OM RASTH Profile picture
Dec 24, 2021 169 tweets 20 min read Read on X
JANGAN TIDUR SENDIRIAN

#bacahorror
#bacahoror @bacahorror

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Di sebuah desa yang berada di pedalaman kalimantan.
Di desa itu ada 3 RT saja, RT 1, 2 dan 3. Antara RT 2 dan RT 3 itu jaraknya sekitar 30 km lewat jalur darat (sekarang. kalau dulu tidak ada jalur darat)
Pada saat itu kalau ingin berkunjung ke RT 3 harus melewati
Jalur air menggunakan perahu cis/perahu mesin. Itupun kalau air terlalu dalam/surut perahu motor tidak bisa masuk ke sana karena ada kiham dan beberapa titik di daerah sungai tersebut yang sangat berbahaya bila di lewati saat terlalu dalam/surut.
Konon di sebuah taluk/teluk di sungai tersebut merupakan istananya buaya gaib, yang akan memakan tumbal manusia setiap tahun nya (jika ada yang kapuhunan)
Di bagian 𝘯𝘨𝘢𝘫𝘶 (hulu) RT 3 desa itu ada sebuah air terjun yang katanya di huni oleh sosok mahluk yang bernama Lintir. Sosok ini sering mengganggu warga yang mandi di air terjun itu atau pun mengganggu mereka yang lewat.
Jenis kelamin mahluk tersebut tidak diketahui, karena dari keterangan orang2 yang pernah di ganggunya sosok lintir sendiri mirip dengan laki2 namun juga mirip dengan perempuan, yakni
Mempunyai rambut yang panjang, mempunyai payudara yang besar namun juga memiliki kel*min seperti laki2. Lintir juga tidak mempunyai tumit dan dari pergelangan kakinya terbalik kebelakang, tangan nya sangat panjang hingga ke betis. Tanda2 kemunculan Lintir
Sendiri bisa di ketahui dari bau mirip seperti kopi yang di bakar, bau nya gosong dan pahit. Akan tetapi sampai saat ini Lintir hanya kerap kali mengganggu orang2 yang menebang pohon di sekitar air terjun ataupun membuat rusak tempat tersebut. Ia tidak pernah
Melukai apalagi membunuh orang2. Sosok itu tidak jahat hanya sedikit usil saja.

-----
Di sebuah rumah yang berlantai kayu ulin dan berdinding kayu 𝘬𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘸𝘢𝘯𝘨, terlihat sebuah keluarga yang tengah menikmati sarapan paginya.
Keluarga kecil itu terdiri dari Sang ayah yang bernama Jambrin, sang ibu yang bernama Patma (bukan fatma), anak pertama mereka yang berusia 13 tahun bernama Maman dan adiknya Maman bernama Nita usianya saat itu memasuki 10 tahun.
Mereka tinggal bersama dengan Ibunya pak Jambrin yang pada saat itu sudah sangat renta.

Selesai sarapan, pak Jambrin dan istrinya berangkat 𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘯𝘢 (tempat nanam padi, kalau di sana kan masih buka lahan baru untuk nanam padi setiap tahun nya dan berpindah2 tempat
Tidak seperti di daerah2 lain yang di sebut sawah dan persawahan di daerah lain itu pun berair. Kalau di sana tidak di kasih air dan hanya mengandalkan hujan)
"𝘒𝘦𝘯𝘤𝘦𝘯𝘨 nasi ku bawa. Kalau mau masak untuk sore nanti pakai panci 𝘣𝘢𝘬𝘢𝘴𝘢𝘩 saja." Ujar Bu Patma sebelum berangkat
Maman hanya mengangguk saja, lalu setelah orang tuanya pergi, ia membantu neneknya untuk masuk keluar rumah dan berjemur di bawah sinar matahari pagi yang hangat.
Sementara sang adik, sudah turun ke sungai untuk mencuci baju dan piring2 kotor.

Dengan bahasa isyarat Maman memberitahu neneknya bahwa ia akan pergi memancing ikan ke sungai. Dan si nenek yang mempunyai masalah pendengaran itu pun mengingatkan Maman untuk tidak
Ke hulu (di mana air terjun yang di jaga oleh Lintir itu berada)
Dengan wajah yang meringis Maman tersenyum. Ia langsung mengangguk tanda mengerti agar neneknya itu tidak lagi berbicara. Karena bila neneknya berbicara pasti sangat nyaring sekali.
Dengan membawa dua buah pancing serta ember dan bekas kaleng sarden yang di penuhi dengan cacing.

Maman nampak riang, dengan sesekali bersiul ia berjalan dengan langkah cepat menuju sungai.
Sesampainya di sungai, Maman langsung 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘣𝘶𝘩 pancingnya, namun tidak ada tanda2 ikan yang tertarik melahap umpan nya tersebut. Hanya ada beberapa ikan kecil yang berusaha menggerogoti umpan tersebut.
Akhirnya Maman pun berjalan lebih ke hulu lagi. Tapi hasilnya tetap sama saja. Ia tidak mendapatkan ikan bahkan sampai matahari sudah sangat terik sekali.
Karena lelah, Maman pun berhenti sejenak. Ia menancapkan ujung pancingnya ke tanah agar tidak hilang terbawa ikan jika ada ikan yang memakan umpan nya.
Maman membasuh wajahnya dengan air sungai yang jernih tersebut, dari pantulan air ia melihat di atas pohon ada buah Dango yang banyak sekali.
Tanpa pikir dua kali, Maman naik ke atas pohon untuk mengambil buah dango tersebut. Dan memakan nya dengan sangat lahap.
Setelah merasa kenyang, Maman pun memutuskan untuk kembali berjalan ke hulu, namun nampak ya jalan setapak dekat air terjun itu sudah tertutup oleh tumbuhan berduri dan 𝘣𝘢𝘬𝘢𝘩. Dengan parang kecilnya, Maman lantas memotong 𝘣𝘢𝘬𝘢𝘩2 tersebut dan kembali membuka
Jalan setapak tersebut.

