Kadang, kita gak tau cara yang baik untuk memberi pendapat/input/masukan sehingga orang tidak mengerti dan bisa salah paham.
Kali ini, gue mau share guideline yang gue bikin ketika beropini atau memberi masukan ke orang lain.
A thread.
Jangan lupa untuk RT atau like thread ini juga ya. Jadi mungkin ada teman2 di circle kalian yang membutuhkan topik ini, bisa membaca dan terbantu dari thread ini. Because Sharing is Caring! Thank you for sharing!
Gue merasa, karena budaya kita itu sopan dan cenderung gak enakan, kita jadi susah untuk memberi tahu hal2 yang penting dan bisa membangun ketika berdiskusi.
Baik itu dalam project kantor, pertemanan, meeting keluarga dan banyak hal.
Makanya, gue belajar untuk bisa membedakan antara "KIND" dan "NICE". Nah ini jadi rancu, karena kalau di translate, artinya bisa jadi "BAIK".
Tapi buat personally, gue membadakan kalau, KIND itu "BAIK", dan NICE itu "RAMAH"
Dan ada perbedaan fundamental antara kedua kata ini.
Hal Baik (KIND) itu belum tentu Enak (NICE) untuk didengar, apalagi dilakukan.
Misal nih, kita menegur temen kita karena ngerokok, menegur tim di kantor karena mereka malas.
Baik gak niatnya? Hal yang baik itu kadang memang datang dalam bentuk teguran.
Tapi kadang, terlalu Ramah (NICE) bisa jadi akan menutupi niat Baik (KIND) kita. Karena ya ujung2nya kita jadi gak enakan, pakai bahasa yang halus karena kita takut menyakiti.
Ujung2nya, yang kita mau kasih input atau masukan, malah gak dapet inti yang ingin disampaikan.
Bagaimana nge balancenya dong antara KIND and NICE?
Menurut gue, kita perlu aware style kita gimana skrg sebelum bisa tau apa yang diimprove.
Perlu diinget, bahwa ini spectrum ya, jadi bisa berubah dan bergeser semau kita. Gak absolut juga. Jadi gunakan sebagai guideline ya.
Spectrum Ignorant - Not Kind, Not Nice
Ini mah ya udah. emang gak perduli aja.
Mau ada project mandeg, ya udah bodo amat, yang penting gue happy.
Nah, banyak kan yang kaya gini. Dimintain input susah.
So don't be like this kalau kita mau bertumbuh ya :)
Ini gue berbicara konteksnya kalau ada hal yang penting buat kita ya.
Kalau emang ada hal2 yang gak penting dan malah nguras energy, justru gue rekomen untuk jadi "ignorant"
Say 'no' and sebodo amat sama hal2 yang gini justru bagus untuk save energy kita buat hal2 penting.
Spectrum Incompetent - Nice, Not Kind
Kadang, kita tuh tau bahwa orang itu melakukan kesalahan, atau ada hal yang bisa diimprove biar dia bisa lebih berkembang.
Tapi karena kita gak enak ngomongnya, kita jadi muter2, bertele2, gak jelas ujungnya kemana.
Sering gak kaya gini?
Gue pun dulu begitu. Tapi ujung2nya, orang lain malah ngeliat gue jadi kaya gak paham apa yang gue omongin.
"Ya elah, ngerti gak sih dia mau ngomong apa. Gak jelas banget deh"
Karena "gak enakan", jadi boomerang untuk diri gue sendiri, apalagi yang berhubungan dengan kerjaan.
Kalau kaya gini, malahan kita jadi gak Baik (Kind) sama orang tersebut.
Kalau memang kita manager/leader/teman yang perduli, mendingan dia tau yang sebenernya gak sih? Kalau berguna untuk dia, kenapa musti sungkan.
Nah, gue coba implement mindset kaya gini waktu itu.
Jadi, ya kalau emang ada hal yang berguna buat siapapun itu, gue belajar buat kasih pendapat dan opini gue tanpa harus ngerasa sungkan dengan cara yang baik sehingga poinnya tersampaikan.
