NitNot ❘ Profile picture
Feb 25 50 tweets 13 min read
PERANG, WAJAH SURAM MANUSIA
.
.
.
.

Waktu bukan sekadar jarum jam yang terus berputar tanpa henti. Waktu, di sana ada makna uang, kesempatan dan hingga karya yang terus bergulir tanpa ujung demi mengukir makna hidup yang tiada hentinya.
Waktu hanya menjadi pengikat dan kemudian mengungkung kebebasan kita manakala kita jatuh pada makna menunggu. Menanti perintah atau komando.

Kebebasan waktu, hanya terjadi pada orang yang mampu memberikan segala karya, cipta, dan karsanya bagi semua.
Dan kebebasan waktu itu sekarang ada pada kita. Karya dan karsa Indonesia sebagai Presidensi G20 dinanti oleh dunia.
Itu adalah tentang munculnya kesempatan di saat posisi strategis negara kita sebagai pemimpin dari 20 negara paling kaya dan paling berpengaruh di dunia. Ini adalah moment sempurna yang tak pantas untuk terlewati begitu saja. Moment dunia bagi Indonesia.

"Maksudnya?"
Siapakah kita sehingga begitu jumawa berkata benar posisi Rusia dan salah Amerika atau sebaliknya terkait perang Ukraina. Faktanya, perang yang melanda Ukraina adalah cerita tentang bencana kemanusiaan sedang akan didulang. Dan korbannya adalah rakyat.
Perang adalah wajah kita. Dalam perang tersemat banyak wajah. Silahkan pilih wajah sesuka anda. Di sana ada wajah pahlawan, pengkhianat, pembunuh dan banyak wajah yang lain bahkan wajah atas nama etika sekalipun dapat kita buat.
Pada pemenang, sesuka dia ingin bicara atau menuliskannya dengan tinta emas, tak ada yang akan membantahnya.

Meski sang pemenang bersorak, adakah itu mampu menutupi duka keluarga yang ditinggal mati? Bahkan hancurnya masa depan jutaan manusia yang lain.
Perang adalah wajah suram manusia. Pada wajahnya, sang pemilik julukan durjana pun, dia bahkan tak punya nyali untuk menyaksikannya. Ya, sang Iblis pun bahkan terlalu santun bila harus dibanding dengan kedegilan manusia saat tampil dalam panggung yang mereka namakan "PERANG".
Ketika bayonet dan peluru dianggap terlalu lamban, senjata kimia mereka buat. Tewas massal musuh dengan kondisi sangat mengerikan, menjadi sorak gembira bagi sisi sebelah, musuhnya.
Jeritan duka tak terperi terdengar bak alunan musik dengan irama Waltz musisi abad romantic yang memancing mereka menari.
.
.

Itu terjadi pada perang dunia I. Ya Perang yang berlangsung sejak 1914 hingga 1919 itu konon telah membunuh lebih dari 5 juta manusia.
Korban meninggal karena gas racun yang diciptakan sebagai senjata pamungkas itu semakin memberi warna suram dalam balutan makna mengerikan pada perang tersebut.
.
.
Pun pada perang dunia II, itu juga ditandai dengan sejumlah peristiwa yang melibatkan kematian massal warga sipil, termasuk Holocaust dan pemakaian senjata nuklir dalam peperangan. Dua bom atom yang harus dijatuhkan pada dua kota besar di Jepang itu menutup perang tersebut.
Dalam skala imajinasi terliarnya pun, Iblis bahkan tak kenal kosa kata Holocaust. Itu, luar biasa biasa dalam arti sangat sangat tak terperi.

Bukan hanya 5 juta, perang ini memakan korban sebanyak 50 juta hingga 70 juta jiwa.
Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II sebagai konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.
.
.
Itu baru bicara perang "panas". Dalam masa rebutan pengaruh sebagai istilah perang dingin yang berlangsung sejak berakhirnya perang dunia II hingga 1990, jutaan manusia tewas.
Di sana lahir blok barat dan timur. Benar adanya bahwa tak ada lagi konfrontasi langsung antara dua blok itu selama bertahun tahun tapi kepentingan dari dua blok itu selalu hadir pada semua kekacauan dan perang yang terjadi pada panggung berikutnya.
Dibuka dengan blokade Berlin yg berlangsung dari 1948 hingga 1949, Perang Korea 1950–1953 berhasil memisahkan dua saudara dalam sekandung pada permusuhan abadi dihias aroma kebencian yakni Korea Utara dan Korea Selatan. Jumlah korban dituai pada perang itu lebih dari 5 juta jiwa.
Krisis Suez 1956, Krisis Berlin 1961, Krisis Kuba 1962, Perang Vietnam 1959–1975, Perang Yom Kippur 1973 dan Perang Afganistan 1979–1989 menambah lembaran hitam makna perang dingin itu sendiri.