Sekitar 20 menit berjalan di jalan setapak itu, Maman menemukan sebuah air terjun yang sangat bagus dengan air yang jernih dan bebatuan menakjubkan yang baru pertama kali ia lihat.
Namun sayang di tempat sebagus itu banyak sekali sampai dan di sekelilingnya sangat kotor oleh sisa2 pohon yang di tebang dan sebagian sudah 𝘫𝘢𝘣𝘶𝘬 (membusuk)

Maman perlahan2 turun ke air dan mengumpulkan sampah2 yang berada di sekitar tempat tersebut.
Ia juga 𝘮𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨𝘢𝘺𝘪 membersihkan sekitaran air terjun dari tumbuhan liar yang gatal.
Setelah semuanya selesai ia bersihkan, Maman pun tersenyum sambil mengedarkan pandangan nya ke sekitar.
Sekitar kira2 pukul 4 sore lebih, Maman pun berjalan pulang dengan tangan kosong, akan tetapi ketika ia melewati jalan setapak itu lagi, ia mendapati seekor pelanduk yang tengah sekarat dengan badan yang penuh luka.
Sebelum pelanduk itu mati, Maman lantas langsung menyembelihnya.
Wajahnya nampak sumringah ketika memanggul pelanduk tersebut.
Orang tuanya yang melihat Maman mendapatkan pelanduk pun terlihat bangga dan senang sekali.
Malam itu mereka makan enak dan menghabiskan satu panci nasi hangat.
Saat setelah selesai makan, dan mereka duduk2 berkumpul menceritakan tentang hari mereka masing2.
Tiba2 tercium aroma mirip seperti kopi yang di bakar hingga gosong, baunya sangat pahit sekali.
Si nenek yang pertama kali mencium bau itu terlihat wajahnya berubah menegang.

"Kamu tidak ke air terjun itu kan??" Tanya nya dengan suara yang keras
Dengan bahasa isyarat, Maman berbohong dengan mengatakan bahwa ia tidak ke air terjun.

"Memang nya ada apa di air terjun itu ba?" Tanya Maman ada ayah nya

"Tidak ada apa2. Sudahlah aku mau tidur dulu." Ujar ayahnya
Karena kelelahan seharian di sibuk kan dengan pekerjaan masing2, malam itu pun mereka akhirnya tertidur dengan sangat pulas.

Dalam tidurnya, Maman melihat sosok aneh dengan kaki yang terbalik ke belakang. Sosok itu berdiri menatapnya dengan bibir menyeringai.
Keesokan harinya, berjalan seperti hari2 biasa. Mereka melakukan rutinitas harian dengan wajah ceria.
Berbeda dengan Maman yang entah kenapa timbul perasaan aneh yang membuatnya ingin sekali kembali ke air terjun itu.
Setelah membantu adiknya membereskan rumah, ia pun berpamitan untuk pergi memancing. Tapi kali ini ia langsung pergi ke air terjun tersebut dengan masih menenteng pancing, dan wadah ikan nya.
Ketika sampai di air terjun itu, Maman duduk sejenak di atas salah satu batu besar tersebut.
Tempat itu kini sudah jauh lebih bersih dari waktu pertama kali ia datang.
Namun rupanya ada yang aneh pada salah satu batu besar di dekat air terjun yang atasnya di tutupi dengan tumbuhan2 layu, perlahan2 Maman berjalan mendekati, dan ia sangat terkejut ketika melihat banyak sekali ikan dan kepala hewan berukuran kecil seperti babi dan pelanduk/kancil
Saat hendak menyentuh kepala hewan tersebut. Tiba2 terdengar suara lantang yang melarang Maman untuk menganggu kepala hewan2 itu.
Namun di sekitar tidak ada siapapun, lalu siapa pemilik suara tak bertuan itu??
Maman bergidik, ia lantas menutup kembali batu besar berlubang tersebut dan kemudian lari tunggang langgang meninggalkan area air terjun.
Saat tiba di jalan setapak, barulah Maman ingat kalau pancingnya tertinggal di air terjun. Tapi karena sudah terlanjur ketakutan ia pun membiarkan saja pancingnya.
Perasaan berdebar itu membuat perutnya menjadi sakit dan ingin segera buang air besar.
Lalu setelah sampai di jamban milik mereka, Maman lantas segera membuang hajatnya. Dan tidak berapa lama terdengar suara perahu mesin mulai 𝘮𝘢𝘳𝘦𝘯𝘦𝘩 (memelankan gasnya)
Jamban terasa hendak terbalik ketika seorang perempuan melompat ke atas jamban tersebut. Dari balik pintu jamban yang terbuat dari 𝘬𝘶𝘱𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘺𝘶 (kulit kayu) itu Maman mengintip keluar.
Ada 3 orang asing yang baru datang, rupanya mereka adalah satu keluarga. Itu diketahui ketika si anak perempuan tersebut memanggil kedua orang lain nya dengan sebutan 𝘢𝘱𝘱𝘢 dan 𝘶𝘮𝘢.
Mereka pun terdengar menggunakan bahasa daerah yang berbeda dengan apa yang digunakan oleh maman.

Suara khas cebok di jamban terdengar sampai keluar.

Saat Maman sudah selesai, ia pun berniat keluar dari jamban. Namun rupanya si bapak dari anak perempuan tersebut
Malah memanggilnya.

"Nak, bisakah kau tunjukan rumah bekas amang tikil?" Tanya nya pada Maman

Maman berpikir sejenak, lalu mengangguk.

"Bisa mang." Jawab Maman
"Sini biar saya bantu bawakan. Tangga nya licin, hati2." Lanjut Maman seraya membantu mengangkat kotak2 dan tas dari dalam perahu mesin
Langkah Maman sangat lincah menaiki tangga yang terbuat dari sebatang pohon tanpa berpegangan.

