Terlalu dini mengambil kesimpulan NFT sebagai fool scam, kalo money laundry sih bisa jadi, tapi bukan salah NFTnya, banyak cara lain yg bs dipake utk money laundry, bukan cuma NFT. Analisa yg disajikan di link itu pun tdk cukup kuat argumennya, lebih kepada personal opinion
Saya sepakat hype NFT ini berlebihan, too much gimmick, sebenernya teknologi dibalik NFT ini bagus, scalabilitynya masih bs dikembangkan lagi. NFT memang bukan Proof Of Ownership, tapi lebih kepada Declaration Of Ownership. soal terbukti atau tidak, ya harus ada otoritas yg jamin
Implentasi NFT yang bakal berguna ketika Kepemilikan properti (tanah, rumah, mobil, dll) sudah bisa di NFT-kan, dan memang harus ada otoritas yg mengaturnya, tetapi teknologi NFT sendiri akan menghilangkan penggandaan sertifikat atau pemalsuan.
Atau implentasi NFT pada pencipta lagu, film, photography komersil, tentu harus ada mekanisme verifikasi dan royalti disitu, bukan sekedar declaration of ownership. teknologinya sendiri masih terus berkembang, NFT ini masih orok, terlalu dini menuduhnya sbg scam.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Sebelum memahami Token Standard, kita pahami dulu apa itu Smart Contract. Smart contract adlh program yang terikat di blockchain, SC ini bisa melakukan validasi dan eksekusi transaksi. Setiap blockchain ada standard yg harus diikuti, untuk SC ya namanya Smart Contract Standard..
Berdasarkan Smart Contract, developer bisa menciptakan token atau NFT, tergantung dari standarisasinya, ERC20 adalah standard yg dikeluarkan oleh ETHERUM, BEP20 adalah standard dari Binance. Kenapa harus ada Token Standard? supaya Smart Contract bisa berjalan diatas Blockchain.
Contoh standard ERC20 yg harus dipenuhi adalah :
TotalSupply, balance, transfer, approve dan allowance
selain ERC20 ada standard lain spt ERC721 untuk bikin NFT, ERC1155 untuk multi token
Alkisah disuatu komplek ada satu emak2 bikin kerupuk 21jt keping, krupuk itu digoreng sedikit2 trus dibagiin ke tetangganya, biar emak tau distribusi kerupuk kemana aja, mulailah emak nulis di tembok...
Waktu emak bagi2 krupuk, banyak yg gak peduli, "paan sih?" Kata orang-orang, ada yg tetep nyimpen krupuk itu, ada yg langsung buang, tapi emak gak peduli, dia tetep nulis di tembok kerupuknya kemana aja.
Lama-lama temboknya penuh Ama catatan, akhirnya emak buat tembok baru.
Si penerima kerupuk pengen bagiin kerupuknya juga ke orang lain, karena emak udah bikin aturan semua harus tercatat, kirim-kiriman kerupuk antar pemilik pun dicatat ama emak di tembok. Karena makin banyak orang yang saling kirim, akhirnya emak nawarin, yang mau bantu emak nyatet