Dlm bungkus "kemanusiaan" kita lbh bisa mengembangkan sinergi tanpa curiga, prasangka, bahkan kebencian.
Pun kita bisa mengembangkan empati tanpa dikendalikan dalil² yg justru mengecilkan makna mjd manusia berakal budi yg mampu menterjemahkan kehendak alam
Keimanan & keyakinan, mestinya cukup menghubungkan kita sbg individu dg Sang Khalik tanpa mencipta kuasa imajiner yg melekat dlm diri kita.
Anak² adl generasi yg hrs kita selamatkan. Mrk tak berhak atas warisan carut marut tafsir perintah Sang Pencipta yg seolah menakutkan.
Mengajarkan anak² utk hidup bersama dlm harmoni sosial yg aman & damai serasa lbh penting drpd meminta mrk menghafal ribuan doa, jika pd akhirnya hrs berujung duka
Trm kasih utk membolehkan air mata mengalir kali ini. Air mata utk anak² yg terpenjara masa depannya 😇😇
~❤❤~
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Bkn polisinya yg tak pny empati, tp hukum membuatnya hrs mlkk itu. Hukum positif yg berlaku saat ini mmg tdk bnr2 berpihak kpd korban, & hny berorientasi pd “pemenuhan syarat” agar sanksi dpt diberikan pd pelaku.
Begitulah reviktimisasi trjd pd korban oleh institusi negara 🤷🏻♀️
Atas alasan penegakan hukum, cara pandang misoginis ditunjukkan scr vulgar. Tak heran jk korban kekerasan seksual bny yg enggan melapor atau bercerita ke org lain.
Akhirnya, pengalaman berdampak trauma psikis sepanjang hidup itu hrs dipendam sendiri
Perjuangan legitimasi RUU TPKS ini sdh mulai digagas 2006 (Komnas Perempuan). Bahkan dorongan utk membawa perspektif HAM & gender dlm reformasi hukum di Indonesia ini sdh dimulai sjk 2003.
Maaf jk judulnya provokatif & terkesan melecehkan perempuan.
Sesungguhnya sy hny ingin menunjukkan relasi laki² & perempuan, apakah bentuknya relationship atau ownership.
Scr sederhana, sy memulai dr pembagian peran dlm rmh tangga 🤞
Ada yg bs memungkiri peran perempuan di ranah domestik sngt penting ?
Bangun lbh pagi utk memastikan seluruh anggota kelrg "nyaman" saat mrk bangun, dan tidur plg akhir utk memastikan seluruh anggota kelrg "nyaman" saat mrk tidur adl gambaran umum beban domestik kaum perempuan.
Peran ini sngt problematik. Di satu sisi, ada ketimpangan dg peran laki² yg menempatkan beban lbh besar pd perempuan, disisi lain tdk ada jaminan penghargaan scr materi & non materi.
Culturally, laki² dikonstruksi sbg agen ekonomi sdg perempuan mjd sngt tergantung scr finansial
Membaca sekilas Permendikbud no 30 tahun 2021 tentang Kekerasan Seksual di dunia pendidikan, aku heran koq bisa membuat sebagian org berpikir aturan ini melegalkan perzinahan.
Logika berpikir & makna “persetujuan korban” ini bknnya hal yg sdh berlaku dlm hukum kita ?
Hub seks, apapun bentuknya, jika dilkkk atas dasar “suka sama suka” itu nggak pernah bisa disentuh hukum. Meski kategori dilecehkan, tp kl pihak yg dilecehkan mau ya hak dia si…
Jk ada aturan yg mengecualikan tindakan dr kategori kekerasan seksual, ya bkn berarti membolehkan
Bgmnapun, seks itu ranah privat jk disepakati dua pihak. Akan mjd ranah publik jk mengganggu kinerja sistem sosial. Seks akan mengganggu org lain, jk dilkk dg pemaksaan.
Unsur pemaksaan inilah yg diatur dlm Permendikbud, krn tdk hny melanggar hukum, tp jg hak org lain.
Ini satu contoh bgm sebuah pesan yg sdh diluncurkan, kmd diralat atau dihapus & disertai permintaan maaf, tdk akan menghapus kesan yg ditimbulkan pesan pertama.
Tdk ada pesan yg tdk disertai maksud. Setiap pesan disampaikan, pasti pny tujuan
Dlm komunikasi, org menyampaikan pesan dg tujuan utk membuat perubahan pd diri penerima pesan : 1. Perub kognitif, dr yg blm tau mjd tau, informatif 2. Perub afektif, terkait nilai & sikap, persuasif
3.Perub behavioral, mendorong perilaku
Setiap perilaku adl pesan utk org lain
Perilaku mjd pesan jk ia dipersepsi. Krn inti dr komunikasi adl persepsi.
Kita ini ada di medan pesan, apapun yg ada disekeliling kita adl pesan², simbol² yg setiap saat akan kita persepsi
Apa itu PERSEPSI ?
Interpretasi & pemaknaan kita atas semua simbol yg tertangkap sensori