Setelah sampai di atas Maman menunggu sejenak sambil menatap pada orang2 tersebut.
Wajah anak perempuan itu terlihat sangat pucat sekali. Maman berpikir mungkin si anak perempuan sedang sakit.
Maman mengantarkan keluarga itu sampai ke depan rumah bekas amang Tikil.

Saat akan pergi, Maman di kasih uang namun ia menolak dan lebih memilih mie instan yang di berikan oleh si anak perempuan yang bernama Lisa tersebut. Usianya tak jauh beda dari Maman,
Hanya saja kenapa dia tak bersekolah? Bukankah anak2 di desa harusnya sekolah. Tidak seperti dirinya yang harus putus sekolah karena keterbatasan ongkos pulang pergi dan untuk makan.
Setelah itu, Maman pulang dengan langkah gontai. Suara di air terjun itu masih terngiang2 di pikiran nya.

----
Malam harinya saat mereka sedang makan, lagi2 tercium bau pahit kopi gosong.
Dan dari pintu luar terdengar suara ketukan berulang2 kali, yang membuat Maman sekeluarga saling tatap dengan perasaan takut, kecuali nenek yang mengalami masalah pendengaran itu masih tetap asik makan.
Ayahnya Maman, berdiri dan berjalan pelan kearah pintu. Dan saat pintu terbuka terlihat seekor pelanduk/kancil yang tengah sekarat tergeletak di atas 𝘴𝘢𝘳𝘣𝘦𝘵 kaki (mirip seperti lap kaki yang bertulisan welcome, tapi yang ini di buat dengan menggunakan sisa2 pakaian bekas)
"Pelanduk!" Ujar pak Jambrin yang membuat istri dan anaknya terlihat kaget namun juga senang

"Siapa yang meletakkan pelanduk disini ya bah?" Tanya Bu patma
Mereka terus bertanya2 tanpa tau jawaban. Akhirnya dari pada pelanduk itu di biarkan begitu saja, pak Jambrin pun lantas menyembelih hewan yang tengah sekarat tersebut.
"Besok kita makan enak, yeaayy. Besok kita makan daging pelanduk," Sorak gembira dari mulut mungil Nita

Saat tidur, Maman kembali bermimpi tentang mahluk berkaki terbalik itu lagi. Kali ini mahluk itu berdiri lebih dekat dari yang ia mimpikan sebelumnya.
Membuat Maman ketakutan dan langsung terbangun.

Anehnya kejadian pelanduk yang di letakkan di depan pintu itu terus berulang2, dan setelah Maman pasti memimpikan mahluk itu lagi dan lagi. Jarak antara mereka berdua pun semakin mendekat dan dekat sekali. Membuat Maman
Menjadi takut untuk tidur.

Pagi itu, hujan rintik2. Ayah ibunya Maman tak pergi 𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘯𝘢, dan mereka sedang asyik bercerita sambil menikmati kopi dengan singkong rebus.
"Ma, bah, boleh saya jujur?" Tanya Maman membuat kedua orang tuanya lantas mengernyitkan alisnya

"Jujur masalah apa man? Apakah selama ini kau pembohong?" Tanya ayahnya berkelakar
"Sebenarnya hari itu saya tidak sengaja menemukan air terjun, tapi saya juga tidak tau apakah itu air terjun yang di maksud oleh nenek atau bukan."
Kemudian Maman melanjutkan ceritanya. Si ayah nampak manggut2.

"Air terjun di hulu itu, pasti air terjun yang nenekmu katakan. Tapi syukurlah kau tidak di ganggu oleh Lintir."
"Lintir ? Mahluk apa itu?"

Pak Jambrin menarik nafas panjang, lalu mulai menceritakan tentang mahluk itu dari cerita2 yang pernah ia dengar.

(Mohon maaf sebelumnya om Rasth mau ngiklan bentar.
Bagi ponakan2 yang berminat madu hutan asli. Bajakah untuk mengobati kanker, tumor
dll. Atau minyak2 asli kalimantan nya, mulai dari Pelet Pangkanang, minyak kewibawaan, Raja Remikat, Raja Penunduk, minyak Melati Pembuka Aura, Perkasih, Saluang mudik, minyak Rejeki, 7 Bidadari
, Pengasihan dan minyak Penunggu Rumah agar aman saat ditinggalkan. Bisa langsung hubungi om rasth melalui WA - 0856 5403 7262, atau melalui DM pun bisa.
Atau buat yang mau sekedar konsultasi/minta saran dan curhat berbayar, silahkan WA saja, di jamin aman. ) ImageImage
"Yang abah sebutkan itu ciri2nya sama persis dengan apa yang ada dalam mimpi saya." Ujar Maman

"Selamat pagi pak." Ucap seseorang memotong obrolan anak beranak tersebut
Pak Jambrin terlihat cukup akrab dengan orang itu yang merupakan ayah si gadis berwajah pucat tempo hari.

Mereka berbicara dalam bahasa daerah yang tak di mengerti oleh Maman, namun di sela2 obrolan itu terselip kata Lintir. Yang Maman anggap mereka berdua tengah membicarakan
Tentang mahluk itu.

Malam harinya, Maman kembali bermimpi. Kali ini ia bermimpi melihat emas mentah yang sangat banyak berada di setiap lubang batu.
Dan di sebuah lubang batu yang cukup besar terlihat banyak sekali batu2 berukuran kecil, sangat bagus yang kemungkinan bernilai jutaan rupiah.

"Ambilah beberapa, untuk mu dan keluargamu. Terima kasih sudah peduli dengan kebersihan rumahku. Dan terima kasih karena kamu
Adalah orang pertama yang mau membersihkan sampah2 di sekitar rumahku. Pelanduk yang ku berikan, rasanya belum cukup untuk membalas kebaikanmu. Mengingat selama ini orang2 yang datang ke rumahku hanya merusak saja." ujar suara seseorang terdengar sangat berat dari arah belakang
Saat Maman memalingkan wajahnya terlihat sosok Lintir telah berdiri dengan wajah yang menyeringai menakutkan.
Melihat sosok itu dari dekat, membuat Maman hampir tak bisa bernafas.
Dan saat ia terbangun ayahnya sudah berada di samping tempat tidur.

"Kamu mimpi buruk?"

"Lintir. Dia datang lagi di mimpi bah." Jawab Maman dengan nafas ngos2an
Setelah menceritakan mimpinya, Maman tak berani lagi untuk tidur.

Dan keesokan harinya Maman mengajak ayahnya untuk ke air terjun meski beberapa kali sang ayah menolak namun akhirnya ia menerima ajakan Maman, karena ia takut terjadi apa2 pada Maman kalau ia pergi seorang diri.
Sesampainya di air terjun, Maman mengingat2 letak emas mentah yang ada di mimpinya tadi malam. Dan setelah Maman ingat letaknya rupanya di salah satu batu berlubang memang ada emas mentah tersebut. Membuat mereka berdua melotot seolah tak percaya
Oak Jambrin lantas mengeluarkan tempat yang sudah ia persiapkan dari rumah sebelumnya untuk meletakkan emas mentah tersebut.
Dan rupanya di bawah emas mentah itu ada emas yang sudah pada berbentuk bulat mirip batu.
"Berapa kira2 kalau ini di jual bah?" Tanya Maman

"Yang pasti bisa merubah sedikit hidup kita menjadi lebih baik man." Jawab pak Jambrin sumrimgah
Setelah itu mereka lantas pulang dengan langkah tergesa.

Pak Jambrin dan istrinya langsung bersiap2 untuk ke desa besar menjual emas2 tersebut dan hasilnya di gunakan untuk membeli keperluan dapur mereka.
Sampai malam hari orang tua Maman tak kunjung pulang, mungkin mereka menginap di desa untuk menunggu hari pasar berikutnya.

Malam itu, saat maman tertidur. Ia lagi2 bermimpi di datangi sosok lintir.

Lintir mengatakan agar tidak perlu takut padanya, karena dia bukan mahluk
Jahat untuk orang2 yang baik.

Lintir juga berpesan, agar jangan sampai berita penemuan emas itu di sebar luaskan, jika tidak maka bahaya besar akan datang pada keluarga Maman.
-----
Keesokan harinya, sekitar pukul 3 sore, orang tuanya datang, dengan membawa penuh barang belanjaan keperluan dapur mereka seperti kopi gula, mie instan dll.
Ibunya juga terlihat memakai perhiasan emas di leher dan tangan nya.

"Ma, bah, kalian tidak menceritakan apa tentang emas itu kan??" Tanya Maman khawatir
"Bertanya nya nanti dulu Man. Lebih baik sekarang kamu bantu angkat barang2 ini ke rumah."

"Wah, cair nampaknya pak." Sapa orang tua si gadis pucat pada ayahnya Maman
Pak Jambrin hanya tersenyum, namun bu Patma yang lebih dulu menceritakan tentang emas yang di dapat oleh suami dan anaknya di air terjun.

"Maaa!!!" Teriak Maman dari atas
Ibunya yang kelepasan berbicara itu seketika terdiam. Lalu bergegas untuk naik keatas. Sementara di bawah pak Jambrin di tanya tentang kebenaran cerita istrinya tadi.
Dan mau tak mau ia terpaksa menceritakan semuanya kepada laki2 tersebut.

Di rumah, Maman nampak merengut menatap ibunya.

"Entah bahaya apa yang akan terjadi ada keluarga kita." Cetus Maman
"Bahaya apa? Kalau berbicara itu yang jelas man."

"Tadi malam aku bermimpi di datangi oleh Lintir lagi. Dan dia mengatakan kalau sampai cerita tentang emas itu di ketahui oleh orang2 maka bahaya besar akan menimpa keluarga kita. Dan uma dengan sengaja sudah mendatangkan
Bahaya itu, dengan menceritakan masalah penemuan emas di air terjun itu pada orang lain!"

Bu patma nampak tertegun, ia sangat menyesali perbuatan nya tadi.

"Maaf man, tadi uma mu ini benar2 tidak sengaja. Mungkin karena saking senangnya." Ucap si ibu melemah
Maman tak menanggapi, apapun alasan ibunya yang pasti ia sudah terlanjur kecewa.

---
Malam itu 𝘣𝘢𝘳𝘢𝘵 (ribut, petir kilat dan hujan). Sedari sore tadi Maman tak beranjak dari tempat tidur, ia masih marah pada orang tuanya.
"Man, makan yuk." Panggil pak Jambrin, namun Maman tak bergeming sama sekali

Angin benar2 sangat kencang, sehingga membuat atap2 rumah mereka hampir saja 𝘵𝘢𝘶𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱.
Maman menutupi tubuhnya dengan selimut yang sudah lusuh.

Saat 𝘣𝘢𝘳𝘢𝘵 sudah mulai mereda, Ia mendengar suara seperti pohon yang roboh menimpa atap rumahnya.
Malam itu Maman tak lagi bermimpi tentang Lintir, itulah yang membuat nya tidur sangat nyenyak.
Namun saat pagi hampir menjelang, Terdengar teriakan Nita, adik satu2nya Maman.
Maman yang mendengar teriakan adiknya itu pun langsung lari kearah asal suara. Rupanya nenek mereka sudah tergeletak dengan wajah pucat dan bagian mulut yang sudah di penuhi bekas darah kering.
Maman ternganga, ia tak tau harus berbuat apa pada saat itu.

Pak Jambrin dan bu Patma terlihat panik dan berusaha menyadarkan si nenek.
"Kita bawa ke kampung." Usul ibunya Maman

Namun oak Jambri tak segera menanggapi, karena ia tau kalau air pasti 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘶𝘳𝘢𝘬 (meluap) karena hujan lebat tadi malam.

