Thread by @ceritasisikanan

Harus punya nyali. butuh keberanian di setiap pekerjaan apapin yang kita lakukan. termasuk punya nyali menghadapi hantu. terinspirasi kisah nyata @bacahorror #bacahorror @IDN_Horor

namaku arhan, dan aku ingin sedikit bercerita soal kehidupan yang aku alami dari mulai lulus kuliah, sampai bisa sukses seperti sekarang. namun yang aku share hanya bagian horrornya saja.

aku berasal dari keluarga kelas menengah.

bila dikatakan kaya, ya belum kaya, bila dikatakan miskin juga nggak..

pokoknya aku punya rumah ukuran di pedesaan dan motor murah sejumlah 3.

ya pokoknya gitu lah

hari pertama lulus kuliah aku memutuskan untuk tiduran dulu di kamar, soalnya besok aku akan diajak teman untuk berbisnis. tapi tiba tiba hp ku berdering "tururung" "turururung" aku pun segera mengangkatnya.

"han arhan, siap siap bawa cat ya, soalnya ruangan yang kita sewa untuk coffe shop itu dindingnya pada belang warnanya, cat nya juga ada yang pudar dan bahkan ada yang rontok" kata seseorang di seberang telpon"

aku pun segera mengiyakan dan berangkat ke toko bangunan.

sampai di toko bangunan aku bertemu dengan seseorang yang entah siapa.

orang tersebut berkata, "ati ati le, panggonmu dodolan iki rodok wingit"

yang artinya : hati hati nak, tempatmu bisnis ini agak angker

aku mengiyakan saja apa yang beliau katakan. toh juga aku tak tahu beliau siapa.

lalu orang itu berkata lagi "tapi kalau kamu yakin dan Berdo'a semuanya bisa diatasi"

orang tersebut lalu beranjak pergi dan mengendarai motornya entah kemana.

aku pun tiba di rumah itu, tampak pak tukang sedang memperbaiki genting dan juga hal hal kecil lainnya yang perlu diperbaiki. aku datang dengan membawa cat dan kapi. lalu segera minta tolong pak tukang juga untuk mengaplikasikan cat itu ke ruangan.

lalu aku cari temanku, sebut saja bro.

"bro, semua udah ready, udah aku arahin juga pak tukangnya untuk memperbaiki beberapa hal"

namun bro tak menyahut, hanya menoleh, wajahnya tampak sedikit pucat.

"ada apa bro? tanyaku penuh selidik.

"nggak bro, aku tadi melihat seklebat bayangan putih di atap, awalnya jauh, lalu tiba tiba aja dia lewat di depanku, pas aku betulin atap sama pak tukang" kata bro sambil agak gemeteran.

"yaudah bro, tenangin diri dulu, buat teh atau apa. aku mau cek atap dulu, sekalian mantau pak tukang pasang galvalum" ujarku sambil menenangkan dia. aku pun naik, ia menyuruhku untuk berhati hati agar aku tidak bertemu dengan hantu itu.

aku pun naik ke atas loteng dan benar saja, bau kaos kaki dan hawa pengap segera aku rasakan.

aku pun segera memantau keadaan. lumut lumut tampak memenuhi sudut loteng.

aku pun meminta tolong pak tukang untuk membersihkan semuanya.

setelah semua tahu apa yang harus dilakukan aku pun kembali turun dan meminta teh hangat ke bro.

lalu ia segera membuatkan teh hangat itu.

tak lama kemudian, satu gelas teh hangat sudah dihidangkan di meja.

aku memandangi teh tersebut. warna teh yang cokelat gelap membuatku ingin segera meminumnya.

teh tersebut perlahan berubah warna menjadi merah. "apa lagi ini...." batinku

warna merah itu disertai bau amis yang semerbak.

aku segera mengangkat teh itu lalu ku buang.

aku baca do'a lalu menuang teh itu ke tanah.

