Judulnya : Underprivileged Millenials : Being Young and Poor in Jakarta.
Selama ini kesannya kaum milenial itu mapan x suka nongkrong di kafe premium.
Wrong.
75% kaum milenial Jakarta lulusan SMP/SMA dan rata2 income hanya 2,5 jt/bln.
Kaum milenial kita tahu adlh anak2 muda yg lahir antara thn 1981 sd 1996.
Nah banyak anak2 muda Jakarta yg lahir di thn2 tsb hanya lulus SMP dan SMA saja.
Lalu kerja dlm bidang yg low skills and low paid jobs.
Dalam liputan itu dikisahkan dua anak muda.
Yg satu cowok namanya adit, hanya lulusan SMP. Usianya 22 thn. Kerja jd supir ekspedisi dg gaji hanya Rp 2,5 juta/bulan. Tinggal bersama 8 orang, kakak ipar, adik2 dan ortu dlm rumah yg sempit di Jakut.
Satunya lagi risma. Cewek. Lulusan SMK. Usia 22 thn, udah nikah dh anak 1. Krn anak masih kecil jadi gak kerja, dan urus rumah tangga. Dia tinggal di kontrakan sama suaminya yg gajinya 3 juta/bulan.
Banyak perempuan milenial di Jakarta yg bernasib spt Risma.
Sekali lagi, bisa lulus kuliah S1 itu sesungguhnya sebuah privilege yg amat besar.
Jangan lagi ada anak lulusan S1 yg koar2 saya gak punya privilege.
Ada puluhan juta orang yg hanya lulus SMP dan SMA, dan gak bisa dapat kerja dg gaji bagus.
Low skills = low salary.
Gen milenial yg muda, pendidikannya relatif rendah, dan penghasilan terbatas ini, merupakan sasaran empuk layanan pinjol (pinjaman online).
Banyak yg beli gadget dan aneka kebutuhan hidup via pinjol, karena gaji kecil.
Gambaran gen milenial yg muda dan miskin ini bukan hanya ada di Jakarta.
Gen milenial di Surabaya, Bandung,Semarang hingga Makasar dan Medan jg punya profil yg sama : rata2 hanya lulusan SMP SMA dan penghasilan terbatas.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh