gil Profile picture
Jan 17, 2022 125 tweets 21 min read Read on X
~ PENGHUNI LAIN ~

"Rumah Simbah"

[A THREAD]

#bacahoror #bacahorror @bacahorror Image
Berlatar belakang tahun 1990an,
Catatan seram dari seorang Gadis yg sering diajak berbaur oleh lelembut penunggu rumah neneknya.

Bagaimana ceritanya? Silahkan bookmark utas ini, dan dukung saya dengan follow, like dan RT ya :)) #PenghuniLain
Jakarta 1990,
Mira,

Deringan telepon rumah seketika menyela keasyikan obrolan di sebuah keluarga di malam itu, antara Mira, Ayah dan ibunya, yg tengah saling berbangga karena si Mira sudah resmi menjadi "Sarjana" sekitar 3 hari lalu.
Sang Ayah berjalan kearah telepon seraya menghentikan tawanya dan mengangkatnya, sempat terdengar kata Halo!! Dan raut wajah sang ayahpun perlahan berubah menjadi serius sembari berisyarat kepada Mira dan sang ibu (istrinya) untuk melirihkan suaranya yg masih**
**terlihat mengobrol. Karena Ternyata itu adalah telepon dari Pakdhenya dikampung, entah apa yg sedang dibicarakan oleh ayah, tak selang beberapa lama sang ayah memberikan telpon itu kepada Mira.

"NIH, PAKDHEMU MAU BICARA"

& terjadi sedikit perbincangan antara Mira dan Pakdenya
🙍: Hallo.. Gimana pakdhe??
📞: Hallo, gimana nduk, kabare? Sudah jadi sarjana ya sekarang, selamat yaa..
🙍: Iya pakdhe, makasih..
📞: Gini nduk, Simbah itu lagi masuk angin, dan dari kemarin selalu mikir kamu, katanya kangen Mira gitu. Kamu kan masih libur to?
🙍: Oh gitu ya, iya Mira masih libur pakdhe, kan Mira belum kerja, baru aja wisuda kemarin, hehehe.. Gimana emang?
📞: Mbok, kamu ke Semarang, Njenguk Simbah, kasian dari kemarin bilang kangen sama Mira, Mumpung masih banyak waktu luang to.
🙍: Oh ya Pakdhe kalo begitu, Mira harus berangkat kapan?
📞: Secepetnya kalau bisa ya..
🙍: Oh ya Pakdhe, Mira berangkat 1 hari lagi ya..
📞: Alhamdulilah, nanti tak sampaikan sama simbah, biar dia seneng, Ya sudah, kasihkan lagi telponya ke Bapakmu.
*******************
Begitulah percakapan Mira berakhir, tak selang beberapa lama pembicaraan antara Ayah dan Pakdhe ditelponpun berakhir.
Disini terlihat Mira yg menghela nafas panjang, Sang Ayah tahu kalau Mira tak begitu suka jika harus menginap dirumah neneknya.
Tapi disisi lain Mira juga kepikiran neneknya yg sakit di kampung sana.

"Nggak papa ya kak, tinggal dirumah Simbah, barang seminggu sampai sebulan?? Kasihan lho simbah sakit dan kangen kakak."
Kata sang Ayah menenangkan Mira.
🙍: Aku takut yah sebenarnya, Rumah simbah itu kan serem, tapi tak apalah, demi Simbah yg lagi sakit.

👩 : Iya kak, Gak usah takut lah, kamu itu dulu lahir dirumah itu lho, lawong Ari-Ari kakak aja di kubur di rumah simbah kok. Timpal sang ibu.
Jadi bisa dibilang si Mira ini adalah cucu kesayangan simbah, mungkin selain karena Ayah Mira adalah anak bungsu, ia juga satu-satunya anak yg merantau, beda dengan kakak-kakaknya (Pakdhe/tante Mira) yg kebanyakan masih tinggal di sekitar situ saja.
Mungkin itulah alasan Mira menjadi Cucu yg paling ditunggu-tunggu kedatanganya oleh simbah.

Singkat cerita selang satu hari, berangkatlah Mira dari jakarta menuju ke Rumah simbah di Semarang. Mira berangkat sendiri, karena sang ayah tak mungkin meninggalkan pekerjaannya.
Apalagi ibu, yg tetap harus mengurus Ayah dan rumah Mira di jakarta. Dalam perjalanan di Bus, ingatan Mira seakan menghangat kembali ke sebuah kejadian dirumah simbah di lebaran kurang lebih 2-3 tahun lalu. ketika Mira melihat sosok hantu anak kecil dirumah tua itu. Image
Mungkin inilah kejadian yg membuat Mira menjadi takut untuk bermalam dirumah neneknya. Namun ketakutannya perlahan mulai tawar, ketika mengingat Neneknya yg tengah sakit dan merindukannya, begitu pula dengan Mira yg sebenarnya juga sangat rindu dengan neneknya.
Singkat cerita sampailah Mira dirumah Neneknya, sekira pukul 5 pagi, dengan dijemput oleh 'Bagas' sepupunya atau anak dari Pakdhenya. Didepan Rumah terlihat Simbah yg sedari subuh tengah menunggu kedatangan cucunya itu. Image
Dengan hati riang, Mira bergegas menghampiri neneknya, mencium tangan & pipi keriputnya.

👵: "Wah putuku wes dadi sarjana yo saiki, selamat yo nduk" Kata simbah.
🙎: Iya mbah, Katanya Simbah sakit?? tanya Mira.
👵: Walah mung masuk angin biasa kui nduk. Saiki yo wes mendingan.
(walah, cuma masuk angin biasa kok, sekarang juga udah mendingan) kata simbah, sembari menyuruh Mira masuk dan Mandi pagi itu.

