Bkn polisinya yg tak pny empati, tp hukum membuatnya hrs mlkk itu. Hukum positif yg berlaku saat ini mmg tdk bnr2 berpihak kpd korban, & hny berorientasi pd “pemenuhan syarat” agar sanksi dpt diberikan pd pelaku.
Begitulah reviktimisasi trjd pd korban oleh institusi negara 🤷🏻♀️
Atas alasan penegakan hukum, cara pandang misoginis ditunjukkan scr vulgar. Tak heran jk korban kekerasan seksual bny yg enggan melapor atau bercerita ke org lain.
Akhirnya, pengalaman berdampak trauma psikis sepanjang hidup itu hrs dipendam sendiri
Bny kajian & teori2 feminisme yg memberi insight ttg kekerasan seksual berbasis pengalaman perempuan.
Dlm pand feminis, peristiwa kekerasan seksual tak sekedar keadaan pemaksaan penetrasi penis ke dlm vagina (peristiwa patologis) tanpa persetujuan korban.
Ada konstruksi sosial berbasis gender (patriarki), ada relasi kuasa yg tak berimbang.
Ketimpangan itu muncul jg dlm proses hukum, pemberitaan media, dlm relasi sosial, dlm narasi2 di media sosial, bahkan di dlm keluarga.
Keberpihakan thd korban mmg blm mjd prioritas kita semua
TRAUMA & STIGMATISASI adl duka lain yg menyertai korban, yg membuat korban kehilangan kesempatan utk bicara obyektif sesuai yg dialami.
Saat diperiksa, ia dituntut jujur. Bukan utk dipahami sbg korban, tp utk mengetahui sejauh mana korban “berkontribusi” thd peristiwa yg trjd
Lemahnya perlindungan hukum thd korban krn lbh fokus pd bgm bs menjatuhkan sanksi hukum pd pelaku adl ketimpangan lain selain konstruksi gender & relasi kuasa
Tanpa disadari, korbanlah yg hrs buktikan sndr peristiwa yg menimpanya. Msl dg bercerita kronologi, smpe pd bukti visum
Reviktimisasi, blaming victim, jg reproduksi pengalaman traumatis trs berlangsung, termasuk ketika hrs berinteraksi dg org lain. Alhasil, korban makin takut utk speak up, utk disclose.
Mk penting memberi ruang bg korban utk menarasikan sndr pengalaman sesuai kejadian yg menimpa
Bercerita bkn utk memenuhi syarat yg tersurat dlm KUHP krn keterbatasan kategori yg bisa membuat bias shg merugikan korban.
Celah ini yg sbnrnya ingin diisi oleh RUU PKS. Sayang, dlm perjalanan pembahasan justru ada 85 psl yg dianulir. Pdhl esensi perlindungan korban ada disitu
Draft awal RUU PKS memuat 128 ps. Saat berubah mjd RUU TPKS, tersisa 43 ps, slh satunya menyangkut bentuk² kekerasan seksual
Di draft yg baru, bentuk kekerasan seksual : 1. Pelecehan seks 2. Pemaksaan alat kontrasepsi 3. Pemaksaan hub seks 4. Eksploitasi seks
Ini draft lama 👇
Jika pd akhirnya draft baru ini disetujui & disahkan, smg bentuk2 kekerasan seks yg disebut di draft lama bs muncul dlm penjelasan atau juklak-juknis pelaks UU.
Bkn bermaksud memaksakan detil ragam kekerasan yg hrs dicantumkan, hny agar tdk terjadi invalidasi pengalaman korban
📌
Jk peluang itu yg trjd, msh ada langkah afirmatif utk korban : membantu mrk mjd PENYINTAS kekerasan seks.
Term “korban” bermakna lemah & tak berdaya. Sdgkan “penyintas” bermakna kuat, berdaya, & menang.
Kita bantu korban mjd penyintas, hentikan stigma negatif ttg mrk
Diatas semua itu, lbh penting edukasi masy utk mensikapi korban dg cara yg “BENAR”. Korban tdk butuh dikasihani, atau ratapan berjamaah
Mereka butuh dikuatkan
Jgn sampai masa depan mrk terpenjara
Dlm bungkus "kemanusiaan" kita lbh bisa mengembangkan sinergi tanpa curiga, prasangka, bahkan kebencian.