"Coba kau periksa ke sungai man, apa air sudah sangat naik atau tidak."
Tanpa bertanya2 lagi, Maman lantas lari, ia membuka 𝘴𝘶𝘯𝘥𝘶𝘬 (palang pintu) dan bergegas lari menuju sungai.

Rupanya air saat itu sangat deras sekali, airnya juga keruh dan banyak batang2 pohon yang hanyut di sana.
"Ya Tuhan." Gumam Maman sebelum kembali pulang kerumahnya

Sesampainya di rumah, Ia memberitahukan kalau air sungai sudah 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘶𝘳𝘢𝘬.
Yang pastinya di bagian hilir tidak akan bisa lewat karena pusaran airnya pasti sangat besar dan akan menyedot apapun yang berada di sekitaran nya.
"Lalu bagaimana?? Apa di biarkan saja tanpa di obati?!! Ini orang tua kita lakukanlah sesuatu untuk menyelamatkan nya." Isak tangis bu Patma pecah
Karena desakan dari sang istri, akhirnya pak Jambrin pun nekad untuk membawa si nenek berobat ke desa.
Ia berangkat bersama dengan si istri dan Nita. Sementara Maman disuruh tinggal untuk menjaga rumah.
Sebelum pergi, ibunya berpesan : "Man, jangan tidur sendirian ya, kau tau kan maksud uma? Ajaklah Si Juman untuk menemanimu di rumah sampai kami kembali."
Maman menarik nafas panjang, memang ada kepercayaan bahwa jika kita tidur sendirian di rumah yang semula ramai, dan tiba2 kosong/tidak ada orang, maka akan di ganggu oleh mahluk halus yang membuat kita
Sulit bernafas, tak bisa bangun dari mimpi buruk bahkan parahnya bisa membuat kita kehilangan nyawa saat tertidur.

Setelah orang tuanya pergi membawa nenek berobat ke desa, Maman duduk di depan pintu. Ia terus berdoa memohon keselamatan untuk keluarganya.
Seharian Maman, tak enak untuk makan karena memikirkan keselamatan keluarga2 terkasih nya.

Selamatkan mereka melewati pusaran lubang buaya itu?

Tak terasa malam sudah tiba, Barulah perut Maman sedikit terasa lapar, dan ia mulai memasak mie instan untuk mengisi perutnya
Sebelum tidur.

Ia bahkan lupa untuk mengajak juman tidur di rumahnya.
Hujan mulai turun kembali, Maman menutupi tubuhnya dengan selimut dan terus berdoa.
Suara2 aneh mulai terdengar, entah itu karena halusinasinya atau juga karena sesuatu yang tengah mempermainkan dirinya.
Maman tak bergeming ketika tercium aroma pandan menyeruak di tengah derasnya hujan di luar.

Saat hujan sudah mulai mereda, terdengarlah ketukan di pintu luar.
Awalnya Maman ketakutan karena ia yakin itu pasti ulah dari Lintir.
Namun semakin di diamkan, ketukan itu semakin nyaring terdengar.
Diiringi dengan suara panggilan.

"Oy." Berkali2
Maman yang mengenal suara itupun bergegas membuka selimutnya, dan berlari kearah pintu. Dan saat pintu terbuka, berdirilah seorang laki2 yang merupakan ayab dari si gadis berwajah pucat
"Maaf mengganggu malam2 begini. Abahmu ada?" Tanya si ayah Lisa

"Abah saya sedang tidak ada di rumah beliau membawa nenek saya yang sakit ke desa." Jawab Maman jujur
"Kau sendirian di rumah?" Tanya lelaki itu sembari menatap kedalam rumah

"Iya."

"Berani sekali, apa kau tidak takut dengan Lintir?" Tanya ayah Lisa terdengar seperti memancing
"Buat apa takut? Lintir tidak jahat, dia sosok jin yang baik."

"Haha.. Baiklah, kau memang anak pemberani, tapi aku merasa tidak tega membiarkanmu sendirian seperti ini, untuk malam ini aku akan menemanimu sampai besok pagi."
Maman menghela nafas panjang, ia yang sedari tadi memang ketakutan sendirian, sedikit lega dengan perkataan ayah Lisa.
Tapi nampaknya lelaki itu mempunyai niat lain, karena saat mengobrol, ia selalu memancing Maman dengan pertanyaan2 aneh seputar Emas dan Lintir.
Merasa risih Maman akhirnya memutuskan untuk tidur. Meski sebenarnya ia belum mengantuk.
Dan benar saja setengah jam setelah Maman berpura2 tidur, ayah Lisa mulai menjelajah rumah mereka dengan langkah pelan yang hampir tak terdengar.
Maman mulai membuka matanya, dan mengintip kemana perginya si lelaki tersebut.
Tapi rupanya Maman tak bisa melihat pergerakan ayah Lisa, karena tubuhnya terlalu miring menghadap dinding, sehingga harus memaksanya untuk sedikit telentang, tentu saja ia melakukan pergerakan
Layaknya orang yang sedang tidur.
Namun saat matanya pelan2 di buka, Maman mendapati rupa mahluk menyeramkan dengan mata putih dan gigi2 yang menghitam tengah tersenyum padanya.
"Aaaaaaaaaa....!!!" Teriak Maman kencang sekali

Ia bergegas bangun dan lari menuju pintu, tanpa memakai sendal Maman lari tunggang langgang meninggalkan rumahnya.
Suasana malam itu sehabis hujan itu sangat sepi dan gelap, sehingga membuat Maman sedikit kesusahan untuk memilih jalan. Sehingga ia terjatuh sampai ke sungai.
Maman berusaha melawan arus dan mencoba berenang ke pinggir. Akan tetapi saat hendak menggapai ranting pohon mondo di pinggir sungai ia kembali melihat sosok menyeramkan yang tadi berada di rumah.
Akhirnya membuat Maman semakin hanyut terbawa arus.

Ia sudah sangat lelah ketika sesuatu menariknya ke pinggir. Sosok Lintir dengan tangan yang panjang itu menatapnya.
"Ampun. Tolong maafkan aku. Maaf." Isak Maman

Sosok itu hanya diam dengan mata yang masih menatapnya tajam.

Aroma pandan kembali tercium.
Sosok Lintir memalingkan tubuhnya, sementara Maman masih menutup matanya dengan kedua belah tangan.

Suara kretekan terdengar, mirip seperti suara tulang2 yang di patahkan.
Membuat maman ngilu.

mahluk bernama Lintir itu mengeluarkan suara yang terdengar sangat aneh. Membuat bulu kuduk seketika berdiri.
Maman tak tau apa yang terjadi, yang pasti ia masih menutup matanya tanpa berani mengintip sedikitpun.

Suasana kembali terasa normal, dan saat benar2 yakin kalau Lintir sudah tidak ada lagi, barulah Maman membuka matanya. Ia kemudian berusaha naik keatas 𝘵𝘦𝘸𝘢𝘯𝘨.
Dengan melewati tebing berbatu tersebut.

Tubuh Maman mengalami luka2, banyak duri menancap di kaki dan tangan nya saat merayap naik melewati tebing batu.
Akhirnya Maman sampai di rumahnya, ia menarik nafas lega. Rupanya di sana tidak ada siapa2.
Lalu siapa yang sebelumnya datang? Apa mungkin itu benar2 ayah Lisa atau ..??
Berpindah kepada orang tua Maman. Mereka mengalami musibah saat melewati pusaran air. Perahu mesin mereka rodanya tersangkut sesuatu yang tertarik masuk kedalam pusaran.
Yang membuat mereka mau tak mau harus menceburkan diri dan berenang sekuat tenaga ke pinggiran. Nita dan ibunya berhasil selamat namun malang bagi si nenek yang masih tak sadarkan diri tersebut harus tersedot masuk kedalam pusaran, karena pak jambrin tak sanggup lagi
Menarik tubuh si nenek untuk di bawa ke tepi.

Mereka bertiga terduduk tak percaya menatap pusaran air yang mengganas.
Yang telah menyedot si nenek beserta perahu mesin satu2nya yang mereka miliki.

Bahkan menangis pun bu Patma sudah tak kuasa.
Berjam2 mereka duduk di pinggir sungai sebelum akhirnya menyusuri sungai berharap si nenek selamat dan hanya terbawa arus ke hilir. Namun nyatanya, si nenek sudah hilang ditelan pusaran air.
Kembali ke rumah. Maman sudah mengganti pakaian nya dan duduk bersandar di dinding dengan mata yang terus berair.
Keesokan harinya Maman terbangun dengan tubuh yang sudah terserang demam tinggi.
Kejadian tadi malam benar2 membuatnya jatuh sakit.
Lalu sekitar pukul 2 siang, orang tua dan adiknya pulang tanpa si nenek, wajah mereka terlihat pucat dan sedih.
Tapi mereka sama sekali tak menceritakan apapun pada Maman.

---
Mereka berempat demam tinggi, nampaknya mereka semua mengalami syok parah.
Keadaan benar2 kacau sekali saat itu.

Setelah beberapa hari, keadaan mereka sudah lebih mendingan dari sebelumnya.
Namun masih terlalu lemas untuk beraktivitas.
"Ma, nini dimana??" Tanya Maman

Bu Patma menangis tersedu2, ia tak bisa menjawab pertanyaan Maman.

-------
2 minggu telah berlalu, bu Patma sekarang lebih pendiam dari biasanya. Ia bahkan selalu menghindar jika ada pertanyaan tentang keberadaan sang ibu.
Entah itu dari orang luar ataupun dari keluarganya sendiri.

Padahal orang2, termasuk Maman sudah tau kalau mereka pada saat membawa nenek ke desa mendapat musibah besar yang merenggut nyawa sang nenek, dan sampai sekarang jasadnya yang tersedot ke dalam pusaran air
Itu tak juga di temukan.

Maklum saja, karena menurut orang2, Liang yang membuat pusaran air itu sangat besar dan tembus ke desa lain yang jaraknya sangat jauh sekali dari desa mereka, kemungkinan besar jasad si nenek bisa di temukan di sekitaran desa tersebut,
Tapi itupun kalau lagi jasad si nenek masih ada. Karena tentu di dalam liang itu beliau tidak sendirian.

----
Badan perahu mesin yang di buat oleh pak Jambrin hari itu selesai. Saat orang tuanya memasang 𝘵𝘢𝘯𝘵𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘱𝘢𝘴 dll pada perahu mesin itu, Maman pergi menuju air terjun.
Sesampainya di air terjun, Maman melihat bebatuan berlubang di situ sudah banyak yang hancur.

Deg.. Deg..

Siapa yang melakukan ini? Batin Maman
Ia berusaha menyusun kembali bebatuan tersebut. Namun sebagian sudah benar2 rusak dan tak bisa di susun kembali.

"Lintiiiirrr..." Teriak Maman

Ia menepis semua rasa takutnya pada mahluk itu, karena bagaimanapun mahluk menyeramkan itulah yang sudah menolongnya.
"Lintiiiirrr.." Berkali2 Maman berteriak menyebut nama mahluk tersebut, namun tak ada respon sama sekali
Maman akhirnya pulang, dengan perasaan yang masih was2, takut dan khawatir.

Malam harinya, Maman tidur lebih cepat dari biasanya. Sebelum tidur ia juga menyebutkan nama lintir berulang kali.
Berharap agar bisa di datangi/bertemu dengan mahluk itu di dalam mimpi.

Tetapi sampai seminggu kemudian, Maman tak juga bermimpi tentang Lintir. Mahluk itu seolah2 menghilang di telan bumi. Tak ada tanda2 ia datang.
---
"Pak. Kemarin saya habis dari desa anu, warga desa itu beberapa waktu lalu sempat di gemparkan dengan penemuan mayat orang 𝘣𝘶𝘴𝘦𝘯𝘨/𝘭𝘢𝘮𝘢𝘴 (tenggelam), tubuh mayat itupun sudah hampir tak berbentuk. Lalu karena sulit di kenali
Dan tak ada keluarga yang mencari2 korban, membuat orang2 di sana berpikir kalau mayat itu merupakan mayat acil2 sebatang kara yang merupakan perantau dan bekerja sebagai tukang masak yang sempat di kabarkan hilang. Tapi saya yakin kalau mayat itu adalah nenek pak."ujar seseorang
Warga yang tinggal di desa tersebut, membuat bu Patma kembali menangis histeris.
Ia mengingat semua kenangan indah bersama sang ibu yang lucu, membuat perasaannya justru semakin hancur.
------
Hari itu, kedua orang tuanya baru saja pulang dari desa tempat nenek di makamkan.
Malamnya, Maman mulai bertanya2 pada pak Jambrin tentang beberapa hal.
"Memang aku pernah dengar cerita kalau Lintir itu menjaga emas dan bebatuan mahal di sekitar tempat itu. Tapi aku tidak pernah percaya sampai akhirnya kita benar2 mendapatkan emas di situ. Dan kamu tau kan orang yang kemari waktu itu?"

"Ayah Lisa?"

"Ya dia itu,
Dulu sempat diusir dari sini karena membuat wilayah kita ini di ganggu oleh Lintir. Membuat aktivitas warga terganggu. Itulah kenapa Nenekmu trauma dengan bau kopi gosong. Karena kami dulu memang pernah di teror oleh mahluk tersebut. Akibat ulah dari Ayah Lisa itu yang
Merusak dan mengotori wilayah air terjun untuk mendapatkan emas. Tapi sampai dia diusir dari sini dan kemudian datang lagi kemari, tak pernah pun aku mendengar kabar dia menemukan emas di air terjun." Cerita pak Jambrin yang membuat Maman lemas seketika
Ia mulai paham sekarang.
Keluarganya mendapat musibah setelah memberitahukan tentang emas itu pada si lelaki tersebut, dan besar kemungkinan bukan Lintir yang mengutuk keluarganya. Karena pada malam Maman hampir tewas di sungai, Lintir lah yang menolongnya.
"Orang itu sudah membuat sesuatu yang buruk pada keluarga kita bah. Karena rasa iri dengki nya pada kita yang dengan sangat mudah menemukan emas itu."

Pak Jambrin tertegun sebentar, lalu malam itu juga ia berpamitan pergi kepada istrinya.
"Abah mau kemana?" Tanya Maman khawatir

"Kau di rumah saja ya nak. Jaga ibu dan adikmu."

"Tapi bah..."

Pak Jambrin lantas bergegas keluar dari rumah dengan langkah tergesa.
Beliau lari ke sungai, dan segera menurunkan perahu mesin nya dari 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘨𝘪𝘵𝘢𝘯. Suara mesin cis terdengar nyaring membelah kesunyian malam.
Setelah 5 menit melawan arus sungai, beliau singgah di sebuah jamban tunggal tanpa atap tersebut.

Setelah menambatkan perahu mesin nya pada 𝘱𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢𝘳 jamban itu, pak Jambrin lantas berjalan menaiki tangga 𝘭𝘦𝘮𝘱𝘢𝘯𝘨 tersebut.
Langkah nya tergesa2 ketika sudah sampai di atas. Sebuah rumah mungil terlihat di depan nya. Rumah itu minim pencahayaan. Membuat suasana rumah itu terkesan tak berpenghuni.
"Mang, mang dengkol.." Panggil pak Jambrin beberapa kali sampai akhirnya pintu pun terbuka

Seorang laki2 tua keluar dari pintu mungil tersebut.

"Apa.?"

-
Amang Dengkol terlihat sesekali mengangguk lalu beberapa saat kemudian ia terlihat mengerutkan keningnya.
"Orang itu, memang tidak puas2 menyusahkan orang lain. Benar2 harus di ajar!" Geram amang Dengkol dengan kelakuan ayah Lisa
Setelah berkata seperti itu, Amang Dengkol lantas mulai beranjak dari duduknya. Ia mengambil sesuatu di balik pintu, lalu mengikatkan benda itu ke kepalanya.
Setelah itu beliau mengajak pak Jambrin untuk menemui ayah Lisa di rumah yang mereka tempati.

Sesampainya di rumah itu, rupanya ayah Lisa sudah menunggu mereka.

Amang Dengkol mendekati laki2 tersebut dan kemudian mereka terlibat dalam sebuah percakapan tak berujung.
Sementara pak Jambrin masih menunggu tanpa tau apa yang mereka bicarakan. Sampai ketika si lelaki tua itu akhirnya membelakangi Ayah Lisa. Dan hanya beberapa detik saja amang Dengkol kemudian berbalik dengan cepat dan menempelkan telapak tangan nya pada ayah Lisa.
Bruuuukkk.. Ayah Lisa terdorong dan jatuh kebelakang. Membuat nya benar2 murka pada si lelaki tua.

Nafasnya sudah turun naik ketika itu, namun amang dengkol tak menanggapinya dan malah mengajak pak Jambrin untuk segera kembali ke rumah masing2.
-----
2 minggu setelah malam itu.

Keluarga pak Jambrin mulai bisa melupakan kepergian Si Nenek. Dan kembali menjalani kehidupan mereka seperti biasa. Hanya saja sekarang pak Jambrin juga menjalani usaha jual beli getah dengan modal yang ia dapat dari menjual emas yang
Mereka jual tempo hari.
Keuangan mereka menjadi lebih baik sekarang. Dan Maman juga Nita akhirnya bisa kembali bersekolah dan menetap di desa yang lebih besar.