Pada perang Vietnam korban meninggal konon mencapai 2 juta orang lebih.
Baik barat dan timur, kedua pihak tak pernah berhenti berkompetisi dalam SETIAP hal. Persaingan militer, spionase, penyebaran ideologi, memberikan bantuan negara klien, perlombaan nuklir, bersaing di ajang olahraga internasional,
persaingan teknologi Angkasa hingga rebutan menarik negara-negara yang tak ingin terlibat.
.
.

Pada kasus terakhir, Indonesia adalah salah satu korbannya. Peristiwa G30s PKI adalah cerita itu. Dan ga tanggung tanggung, jumlah rakyat Indonesia yg meninggal, konon mencapai jutaan.
Itu tergantung versi siapa. Paling tidak, ada 3 versi. Versi Abri, HAM atau versi Sarwo Edi Wibowo yang konon pernah menyampaikan jumlah fantastis hingga 3 juta orang lebih.

Mana yang benar? Mbuhh…!!😉
Dan konyolnya, demi dua pihak asing yang saling berebut pengaruh itu, kita justru terlibat saling bantai pada sesama anak bangsa. Luar biasanya, HINGGA HARI INI, aroma permusuhan berhias narasi kebencian masih kita pelihara.
Padahal, di luar sana sudah tak ada lagi nama blok barat dan blok timur.
.
.

"Trus apa hubungannya dengan Rusia serang Ukraina?"
PD I dimulai pada tanggal 28 Juli 1914, konflik ini dibuka dengan invasi Austria-Hongaria pada Serbia. Kemudian diikuti oleh invasi Jerman ke Belgia, Luksemburg, dan Prancis. Kemudian Rusia menyerang Jerman dan seterusnya, dan seterusnya.
PD II dimulai 1 September 1939 dengan invasi Jerman ke Polandia. Britania dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman dua hari kemudian.

>>>>
Bila ada persamaan, kedua perang besar itu dimulai dari Eropa Timur. Pun pada aktornya, selalu terkait kelompok Inggris, Perancis melawan Jerman dan kawan kawannya. Dan kelompok Jerman, selalu menjadi pihak awal dimulainya perang.
Meskipun pada cerita Ukraina saat ini sama dalam locus, Eropa Timur, aktornya jelas berbeda. Rusia tak pernah menjadi penyebab awal pada PD I dan PD II. Ada harapan cerita ini tak harus membesar menjadi bencana kemanusiaan kelak.

"Trus siapa yang salah dan siapa yang benar?"
Saya sepakat melihat peristiwa ini dengan meminjam kacamata Budiman Sudjatmiko. Dari cuitannya beberapa saat yang lalu, dia berungkap bahwa ada 4 kacamata yang dapat dipakai untuk melihat masalah Internasional tersebut.
Dari sisi Kemanusiaan adalah cara awam berbicara. Sisi Ideologi, itu jelas terkait dengan para pelaku atau pejuang pada peristiwa itu. Sementara, para diplomat akan lebih senang melihat dari sisi Hukum Internasional.

@budimandjatmiko
Dan terakhir, kacamata geopolitik akan digunakan oleh para pemimpin politik.
.
.

Ketika semua parameter ini digunakan, dan setiap kacamata memiliki score yang sama, adakah jawaban pasti siapa yang salah dan siapa yang benar?
Dari sisi strategis geopolitik, Putin pantas marah dan khawatir bila Ukraina masuk Nato. Itu terkait dengan rudal-rudal Nato yang akan dengan mudah terpasang pada sepanjang perbatasan Rusia dengan Ukraina.
Dari sisi hukum Internasional, jelas sudah invasi itu melanggar norma yang ada dan dimiliki oleh aturan Internasional.
Tapi, apapun ceritanya, perang bukan cara terbaik. Mereka adalah bangsa serumpun. Dan tak pantas kiranya mereka saling mengarahkan moncong senjatanya demi sesuatu yang bisa diselesaikan dengan bicara.
Faktanya, baik orang Ukraina mapun Rusia sama dalam serumpun pada kelompok etno-linguistik Indo-Eropa. Kelompok ini tersebar di Eropa Tengah, Eropa Tenggara, Eropa Timur, Asia Utara hingga Asia Tengah.
Dan itu akan bicara tentang wilayah yang saat ini adalah negara Rusia, Ukraina, Belarusia, Cheko, Slovakia, Polandia, Kroasia, Serbia, Montenegro Bosnia, Bulgaria, Makedonia hingga Slovenia.
Dengan fakta itu tak pantaskah kita meminjam kacamata Budiman pada sisi pandang kemanusiaan saja? Artinya, faktor ideologi, Hukum Internasional hingga geopolitik bukan lagi point harus dijadikan pijakan utama namun justru satu kemanusiaan.
"Adakah satu negara asing memiliki kapasitas berbicara sehingga dapat diterima sementara Rusia sangat super power bukan?"
Menjadi seorang penengah, ada tuntutan bahwa dia harus netral. Adakah Indonesia yang saat ini duduk sebagai pemegang posisi Presidensi G20 bukan sosok yang pantas?
Pada posisi sangat terpandang itu Indonesia memiliki ruang lebar untuk dapat berbicara dengan 17 pimpinan negara G20 yakni Afrika Selatan,
Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
.
.

