= BANTEN PEJATI =
Arti & Makna unsur-unsur Filosofinya
Bagian 1:
Dalam Lontar Yajña Prakrti disebutkan:
“sahananing bebanten pinaka raganta tuwi, pinaka warna rupaning Ida Bhatara, pinaka anda bhuana”
artinya:
semua jenis banten (upakara) adalah merupakan simbol diri kita, lambang kemahakuasaan Hyang Widhi dan sebagai lambang Bhuana Agung (alam semesta).
Dan Dalam Lontar Tegesing Sarwa Banten, dinyatakan:
Artinya:
Banten itu adalah buah pemikiran artinya pemikiran yang lengkap dan bersih.
Banten pejati adalah nama Banten atau (upakara), sesajen yang sering dipergunakan sebagai sarana untuk mempermaklumkan tentang kesungguhan hati akan melaksanakan suatu upacara, dipersaksikan ke hadapan Hyang Widhi dan prabhavaNya.
Bila dihayati secara mendalam, banten merupakan wujud dari pemikiran yang lengkap yang didasari dengan hati yang tulus & suci. Mewujudkan banten yang akan dapat disaksikan berwujud indah, rapi, meriah & unik mengandung simbol, diawali dari pemikiran yang bersih, tulus & suci.
Bentuk banten itu mempunyai makna dan nilai yang tinggi mengandung simbolis filosofis yang mendalam. Banten itu kemudian dipakai untuk menyampaikan rasa cinta, bhakti dan kasih.
Unsur Unsur Filosofi Dalam Banten Pejati
Pejati berasal bahasa Bali, dari kata “jati” mendapat awalan “pa”. Jati berarti sungguh2, benar-benar. Banten pejati adalah sekelompok banten yg dipakai sarana utk menyatakan rasa kesungguhan hati kehadapan Hyang Widhi & manifestasiNya,
akan melaksanakan suatu upacara dan mohon dipersaksikan, dengan tujuan agar mendapatkan keselamatan. Banten pejati merupakan banten pokok yang senantiasa dipergunakan dalam Pañca Yajña.
Adapun unsur-unsur banten pejati, yaitu: 1. Daksina Unsur-unsur yg membentuk daksina:
- Alas bedogan/srembeng/wakul/katung; terbuat dari janur/slepan yg bentuknya bulat & sedikit panjang serta ada batas pinggirnya. Alas Bedogan ini lambang pertiwi unsur yg dapat dilihat dg jelas.
- Bedogan/ srembeng/wakul/katung/ srobong daksina ;terbuat dari janur/slepan yang dibuat melinkar & tinggi, seukuran dengan alas wakul. Bedogan bagian tengah ini adalah lambang Akasa yang tanpa tepi. Srembeng daksina juga merupakan lambang dari hukum Rta ( Hukum Abadi tuhan )
- Tampak; dibuat dari dua potongan janur lalu dijahit shg membentuk tanda tambah. Tampat adalah lambang keseimbangan baik makrokosmos maupun mikrokosmos.
- Beras; lambang dari hasil bumi yg menjadi sumber penghidupan manusia di dunia ini. Hyang Tri Murti (Brahma, Visnu, Siva)
- Porosan; terbuat dari daun sirih, kapur dan pinang diikat sedemikian rupa sehingga menjadi satu, porosan adalah lambang pemujaan
- Uang Kepeng; adalah lambang dari Deva Brahma yang merupakan inti kekuatan untuk menciptakan hidup dan sumber kehidupan.
- Benang Tukelan; adalah simbol dari naga Anantabhoga dan naga Basuki dan naga Taksaka dalam proses pemutaran Mandara Giri di Kserarnava untuk mendapatkan Tirtha Amertha dan juga simbolis dari penghubung antara Jivatman yang tidak akan berakhir sampai terjadinya Pralina.
Sebelum Pralina Atman yang berasal dari Paramatman akan terus menerus mengalami penjelmaan yang berulang-ulang sebelum mencapai Moksa. Dan semuanya akan kembali pada Hyang Widhi kalau sudah Pralina.
- Telor Itik; dibungkus dg ketupat telor, ialah lambang awal kehidupan, lambang Bhuana Alit yg menghuni bumi ini, krn pada telor terdiri dari 3 lapisan; Kuning Telor lambang Antah karana sarira, Putih Telor lambang Suksma Sarira, & Kulit telor lambang Sthula sarira.
- Pisang, Tebu & Kojong; adalah simbol manusia yang menghuni bumi sebagai bagian dari ala mini. Idialnya manusia penghuni bumi ini hidup dengan Tri kaya Parisudhanya.
- Gegantusan; yang terbuat dari kacan-kacangan dan bumbu-bumbuan, adalah lambang sad rasa & lambang kemakmuran.
- Papeselan yang terbuat dari 5 jenis dedaunan yg diikat menjadi satu adalah lambang Panca Devata;
- daun duku lambang Isvara,
- daun manggis lambang Brahma,
- daun durian lambang Mahadeva,
- daun salak lambang Visnu,
- daun nangka atau timbul lamban Siva.