👵:"kui, banyu angete wes siap, kono ndang adus terus sarapan."
(itu air hangatnya sudah siap, sana mandi dulu terus sarapan) begitu kata simbah.
Setelah meletakkan barang-barangnya dikamar, ia langsung mandi, ganti baju dan bergegas ke meja makan untuk sarapan, terlihat disitu simbah dan Bagas sudah menunggu di meja.

👵:"Ayo nduk sarapan" kata simbah seraya memindahkan sayur panas kepiring Bagas sepupu Mira.
Dan merekapun Sarapan, sembari membicarakan hal-hal remeh temeh seperti basa-basi pada umumnya.

Akan tetapi ditengah suasana pagi itu, Pandangan Mira selalu sering tertuju pada sudut dekat lemari di ruang makan itu. Dimana di situlah Mira melihat hantu anak kecil bertahun lalu.
Disini nampaknya Simbah sadar dengan apa yg ada dipikiran Mira.

👵:" Orapopo nduk,'Kusno' kui apikan, de'e kadang mung butuh konco" (Gak papa nduk, 'Kusno' itu baik, dia kadang cuma butuh teman). Kata simbah dengan tiba-tiba, yg menerangkan bahwa sosok hantu anak kecil**
**itu bernama 'Kusno'. Mira seketika terpengangah mendengar kata Simbah, beliau ini memang suka "Weruh sak durunge Winarah" atau sering bisa menebak pikiran orang lain, namun disini Mira yg mendengarnya mencoba untuk bereaksi dengan biasa saja.
Ia pun kembali meneruskan sarapannya hingga tak lama kemudian sekira pukul 07.00 pagi, Bagas sepupunya pamit pulang. Mira yg telah selesai sarapan kini duduk diruang tamu. Membuka-buka koran lawas baca'an mendiang kakeknya yg ia ambil dari bawah meja.
Ia tau betul bahwa berada disini akan sangat membosankan, Mira mulai berkeliling untuk membunuh rasa jenuhnya, "Kasihan Simbah, harus tinggal dirumah sebesar ini seorang diri" batin Mira dalam hati. Ia pun mulai sampai di pekarangan belakang rumah, melihat Simbah yg**
**tengah merawat tanaman bunga kesayangannya.

👵:"Nek kesel ngaso sek kono lho"
(kalau capek, istirahat sana lho..)

kata simbah sambil mengguntingi batang-batang layu di tanaman bunganya.

Mira yg memang sebenarnya merasa capekpun mengiyakan perkataan Simbahnya itu.
Dan beranjak masuk menuju kamarnya. Mira mulai merebahkan diri hingga akhirnya iapun tak terasa mulai Terlelap. Disini Nampaknya Mira tidur terlalu nyenyak, karena saat ia terbangun ia harus merasa kebingungan ketika ia melihat langit sudah menjadi gelap.
Mira bergegas keluar dari kamarnya bersamaan dgn adzan magrib yg berkumandang, terlihat Simbah yg lagi-lagi sudah berada dimeja makan.

👵:"Wes tangi nduk?mau simbah meh nggugah kok koyone kowe kesel tenan"
(Udah bangun?Tadi simbah mau bangunin tapi kok kayaknya kmu capek banget)
👵:"Kono adus sik wae, banyu angete wes ono"
(Sana mandi dulu, air hangatnya sudah ada) kata simbah menyuruh Mira.

Mirapun mulai berjalan menuju dapur, mengambil teko dan berjalan ke kamar mandi, yg letaknya jauh di ruang paling belakang.
Sesampainya dikamar mandi, dengan muka "bantal" Mira mulai menuangkan air panas kedalam ember seraya menopangkan satu tangannya di tembok, dan disini ekor matanya sempat melihat seperti ada seseorang yg berjalan lewat depan pintu kamar mandi yg memang setengahnya masih terbuka.
Mira yg sempat menoleh dan memeriksa akhirnya memilih untuk tak memperdulikannya dan menganggap itu hanya perasaannya saja. Ia pun mulai bersiap mandi, namun ketika air mulai membasahi tubuhnya, ia mendengar ada orang yg mengetuk pintu kamar mandi itu.

"Tok..tok..tok!!"
Mira sempat menghentikan aktifitas mandinya.
🙎:"Gimana Mbah??" katanya yg mengira itu adalah Ketukan dari simbah, namun ditunggu beberapa detik, ternyata tak ada jawaban dari luar. Mirapun meneruskan aktifitas mandinya hingga selesai. Dan setelah itu bersiap untuk keluar.
Tapi ketika Mira selesai mengikat handuknya, tiba-tiba saja, ada yg mengetuk lagi.

"Tok..Tok..tok"

🙍: "Udah selesai kok ini mbah" kata Mira yg masih mengira itu adalah Simbahnya.

Dan ketukan itu terdengar lagi bersamaan dengan terbukanya setengah pintu kamar mandi itu.
"Tok..tok..tok"

🙍:"Iya mbah" kata Mira seraya membuka pintu kamar mandi itu sepenuhnya. Namun seketika ia heran ketika ternyata tidak ada siapa-siapa diluar. Disini Mira mulai merasa takut, dengan segera ia mulai berjalan dengan cepat menuju ke dalam rumah.. Dan**

-Bersambung-
Terlihat Simbah yg sudah menunggunya di meja makan.
👵: "Wes ndang salin, terus maem nduk" (Sudah sana ganti baju terus makan nduk) kata Simbah seraya duduk didepan hidangan di meja makan.