--
Ada sebuah kabar yang mengatakan kalau Ayah Lisa sudah meninggal karena tertimpa pohon yang ia tebang
Di sekitaran air terjun. Kata orang2 yang turut membantu membawa jenazah nya, keadaan tubuh dan kepala Ayah Lisa benar2 tak berbentuk lagi. Kebetulan saat musibah itu terjadi, pak Jambrin sedang tidak berada di rumah lamanya.
Tapi Maman Yakin kalau itu merupakan ulah dari Lintir yang tidak suka dengan perusakan yang di lakukan oleh manusia terhadap tempat tinggalnya.

--
Maman sendiri kadang2 masih ikut ayah nya ke rumah lama mereka bila libur sekolah tiba.
Namun sampai sejauh ini ia
Tak lagi pernah berjumpa dengan Lintir. Mahluk menyeramkan penunggu air terjun yang membuat kehidupan mereka menjadi lebih baik seperti sekarang.

----SELESAI----

Mohon saweran nya ponakan ponakan🙏🙏

Saweran pulsa - 0856 5403 7262

Atau klik link ini saweria.co/donate/Omrasth…
Saweran seikhlasnya saja ya ponakan ponakan🙏.
Dan terima kasih buat ponakan ponakan yang sudah nyawer, makasih support nya. Semoga kalian selalu dalam lindungan Tuhan dan selalu di berikan kesehatan lahir maupun batin. Aamiin Ya Rabbal Alamin 🤲🤲🤲

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with OM RASTH

OM RASTH Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

Apr 20
PENGANTIN

Nama orang dan tempat sudah diubah, untuk menjaga privasi dari narsum.

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
"Cepat bah kamu ini lama sekali !!" teriak seorang ibu2 pada seorang pemuda berusia 16 tahunan

"Sebentar.. Ini baru selesai..." Jawab pemuda itu sambil berlari keluar kamar membawa tas yang tampak sangat penuh
"Kau bawa apa sebanyak ini ndi?" Tanya ibunya dengan alis mata mengerut menatap tas yang dibawa anaknya tersebut

"Kita kesana 1 minggu kan?? Aku bawa baju, celana, sabun, handuk topi, kacamata...."

"Ya sudah, cepat angkat, bawa keluar. Sebentar lagi travelnya datang.." Potong
Read 153 tweets
Mar 24
SANTET SIND'AH
(Santet Kiriman Kakak Ipar Perempuan)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Kepalaku benar2 sakit. Di bawa duduk saja rasanya seperti berputar2." Ucap Vivi pada suaminya, Rigen.

"Kalau begitu kamu istirahat saja. Jangan mengerjakan pekerjaan rumah dulu.
Nanti aku saja yang bereskan setelah pulang kerja."ujar rigen seraya mengelus kepala istrinya itu

"Terima kasih ya..."

"Sama2 sayangku.." Balas rigen seraya mencium kening istrinya lalu berpamitan untuk berangkat kerja
Read 190 tweets
Mar 16
HANTU SANDAH
Berasal Dari Perempuan Yang Memakai Ilmu Pirunduk

Sandah ini pernah menggemparkan kalsel tepatnya disalah satu/beberapa desa, pada tahun 2007an.

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Nama desa maupun orang dalam cerita akan sebisa mungkin om ubah, agar tidak menyinggung beberapa pihak yang mungkin masih terkait dalam cerita.
_____

Beberapa orang lelaki berusia awal 30an, terlihat sedang mencari2 sesuatu di area pahumaan/sawah.

Mereka memakai senter dikepala dan membawa peralatan seperti wadah berukuran sedang yang memiliki tutup diatasnya. Wadah itu diikatkan pada pinggang mereka.
Read 97 tweets
Mar 8
PANGULUH SANG PEMANGSA DARI PEDALAMAN KALIMANTAN TENGAH

"Mereka memburu apapun yang bisa dimangsa. Bahkan mayat yang sudah dikubur pun tidak lepas dari ancamannya"

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhoror
#omrasth

(Gambar hanya pemanis) Image
Panguluh, adalah manusia jadi2an yang bisa merubah dirinya menjadi binatang.
Mereka dikenal sangat brutal ketika memangsa mayat maupun saat mengganggu wanita2 hamil dan melahirkan.
Mereka ada di desa2 pedalaman, kehulu dari muara teweh hingga atas purukcahu/murungraya.
Di desa om rasth sendiri (dihilir purukcahu, tapi masih masuk wilayah kabupaten murung raya) masih terdapat sangat banyak mahluk ini.
Di beberapa thread, om rasth sudah pernah menceritakan berbagai pengalaman tentang panguluh.
Read 181 tweets
Feb 24
BULIK

(Nama tempat dan tokoh sudah disamarkan.)

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
2008.

Raut wajah pak budi terlihat murung, helaan nafasnya terdengar berat.

"Kita tidak ada pilihan selain pulang kekampung. Disini, dikota besar ini kita tidak akan bisa bertahan. Dan lagi uang tabungan kita sudah mulai menipis karena memaksa bertahan disini." Ujar pak budi
Ia menatap istrinya yang duduk disampingnya.

"Ya, aku setuju kalau kita pulang ke kampung saja. Mungkin dikampung kita bisa memulai usaha baru lagi."
Read 237 tweets
Jan 22
PELET CELANA DALAM

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhorror
#kisahnyata

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Eh sum, bujurankah rumah kosong dihiga wadah ikam tu ada yang mandiami sudah?
(Eh sum, betulkah rumah kosong didekat rumahmu itu sudah ada yang menempati?)" tanya yayah pada isum yang pada saat itu mereka sedang berada
Disebuah rumah yang akan mengadakan acara pernikahan

"Iih pinanya, pang rami kamarian urang bahangkut parabut kasitu. (Sepertinya iya, karena kemarin ramai orang mengangkut barang kerumah itu." jawab isum
Read 149 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(