Langsung berubah saat itu juga gak? Ya perlu latihan bertahun2. Dan susah :D
Spectrum Arrogant - Kind, Not Nice
Ada orang yg lebih lantang dan lebih frontal menyampaikan pendapat.
Niatnya sh baik sama teman
Presentasinya jelek. Layout gak rapih. Dateng telat mulu, gak pernah tepatin janji.
Gondok kan ya, terus di tegur.. Eh malah tersinggung :D
Kadang, kita merasa bahwa opini kita itu yang paling benar dan orang harus mendengar buat kebaikan dia.
Makanya kita omelin, kita nasehatin.
Tapi kita lupa, bahwa gak semua orang mau dan pengen berubah. Kita juga gak bisa ngontrol orang lain.
Yang niatnya baik, malah jadi boomerang lagi buat kita.
Yang harusnya baik jadi gak baik, karena kita lupa untuk jadi ramah (Nice).
Ramah kaya gimana? Ya pake kata2 yang halus, mencoba mengerti posisi dia, dan lain sebagainya.
Jadi, niatnya baik, caranya yang salah.
Spectrum Assertive - Kind, Nice
Nah, ini yang paling ideal deh. Kalau diperhatiin Baik (Kind) itu lebih ke niatnya, dan Ramah (Nice) lebih ke caranya.
Nah disini kita udah lebih dewasa, lebih bisa menghargai orang lain, kita juga punya input yang baik.
Disini, ya udah, kita berusaha tau bahwa setiap orang punya ruang buat improvement, tapi gak semua orang mau untuk berubah.
Kita juga lebih confident untuk kasih tau masukan kita.
Mindset kita lebih ke arah "Gue kasih tau hal ini buat kebaikan dia ya"
Buat bisa 'assertive' butuh kedewasaan dan emosi yang stabil. Jadi kalo kita ngebilangin orang nya, kalo orangny batu dan gak bisa dibilangin, ya udah gpp.
Jadi kita juga lebih legowo dan lebih happy juga abis ngasih tau nya.
Caranya gimana dong buat bisa assertive?
Ada 3 mindset yang biasa gue apply ketika gue musti menjadi assertive biar orang lebih paham dan mengerti maksud gue apa.
1. "Terima Kasih" 2. "Could, not Should" 3. "If I were you.."
Nah, penasaran kan 3 point diatas itu apa? Nanti gue akan share di thread berikutnya ya!
Semoga dengan framework yang gue share, kita bisa tau nih dimana posisi kita sekarang.
Karena kalau kita gak aware apakah kita masuk di spectrum Ignorant, Arrogant, Incompetent akan susah buat kita masuk ke spectrum Assertive.
Kalau dari teman2 sendiri, ada gak mungkin kesulitan yang biasa ditemukan waktu mau kasih opini atau pendapat? Dan di spectrum mana temen2 sekarang?
Kalau ada yang mau share pengalamannya, boleh ya reply di tweet ini. More than happy to hear the story!
Terima kasih yang udah membaca thread ini!
Semoga analoginya jelas dan membantu ya.
Banyak dari kita (termasuk gue) yang kadang suka bertanya :
"Gimana ya caranya biar kita bisa berdampak di kantor/komunitas/lingkungan/dll?"
Kali ini, gue mau share apa POV gue tentang apa artinya "Impactful"
A Thread
Disclaimer :
Ini adalah berdasarkan pengalaman gue pribadi, dan bukan satu satunya cara yang benar ya. Jadi masih ada pendapat lain tentang topik ini.
Jadi, jangan ditelan atau dipraktekan mentah2 ya.
Perlu kebijaksanaan juga ya :)
Menurut gue, kadang kita terjebak dalam pemikiran bahwa apa yang kita lakukan itu harus sesuai dengan passion atau purpose kita agar apa yang kita lakukan itu BERDAMPAK dan BERARTI.
Gak salah, tapi kadang orang suka kelupaan step awalnya, yaitu BERGUNA.