Abdul Latief empat kali mengejar cinta Sarah, dan baru diterima setelah kali terakhir.
Rasa cemburu bikin gelap mata. Nyawa Sarah pun berakhir di tangan Latief.
Usaha keras berakhir dengan air keras.
Sarah sendiri berdarah Arab. Ayahnya seorang tentara di Arab.
Di Arab, Sarah dan Latief juga bertetangga dan hanya selisih beberapa rumah.
Namun, rasa sayang pd ibunya, Sarah memutuskan tinggal di Cianjur walaupun ayahnya meminta dia tinggal di Arab.
Abdul Latief sudah mengejar cintanya sejak di Arab, dan tetap memburu cintanya hingga ke Cianjur.
Namun usaha keras Abdul Latief yang mengejarnya hingga empat kali sampai Cianjur itulah yang bikin Sarah luluh.
Siapa sangka, usaha keras Latief ternyata juga mewakili sifat kerasnya, hingga rumah tangga mereka pun diwarnai kekerasan.
Bagi Latief, perjuangan kerasnya memburu cinta Sarah bikin dirinya merasa benar-benar sebagai pemilik perempuan tsb.
Bahkan ia merasa jadi pemilik nyawa kekasihnya hingga merasa layak merenggutnya.
Ya, Latief mewakili cinta buta sesungguhnya. Cinta yang benar-benar bikin dirinya tak bisa melihat apa-apa. Bahkan ia tak bisa melihat harga dari nyawa kekasihnya.
Buat kita, jatuh cintalah untuk sama-sama bangkit, bukan untuk menjatuhkan apalagi menyiksa atau membunuh.
Cinta yang tak terkendali akan sama saja dengan benci yang tak terkendali.
Keduanya sama-sama bisa mematikan.
Berbeda dengan cinta yang tertakar, akan lebih gampang dikendalikan.
Bukan mengendalikan pasangan, tapi mengendalikan diri sendiri.
Jika atas nama cinta ingin memegang kendali atas pasangan, itu bukan cinta tapi hanya ambisi menguasai.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh