gil Profile picture
Nov 6, 2021 25 tweets 6 min read Read on X
Ini adalah cerita Pengalaman dari "Sunar", pria yg berasal dari sebuah desa kecil di Temanggung, jawa tengah, yg kebetulan satu kota dengan saya..
Sunar menceritakan pengalaman yg ia alami saat berusia 9 tahun, ini adalah kisah nyata yg dialami oleh Sunar, belasan tahun yg lalu,

Waktu itu dia masih kelas 3 SD, Sunar masih ingat, hari itu ayahnya begitu marah setelah memergoki sunar tengah merokok.
Memang Sunar tumbuh di lingkungan yg sebagian besar orangnya menggantungkan hidupnya dari tembakau, membuatnya mudah untuk mendapatkan rokok, tapi tentu saja para orang tua akan marah melihat anaknya yg belum cukup umur sudah bermain dengan rokok..
Kembali ke cerita, setelah ayahnya memergoki dia merokok, Sunar yg ketakutan langsung berlari sekencang mungkin menuju ujung desa, tepat diantara hutan bambu yg menjadi penghubung desanya dengan desa sebelah terdapat area pemakaman desa yg cukup luas,
Sunar bersembunyi di sebuah "Cungkup" tak jauh dari pintu masuk pemakaman itu, Cungkup adalah tempat keranda dan alat-alat pemakaman diletakkan. Cungkup itu tak begitu luas, hanya sekitar 3x3 meter, berdiri tiang penyangga beton yg berwarna putih di ke empat sisinya,
Tingginyapun tak sampai satu meter, sehingga semua orang dapat melihat isinya dari jauh, apalagi di siang hari, di situlah Sunar bersembunyi, tepatnya di bawah keranda, sunar duduk disitu entah berapa lama sunar berada di sana.
Tapi disitu rasanya ketakutan sunar akan kemurkaan ayahnya sedikit berkurang, entah kenapa sunar merasa lebih tenang, semilir angin dan gemersik daun yg bergesekan membuat sunar mengantuk, dan terlelap.

-------------------
Dan kemudian

“Ngapa kowe nang kene?” — Ngapain kamu di sini?

Samar-samar ada suara yg membangunkan sunar, dia melihat sepasang kaki.
Dari suaranya, Sunar menduga ia adalah nenek-nenek.
Sosoknya membelakangi sunar dan hanya terlihat rambut putihnya disanggul dan dihias tusuk konde.

“Kabur, Mbah. Takut dimarahi ayah.” jawab Sunar.

“Mbok kowe tak jak dolan, ayo.” — Sini kamu kuajak main saja, ayo. Sahut sosok nenek itu.
Sunar mengangguk setuju. Tapi Sejujurnya, dia juga tidak tahu mengapa langsung mengiyakan ajak sosok tersebut, tapi Satu-satunya hal yang dipikirkan sunar : "aku tak mau ditemukan orang tuaku".
Walau Sayup-sayup Sunar mulai mendengar suara warga desa memanggil-manggil namanya.

Menurut cerita Sunar, Nenek itu mengajaknya naik ke atas keranda, Pelan-pelan keranda itu melayang, membubung tinggi dan melaju melewati desa. Terbang ke arah selatan**
Keluar dari gerbang desa, melewati pematang sawah dan terus melaju menuju ke arah gunung sumbing, sesekali sunar mencoba untuk melihat wajah nenek itu tapi tidak bisa, nenek itu selalu menengok ke arah lain, menghindari tatapan Sunar.
Sampai keranda yg dinaiki sunar pun mulai melayang rendah di sebuah desa yg berada di kaki gunung, sunar mendarat tepat di cungkup desa itu, menurut Sunar Awalnya, dari atas, hanya terlihat area pekuburan luas. Namun begitu Sunar mendarat, semuanya berubah menjadi pasar.
Pasar ini terlihat seperti pasar pada umumnya. Orang-orang berlalu lalang seperti biasa. Mereka berjual-beli dan tawar-menawar. Sama sekali tak ada makam-makam yang tadi Sunar lihat dari atas.

Sunar tak turun dari keranda, hanya melihat-lihat sekeliling sebentar.
“Ayo, tak jak nang nggon liyane.” — Ayo, kuajak ke tempat lain. Sosok nenek itu berbicara

Lagi-lagi disini Sunar tak menolak. Dia kembali terbang tinggi menuju arah selatan, ke kaki Gunung Sumbing, ke desa yang letaknya lebih tinggi. Sepanjang jalan, sunar hanya diam.
Dan sesekali Sunar masih berusaha mencuri lihat wajah sosok sang nenek. Tapi selalu gagal. Sunar hanya bisa melihat sanggul dan tusuk kondenya, sampai akhirnya Sunar kembali berhenti di cungkup desa berikutnya. Sama seperti di desa sebelumnya**
** saat mendarat, tiba-tiba area itu sudah berubah. Hanya, kali ini yang Sunar lihat bukan pasar, melainkan perumahan. Nenek itu mengajaknya turun dari keranda dan berjalan-jalan ke perumahan itu.
Nenek itu menyapa seorang ibu warga sekitar. Menurut sunar Tak ada yang spesial dari perempuan itu. Ia terlihat seperti ibu-ibu pada umumnya saja.