Ya Allah, datangkanlah hal hal baik dan jauhkanlah hal hal buruk dari hidup hamba Mu ini. lalu aku membaca Al fatihah dan ayat Qursi, lalu aku membuang teh yang berisi darah itu.

asap membumbung tinggi ketika teh itu menyentuh tanah.

aku pun pamit ke bro, serta titip pesan agar ia selalu baca do'a dan berhati hati. sesampainya di rumah, ibu sudah menyambutku, aku pun mencium tangan ibu. ayah yang berada di kamar pun aku hampiri dan cium tangan.

ayah hanya tersenyum ketika aku mencium tangannya.

ia kecapekan sehabis kerja seharian. ibu pun ikut ke kamar menyusul aku dan ayah.

kami bertiga ngobrol soal apa yang dilakukan hari itu.

aku tak menceritakan soal keangkeran coffee shop itu, hanya konsultasi agar coffee shop ku ramai.

aku sudah siapkan promo untuk instagram, ayah dan ibu juga mengajak teman temannya untuk mampir di coffee shop milik ku.

beberapa hari kemudian coffee shop ku buka dan awalnya ramai dikunjungi oleh teman teman ayah dan ibu. aku berusaha melayani mereka sebaik mungkin. mereka saling ngobrol dan bercanda, malah ada yang sempat menghina ku karena hanya bekerja sebagai tukang kopi.

ada juga yang bilang aku nggak punya masa depan. padahal orang yang terus belajar, pandai mengatur keuangan, dan bekerja keras, pasti punya masa depan. tapi ya nggak apa apa juga, mungkin hanya bercandaan biasa. aku tetap sopan dan ikut menertawakan keadaan.

soalnya mereka pelanggan, dan pelanggan harus diperlakukan dengan baik.

aku tak pernah sakit hati dengan omongan, karena bukan fisik yang disakiti.

hanya dengar sekilas. masuk kuping kanan, keluar kuping kiri.

malamnya aku membereskan semua peralatan. memebersihkan gelas, piring dan mengecek mesin kopi.

saat aku mengecek mesin kopi tiba tiba, "ceees cess. bruuuuuuuung"

mesin itu menyala, tapi dengan suara yang sedikit aneh.

aku membersihkan bagian bawah, tempat menaruh gelas. lalu selanjutnya aku bersihkan bagian lainnya.

aku mencuci piring, gelas, dan mengelap semua meja bersama si bro.

aku tak lupa membuang sampah ke tempat sampah.

waktu mau memasukan sampah ke bak sampah, aku melihat sesuatu. yaitu jari tangan.

bisa jadi itu jari telunjuk atau jari tengah yang terpotong.

aku pun berfikir, siapa yang membuang potongan jari malam malam begini.

soalnya aku mikirnya itu properti untuk syuting atau mainan untuk iseng iseng saja.

tapi pas saya lihat lagi kok gerak jari itu.

aku tetap berfikir bahwa jari jari itu adalah mainan untuk mengerjai orang.

lalu aku tinggal ke dalam.

bau busuk segera tercium ketika aku melangkahkan kaki kedalam.

baunya seperti potongan daging yang ditinggal lama di alam terbukam

aku tak menggubris, aku masuk saja ke dalam cafe sambil merapikan meja kursi dan pulang. si bro juga pulang, tapi beda arah.

pas pulang itu motorku terasa agak berat, aku turun sebentar dan mengecek keadaan.

semuanya aman aman aja. aneh, padahal motor ini baru aja di servis

pas sampai di rumah aku nggak nemu kejadian aneh lagi.

tapi di ruang tengah, bapak lagi sedih, ia terlalu memikirkan perkataan teman temannya yang nyinyir, dan aku tiba tiba disuruh untuk coba coba daftar jadi pegawai kontrak.

aku iyain aja, singkat cerita aku melamar sana sini untuk dapat jadi pegawai, dan akhirnya ketrima sebagai pegawai kontrak di satu instansi. nah pada akhirnya aku jaga malam di cafe, sementara si bro akhirnya jaga siang. aku ditemani 1 pegawai juga disana

soalnya aku jam 8 udah molor, terlelap dalam mimpi. baru jam 2 pagi nya bangun, lalu gantian jaga sama si pegawai ini.

awalnya oke oke aja kan buka 24 jam, nah lalu makin kesini makin ramai tuh pelanggan, makin seneng dong kita. tapi ada beberapa malam yang sepi.

malam jum'at sekitar jam 10 udah sepi, lalu malam senin dan malam selasa.

yang ramai ya jelas malam minggu. pas malam minggu ini kita dihadapkan dengan pelanggan yang ramai.

sementara malam lainnya kita dihadapkan dengan hal yang ramai namun bukan pelanggan.

sesuatu yang lain, bersembunyi diantara tumpukan gelap.

seakan ngajak main dan ngajak nongkrong layaknya pelanggan.

pada malam hari cafe ini berubah jadi cafe ghaib.

lanjut part 2.

ini part 2 nya.

https://twitter.com/ceritasisikanan/status/1484713075190427655?t=eKSOVQHppgkinPj_IhjOQg&s=19