Pun kita bisa mengembangkan empati tanpa dikendalikan dalil² yg justru mengecilkan makna mjd manusia berakal budi yg mampu menterjemahkan kehendak alam
Keimanan & keyakinan, mestinya cukup menghubungkan kita sbg individu dg Sang Khalik tanpa mencipta kuasa imajiner yg melekat dlm diri kita.
Anak² adl generasi yg hrs kita selamatkan. Mrk tak berhak atas warisan carut marut tafsir perintah Sang Pencipta yg seolah menakutkan.
Perjuangan legitimasi RUU TPKS ini sdh mulai digagas 2006 (Komnas Perempuan). Bahkan dorongan utk membawa perspektif HAM & gender dlm reformasi hukum di Indonesia ini sdh dimulai sjk 2003.
Maaf jk judulnya provokatif & terkesan melecehkan perempuan.
Sesungguhnya sy hny ingin menunjukkan relasi laki² & perempuan, apakah bentuknya relationship atau ownership.
Scr sederhana, sy memulai dr pembagian peran dlm rmh tangga 🤞
Ada yg bs memungkiri peran perempuan di ranah domestik sngt penting ?
Bangun lbh pagi utk memastikan seluruh anggota kelrg "nyaman" saat mrk bangun, dan tidur plg akhir utk memastikan seluruh anggota kelrg "nyaman" saat mrk tidur adl gambaran umum beban domestik kaum perempuan.
Peran ini sngt problematik. Di satu sisi, ada ketimpangan dg peran laki² yg menempatkan beban lbh besar pd perempuan, disisi lain tdk ada jaminan penghargaan scr materi & non materi.
Culturally, laki² dikonstruksi sbg agen ekonomi sdg perempuan mjd sngt tergantung scr finansial
Membaca sekilas Permendikbud no 30 tahun 2021 tentang Kekerasan Seksual di dunia pendidikan, aku heran koq bisa membuat sebagian org berpikir aturan ini melegalkan perzinahan.
Logika berpikir & makna “persetujuan korban” ini bknnya hal yg sdh berlaku dlm hukum kita ?
Hub seks, apapun bentuknya, jika dilkkk atas dasar “suka sama suka” itu nggak pernah bisa disentuh hukum. Meski kategori dilecehkan, tp kl pihak yg dilecehkan mau ya hak dia si…
Jk ada aturan yg mengecualikan tindakan dr kategori kekerasan seksual, ya bkn berarti membolehkan
Bgmnapun, seks itu ranah privat jk disepakati dua pihak. Akan mjd ranah publik jk mengganggu kinerja sistem sosial. Seks akan mengganggu org lain, jk dilkk dg pemaksaan.
Unsur pemaksaan inilah yg diatur dlm Permendikbud, krn tdk hny melanggar hukum, tp jg hak org lain.
Ini satu contoh bgm sebuah pesan yg sdh diluncurkan, kmd diralat atau dihapus & disertai permintaan maaf, tdk akan menghapus kesan yg ditimbulkan pesan pertama.
Tdk ada pesan yg tdk disertai maksud. Setiap pesan disampaikan, pasti pny tujuan
Dlm komunikasi, org menyampaikan pesan dg tujuan utk membuat perubahan pd diri penerima pesan : 1. Perub kognitif, dr yg blm tau mjd tau, informatif 2. Perub afektif, terkait nilai & sikap, persuasif
3.Perub behavioral, mendorong perilaku
Setiap perilaku adl pesan utk org lain
Perilaku mjd pesan jk ia dipersepsi. Krn inti dr komunikasi adl persepsi.
Kita ini ada di medan pesan, apapun yg ada disekeliling kita adl pesan², simbol² yg setiap saat akan kita persepsi
Apa itu PERSEPSI ?
Interpretasi & pemaknaan kita atas semua simbol yg tertangkap sensori