Btw harga rumah Rp 500 juta, lokasi di pinggiran Bekasi atau Tambun ya.
Kalau di kota2 besar kayak Bandung, Jakarta, Surabaya hingga Makassar, dan Jogja jarang ada rumah yg harga di bawah 500 juta.
Kenapa hutang KPR 500 juta, bayarnya 1M.
Ya karena time value of money.
Ada harga waktu yg kudu ditebus.
Kalau gak mau, ya harus sanggup bayar cash. 500 juta kontan. Bukan kredit.
Mantap.
Btw kalau harga rumah Rp 500 juta, gaji per bulan idealnya Rp 15 sd 20 juta agar sanggup bayar cicilan tiap bulan dan jg bayar DP.
Kalau gaji di bawah Rp 15 juta/bulan mungkin agak berat kalau beli rumah 500 jutaan. Apalagi yg harga Rp 1M.
Itulah kenapa sebuah survei menyebut hanya sekitar 20% keluarg muda yg akan sanggup beli rumah.
Selebihnya, ngontrak seumur hidup atau nebeng mertua.
Konsep sewa seumur hidup akan makin jadi mainstream.
Konsep sewa seumur hidup (lifetime lease) sesungguhnya konsep yg baik juga. Tak harus punya aset rumah seumur hidup. Toh kalau meninggal, hanya jd warisan.
Kadang lbh baik, uangnya diputar buat investasi dg hasil yg lbh bagus drpd habis dibelikan rumah.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Judulnya : Underprivileged Millenials : Being Young and Poor in Jakarta.
Selama ini kesannya kaum milenial itu mapan x suka nongkrong di kafe premium.
Wrong.
75% kaum milenial Jakarta lulusan SMP/SMA dan rata2 income hanya 2,5 jt/bln.
Kaum milenial kita tahu adlh anak2 muda yg lahir antara thn 1981 sd 1996.
Nah banyak anak2 muda Jakarta yg lahir di thn2 tsb hanya lulus SMP dan SMA saja.
Lalu kerja dlm bidang yg low skills and low paid jobs.
Dalam liputan itu dikisahkan dua anak muda.
Yg satu cowok namanya adit, hanya lulusan SMP. Usianya 22 thn. Kerja jd supir ekspedisi dg gaji hanya Rp 2,5 juta/bulan. Tinggal bersama 8 orang, kakak ipar, adik2 dan ortu dlm rumah yg sempit di Jakut.