Mirapun berjalan kekamarnya sembari memikirkan ketukan tadi di kamar mandi.
"ini baru hari pertama, masa' sudah begini" Batin Mira sembari mengganti bajunya. Dan setelah itu Mirapun makan malam bersama simbah. Terjadi percakapan menarik di atas meja makan, disini simbah bercerita, yg menyiratkan betapa "Mira" adalah cucu yg istimewa untuk simbah.
👵:"Kamu itu nduk, satu-satunya cucu simbah yg lahir dirumah ini, ndak seperti sepupumu yg lain yg lahiran di rumahnya masing-masing. Ini memang keinginan simbah sih, karena bapakmu itu anak paling kecil, jadi simbah ndak mau jauh-jauh dari bapakmu.
Sampai makan malam selesai, mereka masih terlihat asyik mengobrol hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, simbah yg tadi sempat meminum obat kini terlihat mengantuk, dan akhirnya menutup obrolan malam itu. Simbah berjalan menuju kamarnya seraya berpesan**
**kepada Mira untuk tidak tidur terlalu larut, Mirapun mulai membereskan meja makan dan membawa satu per satu piring dan gelas kotor menuju dapur. Tak ada perasaan apa-apa waktu itu, nampaknya betapa menariknya cerita simbah tadi membuat Mira lupa akan ketukan itu.
Setelah itu Mira masuk kekamarnya dan merebahkan diri sambil membaca majalah yg dibawanya dari jakarta berharap matanya cepat mengantuk. Lembar demi lembar halamanpun sudah dibacanya, namun rasanya ia sama sekali tak mengantuk, mungkin karena siang tadi ia tidur terlalu lama.
Hingga tak terasa sudah hampir tengah malam. Ia sempat menyalakan radio tapi nampaknya kebanyakan siarannya telah usai, hanya siaran wayang kulit yg masih ada di beberapa frekuensi, ia tak suka, radiopun ia matikan dan ia kembali membaca-baca majalah.
Suntuk dan membosankan sekali disini, batin Mira dalam hati. Dan beberapa saat kemudian terdengar sayup-sayup suara sedok dan gelas yg beradu, lebih tepatnya adalah suara orang yg tengah mengaduk minuman. "Wah Simbah masih bangun" kata mira.
Kebetulan sekali saat itu ia ingin mengambil cemilan. Mira mulai keluar dari kamarnya, menuju ke meja makan, mengambil cemilan berikut dengan toplesnya seraya mengintip ke arah dapur, dan disitu memang terlihat simbah tengah berdiri di dapur.
Entah beliau ini sedang apa, Mira tak tahu pasti karena posisi berdirinya membelakangi.

🙍:"Belum tidur mbah??" tanya Mira kepada neneknya, tapi Simbah diam saja bahkan terlihat tak bergerak dan seperti mematung di ruangan dapur itu. Disini Mira tak curiga, dan **
**memutuskan untuk duduk dimeja makan, sambil memakan cemilannya seraya menunggu Simbah selesai melakukan sesuatu di dapur. Namun setelah ditunggu Simbah tak kunjung kembali. Mira yg penasaran pun segera memeriksa ke dapur, dan disana "Tidak ada siapa-siapa".
Seketika Mira merinding disekujur tubuhnya dan berlari menuju kamar Simbahnya, dan benar saja disitu terlihat Simbah yg masih tertidur dengan nyenyaknya. "Lantas tadi itu siapa?? Apakah aku salah lihat??" batin Mira yg kini mulai ketakutan. Ia pun bergegas masuk ke kamarnya.
Menutup pintu dan Bersembunyi dibalik selimutnya. Mira berdoa dalam hati seraya telinganya mengamati keadaan sekitar yg hening itu. Dan tak selang beberapa lama sayup-sayup seperti terdengar suara tawa riuh yg berasal dari luar kamarnya.
Mira membuka selimutnya untuk memastikan apakah suara itu benar-benar ada.. Dahinya mengrenyit sampai ia merubah posisinya menjadi setengah duduk. Dan memang benar ada suara yg sepertinya adalah suara tawa dari dua orang anak kecil yg tengah bercanda.
"Apa lagi ini ya Tuhan!!!". Kata Mira dengan lirih, tak henti bantinnya terus berdoa. Hingga suara itu perlahan mulai menghilang. Mira mulai lega tapi tidak dengan ketakutannya. ia mencoba untuk tetap tenang dan kembali merebahkan tubuhnya lagi dengan mengahadapkan**
**posisinya ke arah tembok. Disini ia masih terus berdoa, namun bukannya semakin tenang, hawa dikamar itu malah berubah menjadi panas, hingga keringat mulai memenuhi bagian kepalanya. Disini perasaanya mulai tak enak ketika ia merasa seperti ada seseorang yg**
**ada dibelakangnya.

"INI CUMA PERASAANKU SAJA!!"
"INI CUMA PERASAANKU SAJA!!"
"INI CUMA PERASAANKU SAJA!!"

Mira terus menanamkan kata-kata itu dalam hatinya seraya terus berdoa. Namun perasaanya justru semakin menguat kalau memang benar-benar ada seseorang yg**
**ikut berbaring dibelakangnya. Akhirnya Mirapun mengumpulkan keberanian untuk membalikkan badannya berharap tidak ada siapa-siapa di balik badannya.. Dengan perlahan Mira mulai membalikkan posisi tidurnya dan**
**setelah berbalik, betapa kagetnya Mira ketika ada seorang perempuan yg ikut tiduran diatas ranjangnya. Dan kini wajah dari sosok itu dan wajah Mira saling berhadap-hadapan. Wajahnya tak seram namun sangat pucat. Sosok itu tersenyum kecil dan berkata..

"MBAK MIRAAA!!🙂🙂🙂" Image
Mira hanya diam tak bisa bergerak, pandangannya pun tak bisa berpaling dari sosok itu, ia mencoba untuk berteriak namun tidak bisa, dadanya seperti sesak, sosok itupun terus mengulangi kata-kata yg sama yaitu..

