Thread by @idwiki

Dalam masyarakat Bugis, terdapat kaum yang gendernya dipandang sebagai campuran laki-laki dan perempuan. Mereka disebut sebagai "Bissu".

Bissu adalah kaum pendeta yang mengambil peran gender laki-laki dan perempuan, serta dilihat sebagai separuh manusia dan dewa.

Sebuah utas.

"Bissu" berasal kata "bessi" yang berarti bersih. Mereka disebut Bissu karena tidak berdarah, suci (tidak kotor), tidak menyusui, dan tidak haid.

Ada kemungkinan kata Bissu berasal dari kata "Bhiksu" (pendeta atau pimpinan agama Buddha).

Pada masa pra-Islam, agama Buddha sudah berkembang di lingkungan masyarakat Bugis. Hal ini juga ditandai oleh fungsi Bhiksu yang hampir sama dengan Bissu.

Menurut Sharyn Graham, seorang peneliti di University of Western Australia, terdapat beberapa jenis kelamin yang dikenal dalam kepercayaan tradisional di Bugis.

Mereka adalah "oroane", "makunrai", "calalai", "calabai", dan "bissu".

Detailnya:

- Oroane: laki-laki.

- Makunrai: perempuan.

- Calalai: perempuan yang berpenampilan seperti layaknya laki-laki.

- Calabai: laki-laki yang berpenampilan seperti layaknya perempuan.

- Bissu: kombinasi dari semua jenis kelamin tersebut.

Peran Bissu pada masa kerajaan Bugis kuno sangat besar. Ia juga masuk dalam lingkaran birokrasi kerajaan.

Bissu diberi peran sebagai penasihat spiritual raja, bahkan ia memiliki wewenang untuk menobatkan seorang raja.

Semua kebijakan maupun keputusan raja saat itu didasari oleh persetujuan dan pertimbangan dari Bissu.

Bissu juga memimpin upacara-upacara adat seperti upacara pernikahan, kehamilan, kelahiran, kematian, dan sebagainya.

Artikel Wikipedia terkait: id.wikipedia.org/wiki/Bissu

Sumber gambar:

[Twit pertama]
Gambar oleh: Meutia Chaerani / Indradi Soemardjan, lisensi: CC BY-SA 3.0 (beserta lisensi lainnya).
commons.wikimedia.org/wiki/File:Puan…

[Twit ketujuh]
Gambar oleh: Ennio morricone, lisensi: GNU FDL 1.2.
id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Bi…