Mereka semua adalah pimpinan dari negara paling berpengaruh di dunia. Mereka juga anggota PBB.
Khusus bagi Amerika Serikat dan Rusia, keduanya sedang marahan, tak baik memaksa keduanya buru-buru salaman. Celah besar dalam rupa marah hanya akan berujung pada penolakan. Gerilya Indonesia dalam diplomasi sangat dibutuhkan.
Bukan pada Dewan Keamanan PBB ini akan dibawa, pada Majelis Umum PBB kasus ini Indonesia rujuk.

Kenapa? Pada Dewan Keamanan, baik Rusia maupun Amerika adalah anggota tetap sekaligus pemilik hak veto.
Membawa perkara dimana keduanya adalah pihak pada DK PBB hanya akan menghasilkan veto tanpa hadirnya solusi.
.
.

Berbeda dengan Majelis Umum. Pada Majelis Umum, setiap negara anggota memiliki satu suara. Tak ada hak veto berlaku pada sidang ini.
Indonesia pernah mendapatkan kehormatan untuk menduduki jabatan Ketua Sidang Umum untuk masa sidang ke-26 pada tahun 1971. Jabatan itu dipercayakan kepada Adam Malik, yang pada saat itu menjabat Menteri Luar Negeri RI.

"Bukannya sidang Majelis Umum ini hanya sekali setahun?"
Pertemuan khusus pernah diadakan pada bulan Oktober 1995. Saat itu sidang diagendakan untuk memperingati perayaan 50 tahun PBB. Dan syarat untuk agenda khusus ini, dapat diadakan atas permintaan dari Dewan Keamanan atau mayoritas dari negara anggota PBB.
"Bukankah masalah perdamaian, dan keamanan sudah sangat spesifik berada di bawah pertimbangan Dewan Keamanan?"

Salah satu dari 8 tugas dan kekuasaan majelis umum adalah tentang pelaksanaan perdamaian dan keamanan internasional, maka rekomendasi atas hal itu masih dimungkinkan.
Dua Pertiga suara anggota yang setuju adalah syaratnya.
.
.
Memang sangat sulit, tapi bukan mustahil. Apakah kerumitan seperti ini akan mampu dilakukan oleh para birokrat Indonesia, itu cerita berbeda. Point utama adalah tak ada yang mustahil. Dan itu adalah tantangan bagi Indonesia di bawah Presiden Jokowi.
Demi perdamaian dunia, tak ada kata sulit dan mahal pantas dijadikan alasan. Demi nasib banyak bangsa yang terancam akibat potensi perang yang akan semakin meluas, kepiawaian diplomasi pemerintah Indonesia ditunggu.
Seperti makna kebebasan waktu yang hanya terjadi pada orang yang mampu memberikan segala karya, cipta, dan karsanya bagi semua, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, YA…, inilah waktu bagi Indonesia.
.
.
.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with NitNot ❘

NitNot ❘ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Leonita_Lestari

Feb 24
SEBAIKNYA KITA BERDOA SAJA
.
.
.
.

