di daerah sini
Karena setiap bulan nya selalu ada perempuan2 muda yang masih segar2nya di perjual belikan disini. Sebut saja nama pemilik tempat ini Mama Ina (samaran), jadi si mama Ina ini selalu mengambil perempuan2 yang bermasalah dengan keluarganya untuk di pekerjakan di sini.
Kebanyakan perempuan itu adalah anak dari orang tua yang bercerai(broken home) ataupun yang hidup tanpa keluarga. Sampai suatu ketika salah satu perempuan itu mati. Kalau kata Jolin, tulang 'V' nya patah dan ada beberapa luka cekikan serta pukulan di tubuh perempuan itu.
Setelah si perempuan di minta melayani laki2 dengan ciri fisik yang ku sebutkan tadi. Tapi tak ada satupun orang yang melaporkan kejadian itu pada polisi. Mungkin mereka juga takut kalau sampai tempat pela*uran ini ketahuan polisi, maka tempat ini pasti akan ditutup paksa.
Mayat perempuan itu dikuburkan di belakang tempat ini, tanpa batu nisan dan tanpa ciri apapun. Dan sejak saat itu rumah tersebut mulai berhantu. Banyak kejadian2 aneh yang mereka rasakan setelah itu. Tapi meski begitu, rumah pela*uran mama Ina tersebut tak pernah sepi pelanggan.
Sampai pada hari itu, Jolin mati jadi korban yang kedua kalinya di rumah tersebut. Perempuan itu sangat cantik Je, sayang nasibnya tak secantik paras wajahnya.
Dia satu2nya teman dekat wanita yang ku punya. Aku melihat mayatnya secara langsung je, saat mereka melepaskan ikatan di tangan dan kakinya itu. Darah itu terus merembes keluar melalui 'V' nya. Aku tak sampai hati, aku tidak tega jika ingat tentang itu.
Dan kau tau, kematian Jolin dianggap sebagai kecelakaan kerja biasa. Mama Ina menolak untuk melaporkan kejadian tersebut pada polisi.
Dan sejak saat itu aku bertekad untuk melaporkan rumah pela*uran itu pada polisi agar tempat tersebut bisa di tutup selama2nya.
Tapi tentu tidak mudah Je. Aku menemui berbagai macam masalah, karena aku bodoh. Sampai akhirnya pak kades yang saat ini menjabat itu mau membantuku. Sekitar 2 bulanan kemudian tempat itupun di tutup oleh polisi.
Dan Mama Ina, tak pernah di ketahui lagi bagaimana kabarnya hingga saat ini. 3 tahun setelah rumah itu di kosongkan, pernah juga di tempati oleh karyawan2 perusahaan kayu, namun tak lama, karena gangguan2 di tempat itu semakin tak masuk akal. Tapi tidak sampai membunuh
Seperti yang sekarang. Maklumlah, kan rumah itu sudah lama tak ditempati. Pasti banyak jin2 yang tinggal di sana."

"Ku harap setelah kau tau tentang cerita ini, kau bisa memikirkan kembali keputusan mu untuk tinggal di rumah itu selama pengerjaan jalanan disini.
Kalau masalah hewan buas, mahluk jadi2an. Kau tak usah khawatir. Karena aku akan selalu mengawasi kalian kalau kalian mendirikan mess sementara." Ujar Ihar mengakhiri ceritanya
"Aku bukan siapa2 Har. Aku tidak bisa memutuskan harus tetap tinggal di rumah itu atau mendirikan mess sementara. Biarlah nanti ku usulkan dengan bos dulu." Ucap Ije
------
Malam harinya, Amat dan 2 teman nya yang lain sedang memasak di dapur. Aroma ikan asin goreng tercium sampai keluar.

Ije yang baru saja selesai mandi tersebut terlihat sedang berjalan mondar mandir di belakang rumah.
"Sepertinya yang ini." Gumam Ije

"Je!" Panggil Amat

"Ngapain kau disitu?"

"Tidak, aku sedang jalan2. Cari angin."

"Tidak masuk akal."
--
Setelah selesai makan, Ije mulai membicarakan tentang niatnya yang ingin pindah dari rumah tersebut.

"Sebenarnya aku pun setuju, apalagi nanti kalau material sudah datang, kita bisa jadikan itu alasan untuk membuat mess sementara di di dekat jalan sana." Jawab amat
"Terpal kita punya banyak, cukuplah untuk membuat mess sementara."

---
Setelah semuanya terlelap, lagi2 Ije bermimpi yang sama denganalam sebelumnya. Kali ini perempuan itu menangis menatapnya sambil meminta tolong.
Ije terbangun dengan keringat dingin yang membasahi tubuhnya.

Lamat2 terdengar suara nyanyian dari arah dapur di iringi suara sendok yang beradu dengan piring.
Ije menelan ludahnya yang terasa kelu, ia sama sekali tak berani untuk keluar dari dalam kamar meski suara itu semakin jelas terdengar.
-----
Singkat cerita, setelah Ije dkk pekerja nya mengalami hal2 ganjil yang tidak masuk akal bahkan juga menghilangkan nyawa salah satu teman nya, Mereka akhirnya pindah ketika 30 orang pekerja lain nya datang untuk pengerjaan jalanan tersebut.
Mereka membuat mess sementara dengan terpal dan berlantaikan kayu2 bulat. Mess itu cukup panjang dengan dapur umum yang cukup besar.
--
Sementara itu, pak Ferdy sudah sembuh dan bisa menceritakan apa yang di alaminya pada malam kejadian, dan dia juga akhirnya percaya dengan apa yang di sebut mahluk gaib, bahwa mereka memang benar adanya.
Tapi Alfi, setelah kejadian itu ia menderita gangguan jiwa, sesekali terdengar teriakan histeris dari mulutnya sambil menunjuk ke arah atap. Tatapan nya kosong dan wajahnya sangat pucat.
Sampai cerita ini di kisahkan oleh narasumber, Alfi masih menderita gangguan jiwa.