"MBAK MIRAAA!!🙂🙂🙂"
Tak ada rasa yg bisa digambarkan oleh Mira, selain "Ketakutan" hingga akhirnya Sosok itupun hilang bersama dengan ketukan di pintu kamarnya. Nafas Mira terengah-engah. Sementara ia belum bisa menyambut ketukan dipintu kamarnya. Berharap itu adalah ketukan dari "Simbah".
Namun ternyata tidak!! Karena dari balik pintu itu kembali terdengar kata..

"MBAK MIRAAA!!🙂🙂🙂"

"MBAK MIRAAA!!🙂🙂🙂"

"MBAK MIRAAA!!🙂🙂🙂"

Ternyata dari sosok itu lagi!!!
Mira belum selesai dengan ketakutannya tapi kini tubuhnya bisa digerakkan, Mirapun berteriak sekuat tenaga.

"DIAMMMMMMMMMM!!!!!!!!"

Dan suara ketukan dan orang yg memanggil namanya itupun menghilang.

Setelah itu mirapun jongkong menelungkup di sudut ranjangnya**
**dengan pikirannya yg masih mencoba untuk mencerna perihal "Apa yg terjadi". Hingga tak lama kemudian Simbah yg terbangunpun menerobos masuk kekamar Mira dan menanyakan apa yg terjadi.

----Bersambung-----
Mira masih tak bisa berkata-kata, hingga akhirnya simbahpun ikut tidur disebelahnya memeluk dan menenangkan Mira.

👵: "Wes Nduk cah ayu, kamu itu anak terpilih, jadi wajar kalau sering bergesekan dengan hal seperti itu" kata Simbah seraya mengelus rambut Mira.
Dan entah bagaimana, Mirapun tertidur dengan nyenyak dan Terbangun di sebuah Mobil bersama Bagas sepupunya.

---"Jadi ternyata rentetan kejadian tadi adalah mimpi Mira" ---

Ternyata Mira sampai di Semarang sekitar pukul 3.30 pagi, jam 4.00 ia dijemput diterminal oleh Bagas.
Perjalanan dari terminal menuju rumah simbah cukup jauh, memakan waktu kurang lebih 1 jam, dan disitulah Mira yg lelah ketiduran dan bermimpi dengan sedetail itu. Yg jelas ia terbangun di dalam mobil dengan suasana langit yg masih agak gelap tepat dijalan desa dekat rumah simbah.
Mira sempat merasa kebingungan. ia merasa sangat lama berada dalam mimpi itu tapi nyatanya ia tidur kurang dari 1 jam. Mira sempat mencubit tangannya sendiri sebelum bertanya kepada Bagas yg duduk di kursi kemudi.

🙍:"Sampai mana ini Bang!??"
👦:"Ooohh.. Iki wes sampai"
Jawab Bagas yg agak kaget dengan Bangunnya Mira. Bagas memasukkan mobil dihalaman rumah Simbah, ia berhenti dan berkata.

👦:"Mir, aku sama pakdhe itu semalam nungguin simbah disini, katanya beliau sesek napas, dan tadi malam dibawa ke "Panti rapih" (nama rumah sakit di semarang)
Sekarang kamu turun, letakin barang-barang, terus mandi, habis itu kita nyusul simbah ke Panti rapih ya. Kata Bagas menjelaskan.

Disini Mira yg panik mendengar itu segera menurunkan barang-barangnya dan langsung kembali ke mobil tanpa mandi. Nampaknya ia mempunyai**
**perasaan yg tak enak kali ini.

👩:"Ayo Mas Gas!!, berangkat ke panti rapih!!"
👦:"Santai Mir, Simbah itu sudah sering kayak gini, paling gak sampe mondok kok, nanti juga pulang lagi, kan tau sendiri simbah ndak suka bau rumah sakit". Kata Bagas sembari masuk ke mobil.
👩:"Wes pokoke berangkat mas!!" kata Mira memaksa.

Merekapun berangkat menuju rumah sakit, sementara langit terlihat mulai terang. Jalanpun semakin ramai karena aktifitas manusia di pagi hari, membuat mereka terpaksa berjalan agak lambat.
Singkat cerita sampailah mereka di rumah sakit, Mira terlihat menyeret tangan kakak sepupunya.

👩:"Dimana simbah mas!?"tanya Mira yg perasaannya mulai tak enak. Akhirnya ditunjukanlah kamar simbah, yg bersyukurnya waktu itu masih dalam keadaan sadar walau nafasnya terengah-engah
Mira Segera mendekat dan Memegang tangan simbah yg matanya sedikit terpejam.

👩:"Simbah... Ini Mira udah sampe mbah". Kata Mira dengan halus.
Simbahpun tampak merespon dengan membuka sedikit matanya.

👵:"Walaaahh.. Putu wedok sing ayu dewee". Jawab simbah dengan nada terbata.
Disini Mira tak menjawab. ia malah fokus dengan peralatan medis yg berada di sekitar dekat Simbah terbaring. Namun seketika Mira terhentak karena tiba-tiba Simbah mengalami kejang. Ia yg panik langsung berlari keluar memanggil pakdhe dan Bagas sepupunya untuk memberitahukan**
**hal ini. Pakde sigap memanggil perawat yg berjaga. Simbahpun mulai ditangani oleh beberapa suster yg juga terlihat panik wara-wiri hingga akhirnya dokterpun datang tapi tak selang beberapa lama simbah menghembuskan nafas terakhirnya.

...Simbah meninggal dunia...
Tangisan Mira pecah ketika dokter mengabarkan hal itu. ia segera dipeluk dan ditenangkan oleh Pakdhe dan Bagas.