Bila ada salah satu negara dari Eropa Barat yang akan segera merespon perkembangan di Ukraina, bukan mustahil itu adalah Jerman. Jerman bagian timur secara geografis sangat dekat dengan Ukraina dan hanya berjarak Polandia di timurnya. Image
Dan benar, di utara, Jerman langsung melakukan antisipasi dan dikabarkan telah bersiap memimpin 1.610 pasukan. Itu terdiri dari personil tentara Jerman, Norwegia dan Latvia.
Kepada Presiden Latvia Egils Levits, Kanselir Jerman Olaf Scholz berkata, Jerman punya hak untuk berperang. Pernyataan itu dia katakan pada 17 Februari 22 saat menyertai 350 pasukan dari negaranya bergabung dengan pasukan Nato yang terpusat di negara itu. Image
Read 25 tweets
Feb 23
KAREL DOORMAN PUN MENYELINAP PERGI.
.
.
SEPERTI DI UJUNG SENJA KITA MASIH TERUS BERDEBAT MENCARI JAWAB DAN SESEKALI MELIRIK PADA RUMPUT YANG BERGOYANG. SIAPA TAHU DI SANA ADA JAWABNYA.
.
.
.
.
Janjinya, sesuai kesepakatan dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949, konon Belanda akan kembali bicara soal Papua barat. Bukan setahun atau dua tahun, bahkan hingga 10 tahun kemudian niat itu tak pernah mereka wujudkan.
Presiden Soekarno pun marah. Ide mengambil paksa beliau gaungkan. Menjadi masalah, negara ini tak memiliki alutsista memadai bagi pengambilan paksa tersebut.

Pilihan pertama, pada AS lah kita utarakan niat untuk membeli alutsista..
Read 39 tweets
Feb 23
Berdasarkan Kidung Panji-Wijayakrama, pasukan Yuan kemungkinan sempat menjarah desa Tuban dalam perjalanan mereka menuju Singasari.

Pasukan yang mana?
Sebelumnya, pasukan Yuan tercatat sempat berhenti di Ko-lan atau Pulau Belitung pada bulan Januari 1293. Pada Februari 1293, Ike Mese dan salah seorang komandan bawahannya berangkat terlebih dahulu untuk membawa perintah Kaisar mereka ke Singasari.
Pasukan utama dibawah Ike Mese itu lalu berlayar ke Karimunjawa, dan dari sana mereka berlayar ke Tuban.

Mereka membagi pasukan menjadi dua bagian. Pasukan pertama akan turun ke darat dan pasukan yang kedua tetap menggunakan perahu.
Read 4 tweets
Feb 20
DI LAUT ARMADA MONGOL BUKAN LAWAN SEIMBANG PELAUT NUSANTARA
.
.
.

Ketika lebih dari 500 kapal dan 40.000 pasukan harus dikerahkan oleh Dinasti Mongol saat menginvasi Jepang namun pada invasinya di Nusantara
mereka justru harus perlu menerjunkan armada kapal perangnya hingga jumlah mencapai 1.000 kapal namun pasukan yang disertakannya hanya 20 hingga 30 ribu saja, ini tentu terkait strategi.
.
.

Ini terkait dengan kelebihan lawan yang berbeda-beda yang akan mereka hadapi kelak.
Dan terkait strategi perang, pada saat itu, Mongol adalah jagonya. Buktinya adalah Eropa Timur meliputi Rusia, Ukraina, Polandia, Bulgaria, hingga Asia Tengah dan Asia dimana China, India hingga Pakistan mereka gulung dalam satu libasan saja pada perang yang mereka kobarkan.
Read 51 tweets
Feb 19
JALAN PANJANG DEMOKRASI KITA
.
.

- Tulisan panjang -
.
.

Ketika kamu lelah, istirahatlah. Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, bukalah lebih lebar pintu hatimu dengan apa itu makna teman.
Ketika penat melanda pikiranmu, ketika semua peristiwa tampak seolah menyatu dalam rumit tumpang tindih jejak yang tak lagi mudah diurai, mundurlah.
Seperti ketika kita berada dalam pusaran air, di sana, hanya ada dinding berputar tertampak & kita lalu terjebak pada pengulangan dan pengulangan. Selalu & selalu, dan hanya peristiwa-peristiwa itu saja yang hadir dalam putaran waktu kita dan kita merasa hilang. Kita terjebak...
Read 75 tweets
Feb 19
KIROEN DAN PARNO
.
.
.

Kiroen : "Dasar dajal..!!"

Parno : "Kenapa Roen?"

Kiroen : "Apa kalo bukan dajal namanya coba? Undang undang dibuat cuma buat jegal orang. Dzolim namanya tahu??"

Parno : "Undang undang apaan?"
Kiroen : " Undang undang Pilkada bego!! Loe tahu ga sih, ini inkonstitusional? Ini rezim dajal, rezim ga tahu diri!! Rezim yang ketakutan kalah makanya main curang."
Parno : "Emang ruginya apa buat loe Roen?"

Kiroen : " jiailaaahh...,ngaca! Ngaca loe sana!! Gubernur gw diikat dua tahun tauk??😡"

Parno : "Lah emang kapan sih Gubernur loe dipilih?"

Kiroen : "Tahun 2017, kenapa?"
Read 5 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(