Sementara Ije, ia masih tetap menjadi karyawan dari CV tersebut sampai saat ini. Meski bosnya sudah beberapa kali berganti,

----SELESAI----
Mohon saweran nya ya ponakan2, agar om lebih semangat lagi nebelin muka untuk mengorek2 cerita yang nantinya akan om bagikan ke sini.
1000 ribu rupiah pun tak apa, seikhlasnya saja.

Buat yang mau nyawer pulsa ini nomor nya- 0856 5403 7362
Buat ponakan2 yang sudah nyawer, om ucapkan TERIMA KASIH BANYAK2, semoga rejeki kalian selalu berlimpah, dan selalu di berikan kesehatan oleh Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal Alamin🤲🤲🤲🤲....
Terima kasih dukungan nya💖💖🙏🙏😊😊

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with OM RASTH

OM RASTH Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

Apr 20
PENGANTIN

Nama orang dan tempat sudah diubah, untuk menjaga privasi dari narsum.

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
"Cepat bah kamu ini lama sekali !!" teriak seorang ibu2 pada seorang pemuda berusia 16 tahunan

"Sebentar.. Ini baru selesai..." Jawab pemuda itu sambil berlari keluar kamar membawa tas yang tampak sangat penuh
"Kau bawa apa sebanyak ini ndi?" Tanya ibunya dengan alis mata mengerut menatap tas yang dibawa anaknya tersebut

"Kita kesana 1 minggu kan?? Aku bawa baju, celana, sabun, handuk topi, kacamata...."

"Ya sudah, cepat angkat, bawa keluar. Sebentar lagi travelnya datang.." Potong
Read 153 tweets
Mar 24
SANTET SIND'AH
(Santet Kiriman Kakak Ipar Perempuan)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Kepalaku benar2 sakit. Di bawa duduk saja rasanya seperti berputar2." Ucap Vivi pada suaminya, Rigen.

"Kalau begitu kamu istirahat saja. Jangan mengerjakan pekerjaan rumah dulu.
Nanti aku saja yang bereskan setelah pulang kerja."ujar rigen seraya mengelus kepala istrinya itu

"Terima kasih ya..."

"Sama2 sayangku.." Balas rigen seraya mencium kening istrinya lalu berpamitan untuk berangkat kerja
Read 190 tweets
Mar 16
HANTU SANDAH
Berasal Dari Perempuan Yang Memakai Ilmu Pirunduk

Sandah ini pernah menggemparkan kalsel tepatnya disalah satu/beberapa desa, pada tahun 2007an.

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Nama desa maupun orang dalam cerita akan sebisa mungkin om ubah, agar tidak menyinggung beberapa pihak yang mungkin masih terkait dalam cerita.
_____

Beberapa orang lelaki berusia awal 30an, terlihat sedang mencari2 sesuatu di area pahumaan/sawah.

Mereka memakai senter dikepala dan membawa peralatan seperti wadah berukuran sedang yang memiliki tutup diatasnya. Wadah itu diikatkan pada pinggang mereka.
Read 97 tweets
Mar 8
PANGULUH SANG PEMANGSA DARI PEDALAMAN KALIMANTAN TENGAH

"Mereka memburu apapun yang bisa dimangsa. Bahkan mayat yang sudah dikubur pun tidak lepas dari ancamannya"

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhoror
#omrasth

(Gambar hanya pemanis) Image
Panguluh, adalah manusia jadi2an yang bisa merubah dirinya menjadi binatang.
Mereka dikenal sangat brutal ketika memangsa mayat maupun saat mengganggu wanita2 hamil dan melahirkan.
Mereka ada di desa2 pedalaman, kehulu dari muara teweh hingga atas purukcahu/murungraya.
Di desa om rasth sendiri (dihilir purukcahu, tapi masih masuk wilayah kabupaten murung raya) masih terdapat sangat banyak mahluk ini.
Di beberapa thread, om rasth sudah pernah menceritakan berbagai pengalaman tentang panguluh.
Read 181 tweets
Feb 24
BULIK

(Nama tempat dan tokoh sudah disamarkan.)

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
2008.

Raut wajah pak budi terlihat murung, helaan nafasnya terdengar berat.

"Kita tidak ada pilihan selain pulang kekampung. Disini, dikota besar ini kita tidak akan bisa bertahan. Dan lagi uang tabungan kita sudah mulai menipis karena memaksa bertahan disini." Ujar pak budi
Ia menatap istrinya yang duduk disampingnya.

"Ya, aku setuju kalau kita pulang ke kampung saja. Mungkin dikampung kita bisa memulai usaha baru lagi."
Read 237 tweets
Jan 22
PELET CELANA DALAM

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhorror
#kisahnyata

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Eh sum, bujurankah rumah kosong dihiga wadah ikam tu ada yang mandiami sudah?
(Eh sum, betulkah rumah kosong didekat rumahmu itu sudah ada yang menempati?)" tanya yayah pada isum yang pada saat itu mereka sedang berada
Disebuah rumah yang akan mengadakan acara pernikahan

"Iih pinanya, pang rami kamarian urang bahangkut parabut kasitu. (Sepertinya iya, karena kemarin ramai orang mengangkut barang kerumah itu." jawab isum
Read 149 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(