👱:"iklhaskan nduk, Simbah itu sepertinya cuma nunggu kamu, karena itu pakdhe kemarin nyuruh kamu buru-buru ke Semarang". Kata pakdhe kepada Mira.
Singkat waktu jenazah Simbah pun dibawa pulang menuju rumahnya menggunakan ambulance dengan Mira dan Bagas yg ikut didalamnya. Sementara Pakdhe pulang lebih awal untuk berkabar dan mempersiapkan tempat dengan membawa mobil yg tadi dipakai oleh Bagas.

---Bersambung---
Di dalam ambulance Mira menangis tak percaya Simbah sudah berpulang.

👦:"Seenggaknya kamu sudah bicara dan ketemu sama simbah Mir, memang dari kemarin simbah itu nanyain kamu terus, ternyata mau "medot tresno". Ucap Bagas didalam ambulance itu.
Sampai akhirnya mereka sampai dirumah Simbah yg sudah ramai dengan para warga yg tengah memasang tenda. Mira dan Bagaspun turun disambut oleh budhe (ibunya Bagas)

👩:"Sing Sabar ya nduk, Bapak dan ibumu sudah dikabari, dan akan sampai sini besok". Ucap budhe kepada Mira.
Singkat cerita prosesi pemakaman pun sudah dilaksanakan. Tibalah malam hari setelah acara tahlil terlihat kini Mira tengah berjalan melewati meja makan, entah kenapa ia membuka tudung saji dan Kini Mira tampak keheranan melihat Sayur asem dan Bandeng presto yg**
**Sepertinya ini masakan kemarin, seketika ia teringat akan mimpi itu yg rasanya begitu nyata. "Apakah itu mimpi perpisahan dari Simbah?" batin Mira seraya berjalan menuju pekarangan belakang Rumah dan duduk disana. ia tampak melamun tak peduli dengan riuh ramai**
**para saudara dan kerabatnya yg tengah berada di ruangan depan. Waktu itu mungkin sekira jam 10 malam, Mira mengambil buku-buku resep masakan di bawah meja dan mulai melihatnya dari lembar per lembar. "Simbah ini memang gemar memasak" batinya seraya menghela nafas panjang**
**setelah menyadari beliau sudah tiada. Namun beberapa saat kemudian dirinya teralihkan oleh suara gurau anak kecil. Sumbernya berada diantara tanaman-tanaman bunga didepannya. Sebentar ia melihat ke arah suara itu dan menganggap itu adalah salah satu anak dari kerabatnya.
Mirapun kembali membuka-buka majalah itu lagi, sampai akhirnya ada suara yg memanggilnya dari arah yg sama.

"MBAK MIRAAAA...!?"
"MBAK MIRAAAA...!?"

2 kali ia dipanggil, itu suara wanita, dan Mira merasa tidak asing dengan suara itu akan tetapi ia tak mengenalnya..
🙍:"dalemmmm...." jawab Mira seraya mendekat dan melihat ke arah suara itu berasal, ia tak melihat apa-apa selain kegelapan karena memang pekarangan bunga itu tak dilengkapi dengan penerangan.

🙍:"Siapa ya.." kata Mira kembali. Dan tiba-tiba.

"MBAK MIRAAAA...!?"
Betapa kagetnya suara itu kini berpindah di sampingnya. ia yg secara spontan menengok seketika tercengang ketika ia melihat "Simbah" yg sudah duduk di sebuah kursi yg berada di sampingnya itu.
tak hanya itu karena disamping kanan dan kiri simbah juga berdiri dua sosok, yaitu Satu anak laki-laki kecil dan seorang wanita yg kira-kira hampir seumuran dengannya.

Pandangan Mira masih tertuju hingga akhirnya terdengar lagi suara.

"MBAK MIRAAAA...!?"
Yg ternyata keluar dari salah satu Sosok yaitu wanita yg berada disamping Simbahnya yg duduk tersenyum.

Kaki Mira seakan lemas, dan memaksanya untuk ikut duduk di kursi yg tadi sempat menjadi tempat ia duduk.
Perasaannya benar tak bisa tergambarkan, ia mulai memejamkan mata dan memalingkan pandangannya dan disini sosok Simbahpun seperti mendekat, terdengar dengan jelas di telinga mira suara dari krenyitan kursi yg bergeser. Tubuh Mira gemetar namun ia tak kuasa untuk bergerak atau**
**berteriak, dan tiba-tiba muncul suara yg membisiknya, yg Mira yakini adalah suara dari "Simbah" yg sudah meninggal Pagi tadi. Suaranya sangat dekat, bahkan Mira merasakan nafas yg meniup telinganya. Disini simbah berkata.

👵:"Ssst..jangan bilang siapa-siapa ya nduk, kalau** Image
**Simbah masih disini". Kata sosok mendiang Simbah membisik ditelinga Mira.

Mira yg ketakutan kini mencoba berteriak dengan sekuat tenaga, dan itu berhasil.

👩:"Ssimbbbaaaahhhhh!!!!" teriak Mira seraya mengibaskan kedua tangannya. dan Pakdhepun datang mengahmpiri karena**
**mendengar teriakkan itu.

👳:" Ada apa Nduk!!!!." kata pakdhe seraya menggoyangkan pundak Mira. Disini Mira masih menggumam ketakutan menampik-nampik tangan pakdhenya.

👳:"Sadar Nduk!! Ighstifar!!!." kata pakdhenya kembali.
Dan akhirnya Mirapun mulai membuka matanya seraya menoleh ke arah sampingnya dan sosok Simbah, anak kecil dan wanita itu sudah tak ada.

👳:"Ono opo Nduk!??"
(Ada apa nduk!?) tanya pakdhenya..

