Kenapa Pak Anwar Abbas selalu kritis, terhadap persoalan yang ada? bahkan terkadang ke pemerintah
*usahakan baca sampai selesai
Pak Anwar Abbas adalah Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia periode 2020-2035, sebelumnya Sekjend MUI. Ia juga salah satu Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Dr. H. Anwar Abbas, M.M., M.Ag. selain dikenal sebagai seorang Ulama, tokoh Muhammadiyah yang berasal dari Minang ini adalah seorang dosen sekaligus ahli ekonomi Islam Indonesia.
Mengenai masalah Ekonomi Islam, Buya Anwar Abbas telah menghasilkan beberapa buku. Diantaranya adalah kedua buku ini berjudul:
Bung Hatta dan Ekonomi Islam dan THE MARUF AMIN WAY Justice Community Sovereignty
Masuk ke pembahasan serius! Kenapa Buya Anwar Abbas selalu kritis? terutama terhadap persoalan yang mengenai ketimpangan, ketidak-adilan dan ekonomi.
Beberapa terakhir ini, Buya Anwar Abbas mengkritik Densus 88 dengan menyoroti adanya penyitaan kotak amal. Selain itu, ia membandingkan seharusnya densus 88 ikut terlibat dalam memburu KKB di Papua
Dikutip dari CNNIndonesia.com Buya Anwar Abbas menilai persoalan radikalisme dan terorisme menjadi ancaman bagi masa depan bangsa.
Namun, ia mempertanyakan mengapaDensus 88 hanya sibuk mencari kelompok radikal semata (7 November 2021) cnnindonesia.com/nasional/20211…
Mengevaluasi itu, bukan berarti membela yang bersangkutan.
Misalnya adanya penangkapan Anggota MUI oleh Densus 88, Buya Anwar Abbas meminta Densus 88 transparan atas penangkapan Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat (Sindonews.com)
Analisis 1, mengapa Buya Anwar Abbas sering kritis terhadap persoalan yang ada.
Dikutip dari CNNIndonesia.com (28 Nov 2020), baginya jabatan adalah amanah. Maka dari itu, Pengurus MUI harus berani mengingatkan pemerintah apabila 'salah' dalam kebijakannya.
"Beranikah saya dengan teman-teman saya yang ada dalam kepengurusan MUI periode 2020-2025 ini untuk mengingatkan pemerintah bila pemerintah itu salah?", Buya Anawar Abbas dikutip dari CNNIndonesia.com
Sebelum memulai ke analisis 2, mengenai kenapa Buya Anwar Abbas sering kali kritis atau mengingatkan.
Ada baiknya, baca ini. Polri memastikan pihaknya melalui Densus 88 ikut terjun buru teroris KKB Papua (Detik.com 19 Mei 2021) news.detik.com/berita/d-55749…
Maka dari itu, tidak berlebihan ketika Buya Anwar Abbas membandingan mengenai gerak Densus 88 yang menyita kotak amal dengan teroris KKB Papua
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Ketua Umum PP @muhammadiyah Prof @HaedarNs menyampaikan, mengenai tema Milad 109 Muhammadiyah "Optimis Hadapi Pandemi Covid-19: Menebar Nilai Utama", ada empat pesan yang ingin diusung Muhammadiyah
Tulisan Ketua Umum PP @Muhammadiyah, Prof @HaedarNs dalam rubric refleksi dan opini di Harian Republika tentang agama, demokrasi, dan politik diterbitkan menjadi buku dengan judul “Agama, Demokrasi, dan Politik Kekerasan” yang diterbitkan Suara Muhammadiyah (SM) dan Republika
Prof @HaedarNs menyebut bahwa persoalan agama menjadi wilayah yang paling tidak mudah untuk dibahas. Hal itu disebabkan karena dua unsur dalam agama, yaitu sacral dan profane
Hampir semua Ulama Muhammadiyah tak butuh pengawalan & perlindungan berlapis. Juga tak butuh pembelaan karena hujatan yg tak suka. Tak butuh influencer agar populer. Juga tak butuh follower untuk menaikkan reputasi
Saya tak tahu harus berkata apa terhadap Prof Haedar Nashir dan Buya Syafi’i ini.
Dua Ulama junjungan di sebuah organisasi besar di dunia. Tak ada Rubicon, Alphard atau mobil mewah lainnya. Cukup kereta api atau mobil Xenia butut yang dikendarai bergantian.
Foto th 2018
Meski menabalkan sebagai organisasi modern sesungguhya tetap konvensional secara generik. Tetap bersahaja, sederhana dan apa adanya. Merawat urunan, silaturahim, dan kajian-kajian sederhana.
Ketika Sang Pendiri @muhammadiyah Kiai Haji Ahmad Dahlan mengundang Tokoh Komunis untuk bertukar pikiran
Sebuah Utas Mencerahkan
_
Foto: Kweekschool Moehammdijah yang kini menjadi Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta
Pertentangan ideologi di masa lalu begitu keras, namun hubungan antar pribadi begitu hangat. Salah satu kisah kehangatan tokoh yang berbeda ideologi namun bisa saling bertukar pikiran adalah pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan tokoh komunis Semaun dan Darsono.
Dikutip dari laman Muhammadiyah.or.id dalam buku "KH. Ahmad Dahlan Si Penyantun (2018)" karya Imron Mustofa, dituliskan bagi KH. Ahmad Dahlan tak seorang pun boleh merasa puas diri.
Mengapa Jamaah Muhammadiyah banyak yang tidak menggunakan Qunut ? Berikut pembahasannya.
Sebuah Utas Mencerahkan
pict: hanya ilustrasi
Permasalahan Qunut sebenarnya telah dijawab pada keputusan Muktamar Tarjih Wiradesa dan sudah termaktub dalam buku Himpunan Putusan Tarjih hal. 366-367, dan telah dijawab oleh Tim PP. Muhammadiyah Majlis Tarjih dalam buku Tanya Jawab Agama Jilid 2.
Pengertian Qunut secara definitif adalah tunduk pada Allah dengan penuh kebaktian & juga bisa berarti tulul qiyam (طُولُ اْلقِيَامِ) atau berdiri lama untuk membaca & berdoa di dlm solat sesuai dengan yg dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW & ini termasuk ada tuntunannya (masyru’)