Papeselan juga merupakan lambang kerjasama (Tri Hita Karana).
- Buah Kemiri; adalah sibol Purusa / Kejiwaan / Laki-laki.
- Buah kluwek/Pangi; lambang pradhana / kebendaan / perempuan.
– Kelapa; simbol Pawitra (air keabadian/amertha) atau lambang alam semesta yg terdiri dari tujuh lapisan (sapta loka & sapta patala) karena ternyata kelapa memiliki tujuh lapisan ke dalam & tujuh lapisan ke luar.
- Air sebagai lambang Mahatala,
- Isi lembutnya lambang Talatala,
- Isinya lambang tala,
- Lapisan pada isinya lambang Antala,
- Lapisan isi yang keras lambang sutala,
- Lapisan tipis paling dalam lambang Nitala,
- Batoknya lambang Patala.
Sedangkan lambang Sapta Loka pada kelapa yaitu:
- Bulu batok kelapa sebagai lambang Bhur loka,
- Serat saluran sebagailambang Bhuvah loka,
- Serat serabut basah lambang svah loka,
- Serabut basah lambang Maha loka,
- Serabut kering lambang Jnana loka,
- Kulit serat kering lambang Tapa loka,
-Kulit kering lambang Satya loka.
Kelapa dikupas dibersihkan hingga kelihatan batoknya dg maksud krn Bhuana Agung sthana Hyang Widhi tentunya harus bersih dari unsur2 gejolak indria yg mengikat & serabut kelapa itu lambang pengikat indria.
– Sesari; sebagai labang saripati dari karma atau pekerjaan (Dana Paramitha)
– Sampyan Payasan; terbuat dari janur dibuat menyerupai segi tiga, lambang dari Tri Kona; Utpeti, Sthiti dan Pralina.
– Sampyan pusung; terbuat dari janur dibentuk sehingga menyerupai pusungan rambut, sesunggunya tujuan akhir manusia adalah Brahman dan pusungan itu simbol pengerucutan dari indria-indria
Bersambung
Rahajeng Semeng Semeton lan Sedulur Sami
Rahayu 😇🌾🙏🏻
Lontar ini mengupas tentang tata cara merawat atau menjaga wanita yang sedang hamil. Dalam merawat atau menjaganya senantiasa tetap berpikir yang baik, berbuat yang baik dan berkata yang baik.
Made Cami Sandi Untara, S,Fil.H, M.Ag mengatakan, dalam Lontar Baberatan Wong Beling / wanita hamil yang sedang tidur pantang dibangunkan paksa. Begitupula tidak boleh melangkahinya.
Saat wanita yang sedang hamil tertidur pulas, maka saat itulah Sang Hyang Suksma dan Sang Hyang Prama Wisesa sedang beryoga membuat kehidupan sang bayi.
Mengamati banyak Pura kuno yang ada di Bali, sebagian besar letaknya di tempat-tempat yang sulit dijangkau. Misalnya; Pura pasar Agung , Pura Lempuyang di Karangasem, Pura Pucak Manik di wilayah Singaraja dan Pura lainnya
Kenapa senang sekali membangun Pura ditempat yang susah digapai? Kenapa bisa seperti itu? Apakah leluhur kita dahulu tidak bisa mencari tempat strategis pada saat dibangunnya pura tersebut? Kenapa Beliau tidak mau lakukan itu?
Ini tidak lain karena leluhur ingin ajarannya tetap dipraktekkan oleh keturunannya dimasa depan Yaitu Ajaran Yoga.
Yoga merupakan aktivitas yang mampu meningkatkan kerohanian, dan mampu menuntun umat manusia untuk menemukan jati dirinya (mewali ring sangkanin dumadi).
= BALI, HINDU & BUDAYA =
Biarkanlah Bali berkembang sesuai dengan Alamnya, karena telah terbukti bisa mendatangkan daya tarik tersendiri. Jangan lupa pada asal mula kita, sumbangkanlah sesuatu demi terjaganya warisan leluhur kita.
Bagi umat Hindu yang tetap berada di Bali semestinya sadar tentang tanggung jawab, sehingga secara bersama-sama kita menjaga ajegnya Bali dalam arti luas. mulailah menjadi atau menuju masyarakat produktif.
Satu lagi yang perlu diingat adalah bahwa pulau Bali tidak memiliki kekayaan alam yang dapat menghidupi Bali itu sendiri, seperti di daerah lain yang memiliki tambang, mengandalkan hasil hutan dan lain sebagainya.
Bali memang sudah terkenal dan dikenal oleh banyak orang, berkat tatanan kehidupan masyarakatnya masih sangat unik, alamnya yang indah, masyarakatnya sangat religius.
Tetapi masih banyak pula orang yang belum mengenalnya secara mendasar, sehingga masih ada penilaian yang miring terhadap Bali, baik datangnya dari luar maupun dari dalam.
Saya sebenarnya menganggap itu adalah wajar-wajar saja, sebab saya menganggap mereka masih perlu belajar banyak lagi tentang Bali. Tetapi sayangnya juga, kebanyakan dari mereka tanpa berpikir atau menelusuri, tahu-tahu memvonis.