👩:"Simbah..pakdhe!! Simbah!!". Jawab Mira dengan nada terbata.
Mirapun dibawa masuk kedalam rumah untuk ditenangkan. Keringat dingin mulai bercucuran di tubuh Mira dan seketika ia mengalami demam. Kerabatnya nampak bingung kenapa Mira ini, karena memang waktu itu ia belum sempat bercerita tentang apa yg baru saja ia alami.
Budhepun menuntun Mira masuk kekamarnya.

👩:" Kowe ki kekeselen nduk mesti, tak gawekke wedang jahe yo, njuk ngaso yaa".

(Kamu itu pasti Kecapekan Nduk, Budhe buatin 'wedang jahe' ya, terus istirahat.) Kata budhe seraya keluar dari kamar.
Badan Mira menggigil, Pikirannya masih berkutat dengan kejadian tadi. ia belum bisa memastikan apakah ini benar atau hanya ilusinya saja. Tak selang beberapa lama kemudian Budhenya masuk ke kamar dengan membawa obat dan Minuman Jahe, yg segera diminum oleh Mira.
Setelah minum obat, Budhe yg ingin keluar seketika ditahan oleh Mira.

🙎:"Temenin sampai Mira tidur ya budhe, Mira takut". Kata Mira kepada budhenya itu.

Budhepun kini ikut tiduran disamping Mira, hingga Mirapun akhirnya tertidur dengan lelapnya.
Entah ia sudah terlelap berapa lama, yg jelas Mira kembali terbangun dan mengalami ketindihan. ia melihat ada sosok yg duduk diatas tubuhnya, Sosoknya masih tak jelas, hanya terlihat gambaran hitam membentuk tubuh manusia. Image
Mira mencoba berteriak namun tak bisa, ia juga berusaha menggerakkan badannya berharap Budhe yg tertidur disampingnya Tahu, tapi tetap saja tubuhnya tak bisa digerakkan, sampai akhirnya sosok yg duduk diatasnya itu perlahan mulai tergambar dengan jelas.
Sosok itu adalah Wanita yg tadi sempat ia lihat di pekarangan belakang rumah. Dan terdengar kata itu lagi!!!

"MBAK MIRAAAA...!?"🙂🙂
"MBAK MIRAAAA...!?"
"MBAK MIRAAAA...!?"🙂🙂🙂 Image
dan disusul dengan kemunculan Simbah yg menyeret sosok itu dari atas tubuh Mira, hingga akhirnya Mira bisa terlepas dari ketindihan itu dan semua apa yg dilihatnyapun hilang. Mira segera beranjak dari ranjang melompati Budhe yg berbaring dan berlari keluar dari kamar.
suasana nampak sepi, hanya terliat beberapa kerabatnya yg tengah tertidur beralas tikar. Mira menoleg ke jam dinding yg menunjukkan Pukul 02.30 dini hari. Ia pun mulai berjalan menyusuri ruangan berharap masih ada orang yg terjaga.

---Bersambung---
Dan tibalah Mira diruang Tamu, ia melihat ke arah jendela, ada siluet beberapa orang yg sepertinya tengah mengobrol diteras, batin Mira sangat lega melihat itu, iapun menghampiri keluar, disitu ada beberapa warga, Bagas, Pakdhe namun disitu ada juga "Budhe".
Disini Mira nampak keheranan.
🙎:" Lho!! Budhe kok disini??" tanya Mira seraya mengrenyitkan dahinya.

👩:"Disini gimana? Lahwong budhe memang dari tadi ikut 'melekan' disini." Jawab budhe.

🙎:"Lhoh bukannya budhe ikut tidur sama Mira dikamar!?". Jawab Mira kembali.
👩:"iya memang tadi budhe nganterin kamu nduk ke kamar, terus pas budhe bikin minum buat kamu, eh kamunya udah tidur, jadi ya budhe keluar lagi dan 'melekan' disini, emang gimana to nduk!??. Jawab budhe menjelaskan.

Jadi ternyata, kejadian sebenarnya adalah,
Setelah budhe mengantar Mira yg demam dan keluar untuk membuatkan Minuman hangat, Budhe yg kembali masuk melihat Mira yg sudah tertidur, lantas budhe meletakkan minuman dan obat itu di meja samping tempat tidurnya dan budhe pun keluar.
Mendengar penjelasan itu Mira segera masuk dan memeriksa ke kamar. Dan apa yg Mira lihat??? Mira Melihat Budhe sedang tertidur di atas ranjang persis seperti terakhir kali ia "melompatinya". Ia mulai mendekat dan diliriknya gelas minuman yg masih penuh serta sebutir obat.
Harusnya minuman dan obat itu sudah tidak utuh lagi, ia ingat betul tadi sudah meminumnya, namun walau ragu disini Mira tetap ingin memastikannya. Dengan membangunkan sosok yg Menyerupai budhe itu.