“Dik, mau ini? Ada ketan goreng,”

kata ibu itu sambil mengulurkan sepiring gorengan kepada Sunar.
“Emoh, aku wis wareg kok, wis wareg.” — Tidak mau, aku sudah kenyang, Jawab sunar.

Ibu itu tak memaksa. Setelah nenek dan ibu itu mengakhiri obrolan,Sunar & nenek kembali ke keranda dan terbang kembali ke cungkup desa tempat sunar tinggal.
Saat itu hari sudah gelap. Sunar mengira-ngira dia pergi kurang lebih selama tiga jam, karena Sunar kabur dari rumah saat masih sore, dan saat dia kembali belum tampak terlalu malam.
Sunar dan nenek itu duduk-duduk di atas keranda. Diam. Sementara Sunar masih mendengar warga desa memanggil-manggil namanya, tapi Sunar tak mengatakan apa-apa. Seorang tetangga bahkan sempat masuk ke cungkup dan mencarinya di dalam bangunan.
ia menggeser-geser ember yang ada di bawah keranda. memastikan Sunar tak ada di sana, diapun pergi dan lanjut memanggil nama Sunar. Padahal, jelas-jelas Sunar duduk di atas keranda. Sunar juga bisa melihat warga lain yang berlalu-lalang di area pemakaman,
mondar-mandir di depan cungkup. Tapi sepertinya, entah kenapa, mereka tak bisa melihatnya, dan..kemudian

Baca cerita lengkapnya di @kumparanplus kumparanplus.com
"Jurnalis kumparan berburu Hantu Lampor. Menanyai Sunar, yg semasa kecilnya pernah diculik lampor. mereka juga mengulik asal usul hantu lampor. Bacaan yg menarik sekali!! Baca & berlangganan @kumparanplus untuk konten horor & konten menarik lainya kumparanplus.com

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with gil

gil Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @AgilRSapoetra

Mar 22
GUMBOLO PATI #11

Bedhong Mayit 2

"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror Image
Bagian sebelumnya di @X :

Selanjutnya di @karyakarsa_id :
11.

12.

13. (Tamat) - ongoing.

*****

GUMBOLO PATI #11

Tiga hari berlalu sudah, sejak ‘Bedhong Mayit’ itu di ambil kembali dari almarhum Pak-
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
-Broto. & sudah selama tiga hari ini pula Pak Dirja hampir dibuat putus asa, karena teror dari jin kafan yg semakin mengerikan saja.

Bagaimana tidak, semalam ada kejadian yg hampir saja mencelakai Darwis. Cucu mendiang Mbah Gajul atau anak Pak Dirja itu hampir menelungkupkan ke-
Read 71 tweets
Mar 15
GUMBOLO PATI #10

Bedhong Mayit 2

"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror Image
Part sebelumnya #9

On @karyakarsa_id

10.
11.
12.
13 -Tamat. (On going)

“GUMBOLO PATI” #10.

Sore ini, sekira pukul 16.00.
Tampak Pak Dirja & Darwis sudah berada di dekat mulut-
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
-terminal, di dalam mobil pinjaman dari kantornya, mereka menunggu Pak Sukoco untuk melayat ke tempat Pak Broto.

Sekira 5 menit menunggu, Pak Sukoco pun muncul, dengan pakaian rapinya, ia langsung masuk ke dalam mobil, dan mengajak untuk segera berangkat.

“Ayo berangkat”. Ka-
Read 74 tweets
Feb 23
GUMBOLO PATI #7

Bedhong Mayit 2

"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu.

@bacahorror @IDN_Horor @menghorror #bacahorror #menghorror #Idnhorror Image
10.
11.
12.

GUMBOLO PATI #7

Pak Dirja dan Darwis pun baru sampai di huniannya sekira pukul 23.30 malam, ini tentu teramat tak masuk akal, karena dibutuhkan waktu hampir 11 jam untuk mereka sampai di-karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
Read 66 tweets
Feb 9
GUMBOLO PATI #4

Bedhong Mayit 2

"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu.

@bacahorror @IDN_Horor @menghorror #bacahorror #menghorror #Idnhorror Image
9.
10.
11.

GUMBOLO PATI #6

Adzan subuh sudah berkumandang sekira tiga puluh menit yg lalu, namun Pak Dirja & Darwis, masih dalam keadaan yg sama, saling diam, dengan mata terjaga, bahkan dari semalam, ham-karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
Read 77 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(