🙎:"Budhe..budhe bangun!!"Kata Mira yg jantungnya sudah berdegub dengan kencang.
Dan sosok mirip budhe yg posisi tidurnya membelakangi Mira itupun bangun dan perlahan menoleh ke arah Mira.
dan benar saja!!itu bukanlah budhe!!
Itu adalah sosok wanita yg tadi, yaitu hantu wanita yg sudah Mira lihat berkali-kali di satu malam ini. Image
Sosok wanita itu tak berkata apa-apa," ia hanya tersenyum" & mengisyaratkan Mira untuk diam.
"SSSSSSTTTTTT"
Disini Mira yg kaget langsung teriak sekencang mungkin & berlari keluar menuju teras. Ia berbicara dengan orang yg berada disana yaitu Pakdhe, Budhe, Bagas & beberapa** Image
**warga.
🙎:"Ada setan!! Ada setan!! Dikamar!! Dikamar!!". kata Mira yg terlihat sangat ketakutan.
Akhirnya semua orang disitu pun masuk kedalam untuk memeriksanya, kecuali budhe yg terlihat menenangkan Mira.
Namun setelah diperiksa, ternyata tidak ditemukan siapa-siapa dalam**
**Kamar itu. Sementara di teras depan Mira menceritakan apa yg terjadi kepada budhe. Termasuk kejadian di Pekarangan belakang rumah dan kejadian mimpi sebelum Mira datang kerumah simbah ini. Perihal Mimpi, Mira yakin itu bukanlah Mimpi biasa.
Karena sosok hantu yg menggangunya di dalam mimpi itu, sama dengan hantu yg Mira lihat tadi. Tak selang beberapa lama Pakdhe, Bagas dan Beberapa warga pun keluar. Disusul dengan para saudara-saudara Mira yg hampir semuanya terbangun karena kehebohan ini.
Mereka berkumpul diruang tengah, sementara para warga mulai berpamitan pulang satu per satu. Tinggalah Mira, Bagas, Pakdhe, budhe dan beberapa kerabatnya disitu yg mulai saling bertanya "Ada apa sih sebenarnya". Namun tiba-tiba muncul suara yg entah dari mana asalnya.
Yg jelas suara itu bukan berasal dari orang-orang yg berada disitu.
Suara itu diawali dengan 'Geraman' dan disusul dengan kata.

"WES TURU!!!TURU!!!"
(Sudah, Tidur!!Tidur!!)

mereka yg tadinya sempat riuh, seketika semua terdiam dan saling pandang. Seakan**
**saling bicara "Apa kalian dengar juga?!. Dan tak selang berapa lama muncul lagi suara itu. Yg kurang lebih mengatakan hal yg sama.

"WESSS!! TURU!!"

dan kepanikan pun terjadi, ada yg teriak dan ada pula yg menangis, semua orang yg terjaga malam itu, mendengar dengan jelas!!.
Suara laki-kali yg berat dan dalam. Menyuruh mereka semua untuk tidur!!. Kejadian inipun membuat seisi rumah terjaga hingga matahari terbit.
Singkat cerita Paginya Mira kembali demam, ia jelas syok dengan berbagai kejadian-kejadian ini.
Tapi tak begitu dengan Pakdhe dan saudara-saudara Mira lainnya yg kebanyakan sudah tau akan kejahilan penunggu "Rumah Simbah". Hanya saja semalam mereka menganggap kejadian ini adalah kejadian yg paling ekstrim.
Singkat waktu sekira pukul 11 siang, Ayah dan ibu Mira pun datang sampai Di rumah Simbah. Tangisan kembali pecah, terutama Ayah Mira yg tak sempat mengantar ibunya (Simbah) masuk ke liang lahat. Harusnya bisa ditunggu sampai ayah Mira datang. Tapi sudah menjadi adat**
** yg tak bisa dilanggar didesa itu yg pantang menunda penguburan lebih dari 7 jam. Karena konon bila melebihi batas waktu atau melanggar akan ada nyawa lagi yg menyusul. Entah itu hanya kebetulan yg berulang, yg jelas itulah yg terjadi.
Singkat cerita haripun berlalu, sempat tak ada kejadian lagi, Mira pun sedikit melupakan hal itu hanya saja ia kini tak pernah mau ditinggal sendirian. Dan tiba disuatu malam tepatnya 7 hari setelah Meninggalnya Simbah. Malam itu Mira yg sempat tertidur harus**
**bangun karena lapar, ia yg tadinya takut memutuskan untuk keluar dari kamar setelah mendengar suara radio dan Ayahnya yg masih mengobrol dengan Pakdhe diruang tamu. Waktu itu mungkin sekitar jam 11-12 malam. Meski ruang tamu berada jauh didepan, mendengar masih ada**
**orang yg terjaga, Mirapun menjadi agak berani, ia berjalan menuju meja makan dan duduk disana, Mira mulai mengambil nasi dan makan disitu tanpa memikirkan apapun. Sesekali ia mengambil sayur lagi dan makan dengan cukup lahap.
Sampai perasaanya menyadari ada sosok yg tiba-tiba duduk memenuhi 3 kursi di meja makan itu. Ketika Mira menunduk dan hendak menyuap nasi. Disini perasaanya mulai tak enak, tapi Mira tak berani menengadahkan kepalanya ketika telinganya masih mendengar Pakdhe dan Ayahnya**
**yang masih mengobrol diruang tamu. Tangannya gemetar memegang sendok yg sudah dipenuhi nasi. Namun disisi lain ia juga penasaran, siapa sosok-sosok yg duduk satu meja dengannya itu. Mira berdo'a dalam hati dan mulai mengumpulkan keberanian untuk mendongakkan kepalanya.
Dan dengan nekad, Mira perlahan menengadahkan kepalanya.. Sambil berkata "ALLAHUAKBAR!!", dan apa yg Mira lihat?? Disitu ada 3 sosok yg tengah memandangi Mira sambil tersenyum. Sosok itu adalah Anak kecil, Wanita itu lagi dan Sosok pria hitam kekar.
Mira sempat memandangi ketiga sosok itu satu per satu sampai akhirnya ia kembali menurunkan kepalanya dan berlari menuju kamar. Sambil berteriak, dan tak selang beberapa lama,sang Ayah yg mendengar teriakan Mirapun menghampiri.
Serta menenangkannya. Untung Malam itu adalah malam terkahir Mira menginap dirumah Simbah, karena memang rencananya Mira, Ayah dan ibunya akan kembali lagi ke jakarta setelah 7 harian nya Simbah. Esoknya Mirapun pulang ke jakarta membawa pengalaman yg tak pernah ia lupakan.
Terlepas dari semua keseraman rumah Simbah ini, Mira tak pernah kapok untuk kembali lagi kesana, karena disetiap tahunnya atau saat lebaran Mira dan keluarganya akan kembali kerumah Simbah berkumpul dengan keluarga besarnya, Menginap & pulang kembali dengan membawa pengalaman**
**yg berbeda

Ternyata gangguan lelembut ini memang sudah ada sejak dulu, sejak para anak" simbah (termasuk pakdhe dan ayah Mira) Masih kecil. & memaksa mereka (anak" simbah) mau tak mau harus terbiasa dengan perangai lelembut dirumah ini yg selalu ingin berbaur dengan manusia.
----SEKIAN---

Terimakasih sudah membaca dan sampai jumpa di "Cerita lain"

🙏Matursembahnuwun :))

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with gil

gil Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @AgilRSapoetra

Jun 25
[HORROR STORY]

PENGHUNI LAMA

~ Jiwa-jiwa yang tertinggal ~

[A THREAD]

#bacahorror #menghorror #IDN_Horror @bacahorror @menghorror @IDN_Horor Image
Temanggung, Jawa Tengah 2007,

Malam itu, Bau asap rokok menyelinap masuk ke kamar Tari, menusuk kuat hingga membangunkannya.

Tari pun melihat kearah jam di dinding kamarnya yg menunjukkan pukul 00.30.

"Oh Mas Doni sudah pulang". Batin Tari yg menyadari bahwa bau rokok ini ada-
-lah Mas Doni (Suaminya) yg sudah pulang dari bekerja & sekarang tengah merokok di ruang tamu.

Dengan kantuknya Tari pun beranjak keluar dari kamarnya, untuk membuatkan kopi bakal sang suamui

"Mas,sudah pulang?". Ucapnya-
Read 204 tweets
Jun 17
[HORROR STORY]

PASAR SETAN ~ Alas Randu

[A THREAD]

@bacahorror @IDN_Horor @menghorror #bacahorror #menghorror #IDNhoror Image
Hi.. Lama bgt gak bikin thread ya.. :)

Kali ini saya akan menceritakan sebuah pengalaman ganjil sekaligus ngeri dari seorang kerabat, yg bersaksi bahwa ia pernah tersesat di 'Pasar Setan', cerita ini terjadi sudah cukup lampau, yakni kisaran tahun 1994-95, tapi bagi nara-
-sumber, setiap detilnya masih membekas, bahkan menyisakan trauma yg cukup dalam.

*****

Jawa Tengah kisaran tahun 1994-95,

Pada suatu sore..

"Mbok dikirim besok pagi saja to Le". Kata seorang ibu kepada anaknya yg sedang menali 3 ekor kambing di atas mobil baknya. Image
Read 68 tweets
Apr 26
GUMBOLO PATI #13 (TAMAT)

Bedhong Mayit 2

"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror Image
Sebelumnya Part 12 :

Part 13 ( Akhir ) :

****

“GUMBOLO PATI #13”.

Pukul 05.30 pagi..

Sampai Pagi ini Darwis &Pak Dirja masih terjaga di dalam kamar, tampang-tampang lesu & kelopak mata yg agak menghitam, terlihat jelas di pa-
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
-gi ini, apa lagi penyebabnya kalau bukan kejadian semalam.

Matahari pun mulai muncul, mengembalikan kewarasan anak & cucu mendiang Mbah Gajul itu, untuk keluar dari kamar.

“Ayo ‘metu’ (keluar)”. Kata Pak Dirja lirih membisik untuk mengajak Darwis.
Read 94 tweets
Apr 8
GUMBOLO PATI #12

Bedhong Mayit 2

"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror Image
“GUMBOLO PATI #12”.

Perjalanan Pak Dirja dan Darwis menuju desa Turi..

“Alon-alon penting tekan nggih Pak..”.

(Pelan-pelan yang penting sampai tujuan ya Pak). Kata Darwis yang agaknya mulai mengerti kenapa ayahnya sejak berangkat tadi mengendarai mobilnya dengan cukup pelan.
Read 70 tweets
Mar 22
GUMBOLO PATI #11

Bedhong Mayit 2

"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror Image
Bagian sebelumnya di @X :

Selanjutnya di @karyakarsa_id :
11.

12.

13. (Tamat) - ongoing.

*****

GUMBOLO PATI #11

Tiga hari berlalu sudah, sejak ‘Bedhong Mayit’ itu di ambil kembali dari almarhum Pak-
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
-Broto. & sudah selama tiga hari ini pula Pak Dirja hampir dibuat putus asa, karena teror dari jin kafan yg semakin mengerikan saja.

Bagaimana tidak, semalam ada kejadian yg hampir saja mencelakai Darwis. Cucu mendiang Mbah Gajul atau anak Pak Dirja itu hampir menelungkupkan ke-
Read 71 tweets
Mar 15
GUMBOLO PATI #10

Bedhong Mayit 2

"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror Image
Part sebelumnya #9

On @karyakarsa_id

10.
11.
12.
13 -Tamat. (On going)

“GUMBOLO PATI” #10.

Sore ini, sekira pukul 16.00.
Tampak Pak Dirja & Darwis sudah berada di dekat mulut-
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
karyakarsa.com/AgilRSapoetra/…
-terminal, di dalam mobil pinjaman dari kantornya, mereka menunggu Pak Sukoco untuk melayat ke tempat Pak Broto.

Sekira 5 menit menunggu, Pak Sukoco pun muncul, dengan pakaian rapinya, ia langsung masuk ke dalam mobil, dan mengajak untuk segera berangkat.

“Ayo berangkat”. Ka-
Read 74 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(